Berkebalikan dengan situasi yang ada di barak militer Negara Zhou yang diliputi aura ketakutan yang mencekam, barak militer Da Liang begitu tenang dan damai.Ada prajurit yang terluka, tapi jumlahnya sangat kecil jika dibandingkan dengan musuh. Senjata yang tidak berimbang memang begitu luar biasa menjungkirbalikkan keadaan. Panglima perang berpesan, tidak ada perayaan apapun untuk hari ini, karena peperangan baru saja dimulai. Perayaan hanya akan mengurangi kewaspadaan terhadap musuh. Alih-alih bisa membuat perang segera usai, jika moment perayaan itu dimanfaatkan oleh musuh, semua kemenangan dua hari ini hanya akan berakhir sia-sia.Pemimpin kelompok pasukan harus memastikan situasi aman dan terkendali sesuai dengan tugas masing-masing.Penjagaan di beberapa titik semakin diperketat dibandingkan dengan sehari sebelumnya."Yuan'er, malam ini penjagaan semakin diperketat?" Huantian melihat kesibukan pengawal pribadi Xuan Yuan yang menempatkan pasukan pilihan di tempat-tempat yang d
Seorang wanita dikepung oleh tiga pria berwajah datar dan dingin yang menghunus pedang. Meski di dalam hati Xue, Ming Ye dan Yunxi juga tidak terlalu paham apa yang sebenarnya terjadi, mereka hanya merasakan sinyal tanda bahaya. Wanita ini menerobos masuk barak militer, pasti mempunyai niat terselubung."Apa kalian tidak mendengarkan suaraku? Apa kalian tuli?" dengkus Qian'er kesal."Kami akan membawamu pada Panglima!" "Hey, apa kamu buta? Aku ini adalah Xin Qian murid dari Sekte Emei. Guru Mei dan Kakak Seperguruanku ada di sini, aku ingin bicara dengan mereka!" Qian'er tak mau dijadikan sebagai tawanan.Ying Lan berkata padanya, bahwa Qian'er tidak perlu ditangkap apalagi dibunuh di markas militer Negara Da Liang, karena Guru Mei Yin yang akan menolongnya. Qian'er tentu saja percaya dengan apa yang diucapkan oleh Ying Lan tersebut.Begitu para pengawal ini ingin menangkapnya, dia harus buru-buru menjelaskan situasinya."Kalian tahu, selama ini kalian ditipu oleh wanita itu. Dia me
"Siapa yang kalian bawa?" Qionglin tertarik dengan suara gaduh-gaduh di tengah malam. Tadinya, dia sudah akan berangkat tidur, tapi suara bising teriakan demi teriakan seorang wanita benar-benar membuatnya penasaran. Di barak militer ini, nyaris semuanya adalah pria. Hanya beberapa wanita saja di tempat ini. Utamanya, ada Mei Yin, QianQian dan Qionglin. "Kakak Guru," sapa Xue sambil tersenyum ramah. Tiga pengawal itu akan bergerak menuju penjara ketika bertemu dengan Qionglin di tempat ini."Apa yang terjadi? Kenapa berisik sekali?" tanyanya penasaran."Ada penyusup di barak militer. Dia akan menyebarkan racun di sumber air untuk membunuh pasukan kami." Xue menjelaskan."Nyalimu besar sekali, mau meracuni tentara Da Liang kami!" dengus Qionglin kesal. Qian 'er baru menyadari bahwa wanita yang menghadang perjalanan mereka adalah Qionglin setelah terpangkasnya jarak di antara mereka."Kakak, ini aku!" Qian'er sangat bersyukur bisa bertemu dengan Qionglin di tempat ini. Tak ada orang
Di tengah kegelapan, Ying Lan mengamati kejadian yang terjadi di barak militer Da Liang. Tak bisa mendekat, karena dia khawatir tidak bisa menyembunyikan auranya. Takutnya, Xuan Yuan akan menyadari kehadirannya."Dasar idiot, disuruh nebarin racun lebih dulu sebelum membuat perkara, malah ketahuan lebih dahulu!" dengkus Ying Lan kesal.Ada dua orang pria berpakaian hitam di sisi Ying Lan. Untung saja, pria ini sangat jenius. Dia sudah mengantisipasi hal tidak terduga seperti ini. "Kalian lihat, semua orang fokus pada Qian'er sekarang. Situasi ini sangat menguntungkan kita. Tiga pengawal dan yang lainnya sudah meninggalkan sumber air. Pastikan semua aman, kalian mulai bergerak untuk menebarkan racun arsenik ini di sana!" Ying Lan memberi titah."Baik!" Dua pria itu segera bergerak begitu mendengarkan perintah dari majikannya. Ying Lan melebarkan senyuman. "Dia memang idiot, tapi cukup bisa dipakai untuk mengalihkan perhatian musuh. Baiklah, Yuan'er, rasakan pembalasanku!" geramnya.
