Hari kedua pertempuran, Da Liang semakin mendominasi. Pengaruh dari senjata surgawi dan panah api berpeluncur roket membuat perang dua negara itu berlangsung tidak seimbang. Da Liang mempunyai dua senjata canggih, sedangkan Negara Zhou hanya mengandalkan taktik perang biasa."Sampai pagi ini, Yihan dan Xiaoming belum kembali?" tanya Ying Lan pada salah satu anak buahnya yang memberi laporan."Benar, Pangeran Kedua. Chen Yihan dan Xiaoming belum kembali sejak semalam," sahut pria berseragam prajurit Negara Zhou tersebut.Dari semua bawahannya, hanya Xiaoming dan Yihan yang paling dipercaya oleh Ying Lan. Dia percaya dengan kemampuan dua orang ini. Meski harus menerobos masuk di perkemahan musuh, berdasarkan pengalaman yang dimiliki oleh keduanya, mereka pasti bisa bersembunyi dengan baik.Terlebih, kemampuan mengubah wajah yang dimiliki oleh Yihan. "Panggil Yan Huaxin ke sini!" titahnya kemudian.Orang yang paling terpercaya dalam hal ini adalah Yan Huaxin. Wanita milik Yihan ini pas
Berkebalikan dengan situasi yang ada di barak militer Negara Zhou yang diliputi aura ketakutan yang mencekam, barak militer Da Liang begitu tenang dan damai.Ada prajurit yang terluka, tapi jumlahnya sangat kecil jika dibandingkan dengan musuh. Senjata yang tidak berimbang memang begitu luar biasa menjungkirbalikkan keadaan. Panglima perang berpesan, tidak ada perayaan apapun untuk hari ini, karena peperangan baru saja dimulai. Perayaan hanya akan mengurangi kewaspadaan terhadap musuh. Alih-alih bisa membuat perang segera usai, jika moment perayaan itu dimanfaatkan oleh musuh, semua kemenangan dua hari ini hanya akan berakhir sia-sia.Pemimpin kelompok pasukan harus memastikan situasi aman dan terkendali sesuai dengan tugas masing-masing.Penjagaan di beberapa titik semakin diperketat dibandingkan dengan sehari sebelumnya."Yuan'er, malam ini penjagaan semakin diperketat?" Huantian melihat kesibukan pengawal pribadi Xuan Yuan yang menempatkan pasukan pilihan di tempat-tempat yang d
Seorang wanita dikepung oleh tiga pria berwajah datar dan dingin yang menghunus pedang. Meski di dalam hati Xue, Ming Ye dan Yunxi juga tidak terlalu paham apa yang sebenarnya terjadi, mereka hanya merasakan sinyal tanda bahaya. Wanita ini menerobos masuk barak militer, pasti mempunyai niat terselubung."Apa kalian tidak mendengarkan suaraku? Apa kalian tuli?" dengkus Qian'er kesal."Kami akan membawamu pada Panglima!" "Hey, apa kamu buta? Aku ini adalah Xin Qian murid dari Sekte Emei. Guru Mei dan Kakak Seperguruanku ada di sini, aku ingin bicara dengan mereka!" Qian'er tak mau dijadikan sebagai tawanan.Ying Lan berkata padanya, bahwa Qian'er tidak perlu ditangkap apalagi dibunuh di markas militer Negara Da Liang, karena Guru Mei Yin yang akan menolongnya. Qian'er tentu saja percaya dengan apa yang diucapkan oleh Ying Lan tersebut.Begitu para pengawal ini ingin menangkapnya, dia harus buru-buru menjelaskan situasinya."Kalian tahu, selama ini kalian ditipu oleh wanita itu. Dia me
