Di ruang sidang Istana, Kaisar sedang duduk melamun di kursi naga sendirian. Para pejabat sudah meninggalkan ruangan sejak tiga puluh menit yang lalu. Namun, Kaisar masih tak beranjak satu langkah pun dari sana.Hanya tersisa Murong Huantian yang ada di sana. Dua pria itu tak saling bicara satu sama lain selama jeda waktu tiga puluh menit tersebut. Kasim Bao yang berdiri di sisi Kaisar juga diam tak bersuara. Seakan mereka sudah saling mengerti keluhan masing-masing dalam diam."Tian'er, kali ini kamu akan mengeluhkan apa?" Kaisar melirik putra sulungnya itu dengan ekor matanya.Putra Mahkota tidak pergi seperti yang lainnya dari aula, Kaisar tahu dia pasti mempunyai keluhan."Ayah, apa aku boleh menyusul ke perbatasan?" Akhirnya dia mengungkapkan keresahan hatinya. Huantian tidak berani menatap Kaisar ketika mengatakannya. Tentu saja dia sudah tahu bahwa permintaannya ini pasti akan ditolak oleh sang Ayah. Posisinya saat ini sangat sulit. Di antara tiga pangeran putra Kaisar yang
Tatap mata Yan Huaxin membara karena rasa iri dan cemburu menatap pemandangan di depannya. Pangeran Kedua Da Liang sedang duduk berduaan dengan Qian'er di bangku taman menikmati seduhan teh dan kudapan. Fisik yang nyaris seratus persen sama dengan QianQian yang dicintainya, tetap menjadi godaan tersendiri di mata Murong Ying Lan. Meski putra Selir Zhou itu sangat membenci wanita bodoh, tapi dia sangat menyukai wajah Qian'er. Imajinasinya bermain, seakan yang ada di hadapannya ini adalah QianQian bukan Qian'er."Kenapa semua pria harus tergila-gila dengan Xin Qian? Bukankah aku jauh lebih cantik?" geram Yan Huaxin sambil mengepalkan tangan."Jangan memandang tinggi dirimu. Saat ini tugasmu hanyalah melayaniku dengan baik di ranjang, jangan memikirkan hal lain!" seru Yihan tak suka. "Apa di dalam kepalamu isinya hanya masalah ranjang?!" sembur Yan Huaxin jengkel. Setiap kali bicara, Yihan selalu saja mengungkit masalah aktivitas ranjang. Benar-benar menyebalkan!"Kenapa, hmm? Bukankah
Perjalanan menuju perbatasan sudah ditempuh selama satu pekan. Pasukan yang panjangnya lima kilometer ke belakang itu harus beristirahat di waktu malam untuk mengumpulkan tenaga. Kelak, peperangan akan membutuhkan kondisi tubuh mereka yang maksimal. Xuan Yuan tentu saja memperhitungkan semuanya. Dia juga harus memperhatikan asupan makanan bergizi untuk mereka semua.Kali ini, dia berencana untuk menyingkat waktu pertempuran dengan membawa begitu banyak senjata surgawi dan panah api berseluncur roket. Semakin panjang waktu peperangan, akan semakin menunda rencananya untuk meninggalkan Da Liang.Pangeran Ketiga Da Liang dan tiga pengawalnya sedang duduk mengelilingi api unggun."Apa sudah ada kabar dari Yong?" tanya Xuan Yuan pada mereka."Pasukan dari Negara Zhou sedang menunggu kita. Sepertinya, Pangeran Kedua sudah tak sabar untuk bertempur dengan Anda." Xue berkata rumit.Mereka tentu saja tahu, hubungan baik antara Pangeran Ketiga dengan Pangeran Kedua selama ini."Dia sudah mengin
