Tenda militer Panglima kembali sunyi. Selepas kepergian Xuan Yuan, Qionglin membawa Xin Qian untuk menemui Mei Yin. Dia tidak begitu memahami dengan istilah menawarkan racun dengan racun yang disebutkan oleh Qionglin.Selama ini, dia hanya memahami untuk menawarkan racun harus memakai zat antidote yang bisa berfungsi untuk mengurangi kinerja racun di dalam tubuh manusia atau memblokirnya."Qian'er, akhirnya kamu datang juga," sapa Mei Yin begitu Xin Qian tiba di tendanya.Senyuman terlihat begitu semringah. Guratan bahagia tampak di wajah tua Mei Yin yang mulai berkerut halus."Guru, Kakak bilang, Guru akan mengajariku menawarkan racun dengan racun. Aku tidak memahaminya," sahut Xin Qian.Mei Yin kembali tersenyum. Antusiasme yang ditunjukkan oleh Xin Qian membuatnya bahagia. Tidak seperti dulu yang selalu malas untuk belajar, Xin Qian yang sekarang berkebalikan seratus delapan puluh derajat."Kamu sudah dewasa, Guru sangat bahagia." Mei Yin menepuk punggung muridnya begitu Xin Qian m
Tiga ekor kuda melaju cepat menuju perbatasan. Seorang pria mengenakan jubah putih lengkap dengan topeng peraknya, sedangkan dua yang lainnya mengiringi di kanan dan kirinya.Pada akhirnya, Huantian tidak bisa menahan diri untuk tetap berdiam diri tanpa melakukan apapun di Ibukota Hangzhou. Hatinya begitu resah dan gelisah. Xin Qian berada di tempat yang sangat bahaya. Dia tidak rela membiarkannya berada di dalam bahaya.Tidak mendapatkan restu dari Kaisar untuk meninggalkan Istana, Huantian pergi diam-diam. Tanpa membawa pasukan pengawal yang memadai, Putra Mahkota Da Liang itu meninggalkan Hangzhou dengan identitas Ye Tian. "Hiiyaaa! Hiiyaaa! Ayo pacu kuda kalian lebih cepat! Kita tidak boleh ketinggalan terlalu lama!" titah Huantian pada Hongli dan Changyi.Dua pengawal pribadi Huantian itu mengikuti dengan patuh. Tak ada pilihan lain, berulang kali, Hongli dan Changyi sudah memberi nasihat. Namun, semua nasihat tak ada yang sampai merasuk ke dalam hati. Menempuh perjalanan puluha
Dua pasukan dari dua negara sudah berdiri berhadap-hadapan di medan perang. Pasukan Negara Zhou sudah sangat percaya diri dengan taktik perang, formasi yang menjadi andalannya untuk menyebarkan kekuatan Da Liang supaya tidak fokus dalam penyerangan.Baju zirah yang terbuat dari baja milik pasukan khusus yang bertugas untuk menjadi inti formasi Negara Zhou terlihat begitu menonjol. Bentuk formasi seperti segitiga dengan siku lancip di bagian depan.Sementara Da Liang juga sangat percaya diri dengan senjata surgawi dan senjata panah api berpeluncur roket. Mereka sangat yakin bisa segera menyingkat pertempuran dan meraih kemenangan dengan dua senjata tersebut.Faktanya, granat dan panah roket ini memang belum dikenal oleh negara lain selain militer Da Liang. Tentu saja mereka bangga karena menjadi pasukan pertama yang menggunakan dua senjata ini di medan perang.Dalam jeda waktu itu, Xuan Yuan yang duduk di atas punggung Xiao Feng menatap pasukan musuh yang berbaris di kejauhan dengan p