"Siapa yang kalian bawa?" Qionglin tertarik dengan suara gaduh-gaduh di tengah malam. Tadinya, dia sudah akan berangkat tidur, tapi suara bising teriakan demi teriakan seorang wanita benar-benar membuatnya penasaran. Di barak militer ini, nyaris semuanya adalah pria. Hanya beberapa wanita saja di tempat ini. Utamanya, ada Mei Yin, QianQian dan Qionglin. "Kakak Guru," sapa Xue sambil tersenyum ramah. Tiga pengawal itu akan bergerak menuju penjara ketika bertemu dengan Qionglin di tempat ini."Apa yang terjadi? Kenapa berisik sekali?" tanyanya penasaran."Ada penyusup di barak militer. Dia akan menyebarkan racun di sumber air untuk membunuh pasukan kami." Xue menjelaskan."Nyalimu besar sekali, mau meracuni tentara Da Liang kami!" dengus Qionglin kesal. Qian 'er baru menyadari bahwa wanita yang menghadang perjalanan mereka adalah Qionglin setelah terpangkasnya jarak di antara mereka."Kakak, ini aku!" Qian'er sangat bersyukur bisa bertemu dengan Qionglin di tempat ini. Tak ada orang
Di tengah kegelapan, Ying Lan mengamati kejadian yang terjadi di barak militer Da Liang. Tak bisa mendekat, karena dia khawatir tidak bisa menyembunyikan auranya. Takutnya, Xuan Yuan akan menyadari kehadirannya."Dasar idiot, disuruh nebarin racun lebih dulu sebelum membuat perkara, malah ketahuan lebih dahulu!" dengkus Ying Lan kesal.Ada dua orang pria berpakaian hitam di sisi Ying Lan. Untung saja, pria ini sangat jenius. Dia sudah mengantisipasi hal tidak terduga seperti ini. "Kalian lihat, semua orang fokus pada Qian'er sekarang. Situasi ini sangat menguntungkan kita. Tiga pengawal dan yang lainnya sudah meninggalkan sumber air. Pastikan semua aman, kalian mulai bergerak untuk menebarkan racun arsenik ini di sana!" Ying Lan memberi titah."Baik!" Dua pria itu segera bergerak begitu mendengarkan perintah dari majikannya. Ying Lan melebarkan senyuman. "Dia memang idiot, tapi cukup bisa dipakai untuk mengalihkan perhatian musuh. Baiklah, Yuan'er, rasakan pembalasanku!" geramnya.
Mengabaikan berbagai kalimat berisik Qian'er yang masih terus memenuhi ruang pendengaran, Mei Yin bergegas meninggalkan penjara tanpa sepatah kata pun. Saat ini dia membutuhkan membutuhkan waktu untuk menjernihkan pikirannya. Jujur, jika boleh memilih, dia akan memilih bahwa QianQian adalah Qian'er. Tidak perlu ada kenyataan seperti ini yang membuat hatinya sungguh resah dan gelisah. Namun, keberadaan dua wanita yang mempunyai tingkat kemiripan 100% ini sangat memusingkan. Ditambah lagi dengan kekhawatiran tentang dugaan bahwa Qian'er yang ada di penjara itu sengaja dibuat oleh Negara Zhou untuk merusak persatuan pasukan Da Liang, Mei Yin tidak berani bertindak gegabah.Dia harus memastikan semuanya dengan jelas terlebih dahulu sebelum membuat keputusan.Qionglin mengekor di belakang Mei Yin. Ikatan persaudaraan yang terjalin bertahun-tahun tidak mungkin bisa dihapuskan begitu saja. Dalam hatinya, Qionglin percaya sepenuhnya bahwa Qian'er yang ada di dalam penjara adalah Qian'er mer
Tangan Pangeran Ketiga mengepal erat sekuat tenaga menahan emosi. Tidak ada niat baik dari ucapan Mei Yin. Wanita berambut putih itu datang bukan untuk membantu menyelesaikan masalah racun arsenik, tapi malah menekan Xuan Yuan sesuai kepentingannya.Mei Yin sedang meminta kompensasi padanya dengan melakukan pertukaran. Qian'er tidak terima identitasnya dipakai oleh QianQian. Jadi, dia menginginkan posisi QianQian saat ini sebagai Permaisuri Pangeran Ketiga.Sebagai gurunya, Mei Yin tidak tega menolak permintaan Qian'er. Lagipula setelah dia memikirkan ulang, pertukaran ini sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak.Pangeran Ketiga tetap mempunyai wanita yang secara fisik kemiripannya 100% dengan istrinya, sedangkan Mei Yin juga mendapatkan pewaris ilmunya.Mei Yin melirik QianQian penuh harap. Bisa membawa pulang QianQian ke Sekte Emei saat ini adalah harapan terbesarnya."Pangeran Ketiga, aku rasa ini adalah solusi terbaik untuk masalah antara kita," ucapnya percaya diri. Dia sanga
