Berbeda dengan Pangeran Pertama yang merana atau Pangeran Ketiga yang sedang menikmati indahnya malam pertama, Murong Ying Lan sedang duduk di Aula bersama dengan kelompoknya. Orang-orang yang beraliansi dengannya juga sudah datang. Mo Shang dan Yan Qing Cheng duduk di Aula utama dengan tenang.Utusan Raja Zhou Xiuhuan, Gui Yan juga berada di sana. "Pangeran Kedua, 500.000 pasukan Negara Zhou sudah disiapkan di perbatasan Negara Zhou dengan Da Liang. Perang dua negara ini sudah tidak mungkin dihindari lagi, untuk mengembalikan harga diri Negara Zhou yang selama dua puluh tahun ini ditindas oleh Da Liang. Putri Kecil Zhou Yichang kami disandera di harem kaisar Da Liang. Itu adalah penghinaan paling besar yang harus Negara Zhou kami terima dari Da Liang."Gui Yan tidak menahan kemarahan. Selama bertahun-tahun Negara Zhou sudah menahan diri, tidak berani menampakkan rasa marah. Sekarang, kekuatan militer susah berlipat ganda, mana mungkin masih harus menahan diri lagi."Tuan Gui Yan, Pa
Huantian beberapa kali membuang napas gusar di Aula utama Paviliun Xin He. Perasaan tertekan harus kembali menyapa relung hati, karena harus menerima kenyataan tidak menyenangkan baginya. Pintu kamar pengantin masih tertutup rapat. Padahal sekarang sudah tengah hari.Kaisar memerintahkannya untuk mengunjungi Pangeran Ketiga, karena sudah satu pekan sejak hari pernikahan, Xuan Yuan tidak hadir di Pengadilan Istana."Yunxi, apa majikanmu sudah berubah menjadi seorang pemalas? Hari sudah begitu siang, kenapa masih belum juga bangun? Huh...." Huantian mendengus kesal."Putra Mahkota, mohon pemakluman Anda. Pangeran Ketiga masih menikmati masa pengantin baru. Kami tidak berani mengganggunya. Sudah satu pekan, tapi mereka belum keluar dari kamar pengantin sama sekali." Yunxi berkata pelan."Apa? Sudah satu pekan ini, mereka tidak keluar dari kamar pengantin?" Sepasang netra Huantian membelalak sempurna. "Sungguh keterlaluan, sebenarnya apa yang sedang mereka lakukan di dalam sana?" raung Hu
Mulai tampak kesibukan di Paviliun Xing He hari ini. Satu pekan terakhir, tiga pengawal pribadi Xuan Yuan telah hidup dengan sangat santai, karena majikan mereka tidak menurunkan perintah apapun. sekarang ada begitu banyak tugas penting yang harus mereka lakukan.Kaisar sudah memberi titah pada semua anggota militer untuk bersiap memberikan kontribusi untuk Da Liang. Sebanyak 500.000 pasukan telah dipersiapkan untuk berangkat menuju perbatasan.Pangeran Ketiga akan menyusul setelah ritual pembuatan senjata surgawi selesai. Orang yang paling sibuk dalam hal ini tentu saja Xin Qian. Tak ada orang lain yang bisa membuat senjata surgawi kecuali dirinya."QianQian, apa kamu kelelahan?" tanya Xuan Yuan yang tiba-tiba sudah berada di sana. Kedua tangan kekar Dewa Perang Da Liang itu mulai memijit punggung wanitanya lembut. "Satu pekan terakhir kamu sudah memberi hukuman berat, sekarang masih harus ditambah dengan hukuman lain. Sebenarnya, kamu ini menyayangiku atau tidak?" Xin Qian mengeruc
Menerima laporan Ming Ye, bibir Xuan Yuan melengkung. Pada akhirnya, guru dan saudari seperguruan istrinya datang berkunjung untuk mengucapkan selamat atas pernikahan mereka.Berkebalikan dengan Xin Qian, saat ini wajahnya sangat rumit. Siapakah dia wanita ini? Berbagai pertanyaan bermain-main di dalam benak Xin Qian. "QianQian, ayo cepat sambut kedatangan Guru!" ajak Xuan Yuan yang buru-buru meninggalkan pekerjaannya. Bakti seorang murid kepada Guru tidak boleh diabaikan. Guru sudah merawat dan mengajari Xin Qian sehingga mempunyai kepandaian surgawi seperti ini, mana boleh disia-siakan.Xin Qian masih berdiri tertegun tanpa tahu harus berbuat apa. Jika benar dua wanita itu adalah anggota Sekte Emei, bukankah akan menjadi masalah besar untuknya. Dia hanya mengaku-ngaku sebagai murid dari Sekte Emei. "Aah, ke-kenapa Guru harus datang ke Istana Xi Wei?" Xin Qian bertanya bodoh."Kamu ini, tentu saja untuk mengucapkan selamat atas pernikahan kita. Apa kamu lupa!" Xuan Yuan menjentik