Sampai di barak militer perbatasan, Xuan Yuan sudah sibuk mengadakan pertemuan dengan para jendral yang ada di sana. Dia harus mensosialisasikan senjata baru mereka pada para pemimpin pasukan sampai level terkecil. Mulai dari pimpinan Divisi, Brigade dan Batalyon harus diberikan sosialisasi dengan baik mengenai senjata baru yang akan mereka pakai untuk berperang dengan Negara Zhou."Yong sudah melaporkan, bahwa Negara Zhou akan menggunakan taktik formasi yang bisa dipakai untuk memecah persatuan pasukan kita di medan perang. Dengan formasi itu, mereka sudah merencanakan kemenangan." Xuan Yuan menggambarkan formasi yang akan digunakan oleh Negara Zhou. Yong dan yang lainnya bekerja dengan begitu baik. Bahkan bisa menyusup di dalam pasukan yang akan bergerak di medan perang."Pimpinan formasi dan pasukan yang ada di dalam formasi itu memakai baju zirah yang terbuat dari baja, senjata yang digunakan juga senjata yang dibuat secara khusus." Semua informasi ini harus disampaikan pada para
Qionglin masuk ke tenda militer Mei Yin dengan wajah kesal. Matahari baru saja masuk ke peraduan, tapi mereka sudah melakukan upacara ritual. Padahal dia harus menyampaikan hal penting pada Xin Qian. "Bagaimana, apa kamu sudah menyampaikannya pada Qian'er?" tanya Mei Yin sengaja menoleh ketika Qionglin masuk tenda.Qionglin menggeleng dengan raut wajah jengkel. "Adik Ipar itu sangat tidak masuk akal. Kenapa tidak bisa menunda sampai sedikit larut? Matahari baru saja tenggelam, tapi sudah sibuk melakukan upacara ritual. Benar-benar menjengkelkan!" keluh Qionglin. Tidak masalah jika dia tidak mengetahuinya. Masalahnya, dia baru saja dari sana. Ada begitu banyak pasukan yang berjaga di luar tenda militer Panglima. Mereka di dalam malah enak-enakan melakukan upacara ritual, sedangkan para pasukan hanya bisa menyumpal telinga dengan kapas. Pemandangan yang sangat menusuk mata. Qionglin merasa kesal.Saat pertama kali mereka datang, Xin Qian juga nyaris kehabisan vitalitas karena kelelah
Tenda militer Panglima kembali sunyi. Selepas kepergian Xuan Yuan, Qionglin membawa Xin Qian untuk menemui Mei Yin. Dia tidak begitu memahami dengan istilah menawarkan racun dengan racun yang disebutkan oleh Qionglin.Selama ini, dia hanya memahami untuk menawarkan racun harus memakai zat antidote yang bisa berfungsi untuk mengurangi kinerja racun di dalam tubuh manusia atau memblokirnya."Qian'er, akhirnya kamu datang juga," sapa Mei Yin begitu Xin Qian tiba di tendanya.Senyuman terlihat begitu semringah. Guratan bahagia tampak di wajah tua Mei Yin yang mulai berkerut halus."Guru, Kakak bilang, Guru akan mengajariku menawarkan racun dengan racun. Aku tidak memahaminya," sahut Xin Qian.Mei Yin kembali tersenyum. Antusiasme yang ditunjukkan oleh Xin Qian membuatnya bahagia. Tidak seperti dulu yang selalu malas untuk belajar, Xin Qian yang sekarang berkebalikan seratus delapan puluh derajat."Kamu sudah dewasa, Guru sangat bahagia." Mei Yin menepuk punggung muridnya begitu Xin Qian m
Tiga ekor kuda melaju cepat menuju perbatasan. Seorang pria mengenakan jubah putih lengkap dengan topeng peraknya, sedangkan dua yang lainnya mengiringi di kanan dan kirinya.Pada akhirnya, Huantian tidak bisa menahan diri untuk tetap berdiam diri tanpa melakukan apapun di Ibukota Hangzhou. Hatinya begitu resah dan gelisah. Xin Qian berada di tempat yang sangat bahaya. Dia tidak rela membiarkannya berada di dalam bahaya.Tidak mendapatkan restu dari Kaisar untuk meninggalkan Istana, Huantian pergi diam-diam. Tanpa membawa pasukan pengawal yang memadai, Putra Mahkota Da Liang itu meninggalkan Hangzhou dengan identitas Ye Tian. "Hiiyaaa! Hiiyaaa! Ayo pacu kuda kalian lebih cepat! Kita tidak boleh ketinggalan terlalu lama!" titah Huantian pada Hongli dan Changyi.Dua pengawal pribadi Huantian itu mengikuti dengan patuh. Tak ada pilihan lain, berulang kali, Hongli dan Changyi sudah memberi nasihat. Namun, semua nasihat tak ada yang sampai merasuk ke dalam hati. Menempuh perjalanan puluha