Seorang pria menatap penuh amarah di barak militer prajurit. Dokter militer dan para sukarelawan hilir mudik memberi perawatan pada pasukan yang terluka. Serangan masif dari pasukan Da Liang sungguh membawa kerugian besar bagi militer Negara Zhou. Tidak terhitung jumlah tentara yang meninggal dunia. Di tenda darurat yang difungsikan sebagai sebagai rumah sakit, ada begitu banyak pasukan yang terluka. Sebagian besar di antaranya malah harus dirawat di tenda-tenda lainnya. "Sial. Baru hari pertama, kerugian besar sudah menimpa pihak kita," sergah Zhou Yuwen marah.Tangannya mengepal kencang. Bara kebencian mendominasi hatinya. Apakah sehebat itu Murong Xuan Yuan?"Pangeran Kedua, kita tidak bisa membiarkan hal ini terlalu lama. Bisa-bisa pasukan kita habis dimakan senjata surgawi. Sepertinya, senjata itu tidak bosan memakan tumbal," dengkus Chen Yihan dengan ekspresi yang sama dengan tuannya."Ada begitu banyak orang yang terkena panah yang sudah dilumuri dengan racun kutukan serigala
"Xiaoming, kita harus bergerak cepat!" Yihan memberi instruksi pelan.Berulang kali pria itu memastikan dengan menoleh ke kanan dan ke kiri bahwa tidak ada orang lain di sana."Tenang saja, tidak ada orang di tempat ini," sahut Xiaoming."Jangan lupa pesan Tuan Pemimpin, kita harus cepat melakukannya supaya tidak ketahuan.""Iya, iya. Cerewet sekali!" Xiaoming tidak suka diperintah. Mereka mempunyai posisi yang sama di sisi Tuan Pemimpin, tapi Yihan seakan bersikap seakan-akan dirinya mempunyai posisi lebih tinggi darinya. Yihan tidak berdaya. Hanya bisa mendengus pelan sebagai bentuk tidak puas dengan sikap Xiaoming. Dengan karakter Xiaoming, jika Yihan makin mendesaknya, Xiaoming pasti makin tidak menyukainya.Xiaoming sudah puas melihat Yihan yang tidak mengeluarkan sepatah kata pun untuk memprotesnya. Lalu, pria berpakaian serba hitam itu membuka bungkusan yang berisi racun secepat kilat.Belum sempat menaburkan racun di sumber air, keduanya tersentak dengan kehadiran dua orang y
Xuan Yuan menyambar tubuh Xin Qian dan membopongnya menuju tenda militer Panglima. Melewati begitu banyak penjaga, tanpa rasa sungkan sama sekali, itulah sosok sejati Dewa Perang Da Liang.Xin Qian hanya diam saja. Tak ada gunanya memberontak dan menolak keinginan pria ini. Paling-paling Xuan Yuan akan mengungkit bahwa Da Liang adalah milik ayahnya, sehingga dia bisa berbuat sesuka hati.Daripada dongkol mendengar ucapan itu, lebih baik dia menghemat tenaga, tidak mengeluarkan sama sekali."QianQian, kamu harus mengajariku tentang racun!" Pangeran Ketiga menatap lembut pada permaisuri yang sangat dicintainya tersebut."Untuk apa kamu belajar tentang racun? Ini sangat rumit.""Aku penasaran. Kakak Kedua bisa menguasainya, mana mungkin aku tidak bisa." Xuan Yuan merasa tertantang.Xin Qian menatap suaminya dengan tatapan rumit. Seketika, bayangan tentang Xin Qian murid Sekte Emei yang asli itu hadir kembali di dalam benaknya. Dugaannya, sekarang Ying Lan sudah mendapatkan wanita itu. E
"Ayo, antar aku ke sana! Antar aku ke barak militer Da Liang. Aku harus bertemu dengan Guru Mei," pinta Xin Qian dengan wajah polos.Permintaan bodoh yang membuat Pangeran Kedua ingin tertawa sejadi-jadinya. Ying Lan menatap rumit wanita yang di matanya sangat bodoh tersebut. Mengerjap-ngerjapkan mata, Ying Lan merasa begitu ironis. Dengan begitu santai Xin Qian ini meminta untuk di antar ke markas militer negara musuh dalam situasi perang seperti ini. Apakah dia benar-benar idiot?Kenapa bisa ada dua saudara kembar identik yang mempunyai tingkat kecerdasan yang bertolak belakang seperti ini? "Pangeran Kedua, kenapa kamu malah bengong? Kita harus segera memberitahu Guru Mei tentang penipu itu! Jika tidak, dia akan membodohi guruku selamanya," tukasnya khawatir."Xin Qian, menurutmu, apakah bisa semudah itu menyelesaikan masalah ini?!" "Tentu saja, asalkan aku segera muncul di sana, bukankah wanita itu akan dihukum guruku!" sahutnya percaya diri."Ha-ha-ha, kamu salah. Xin Qian yan