Pandangan mata Xin Qian semakin menggelap. Di detik berikutnya, Permaisuri Pangeran Ketiga itu benar-benar kehilangan kesadaran. Tak urung, semua orang yang ada di Aula mendadak panik. Terdengar pekikan suara Selir Hui yang panik melihat menantunya yang hebat melorot dari kursi. Untung saja Pangeran Ketiga segera membopongnya, sebelum tubuh wanitanya jatuh ke lantai."QianQian!" panggil Pangeran Ketiga berulang kali dengan wajah panik. Mei Yin dan Qionglin tak jauh berbeda. Dua wanita itu juga sangat panik.Pangeran Ketiga menepuk lembut wajah Xin Qian, tapi sia-sia. Keringat dingin mengalir di wajah pucat Xin Qian."Panggilkan Tabib Yang!" titah Selir Hui tak jauh berbeda.Wanita paruh baya kesayangan Kaisar Murong Tian Yi itu kaget setengah mati melihat menantunya yang sangat luar biasa ini kenapa tiba-tiba pingsan. "Yuan'er, bawa QianQian ke Aula samping!" titahnya pada Xuan Yuan yang masih linglung tidak tahu harus berbuat apa.Situasi yang sangat ironis. Pangeran Ketiga sudah
Ada begitu banyak pertanyaan di kepala Xin Qian yang tak bisa terungkapkan. Dia tidak bisa bertanya secara langsung terkait kebenarannya. Lagipula, dia tidak mengenal ciri khas Sekte Emei di zaman kuno sama sekali. Jadi, seberapapun besar rasa curiga yang bersemayam di dalam hati, Xin Qian hanya bisa menahannya."Qian'er, kamu yang selesaikan ritual pembuatan senjata surgawi. Guru akan menyiapkan hal lain. Sebelum aku memporak-porandakan Negara Zhou, hatiku belum merasa puas." Mei Yin berkata dengan dada naik turun menahan emosi."Guru, kenapa Guru tidak membawa murid peringkat satu untuk membatu di dalam pertempuran nanti?" tanya Xin Qian kemudian. Jika ada murid dari Sekte Emei, mungkin Xin Qian akan lebih mudah untuk menggali informasi. Apa yang terjadi saat ini memang sangat tidak masuk akal. Kenapa dua orang itu mengenalinya sebagai Xin Qian murid dari Sekte Emei? "Qian'er, kamu ini bicara apa? Kenapa harus mengajak murid peringkat satu dalam perang ini. Jika Guru sudah turun t
Pangeran Ketiga sudah membawa Xin Qian kembali ke Paviliun Xing He. Di halaman belakang, wanitanya itu hanya diminta untuk duduk tanpa berbuat apapun. Guru sudah berkata untuk menjaga Xin Qian dengan baik, mana mungkin Xuan Yuan berani membantah. "A Yuan, bagaimana ini, aku tidak mungkin bisa melanjutkan ritual." Xin Qian berkata lemah, mengeluhkan kondisinya yang masih lemas. Sebenarnya, situasi ini sangat menguntungkan. Dia akan menikmati waktu sedikit berleha-leha tanpa dominasi Xuan Yuan."QianQian, kamu bisa memberiku instruksi aku harus berbuat apa. Biar aku yang melanjutkan ritual ini." Xuan Yuan berkata lembut.Melihat Xin Qian pingsan, nyawa Xuan Yuan nyaris ikut terbang menghilang. Tidak bisa membayangkan jika dia harus kehilangan wanita ini di dalam hidupnya."Baiklah, kalau begitu. Aku tidak segan lagi merepotkanmu," sahut Xin Qian sambil tersenyum.Xuan Yuan merasa rumit. Jika yang berkata demikian bukan Xin Qian, orang itu pasti sudah dibunuhnya. Sedari kecil, tak ada y
Di ruangan pribadi Pangeran Ketiga, pasangan suami istri itu sedang berbaring di ranjang. Memikirkan kembali perbincangannya dengan wanita bernama Qionglin, Xin Qian merasa begitu gusar. Jika dugaannya tidak salah, ada nama Xin Qian lain di zaman kuno ini. Lebih rumitnya lagi, mereka mempunyai wajah yang mirip. Jika tidak, mana mungkin Qionglin dan Mei Yin bisa menganggapnya sebagai bagian dari sektenya.Ada begitu banyak kemungkinan hasil analisanya. "A Yuan, apakah kamu mencintaiku?" tanya Xin Qian gamang.Bagaimana jika pria ini tahu yang sebenarnya, bahwa dia hanyalah seorang pembohong. Apakah A Yuan masih tetap akan mencintainya?Hati Xin Qian merasa sangat rumit. Pangeran Ketiga menoleh. Ditatapnya wajah melankolis Xin Qian yang diliputi keresahan. Perlahan, dia menarik tubuh Xin Qian dalam pelukannya. "Apakah masih perlu bertanya? QianQian, kamu membuatku gila. Tak pernah ada wanita lain yang bisa membuatku seperti ini." Xuan Yuan mendaratkan kecupan di dahi Xin Qian lembut.