Tak ada wajah semringah yang ditampilan Xin Qian hari ini. Pikirannya penuh dengan rasa takut dan khawatir tentang kedatangan wanita bernama Xin Qian yang berasal dari zaman kuno. Sebuah kebetulan yang menyedihkan pada akhirnya.Mulutnya yang asal bicara menyebut nama Sekte Emei, pada awalnya hanya untuk mendapatkan pengakuan latar belakang. Tidak disangka akan berakhir rumit seperti ini. Xin Qian adalah seorang petualang waktu, yang tak sengaja bisa datang di zaman ini. Tersangkut dalam hidup Pangeran Ketiga Da Liang telah memaksanya tinggal di tempat ini.Hampir saja, Xin Qian melupakan latar belakangnya, jika tidak ada kehadiran Mei Yin dan Qionglin. "QianQian, akhirnya ritual pembuatan senjata surgawi sudah selesai." Xuan Yuan berseru bahagia. Ada kelegaan yang terdengar dari nada suaranya yang begitu riang.Xin Qian tersadar dari lamunan. Bibir wanita cantik itu melengkung indah. Melihat suaminya begitu riang gembira karena telah menyelesaikan ritual, dia ikut bergembira. Kelak,
Pangeran Kedua Murong Ying Lan sedang menatap rumit pada seorang gadis cantik yang sedang menangkap ikan di sungai. Bibirnya ternganga lebar seakan pemandangan di depan mata adalah sesuatu yang luar biasa. "Xin Qian!" panggilnya dengan begitu bersemangat. Meski tidak masuk akal jika dipikir dengan logika. Namun, logika Tuan Pemimpin sudah lumpuh saat melihat Xin Qian di tempat ini."Pangeran Kedua, bukankah ... Nona Xin Qian ada di Ibukota Hangzhou?" Chen Yihan sama terkejutnya dengan Ying Lan. Sosok Xin Qian sedang menangkap ikan di sungai. Lengan bajunya tersingkap hingga siku, memperlihatkan lengan putihnya yang indah, membuat Ying Lan tak berkedip. "Jangan melihatnya!" Ying Lan mendengus pada Chen Yihan tak suka. Orang lain tidak boleh melihat anggota tubuh Xin Qian. Dia adalah calon ratu Da Liang, calon ratunya.Seakan tidak mendengar suara panggilan Ying Lan, Xin Qian itu masih sibuk di dalam sungai. Hanfu bagian bawahnya sudah basah oleh air sungai.Ying Lan melangkah semak
Mei Yin memimpin langkah di depan dengan penuh percaya diri. Di belakangnya, Qionglin membawa senjata mutakhir yang akan dicoba kehebatannya kali ini. Sementara, Xin Qian dan Xuan Yuan mengekor di belakang keduanya.Tiga pengawal tidak ketinggalan. Mereka ingin menyaksikan kehebatan senjata mutakhir. Ming Ye mendorong gerobak yang akan dijadikan basis peluncuran panah api yang diciptakan oleh Mei Yin.Yunxi membawa kotak yang ratusan anak panah yang sudah dikaitkan dengan dinamid buatan Mei Yin.Mengenai senjata surgawi yang bernama granat, mereka sudah mengetahui kehebatannya seperti apa. Bisa dibilang, senjata surgawi ciptaan Permaisuri Xin tidak ada duanya di dunia ini. Sekali lempar, akan ada begitu banyak orang yang terbakar. Mereka masih bertanya-tanya, bagaimana cara kerja dari senjata baru ini. "Guru, di tempat ini kita bisa menguji bagaimana cara kerja senjata ini." Xuan Yuan memerintahkan kepada Xue untuk menyiapkan sasaran target seperti yang diminta oleh Mei Yin."Cara k