"Putra Mahkota, apa rencana Anda?" tanya Changyi sambil menundukkan kepala.Sudah dua hari ini mereka sampai di perbatasan. Tak berani memasuki barak militer, Putra Mahkota hanya mengamati dari kejauhan saja. Dua pengawalnya juga tidak berani bertanya alasan Murong Huantian melakukan hal tersebut. Mereka tidak mau, majikanmu akan mengusirnya pergi seperti sebelumnya.Meski merasa kesal dengan kelakuan majikannya, mereka tidak bisa pergi.Tidak menjawab pertanyaan Changyi, Huantian malah mengibaskan jubahnya dan duduk dengan tenang sambil menikmati seteguk teh panas. Gaya bangsawan yang benar-benar megah."Menurutmu, apakah aku harus datang ke barak militer?" tanyanya sambil menatap Hongli dan Changyi bergantian.Ditatap oleh Putra Mahkota, kedua pengawal tersebut saling melirik tak berdaya. Mereka tentu saja takut menyampaikan pendapat. Jika berpendapat yang tidak disukai oleh pria itu, bukankah mereka akan diusir?"Untuk itu, kami sedang menunggu Anda memikirkannya. Apa yang menurut
Dua tahun sejak kehadiran Pangeran Ketiga di Kota Chang'an, kehidupan di kota ini sudah sangat jauh berbeda. Pasar-pasar sangat ramai didatangi orang-orang dari luar wilayah. Chang'an memproduksi barang-barang yang tidak dihasilkan oleh kota-kota yang lain.Penduduk yang semula hidup di bawah garis kemiskinan, kini bisa hidup lebih baik. Pangeran Ketiga mengembangkan obat-obatan herbal, berbagai jenis senjata, sutera berkualitas tinggi dan berbagai barang lain yang hanya ada di Kota Chang'an.Permaisuri Xin dijuluki jenius yang berhasil menciptakan terobosan baru dalam menghasilkan berbagai barang tersebut. Apa yang pernah Xin Qian lihat di zaman modern, dia mengembangkannya di tempat ini disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang terbatas. Kendati demikian, hal tersebut menjadi terobosan yang luar biasa. Buktinya, berbagai barang tersebut mampu membuat nama Chang'an yang semula tak pernah diperhitungkan oleh dunia, sekarang menjadi salah satu kota yang paling banyak dibicarakan.P
Seorang wanita tua duduk merana di dalam jeruji besi. Ada besi berbentuk bulat sebesar bola dan rantai besar yang terikat di kakinya. Dengan usia setua Nenek Bai yang berusia lebih dari enam puluh tahun, para penjaga penjara surgawi memang sedikit berlebihan. Tanpa diikat dengan rantai sebesar itu saja, Nenek Bai tidak mungkin bisa melarikan diri dari sini. Xin Qian membuang napas melihatnya. Orang-orang zaman kuno memang sangat tidak masuk akal. "Bagaimana hasil pemeriksaan Nenek Bai?" bisik Xin Qian pada suaminya."Dia menemukan Lin Chao Feng pingsan di pinggir sungai. Setelah setengah hari menunggu, pria itu baru siuman. Nenek Bai mengajaknya pulang dan mengakuinya sebagai cucu. Hanya itu saja pengakuannya." Xuan Yuan berkata datar."Hmm, cukup masuk akal," sahut Xin Qian.Pangeran Ketiga menoleh. Ditatapnya wajah cantik Xin Qian dengan dahi mengernyit."QianQian, katakan padaku, kenapa kamu bisa bilang bahwa penjelasannya cukup masuk akal?" Xuan Yuan bahkan tidak percaya sama s
