Dua pasukan dari dua negara sudah berdiri berhadap-hadapan di medan perang. Pasukan Negara Zhou sudah sangat percaya diri dengan taktik perang, formasi yang menjadi andalannya untuk menyebarkan kekuatan Da Liang supaya tidak fokus dalam penyerangan.Baju zirah yang terbuat dari baja milik pasukan khusus yang bertugas untuk menjadi inti formasi Negara Zhou terlihat begitu menonjol. Bentuk formasi seperti segitiga dengan siku lancip di bagian depan.Sementara Da Liang juga sangat percaya diri dengan senjata surgawi dan senjata panah api berpeluncur roket. Mereka sangat yakin bisa segera menyingkat pertempuran dan meraih kemenangan dengan dua senjata tersebut.Faktanya, granat dan panah roket ini memang belum dikenal oleh negara lain selain militer Da Liang. Tentu saja mereka bangga karena menjadi pasukan pertama yang menggunakan dua senjata ini di medan perang.Dalam jeda waktu itu, Xuan Yuan yang duduk di atas punggung Xiao Feng menatap pasukan musuh yang berbaris di kejauhan dengan p
Seorang pria menatap penuh amarah di barak militer prajurit. Dokter militer dan para sukarelawan hilir mudik memberi perawatan pada pasukan yang terluka. Serangan masif dari pasukan Da Liang sungguh membawa kerugian besar bagi militer Negara Zhou. Tidak terhitung jumlah tentara yang meninggal dunia. Di tenda darurat yang difungsikan sebagai sebagai rumah sakit, ada begitu banyak pasukan yang terluka. Sebagian besar di antaranya malah harus dirawat di tenda-tenda lainnya. "Sial. Baru hari pertama, kerugian besar sudah menimpa pihak kita," sergah Zhou Yuwen marah.Tangannya mengepal kencang. Bara kebencian mendominasi hatinya. Apakah sehebat itu Murong Xuan Yuan?"Pangeran Kedua, kita tidak bisa membiarkan hal ini terlalu lama. Bisa-bisa pasukan kita habis dimakan senjata surgawi. Sepertinya, senjata itu tidak bosan memakan tumbal," dengkus Chen Yihan dengan ekspresi yang sama dengan tuannya."Ada begitu banyak orang yang terkena panah yang sudah dilumuri dengan racun kutukan serigala
"Xiaoming, kita harus bergerak cepat!" Yihan memberi instruksi pelan.Berulang kali pria itu memastikan dengan menoleh ke kanan dan ke kiri bahwa tidak ada orang lain di sana."Tenang saja, tidak ada orang di tempat ini," sahut Xiaoming."Jangan lupa pesan Tuan Pemimpin, kita harus cepat melakukannya supaya tidak ketahuan.""Iya, iya. Cerewet sekali!" Xiaoming tidak suka diperintah. Mereka mempunyai posisi yang sama di sisi Tuan Pemimpin, tapi Yihan seakan bersikap seakan-akan dirinya mempunyai posisi lebih tinggi darinya. Yihan tidak berdaya. Hanya bisa mendengus pelan sebagai bentuk tidak puas dengan sikap Xiaoming. Dengan karakter Xiaoming, jika Yihan makin mendesaknya, Xiaoming pasti makin tidak menyukainya.Xiaoming sudah puas melihat Yihan yang tidak mengeluarkan sepatah kata pun untuk memprotesnya. Lalu, pria berpakaian serba hitam itu membuka bungkusan yang berisi racun secepat kilat.Belum sempat menaburkan racun di sumber air, keduanya tersentak dengan kehadiran dua orang y
Xuan Yuan menyambar tubuh Xin Qian dan membopongnya menuju tenda militer Panglima. Melewati begitu banyak penjaga, tanpa rasa sungkan sama sekali, itulah sosok sejati Dewa Perang Da Liang.Xin Qian hanya diam saja. Tak ada gunanya memberontak dan menolak keinginan pria ini. Paling-paling Xuan Yuan akan mengungkit bahwa Da Liang adalah milik ayahnya, sehingga dia bisa berbuat sesuka hati.Daripada dongkol mendengar ucapan itu, lebih baik dia menghemat tenaga, tidak mengeluarkan sama sekali."QianQian, kamu harus mengajariku tentang racun!" Pangeran Ketiga menatap lembut pada permaisuri yang sangat dicintainya tersebut."Untuk apa kamu belajar tentang racun? Ini sangat rumit.""Aku penasaran. Kakak Kedua bisa menguasainya, mana mungkin aku tidak bisa." Xuan Yuan merasa tertantang.Xin Qian menatap suaminya dengan tatapan rumit. Seketika, bayangan tentang Xin Qian murid Sekte Emei yang asli itu hadir kembali di dalam benaknya. Dugaannya, sekarang Ying Lan sudah mendapatkan wanita itu. E