Dua pasukan dari dua negara sudah berdiri berhadap-hadapan di medan perang. Pasukan Negara Zhou sudah sangat percaya diri dengan taktik perang, formasi yang menjadi andalannya untuk menyebarkan kekuatan Da Liang supaya tidak fokus dalam penyerangan.Baju zirah yang terbuat dari baja milik pasukan khusus yang bertugas untuk menjadi inti formasi Negara Zhou terlihat begitu menonjol. Bentuk formasi seperti segitiga dengan siku lancip di bagian depan.Sementara Da Liang juga sangat percaya diri dengan senjata surgawi dan senjata panah api berpeluncur roket. Mereka sangat yakin bisa segera menyingkat pertempuran dan meraih kemenangan dengan dua senjata tersebut.Faktanya, granat dan panah roket ini memang belum dikenal oleh negara lain selain militer Da Liang. Tentu saja mereka bangga karena menjadi pasukan pertama yang menggunakan dua senjata ini di medan perang.Dalam jeda waktu itu, Xuan Yuan yang duduk di atas punggung Xiao Feng menatap pasukan musuh yang berbaris di kejauhan dengan p
Dua tahun sejak kehadiran Pangeran Ketiga di Kota Chang'an, kehidupan di kota ini sudah sangat jauh berbeda. Pasar-pasar sangat ramai didatangi orang-orang dari luar wilayah. Chang'an memproduksi barang-barang yang tidak dihasilkan oleh kota-kota yang lain.Penduduk yang semula hidup di bawah garis kemiskinan, kini bisa hidup lebih baik. Pangeran Ketiga mengembangkan obat-obatan herbal, berbagai jenis senjata, sutera berkualitas tinggi dan berbagai barang lain yang hanya ada di Kota Chang'an.Permaisuri Xin dijuluki jenius yang berhasil menciptakan terobosan baru dalam menghasilkan berbagai barang tersebut. Apa yang pernah Xin Qian lihat di zaman modern, dia mengembangkannya di tempat ini disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang terbatas. Kendati demikian, hal tersebut menjadi terobosan yang luar biasa. Buktinya, berbagai barang tersebut mampu membuat nama Chang'an yang semula tak pernah diperhitungkan oleh dunia, sekarang menjadi salah satu kota yang paling banyak dibicarakan.P
Seorang wanita tua duduk merana di dalam jeruji besi. Ada besi berbentuk bulat sebesar bola dan rantai besar yang terikat di kakinya. Dengan usia setua Nenek Bai yang berusia lebih dari enam puluh tahun, para penjaga penjara surgawi memang sedikit berlebihan. Tanpa diikat dengan rantai sebesar itu saja, Nenek Bai tidak mungkin bisa melarikan diri dari sini. Xin Qian membuang napas melihatnya. Orang-orang zaman kuno memang sangat tidak masuk akal. "Bagaimana hasil pemeriksaan Nenek Bai?" bisik Xin Qian pada suaminya."Dia menemukan Lin Chao Feng pingsan di pinggir sungai. Setelah setengah hari menunggu, pria itu baru siuman. Nenek Bai mengajaknya pulang dan mengakuinya sebagai cucu. Hanya itu saja pengakuannya." Xuan Yuan berkata datar."Hmm, cukup masuk akal," sahut Xin Qian.Pangeran Ketiga menoleh. Ditatapnya wajah cantik Xin Qian dengan dahi mengernyit."QianQian, katakan padaku, kenapa kamu bisa bilang bahwa penjelasannya cukup masuk akal?" Xuan Yuan bahkan tidak percaya sama s