Qionglin mengekori Mei Yin yang tergesa masuk ke tenda. Wanita berambut putih itu terlihat sedang kesal. Tadinya, dia mengira akan mudah berkompromi dengan Pangeran Ketiga. Bukankah kebanyakan pria hanya peduli dengan wanita cantik? Mei Yin mengambil istrinya, tapi mengganti dengan orang yang sama persis, bukankah itu sudah setimpal?Ternyata tidak semudah itu membujuk Pangeran Ketiga. Dia mendengus kesal."Guru, apakah Anda akan membiarkan pasukan Da Liang mati perlahan-lahan?" tanya Qionglin dengan wajah tidak senang. Selama ini, Mei Yin selalu mengajarkan padanya untuk memberi manfaat pada orang lain. Semua ilmu yang telah dipelajari harus dimanfaatkan untuk kepentingan orang banyak.Namun hari ini, dia malah melihat gurunya membuat keputusan seperti ini. Qionglin merasa tidak nyaman.Mei Yin melirik Qionglin dengan ekor mata malas. "Jangan membuat suasana hatiku semakin buruk!" dengkus Mei Yin sebal.Dalam situasi seperti ini, Qionglin datang bukan memudahkan urusannya, melain
Dua tahun sejak kehadiran Pangeran Ketiga di Kota Chang'an, kehidupan di kota ini sudah sangat jauh berbeda. Pasar-pasar sangat ramai didatangi orang-orang dari luar wilayah. Chang'an memproduksi barang-barang yang tidak dihasilkan oleh kota-kota yang lain.Penduduk yang semula hidup di bawah garis kemiskinan, kini bisa hidup lebih baik. Pangeran Ketiga mengembangkan obat-obatan herbal, berbagai jenis senjata, sutera berkualitas tinggi dan berbagai barang lain yang hanya ada di Kota Chang'an.Permaisuri Xin dijuluki jenius yang berhasil menciptakan terobosan baru dalam menghasilkan berbagai barang tersebut. Apa yang pernah Xin Qian lihat di zaman modern, dia mengembangkannya di tempat ini disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang terbatas. Kendati demikian, hal tersebut menjadi terobosan yang luar biasa. Buktinya, berbagai barang tersebut mampu membuat nama Chang'an yang semula tak pernah diperhitungkan oleh dunia, sekarang menjadi salah satu kota yang paling banyak dibicarakan.P
Seorang wanita tua duduk merana di dalam jeruji besi. Ada besi berbentuk bulat sebesar bola dan rantai besar yang terikat di kakinya. Dengan usia setua Nenek Bai yang berusia lebih dari enam puluh tahun, para penjaga penjara surgawi memang sedikit berlebihan. Tanpa diikat dengan rantai sebesar itu saja, Nenek Bai tidak mungkin bisa melarikan diri dari sini. Xin Qian membuang napas melihatnya. Orang-orang zaman kuno memang sangat tidak masuk akal. "Bagaimana hasil pemeriksaan Nenek Bai?" bisik Xin Qian pada suaminya."Dia menemukan Lin Chao Feng pingsan di pinggir sungai. Setelah setengah hari menunggu, pria itu baru siuman. Nenek Bai mengajaknya pulang dan mengakuinya sebagai cucu. Hanya itu saja pengakuannya." Xuan Yuan berkata datar."Hmm, cukup masuk akal," sahut Xin Qian.Pangeran Ketiga menoleh. Ditatapnya wajah cantik Xin Qian dengan dahi mengernyit."QianQian, katakan padaku, kenapa kamu bisa bilang bahwa penjelasannya cukup masuk akal?" Xuan Yuan bahkan tidak percaya sama s