Mengabaikan berbagai kalimat berisik Qian'er yang masih terus memenuhi ruang pendengaran, Mei Yin bergegas meninggalkan penjara tanpa sepatah kata pun. Saat ini dia membutuhkan membutuhkan waktu untuk menjernihkan pikirannya. Jujur, jika boleh memilih, dia akan memilih bahwa QianQian adalah Qian'er. Tidak perlu ada kenyataan seperti ini yang membuat hatinya sungguh resah dan gelisah. Namun, keberadaan dua wanita yang mempunyai tingkat kemiripan 100% ini sangat memusingkan. Ditambah lagi dengan kekhawatiran tentang dugaan bahwa Qian'er yang ada di penjara itu sengaja dibuat oleh Negara Zhou untuk merusak persatuan pasukan Da Liang, Mei Yin tidak berani bertindak gegabah.Dia harus memastikan semuanya dengan jelas terlebih dahulu sebelum membuat keputusan.Qionglin mengekor di belakang Mei Yin. Ikatan persaudaraan yang terjalin bertahun-tahun tidak mungkin bisa dihapuskan begitu saja. Dalam hatinya, Qionglin percaya sepenuhnya bahwa Qian'er yang ada di dalam penjara adalah Qian'er mer
Tangan Pangeran Ketiga mengepal erat sekuat tenaga menahan emosi. Tidak ada niat baik dari ucapan Mei Yin. Wanita berambut putih itu datang bukan untuk membantu menyelesaikan masalah racun arsenik, tapi malah menekan Xuan Yuan sesuai kepentingannya.Mei Yin sedang meminta kompensasi padanya dengan melakukan pertukaran. Qian'er tidak terima identitasnya dipakai oleh QianQian. Jadi, dia menginginkan posisi QianQian saat ini sebagai Permaisuri Pangeran Ketiga.Sebagai gurunya, Mei Yin tidak tega menolak permintaan Qian'er. Lagipula setelah dia memikirkan ulang, pertukaran ini sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak.Pangeran Ketiga tetap mempunyai wanita yang secara fisik kemiripannya 100% dengan istrinya, sedangkan Mei Yin juga mendapatkan pewaris ilmunya.Mei Yin melirik QianQian penuh harap. Bisa membawa pulang QianQian ke Sekte Emei saat ini adalah harapan terbesarnya."Pangeran Ketiga, aku rasa ini adalah solusi terbaik untuk masalah antara kita," ucapnya percaya diri. Dia sanga
Qionglin mengekori Mei Yin yang tergesa masuk ke tenda. Wanita berambut putih itu terlihat sedang kesal. Tadinya, dia mengira akan mudah berkompromi dengan Pangeran Ketiga. Bukankah kebanyakan pria hanya peduli dengan wanita cantik? Mei Yin mengambil istrinya, tapi mengganti dengan orang yang sama persis, bukankah itu sudah setimpal?Ternyata tidak semudah itu membujuk Pangeran Ketiga. Dia mendengus kesal."Guru, apakah Anda akan membiarkan pasukan Da Liang mati perlahan-lahan?" tanya Qionglin dengan wajah tidak senang. Selama ini, Mei Yin selalu mengajarkan padanya untuk memberi manfaat pada orang lain. Semua ilmu yang telah dipelajari harus dimanfaatkan untuk kepentingan orang banyak.Namun hari ini, dia malah melihat gurunya membuat keputusan seperti ini. Qionglin merasa tidak nyaman.Mei Yin melirik Qionglin dengan ekor mata malas. "Jangan membuat suasana hatiku semakin buruk!" dengkus Mei Yin sebal.Dalam situasi seperti ini, Qionglin datang bukan memudahkan urusannya, melain
Dalam perjalanan menuju penjara, Qian'er beberapa kali merengek pada Qionglin untuk diantarkan pada Pangeran Ketiga. Wajah tampan sang Pangeran benar-benar berhasil menawan hatinya. Cukup satu kali pandang saja untuk membuat Qian'er tergila-gila terhadapnya.Dia bahkan harus membuat permintaan memalukan seperti itu pada gurunya demi mendapatkan Pangeran Ketiga."Kakak, izinkan aku menemui Pangeran Ketiga sebentar. Aku tidak percaya dia tidak mau denganku!" pinta Qian'er masih belum sadar diri.Qionglin hanya melirik sekilas tanpa memberi komentar. Dia mulai kehilangan respek untuk adil seperguruannya tersebut. Rasa sayangnya pada Qian'er seolah mulai terkikis karena membandingkannya dengan QianQian.Pada faktanya, QianQian jauh lebih baik dari Qian'er. "Kakak, apa kamu tidak menyayangiku lagi? Harusnya kamu mendukungku untuk mendapatkan Pangeran Ketiga," tandasnya."Dasar tidak tahu malu!" dengus Qionglin sebal. Apakah selama ini dia menyayangi orang tidak tahu malu seperti ini? Ke