Sehari berselang selepas proses eksekusi Lin Chao Feng, Mei Yin dan Qionglin bergegas untuk menemui Permaisuri Xin. Ketika keduanya sampai di depan aula Paviliun Bulan, Xue yang datang menemui."Tuan Xue, ada hal yang harus saya sampaikan pada Permaisuri Xin hari ini." Wanita tua itu berinisiatif untuk berkata lebih dahulu sebelum Xue bertanya."Guru Mei harap menunggu sebentar. Hamba akan menyampaikan kepada Permaisuri Xin terlebih dahulu." Xue segera berlalu setelah selesai mengatakan kalimat tersebut."Guru, apa Anda yakin akan memberi hukuman untuk Qian'er?" ungkap Qionglin."Tentu saja, kejahatan Qian'er sudah begitu berat. Ada ratusan pasukan Da Liang yang mati keracunan, sedangkan ribuan lainnya terinfeksi racun. Apakah ini jenis kejahatan ringan?" sahut Mei Yin.Meski Qian'er adalah murid yang dirawatnya sendiri sejak masih kecil. Kejahatan tetaplah kejahatan. Dia tidak bisa mengabaikan nyawa ribuan orang yang menderita karena kasih sayangnya pada Qian'er. Apalagi, Qian'er ma
Xuan Yuan tidak memberi izin Permaisuri Xin untuk mengikuti proses hukuman Lin Chao Feng. Tak ingin memberi kesempatan untuk penjahat itu melihat wajah cantik Xin Qian barang sebentar saja supaya tidak menyisakan rasa sesal di dalam hatinya di ujung kematian. Pangeran Ketiga memang sekejam itu.Eksekusi hukuman ini disaksikan oleh penduduk Kota Chang'an."Untuk pelajaran bagi kalian semua yang masih menyimpan niat jahat untuk mencelakai kami, sebaiknya segera hapus baik-baik dari hati kalian. Kalian saksikan, pria ini bernama Lin Chao Feng, dia berniat untuk mencelakai Permaisuri Xin dan dua pangeran kecil. Aku tidak akan segan memenggal kepala orang ini." Xuan Yuan berpidato dengan tegas. Kembali ke zaman feodal adalah nasib buruk bagi Lin Chao Feng. Dia harus mati menyedihkan di tempat bobrok ini, tanpa seorang pun yang menangisi.Pria penjelajah waktu itu tidak terima dengan hukuman ini. Dia sama sekali tidak menyangka nyawanya akan berakhir begitu saja tanpa ampun di tempat yang
Lin Chao Feng berusaha melarikan diri ketika Xue datang. Raut panik pria penjelajah waktu dari zaman modern itu begitu kentara, tak bisa disembunyikan. Semua alat-alat yang dibawanya dari zaman modern sudah diamankan oleh pasukan Pangeran Ketiga."Lin Chao Feng, sebaiknya kamu menyerah saja!" Xue berkata datar dan dingin. Pengawal Xuan Yuan yang mempunyai karakter nyaris sama dengan majikannya adalah Xue. "Sialan, aku sudah ketahuan!" Sekuat tenaga, Lin Chao Feng berusaha melarikan diri. Pada akhirnya, ketahuan juga. "Pangeran Ketiga ingin kamu memberi penjelasan. Sebaiknya kamu tidak melawan, atau kamu tidak akan dilepaskan dari penjara surgawi." "Tidak akan semudah itu menangkapku!" Lin Chao Feng tidak terbiasa diancam oleh orang lain. Tak suka mendengar Xue menekannya sedemikian rupa."Mari kita coba!" Xue mulai menyerang. Lin Chao Feng mencoba untuk menghadapi.Jika di zaman modern, kemampuan bela diri Lin Chao Feng bisa dibilang tangguh. Namun, sayang sekali dia salah mendapat
Xin Qian tertegun melihat barang-barang yang ada di dalam kotak kayu tersebut ketika terbuka. Sementara Xuan Yuan hanya melipat tangan ke belakang dengan dahi berkerut, tak paham.Ada beberapa benda asing di mata Xuan Yuan yang tergeletak di dalam kotak kayu tersebut."QianQian, benda apa ini?" tanyanya penasaran.Tak jauh dengan benda yang dibawa oleh Xin Qian ketika datang ke tempat ini, benda-benda aneh yang tidak dimengerti fungsinya oleh Xuan Yuan.Namun bedanya, Lin Chao Feng datang ke sini dengan sengaja. Tentu saja dia telah mempersiapkan segala hal yang diperlukan.Beberapa makanan kering berbentuk biskuit. Ada juga kapsul yang obat-obatan. "Botol ini berisi racun, Yun. Yang ini juga, entah apa yang akan dilakukannya dengan racun-racun ini." Yunxi menerima botol plastik dan memegangnya merasa aneh, karena belum ada botol seperti ini di zaman kuno. Pengawal itu memberi tulisan 'racun' di luar botol tersebut. "Yang ini kapsul makanan sehat." Yunxi dan Xue yang baru saja dat