Sehari berselang selepas proses eksekusi Lin Chao Feng, Mei Yin dan Qionglin bergegas untuk menemui Permaisuri Xin. Ketika keduanya sampai di depan aula Paviliun Bulan, Xue yang datang menemui."Tuan Xue, ada hal yang harus saya sampaikan pada Permaisuri Xin hari ini." Wanita tua itu berinisiatif untuk berkata lebih dahulu sebelum Xue bertanya."Guru Mei harap menunggu sebentar. Hamba akan menyampaikan kepada Permaisuri Xin terlebih dahulu." Xue segera berlalu setelah selesai mengatakan kalimat tersebut."Guru, apa Anda yakin akan memberi hukuman untuk Qian'er?" ungkap Qionglin."Tentu saja, kejahatan Qian'er sudah begitu berat. Ada ratusan pasukan Da Liang yang mati keracunan, sedangkan ribuan lainnya terinfeksi racun. Apakah ini jenis kejahatan ringan?" sahut Mei Yin.Meski Qian'er adalah murid yang dirawatnya sendiri sejak masih kecil. Kejahatan tetaplah kejahatan. Dia tidak bisa mengabaikan nyawa ribuan orang yang menderita karena kasih sayangnya pada Qian'er. Apalagi, Qian'er ma
Xuan Yuan tidak memberi izin Permaisuri Xin untuk mengikuti proses hukuman Lin Chao Feng. Tak ingin memberi kesempatan untuk penjahat itu melihat wajah cantik Xin Qian barang sebentar saja supaya tidak menyisakan rasa sesal di dalam hatinya di ujung kematian. Pangeran Ketiga memang sekejam itu.Eksekusi hukuman ini disaksikan oleh penduduk Kota Chang'an."Untuk pelajaran bagi kalian semua yang masih menyimpan niat jahat untuk mencelakai kami, sebaiknya segera hapus baik-baik dari hati kalian. Kalian saksikan, pria ini bernama Lin Chao Feng, dia berniat untuk mencelakai Permaisuri Xin dan dua pangeran kecil. Aku tidak akan segan memenggal kepala orang ini." Xuan Yuan berpidato dengan tegas. Kembali ke zaman feodal adalah nasib buruk bagi Lin Chao Feng. Dia harus mati menyedihkan di tempat bobrok ini, tanpa seorang pun yang menangisi.Pria penjelajah waktu itu tidak terima dengan hukuman ini. Dia sama sekali tidak menyangka nyawanya akan berakhir begitu saja tanpa ampun di tempat yang
Lin Chao Feng berusaha melarikan diri ketika Xue datang. Raut panik pria penjelajah waktu dari zaman modern itu begitu kentara, tak bisa disembunyikan. Semua alat-alat yang dibawanya dari zaman modern sudah diamankan oleh pasukan Pangeran Ketiga."Lin Chao Feng, sebaiknya kamu menyerah saja!" Xue berkata datar dan dingin. Pengawal Xuan Yuan yang mempunyai karakter nyaris sama dengan majikannya adalah Xue. "Sialan, aku sudah ketahuan!" Sekuat tenaga, Lin Chao Feng berusaha melarikan diri. Pada akhirnya, ketahuan juga. "Pangeran Ketiga ingin kamu memberi penjelasan. Sebaiknya kamu tidak melawan, atau kamu tidak akan dilepaskan dari penjara surgawi." "Tidak akan semudah itu menangkapku!" Lin Chao Feng tidak terbiasa diancam oleh orang lain. Tak suka mendengar Xue menekannya sedemikian rupa."Mari kita coba!" Xue mulai menyerang. Lin Chao Feng mencoba untuk menghadapi.Jika di zaman modern, kemampuan bela diri Lin Chao Feng bisa dibilang tangguh. Namun, sayang sekali dia salah mendapat
Xin Qian tertegun melihat barang-barang yang ada di dalam kotak kayu tersebut ketika terbuka. Sementara Xuan Yuan hanya melipat tangan ke belakang dengan dahi berkerut, tak paham.Ada beberapa benda asing di mata Xuan Yuan yang tergeletak di dalam kotak kayu tersebut."QianQian, benda apa ini?" tanyanya penasaran.Tak jauh dengan benda yang dibawa oleh Xin Qian ketika datang ke tempat ini, benda-benda aneh yang tidak dimengerti fungsinya oleh Xuan Yuan.Namun bedanya, Lin Chao Feng datang ke sini dengan sengaja. Tentu saja dia telah mempersiapkan segala hal yang diperlukan.Beberapa makanan kering berbentuk biskuit. Ada juga kapsul yang obat-obatan. "Botol ini berisi racun, Yun. Yang ini juga, entah apa yang akan dilakukannya dengan racun-racun ini." Yunxi menerima botol plastik dan memegangnya merasa aneh, karena belum ada botol seperti ini di zaman kuno. Pengawal itu memberi tulisan 'racun' di luar botol tersebut. "Yang ini kapsul makanan sehat." Yunxi dan Xue yang baru saja dat