Murong Huantian mengantar keberangkatan kelompok pasukan yang membawa senjata surgawi dan juga senjata mutakhir di gerbang kota Hangzhou. Putra Mahkota Da Liang itu tidak bisa ikut serta ke perbatasan. Rasa rumit yang menggelayuti hati Huantian membuatnya sama sekali tidak bisa menyunggingkan senyuman.Belum lama, Xuan Yuan dan Xin Qian harus mengemban tugas menangani wabah maut hitam di Kota Tangluo. Sekarang, mereka harus kembali meninggalkan Hangzhou untuk tugas lain. Tidak masalah jika yang pergi adalah adik ketiganya. Xuan Yuan memang nyaris menghabiskan waktu di perbatasan. Yang membuatnya tidak bahagia adalah karena Xin Qian harus ikut serta dengan suaminya.Tidak bisa melihat Xin Qian untuk waktu yang lama, membuat hati Huantian tidak rela. Seberapa kerasnya upaya Huantian untuk menghilangkan rasa yang sudah bercokol kuat di dalam hatinya itu, tak bisa mengalihkan Xin Qian dari kepalanya. Ada begitu banyak selir di Istana Barat, mereka tak bisa menggantikan satu Xin Qian. Se
Di ruang sidang Istana, Kaisar sedang duduk melamun di kursi naga sendirian. Para pejabat sudah meninggalkan ruangan sejak tiga puluh menit yang lalu. Namun, Kaisar masih tak beranjak satu langkah pun dari sana.Hanya tersisa Murong Huantian yang ada di sana. Dua pria itu tak saling bicara satu sama lain selama jeda waktu tiga puluh menit tersebut. Kasim Bao yang berdiri di sisi Kaisar juga diam tak bersuara. Seakan mereka sudah saling mengerti keluhan masing-masing dalam diam."Tian'er, kali ini kamu akan mengeluhkan apa?" Kaisar melirik putra sulungnya itu dengan ekor matanya.Putra Mahkota tidak pergi seperti yang lainnya dari aula, Kaisar tahu dia pasti mempunyai keluhan."Ayah, apa aku boleh menyusul ke perbatasan?" Akhirnya dia mengungkapkan keresahan hatinya. Huantian tidak berani menatap Kaisar ketika mengatakannya. Tentu saja dia sudah tahu bahwa permintaannya ini pasti akan ditolak oleh sang Ayah. Posisinya saat ini sangat sulit. Di antara tiga pangeran putra Kaisar yang
Tatap mata Yan Huaxin membara karena rasa iri dan cemburu menatap pemandangan di depannya. Pangeran Kedua Da Liang sedang duduk berduaan dengan Qian'er di bangku taman menikmati seduhan teh dan kudapan. Fisik yang nyaris seratus persen sama dengan QianQian yang dicintainya, tetap menjadi godaan tersendiri di mata Murong Ying Lan. Meski putra Selir Zhou itu sangat membenci wanita bodoh, tapi dia sangat menyukai wajah Qian'er. Imajinasinya bermain, seakan yang ada di hadapannya ini adalah QianQian bukan Qian'er."Kenapa semua pria harus tergila-gila dengan Xin Qian? Bukankah aku jauh lebih cantik?" geram Yan Huaxin sambil mengepalkan tangan."Jangan memandang tinggi dirimu. Saat ini tugasmu hanyalah melayaniku dengan baik di ranjang, jangan memikirkan hal lain!" seru Yihan tak suka. "Apa di dalam kepalamu isinya hanya masalah ranjang?!" sembur Yan Huaxin jengkel. Setiap kali bicara, Yihan selalu saja mengungkit masalah aktivitas ranjang. Benar-benar menyebalkan!"Kenapa, hmm? Bukankah
Perjalanan menuju perbatasan sudah ditempuh selama satu pekan. Pasukan yang panjangnya lima kilometer ke belakang itu harus beristirahat di waktu malam untuk mengumpulkan tenaga. Kelak, peperangan akan membutuhkan kondisi tubuh mereka yang maksimal. Xuan Yuan tentu saja memperhitungkan semuanya. Dia juga harus memperhatikan asupan makanan bergizi untuk mereka semua.Kali ini, dia berencana untuk menyingkat waktu pertempuran dengan membawa begitu banyak senjata surgawi dan panah api berseluncur roket. Semakin panjang waktu peperangan, akan semakin menunda rencananya untuk meninggalkan Da Liang.Pangeran Ketiga Da Liang dan tiga pengawalnya sedang duduk mengelilingi api unggun."Apa sudah ada kabar dari Yong?" tanya Xuan Yuan pada mereka."Pasukan dari Negara Zhou sedang menunggu kita. Sepertinya, Pangeran Kedua sudah tak sabar untuk bertempur dengan Anda." Xue berkata rumit.Mereka tentu saja tahu, hubungan baik antara Pangeran Ketiga dengan Pangeran Kedua selama ini."Dia sudah mengin