"Ayo, antar aku ke sana! Antar aku ke barak militer Da Liang. Aku harus bertemu dengan Guru Mei," pinta Xin Qian dengan wajah polos.Permintaan bodoh yang membuat Pangeran Kedua ingin tertawa sejadi-jadinya. Ying Lan menatap rumit wanita yang di matanya sangat bodoh tersebut. Mengerjap-ngerjapkan mata, Ying Lan merasa begitu ironis. Dengan begitu santai Xin Qian ini meminta untuk di antar ke markas militer negara musuh dalam situasi perang seperti ini. Apakah dia benar-benar idiot?Kenapa bisa ada dua saudara kembar identik yang mempunyai tingkat kecerdasan yang bertolak belakang seperti ini? "Pangeran Kedua, kenapa kamu malah bengong? Kita harus segera memberitahu Guru Mei tentang penipu itu! Jika tidak, dia akan membodohi guruku selamanya," tukasnya khawatir."Xin Qian, menurutmu, apakah bisa semudah itu menyelesaikan masalah ini?!" "Tentu saja, asalkan aku segera muncul di sana, bukankah wanita itu akan dihukum guruku!" sahutnya percaya diri."Ha-ha-ha, kamu salah. Xin Qian yan
"Putra Mahkota, apa rencana Anda?" tanya Changyi sambil menundukkan kepala.Sudah dua hari ini mereka sampai di perbatasan. Tak berani memasuki barak militer, Putra Mahkota hanya mengamati dari kejauhan saja. Dua pengawalnya juga tidak berani bertanya alasan Murong Huantian melakukan hal tersebut. Mereka tidak mau, majikanmu akan mengusirnya pergi seperti sebelumnya.Meski merasa kesal dengan kelakuan majikannya, mereka tidak bisa pergi.Tidak menjawab pertanyaan Changyi, Huantian malah mengibaskan jubahnya dan duduk dengan tenang sambil menikmati seteguk teh panas. Gaya bangsawan yang benar-benar megah."Menurutmu, apakah aku harus datang ke barak militer?" tanyanya sambil menatap Hongli dan Changyi bergantian.Ditatap oleh Putra Mahkota, kedua pengawal tersebut saling melirik tak berdaya. Mereka tentu saja takut menyampaikan pendapat. Jika berpendapat yang tidak disukai oleh pria itu, bukankah mereka akan diusir?"Untuk itu, kami sedang menunggu Anda memikirkannya. Apa yang menurut
Hari kedua pertempuran, Da Liang semakin mendominasi. Pengaruh dari senjata surgawi dan panah api berpeluncur roket membuat perang dua negara itu berlangsung tidak seimbang. Da Liang mempunyai dua senjata canggih, sedangkan Negara Zhou hanya mengandalkan taktik perang biasa."Sampai pagi ini, Yihan dan Xiaoming belum kembali?" tanya Ying Lan pada salah satu anak buahnya yang memberi laporan."Benar, Pangeran Kedua. Chen Yihan dan Xiaoming belum kembali sejak semalam," sahut pria berseragam prajurit Negara Zhou tersebut.Dari semua bawahannya, hanya Xiaoming dan Yihan yang paling dipercaya oleh Ying Lan. Dia percaya dengan kemampuan dua orang ini. Meski harus menerobos masuk di perkemahan musuh, berdasarkan pengalaman yang dimiliki oleh keduanya, mereka pasti bisa bersembunyi dengan baik.Terlebih, kemampuan mengubah wajah yang dimiliki oleh Yihan. "Panggil Yan Huaxin ke sini!" titahnya kemudian.Orang yang paling terpercaya dalam hal ini adalah Yan Huaxin. Wanita milik Yihan ini pas
Berkebalikan dengan situasi yang ada di barak militer Negara Zhou yang diliputi aura ketakutan yang mencekam, barak militer Da Liang begitu tenang dan damai.Ada prajurit yang terluka, tapi jumlahnya sangat kecil jika dibandingkan dengan musuh. Senjata yang tidak berimbang memang begitu luar biasa menjungkirbalikkan keadaan. Panglima perang berpesan, tidak ada perayaan apapun untuk hari ini, karena peperangan baru saja dimulai. Perayaan hanya akan mengurangi kewaspadaan terhadap musuh. Alih-alih bisa membuat perang segera usai, jika moment perayaan itu dimanfaatkan oleh musuh, semua kemenangan dua hari ini hanya akan berakhir sia-sia.Pemimpin kelompok pasukan harus memastikan situasi aman dan terkendali sesuai dengan tugas masing-masing.Penjagaan di beberapa titik semakin diperketat dibandingkan dengan sehari sebelumnya."Yuan'er, malam ini penjagaan semakin diperketat?" Huantian melihat kesibukan pengawal pribadi Xuan Yuan yang menempatkan pasukan pilihan di tempat-tempat yang d