Sehari berselang selepas proses eksekusi Lin Chao Feng, Mei Yin dan Qionglin bergegas untuk menemui Permaisuri Xin. Ketika keduanya sampai di depan aula Paviliun Bulan, Xue yang datang menemui."Tuan Xue, ada hal yang harus saya sampaikan pada Permaisuri Xin hari ini." Wanita tua itu berinisiatif untuk berkata lebih dahulu sebelum Xue bertanya."Guru Mei harap menunggu sebentar. Hamba akan menyampaikan kepada Permaisuri Xin terlebih dahulu." Xue segera berlalu setelah selesai mengatakan kalimat tersebut."Guru, apa Anda yakin akan memberi hukuman untuk Qian'er?" ungkap Qionglin."Tentu saja, kejahatan Qian'er sudah begitu berat. Ada ratusan pasukan Da Liang yang mati keracunan, sedangkan ribuan lainnya terinfeksi racun. Apakah ini jenis kejahatan ringan?" sahut Mei Yin.Meski Qian'er adalah murid yang dirawatnya sendiri sejak masih kecil. Kejahatan tetaplah kejahatan. Dia tidak bisa mengabaikan nyawa ribuan orang yang menderita karena kasih sayangnya pada Qian'er. Apalagi, Qian'er ma
Xuan Yuan tidak memberi izin Permaisuri Xin untuk mengikuti proses hukuman Lin Chao Feng. Tak ingin memberi kesempatan untuk penjahat itu melihat wajah cantik Xin Qian barang sebentar saja supaya tidak menyisakan rasa sesal di dalam hatinya di ujung kematian. Pangeran Ketiga memang sekejam itu.Eksekusi hukuman ini disaksikan oleh penduduk Kota Chang'an."Untuk pelajaran bagi kalian semua yang masih menyimpan niat jahat untuk mencelakai kami, sebaiknya segera hapus baik-baik dari hati kalian. Kalian saksikan, pria ini bernama Lin Chao Feng, dia berniat untuk mencelakai Permaisuri Xin dan dua pangeran kecil. Aku tidak akan segan memenggal kepala orang ini." Xuan Yuan berpidato dengan tegas. Kembali ke zaman feodal adalah nasib buruk bagi Lin Chao Feng. Dia harus mati menyedihkan di tempat bobrok ini, tanpa seorang pun yang menangisi.Pria penjelajah waktu itu tidak terima dengan hukuman ini. Dia sama sekali tidak menyangka nyawanya akan berakhir begitu saja tanpa ampun di tempat yang
Lin Chao Feng berusaha melarikan diri ketika Xue datang. Raut panik pria penjelajah waktu dari zaman modern itu begitu kentara, tak bisa disembunyikan. Semua alat-alat yang dibawanya dari zaman modern sudah diamankan oleh pasukan Pangeran Ketiga."Lin Chao Feng, sebaiknya kamu menyerah saja!" Xue berkata datar dan dingin. Pengawal Xuan Yuan yang mempunyai karakter nyaris sama dengan majikannya adalah Xue. "Sialan, aku sudah ketahuan!" Sekuat tenaga, Lin Chao Feng berusaha melarikan diri. Pada akhirnya, ketahuan juga. "Pangeran Ketiga ingin kamu memberi penjelasan. Sebaiknya kamu tidak melawan, atau kamu tidak akan dilepaskan dari penjara surgawi." "Tidak akan semudah itu menangkapku!" Lin Chao Feng tidak terbiasa diancam oleh orang lain. Tak suka mendengar Xue menekannya sedemikian rupa."Mari kita coba!" Xue mulai menyerang. Lin Chao Feng mencoba untuk menghadapi.Jika di zaman modern, kemampuan bela diri Lin Chao Feng bisa dibilang tangguh. Namun, sayang sekali dia salah mendapat
Xin Qian tertegun melihat barang-barang yang ada di dalam kotak kayu tersebut ketika terbuka. Sementara Xuan Yuan hanya melipat tangan ke belakang dengan dahi berkerut, tak paham.Ada beberapa benda asing di mata Xuan Yuan yang tergeletak di dalam kotak kayu tersebut."QianQian, benda apa ini?" tanyanya penasaran.Tak jauh dengan benda yang dibawa oleh Xin Qian ketika datang ke tempat ini, benda-benda aneh yang tidak dimengerti fungsinya oleh Xuan Yuan.Namun bedanya, Lin Chao Feng datang ke sini dengan sengaja. Tentu saja dia telah mempersiapkan segala hal yang diperlukan.Beberapa makanan kering berbentuk biskuit. Ada juga kapsul yang obat-obatan. "Botol ini berisi racun, Yun. Yang ini juga, entah apa yang akan dilakukannya dengan racun-racun ini." Yunxi menerima botol plastik dan memegangnya merasa aneh, karena belum ada botol seperti ini di zaman kuno. Pengawal itu memberi tulisan 'racun' di luar botol tersebut. "Yang ini kapsul makanan sehat." Yunxi dan Xue yang baru saja dat