Sampai di barak militer perbatasan, Xuan Yuan sudah sibuk mengadakan pertemuan dengan para jendral yang ada di sana. Dia harus mensosialisasikan senjata baru mereka pada para pemimpin pasukan sampai level terkecil. Mulai dari pimpinan Divisi, Brigade dan Batalyon harus diberikan sosialisasi dengan baik mengenai senjata baru yang akan mereka pakai untuk berperang dengan Negara Zhou."Yong sudah melaporkan, bahwa Negara Zhou akan menggunakan taktik formasi yang bisa dipakai untuk memecah persatuan pasukan kita di medan perang. Dengan formasi itu, mereka sudah merencanakan kemenangan." Xuan Yuan menggambarkan formasi yang akan digunakan oleh Negara Zhou. Yong dan yang lainnya bekerja dengan begitu baik. Bahkan bisa menyusup di dalam pasukan yang akan bergerak di medan perang."Pimpinan formasi dan pasukan yang ada di dalam formasi itu memakai baju zirah yang terbuat dari baja, senjata yang digunakan juga senjata yang dibuat secara khusus." Semua informasi ini harus disampaikan pada para
Dua tahun sejak kehadiran Pangeran Ketiga di Kota Chang'an, kehidupan di kota ini sudah sangat jauh berbeda. Pasar-pasar sangat ramai didatangi orang-orang dari luar wilayah. Chang'an memproduksi barang-barang yang tidak dihasilkan oleh kota-kota yang lain.Penduduk yang semula hidup di bawah garis kemiskinan, kini bisa hidup lebih baik. Pangeran Ketiga mengembangkan obat-obatan herbal, berbagai jenis senjata, sutera berkualitas tinggi dan berbagai barang lain yang hanya ada di Kota Chang'an.Permaisuri Xin dijuluki jenius yang berhasil menciptakan terobosan baru dalam menghasilkan berbagai barang tersebut. Apa yang pernah Xin Qian lihat di zaman modern, dia mengembangkannya di tempat ini disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang terbatas. Kendati demikian, hal tersebut menjadi terobosan yang luar biasa. Buktinya, berbagai barang tersebut mampu membuat nama Chang'an yang semula tak pernah diperhitungkan oleh dunia, sekarang menjadi salah satu kota yang paling banyak dibicarakan.P
Seorang wanita tua duduk merana di dalam jeruji besi. Ada besi berbentuk bulat sebesar bola dan rantai besar yang terikat di kakinya. Dengan usia setua Nenek Bai yang berusia lebih dari enam puluh tahun, para penjaga penjara surgawi memang sedikit berlebihan. Tanpa diikat dengan rantai sebesar itu saja, Nenek Bai tidak mungkin bisa melarikan diri dari sini. Xin Qian membuang napas melihatnya. Orang-orang zaman kuno memang sangat tidak masuk akal. "Bagaimana hasil pemeriksaan Nenek Bai?" bisik Xin Qian pada suaminya."Dia menemukan Lin Chao Feng pingsan di pinggir sungai. Setelah setengah hari menunggu, pria itu baru siuman. Nenek Bai mengajaknya pulang dan mengakuinya sebagai cucu. Hanya itu saja pengakuannya." Xuan Yuan berkata datar."Hmm, cukup masuk akal," sahut Xin Qian.Pangeran Ketiga menoleh. Ditatapnya wajah cantik Xin Qian dengan dahi mengernyit."QianQian, katakan padaku, kenapa kamu bisa bilang bahwa penjelasannya cukup masuk akal?" Xuan Yuan bahkan tidak percaya sama s