"Bersujud!"Jun Hui memimpin lima puluh prajurit dari Negara Zhou bersujud pada Xin Qian di halaman begitu Permaisuri Xin turun dari kereta kuda.Xuan Yuan dan Xin Qian saling bertukar pandang melihatnya. Ada apa ini? Kenapa mereka semua tiba-tiba bersujud di hadapannya."Jun Hui bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!""Kami semua bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!"Suara lantang dari lima puluh pria berbadan tegap di halaman terdengar bergemuruh. Angin seketika berhenti bergerak, daun pohon willow ikut tertegun mendengarkan sumpah mereka."Apa maksudnya ini?" Xin Qian akhirnya bersuara. Tak ingin rasa penasaran itu menggerogoti hati setengah mati.Jun Hui maju ke depan. "Kami bisa hidup sampai hari ini karena belas kasih Anda. Jika bukan karena Anda yang dulu merawat, kami pasti tidak hidup hari ini. Kami telah meninggalkan atribut Negara Zhou. Mulai hari ini, kami adalah pelayan Anda." Jun Hui berkata dengan sangat lancar. Pa
"Nenek Bai, berapa orang yang tinggal di rumahmu ini?" Beberapa orang petugas sedang mendata jumlah penduduk di Kota Chang'an, sudah tiba di rumah milik Nenek Bai.Sebenarnya, ini juga salah satu rencana Yunxi untuk makin mengenal seluk beluk Kota Chang'an. Jumlah penduduk, pekerjaan mereka, penghasilan harian yang didapatkan, dan lain sebagainya. Data ini akan menjadi acuan Pangeran Ketiga untuk membuat kebijakan di masa depan, sebagai kepentingan jangka panjang.Kepentingan jangka pendeknya adalah untuk mengetahui latar belakang Lin Chao Feng dengan jelas.Begitu tiba di rumah Nenek Bai, mereka bertanya dengan deteil apa saja yang perlu dikorek dari wanita tua tersebut."Aku tinggal bersama cucuku." "Bukankah kamu tidak mempunyai anak? Kenapa mempunyai cucu?" tanya petugas itu menyelidik.Selama bertahun-tahun, Nenek Bai dikenal orang sebagai seorang janda yang hidup sendiri karena tidak mempunyai keturunan. Namun, sejak beberapa minggu terakhir, dia tinggal dengan seorang pria mu
"A Yuan, aku bosan!" Xuan Yuan terlalu over protektif dalam menjaga istrinya yang sedang hamil. Xin Qian tak bisa lagi bebas bergerak dan melakukan aktivitas seperti biasanya. Selain ada Xuan Yuan, para pelayan siap siaga menyiapkan apapun yang dibutuhkan oleh Xin Qian. "Apa aku terlalu mengekangmu? Di luar sana ada begitu banyak orang yang berniat buruk terhadapmu, aku khawatir," sesal Xuan Yuan. Melihat wajah cemberut Xin Qian, hati pria itu tercubit. Xuan Yuan sangat mencintai wanitanya. Dia bahkan rela mengabdikan seluruh hidupnya untuk Xin Qian, akan berusaha sekuat tenaga untuk membuatnya tertawa bahagia. Namun, dengan semua kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya, dia malah lebih sering membuat wanita ini melalui perjalanan hidup dan mati bersamanya. Semua ini sama sekali bukan situasi yang diinginkan Xuan Yuan."Aku hanya bosan terus berada di dalam istana akhir-akhir ini. Bisakah kita keluar dari sini?" pintanya dengan nada suara manja. Xin Qian tahu bahwa suaminya tidak