"Bersujud!"Jun Hui memimpin lima puluh prajurit dari Negara Zhou bersujud pada Xin Qian di halaman begitu Permaisuri Xin turun dari kereta kuda.Xuan Yuan dan Xin Qian saling bertukar pandang melihatnya. Ada apa ini? Kenapa mereka semua tiba-tiba bersujud di hadapannya."Jun Hui bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!""Kami semua bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!"Suara lantang dari lima puluh pria berbadan tegap di halaman terdengar bergemuruh. Angin seketika berhenti bergerak, daun pohon willow ikut tertegun mendengarkan sumpah mereka."Apa maksudnya ini?" Xin Qian akhirnya bersuara. Tak ingin rasa penasaran itu menggerogoti hati setengah mati.Jun Hui maju ke depan. "Kami bisa hidup sampai hari ini karena belas kasih Anda. Jika bukan karena Anda yang dulu merawat, kami pasti tidak hidup hari ini. Kami telah meninggalkan atribut Negara Zhou. Mulai hari ini, kami adalah pelayan Anda." Jun Hui berkata dengan sangat lancar. Pa
"Nenek Bai, berapa orang yang tinggal di rumahmu ini?" Beberapa orang petugas sedang mendata jumlah penduduk di Kota Chang'an, sudah tiba di rumah milik Nenek Bai.Sebenarnya, ini juga salah satu rencana Yunxi untuk makin mengenal seluk beluk Kota Chang'an. Jumlah penduduk, pekerjaan mereka, penghasilan harian yang didapatkan, dan lain sebagainya. Data ini akan menjadi acuan Pangeran Ketiga untuk membuat kebijakan di masa depan, sebagai kepentingan jangka panjang.Kepentingan jangka pendeknya adalah untuk mengetahui latar belakang Lin Chao Feng dengan jelas.Begitu tiba di rumah Nenek Bai, mereka bertanya dengan deteil apa saja yang perlu dikorek dari wanita tua tersebut."Aku tinggal bersama cucuku." "Bukankah kamu tidak mempunyai anak? Kenapa mempunyai cucu?" tanya petugas itu menyelidik.Selama bertahun-tahun, Nenek Bai dikenal orang sebagai seorang janda yang hidup sendiri karena tidak mempunyai keturunan. Namun, sejak beberapa minggu terakhir, dia tinggal dengan seorang pria mu
"A Yuan, aku bosan!" Xuan Yuan terlalu over protektif dalam menjaga istrinya yang sedang hamil. Xin Qian tak bisa lagi bebas bergerak dan melakukan aktivitas seperti biasanya. Selain ada Xuan Yuan, para pelayan siap siaga menyiapkan apapun yang dibutuhkan oleh Xin Qian. "Apa aku terlalu mengekangmu? Di luar sana ada begitu banyak orang yang berniat buruk terhadapmu, aku khawatir," sesal Xuan Yuan. Melihat wajah cemberut Xin Qian, hati pria itu tercubit. Xuan Yuan sangat mencintai wanitanya. Dia bahkan rela mengabdikan seluruh hidupnya untuk Xin Qian, akan berusaha sekuat tenaga untuk membuatnya tertawa bahagia. Namun, dengan semua kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya, dia malah lebih sering membuat wanita ini melalui perjalanan hidup dan mati bersamanya. Semua ini sama sekali bukan situasi yang diinginkan Xuan Yuan."Aku hanya bosan terus berada di dalam istana akhir-akhir ini. Bisakah kita keluar dari sini?" pintanya dengan nada suara manja. Xin Qian tahu bahwa suaminya tidak