Qionglin mengekori Mei Yin yang tergesa masuk ke tenda. Wanita berambut putih itu terlihat sedang kesal. Tadinya, dia mengira akan mudah berkompromi dengan Pangeran Ketiga. Bukankah kebanyakan pria hanya peduli dengan wanita cantik? Mei Yin mengambil istrinya, tapi mengganti dengan orang yang sama persis, bukankah itu sudah setimpal?Ternyata tidak semudah itu membujuk Pangeran Ketiga. Dia mendengus kesal."Guru, apakah Anda akan membiarkan pasukan Da Liang mati perlahan-lahan?" tanya Qionglin dengan wajah tidak senang. Selama ini, Mei Yin selalu mengajarkan padanya untuk memberi manfaat pada orang lain. Semua ilmu yang telah dipelajari harus dimanfaatkan untuk kepentingan orang banyak.Namun hari ini, dia malah melihat gurunya membuat keputusan seperti ini. Qionglin merasa tidak nyaman.Mei Yin melirik Qionglin dengan ekor mata malas. "Jangan membuat suasana hatiku semakin buruk!" dengkus Mei Yin sebal.Dalam situasi seperti ini, Qionglin datang bukan memudahkan urusannya, melain
Dalam perjalanan menuju penjara, Qian'er beberapa kali merengek pada Qionglin untuk diantarkan pada Pangeran Ketiga. Wajah tampan sang Pangeran benar-benar berhasil menawan hatinya. Cukup satu kali pandang saja untuk membuat Qian'er tergila-gila terhadapnya.Dia bahkan harus membuat permintaan memalukan seperti itu pada gurunya demi mendapatkan Pangeran Ketiga."Kakak, izinkan aku menemui Pangeran Ketiga sebentar. Aku tidak percaya dia tidak mau denganku!" pinta Qian'er masih belum sadar diri.Qionglin hanya melirik sekilas tanpa memberi komentar. Dia mulai kehilangan respek untuk adil seperguruannya tersebut. Rasa sayangnya pada Qian'er seolah mulai terkikis karena membandingkannya dengan QianQian.Pada faktanya, QianQian jauh lebih baik dari Qian'er. "Kakak, apa kamu tidak menyayangiku lagi? Harusnya kamu mendukungku untuk mendapatkan Pangeran Ketiga," tandasnya."Dasar tidak tahu malu!" dengus Qionglin sebal. Apakah selama ini dia menyayangi orang tidak tahu malu seperti ini? Ke
Menyusuri beberapa tenda yang dijadikan sebagai rumah sakit militer di barak ini, hati Qionglin mencelos. Ada begitu banyak pasukan Da Liang yang terinfeksi racun arsenik. Sementara penawarnya masih dalam tahab uji coba.Hati wanita itu trenyuh. Hidup puluhan tahun di dalam Sekte dan tidak memedulikan kehidupan dunia luar, tidak menjadikan hati Qionglin kejam dan dingin.Di balik karakternya yang galak dan apa adanya, dia juga tidak menyimpan niat buruk pada orang lain, bersih dari iblis hati.Dari kejauhan, dia melihat Mei Yin berdiri termangu menyaksikan hal menyedihkan tersebut dengan tatapan rumit.Jauh dari lubuk hati, Mei Yin sebenarnya juga tidak tega. Namun, dia sudah terlanjur memberi pilihan untuk Pangeran Ketiga, tak ingin mempermalukan diri sendiri dengan mengalah dengan para anak muda itu. Qionglin memberi hormat saat jarak diantara mereka semakin terkikis."Guru, aku akan membantu QianQian menemukan penawar racun arsenik. Guru jangan melarangku!" Qionglin tidak meminta
Di salah satu tenda militer Raja Zhou Xiuhuan memimpin rapat darurat para jendral. Situasinya sudah tidak bisa dikendalikan. Korban meninggal dari pihak pasukan Negara Zhou sudah makin tidak terkendali.Senjata surgawi dan panah api Berpeluncur roket bukan senjata biasa yang bisa dianggap remeh. Meski Ying Lan sudah berhasil meracuni sebagian pasukan Da Liang, akan tetapi belum bisa membalikkan situasi dengan keberadaan dua senjata tersebut."Lan'er, apa masih ada rencana lainnya?" tanya Zhou Xiuhuan pada Ying Lan. Pria paruh baya yang merupakan kakak dari Selir Zhou itu meminta pendapat Ying Lan, keponakannya yang jenius.Selain Raja Zhou Xiuhuan, tak ada yang berani bersuara. Ying Lan terdiam beberapa saat, terlihat sedang berpikir mendalam."Paman, hal paling baik yang bisa aku pikirkan saat ini adalah mundur," sahutnya kemudian.Xiuhuan mendengus kasar. Dia sudah menyiapkan perang ini sejak lama. Dendam kesumat yang tumbuh di dalam hatinya tidak akan terbalas sebelum menyaksikan M