Sehari berselang selepas proses eksekusi Lin Chao Feng, Mei Yin dan Qionglin bergegas untuk menemui Permaisuri Xin. Ketika keduanya sampai di depan aula Paviliun Bulan, Xue yang datang menemui."Tuan Xue, ada hal yang harus saya sampaikan pada Permaisuri Xin hari ini." Wanita tua itu berinisiatif untuk berkata lebih dahulu sebelum Xue bertanya."Guru Mei harap menunggu sebentar. Hamba akan menyampaikan kepada Permaisuri Xin terlebih dahulu." Xue segera berlalu setelah selesai mengatakan kalimat tersebut."Guru, apa Anda yakin akan memberi hukuman untuk Qian'er?" ungkap Qionglin."Tentu saja, kejahatan Qian'er sudah begitu berat. Ada ratusan pasukan Da Liang yang mati keracunan, sedangkan ribuan lainnya terinfeksi racun. Apakah ini jenis kejahatan ringan?" sahut Mei Yin.Meski Qian'er adalah murid yang dirawatnya sendiri sejak masih kecil. Kejahatan tetaplah kejahatan. Dia tidak bisa mengabaikan nyawa ribuan orang yang menderita karena kasih sayangnya pada Qian'er. Apalagi, Qian'er ma
Xuan Yuan tidak memberi izin Permaisuri Xin untuk mengikuti proses hukuman Lin Chao Feng. Tak ingin memberi kesempatan untuk penjahat itu melihat wajah cantik Xin Qian barang sebentar saja supaya tidak menyisakan rasa sesal di dalam hatinya di ujung kematian. Pangeran Ketiga memang sekejam itu.Eksekusi hukuman ini disaksikan oleh penduduk Kota Chang'an."Untuk pelajaran bagi kalian semua yang masih menyimpan niat jahat untuk mencelakai kami, sebaiknya segera hapus baik-baik dari hati kalian. Kalian saksikan, pria ini bernama Lin Chao Feng, dia berniat untuk mencelakai Permaisuri Xin dan dua pangeran kecil. Aku tidak akan segan memenggal kepala orang ini." Xuan Yuan berpidato dengan tegas. Kembali ke zaman feodal adalah nasib buruk bagi Lin Chao Feng. Dia harus mati menyedihkan di tempat bobrok ini, tanpa seorang pun yang menangisi.Pria penjelajah waktu itu tidak terima dengan hukuman ini. Dia sama sekali tidak menyangka nyawanya akan berakhir begitu saja tanpa ampun di tempat yang
Lin Chao Feng berusaha melarikan diri ketika Xue datang. Raut panik pria penjelajah waktu dari zaman modern itu begitu kentara, tak bisa disembunyikan. Semua alat-alat yang dibawanya dari zaman modern sudah diamankan oleh pasukan Pangeran Ketiga."Lin Chao Feng, sebaiknya kamu menyerah saja!" Xue berkata datar dan dingin. Pengawal Xuan Yuan yang mempunyai karakter nyaris sama dengan majikannya adalah Xue. "Sialan, aku sudah ketahuan!" Sekuat tenaga, Lin Chao Feng berusaha melarikan diri. Pada akhirnya, ketahuan juga. "Pangeran Ketiga ingin kamu memberi penjelasan. Sebaiknya kamu tidak melawan, atau kamu tidak akan dilepaskan dari penjara surgawi." "Tidak akan semudah itu menangkapku!" Lin Chao Feng tidak terbiasa diancam oleh orang lain. Tak suka mendengar Xue menekannya sedemikian rupa."Mari kita coba!" Xue mulai menyerang. Lin Chao Feng mencoba untuk menghadapi.Jika di zaman modern, kemampuan bela diri Lin Chao Feng bisa dibilang tangguh. Namun, sayang sekali dia salah mendapat
Xin Qian tertegun melihat barang-barang yang ada di dalam kotak kayu tersebut ketika terbuka. Sementara Xuan Yuan hanya melipat tangan ke belakang dengan dahi berkerut, tak paham.Ada beberapa benda asing di mata Xuan Yuan yang tergeletak di dalam kotak kayu tersebut."QianQian, benda apa ini?" tanyanya penasaran.Tak jauh dengan benda yang dibawa oleh Xin Qian ketika datang ke tempat ini, benda-benda aneh yang tidak dimengerti fungsinya oleh Xuan Yuan.Namun bedanya, Lin Chao Feng datang ke sini dengan sengaja. Tentu saja dia telah mempersiapkan segala hal yang diperlukan.Beberapa makanan kering berbentuk biskuit. Ada juga kapsul yang obat-obatan. "Botol ini berisi racun, Yun. Yang ini juga, entah apa yang akan dilakukannya dengan racun-racun ini." Yunxi menerima botol plastik dan memegangnya merasa aneh, karena belum ada botol seperti ini di zaman kuno. Pengawal itu memberi tulisan 'racun' di luar botol tersebut. "Yang ini kapsul makanan sehat." Yunxi dan Xue yang baru saja dat