"Bersujud!"Jun Hui memimpin lima puluh prajurit dari Negara Zhou bersujud pada Xin Qian di halaman begitu Permaisuri Xin turun dari kereta kuda.Xuan Yuan dan Xin Qian saling bertukar pandang melihatnya. Ada apa ini? Kenapa mereka semua tiba-tiba bersujud di hadapannya."Jun Hui bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!""Kami semua bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!"Suara lantang dari lima puluh pria berbadan tegap di halaman terdengar bergemuruh. Angin seketika berhenti bergerak, daun pohon willow ikut tertegun mendengarkan sumpah mereka."Apa maksudnya ini?" Xin Qian akhirnya bersuara. Tak ingin rasa penasaran itu menggerogoti hati setengah mati.Jun Hui maju ke depan. "Kami bisa hidup sampai hari ini karena belas kasih Anda. Jika bukan karena Anda yang dulu merawat, kami pasti tidak hidup hari ini. Kami telah meninggalkan atribut Negara Zhou. Mulai hari ini, kami adalah pelayan Anda." Jun Hui berkata dengan sangat lancar. Pa
"Nenek Bai, berapa orang yang tinggal di rumahmu ini?" Beberapa orang petugas sedang mendata jumlah penduduk di Kota Chang'an, sudah tiba di rumah milik Nenek Bai.Sebenarnya, ini juga salah satu rencana Yunxi untuk makin mengenal seluk beluk Kota Chang'an. Jumlah penduduk, pekerjaan mereka, penghasilan harian yang didapatkan, dan lain sebagainya. Data ini akan menjadi acuan Pangeran Ketiga untuk membuat kebijakan di masa depan, sebagai kepentingan jangka panjang.Kepentingan jangka pendeknya adalah untuk mengetahui latar belakang Lin Chao Feng dengan jelas.Begitu tiba di rumah Nenek Bai, mereka bertanya dengan deteil apa saja yang perlu dikorek dari wanita tua tersebut."Aku tinggal bersama cucuku." "Bukankah kamu tidak mempunyai anak? Kenapa mempunyai cucu?" tanya petugas itu menyelidik.Selama bertahun-tahun, Nenek Bai dikenal orang sebagai seorang janda yang hidup sendiri karena tidak mempunyai keturunan. Namun, sejak beberapa minggu terakhir, dia tinggal dengan seorang pria mu
"A Yuan, aku bosan!" Xuan Yuan terlalu over protektif dalam menjaga istrinya yang sedang hamil. Xin Qian tak bisa lagi bebas bergerak dan melakukan aktivitas seperti biasanya. Selain ada Xuan Yuan, para pelayan siap siaga menyiapkan apapun yang dibutuhkan oleh Xin Qian. "Apa aku terlalu mengekangmu? Di luar sana ada begitu banyak orang yang berniat buruk terhadapmu, aku khawatir," sesal Xuan Yuan. Melihat wajah cemberut Xin Qian, hati pria itu tercubit. Xuan Yuan sangat mencintai wanitanya. Dia bahkan rela mengabdikan seluruh hidupnya untuk Xin Qian, akan berusaha sekuat tenaga untuk membuatnya tertawa bahagia. Namun, dengan semua kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya, dia malah lebih sering membuat wanita ini melalui perjalanan hidup dan mati bersamanya. Semua ini sama sekali bukan situasi yang diinginkan Xuan Yuan."Aku hanya bosan terus berada di dalam istana akhir-akhir ini. Bisakah kita keluar dari sini?" pintanya dengan nada suara manja. Xin Qian tahu bahwa suaminya tidak