"Bersujud!"Jun Hui memimpin lima puluh prajurit dari Negara Zhou bersujud pada Xin Qian di halaman begitu Permaisuri Xin turun dari kereta kuda.Xuan Yuan dan Xin Qian saling bertukar pandang melihatnya. Ada apa ini? Kenapa mereka semua tiba-tiba bersujud di hadapannya."Jun Hui bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!""Kami semua bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!"Suara lantang dari lima puluh pria berbadan tegap di halaman terdengar bergemuruh. Angin seketika berhenti bergerak, daun pohon willow ikut tertegun mendengarkan sumpah mereka."Apa maksudnya ini?" Xin Qian akhirnya bersuara. Tak ingin rasa penasaran itu menggerogoti hati setengah mati.Jun Hui maju ke depan. "Kami bisa hidup sampai hari ini karena belas kasih Anda. Jika bukan karena Anda yang dulu merawat, kami pasti tidak hidup hari ini. Kami telah meninggalkan atribut Negara Zhou. Mulai hari ini, kami adalah pelayan Anda." Jun Hui berkata dengan sangat lancar. Pa
"Nenek Bai, berapa orang yang tinggal di rumahmu ini?" Beberapa orang petugas sedang mendata jumlah penduduk di Kota Chang'an, sudah tiba di rumah milik Nenek Bai.Sebenarnya, ini juga salah satu rencana Yunxi untuk makin mengenal seluk beluk Kota Chang'an. Jumlah penduduk, pekerjaan mereka, penghasilan harian yang didapatkan, dan lain sebagainya. Data ini akan menjadi acuan Pangeran Ketiga untuk membuat kebijakan di masa depan, sebagai kepentingan jangka panjang.Kepentingan jangka pendeknya adalah untuk mengetahui latar belakang Lin Chao Feng dengan jelas.Begitu tiba di rumah Nenek Bai, mereka bertanya dengan deteil apa saja yang perlu dikorek dari wanita tua tersebut."Aku tinggal bersama cucuku." "Bukankah kamu tidak mempunyai anak? Kenapa mempunyai cucu?" tanya petugas itu menyelidik.Selama bertahun-tahun, Nenek Bai dikenal orang sebagai seorang janda yang hidup sendiri karena tidak mempunyai keturunan. Namun, sejak beberapa minggu terakhir, dia tinggal dengan seorang pria mu
"A Yuan, aku bosan!" Xuan Yuan terlalu over protektif dalam menjaga istrinya yang sedang hamil. Xin Qian tak bisa lagi bebas bergerak dan melakukan aktivitas seperti biasanya. Selain ada Xuan Yuan, para pelayan siap siaga menyiapkan apapun yang dibutuhkan oleh Xin Qian. "Apa aku terlalu mengekangmu? Di luar sana ada begitu banyak orang yang berniat buruk terhadapmu, aku khawatir," sesal Xuan Yuan. Melihat wajah cemberut Xin Qian, hati pria itu tercubit. Xuan Yuan sangat mencintai wanitanya. Dia bahkan rela mengabdikan seluruh hidupnya untuk Xin Qian, akan berusaha sekuat tenaga untuk membuatnya tertawa bahagia. Namun, dengan semua kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya, dia malah lebih sering membuat wanita ini melalui perjalanan hidup dan mati bersamanya. Semua ini sama sekali bukan situasi yang diinginkan Xuan Yuan."Aku hanya bosan terus berada di dalam istana akhir-akhir ini. Bisakah kita keluar dari sini?" pintanya dengan nada suara manja. Xin Qian tahu bahwa suaminya tidak