"Lapor Panglima, pasukan Negara Zhou sudah meninggalkan barak." Ming Ye begitu bergegas melaporkan kejadian penting ini pada Panglima mereka.Pagi masih buta, semburat kemerahan baru saja menyembul di ufuk timur. Namun, ada berita mengagetkan seperti ini. Xuan Yuan baru saja keluar dari tenda militer ketika Ming Ye memberi laporan. Sudah sejak tiga puluh menit yang lalu, Ming Ye hanya bisa berdiri di sana tanpa berbuat apa-apa. Tak sabar menunggu, tapi tidak berani menerobos masuk.Takutnya, di dalam ... Panglima sedang bermesraan dengan permaisurinya. "Sejak kapan mereka pergi?" tanya Xuan Yuan."Pasukan terakhir masih meninggalkan jejak debu yang bisa kita lihat dari sini," lapor Ming Ye."Kirimkan beberapa orang untuk memastikan! Jangan-jangan ini hanya jebakan," ucap Xuan Yuan kemudian."Baik, saya sendiri yang akan ke sana," sahut Ming Ye."Ajak Xue bersamamu!" titahnya. Xue akan bisa melihat dengan jelas dan terang benderang. Xuan Yuan akan merasa lebih tenang jika Xue yang m
QianQian dan Guru Mei Yin sibuk di dalam tenda. Sementara Xuan Yuan menunggu di luar. Sebenarnya, Pangeran Ketiga ini sedang resah menunggu kabar dari Xue dan Ming Ye yang sedang memeriksa di barak yang telah ditinggalkan oleh pasukan Negara Zhou. Berbagai rasa berkecamuk di dalam dada. Belajar dari pengalaman betapa liciknya Ying Lan, dia tidak boleh percaya begitu saja dengan apa yang terlihat sebelum mengkonfirmasi semuanya sesuai prosedur yang diperlukan."Panglima, apakah Permaisuri masih di dalam?" Yunxi datang tergopoh-gopoh."Ya, dia sedang belajar hal penting pada Guru Mei." "Panglima, baru saja aku menerima pesan dari Ming Ye. Di barak, mereka menemukan puluhan prajurit yang sakit. Tak ada siapapun selain mereka yang sekarat meregang nyawa." Yunxi menyampaikan kabar sesuai dengan apa yang didengarnya."Mereka sudah memastikan dan memeriksa sampai detail? Tidak ada jebakan di sana?" tanya Xuan Yuan."Semua benda berharga sudah dibawa pergi. Tidak ada apapun lagi di sana, se
Jun Hui hanya bisa menundukkan kepala. Himpitan tenaga dalam yang dikeluarkan oleh Pangeran Ketiga menekannya sedemikian rupa, hingga tidak bisa menegakkan kepala untuk menatapnya."Siapa namamu?!" tanya Xuan Yuan datar dan dingin.Terhadap musuh, dia tidak pernah bersikap lembut. Sekalipun mereka hanya berstatus sebagai bawahan. Namun tetap saja mereka semua adalah musuh."Jun Hui." Jun Hui menjawab tanpa rasa takut.Jika saat ini dia akan dibunuh oleh tentara Da Liang, mungkin saja nasib sialnya telah datang. Siapa suruh dia memilih untuk tetap tinggal ketika semua orang meninggalkan tempat ini.Tanpa perlindungan siapapun, bahkan dia masih harus melindungi pasien yang sedang terkapar di dalam tenda dalam keadaan mengenaskan sedemikian rupa."Katakan, kenapa kamu tidak ikut pergi?" "Sudah kubilang, aku tidak tega meninggalkan mereka semua." Jun Hui tidak berkata apapun. Xuan Yuan menatap wanitanya beberapa saat."Xue, periksa semuanya dengan teliti!" titah Xuan Yuan. Rasa curiga be
Hari ini, Xin Qian telah menghabiskan waktu sepanjang hari untuk memberikan perawatan pada korban perang di pihak Negara Zhou. Terdengar aneh, tapi begitulah. Xin Qian merasa tidak tega melihat mereka ditinggalkan majikannya begitu saja."Ayo kembali ke markas, mereka tidak akan sembuh dalam waktu singkat!" Xin Qian mengajak Xuan Yuan kembali. Tidak ingin terlibat semakin dalam dengan pasien yang berasal dari Negara Zhou itu lebih lama. Ada sebagian yang masih bisa selamat. Ada juga yang tidak selamat karena luka yang begitu parah. Jika berada di zaman modern, mereka akan mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Namun di zaman ini, mereka sangat kekurangan fasilitas kesehatan.Xuan Yuan setuju. Tadinya mereka datang ke sini hanya untuk melihat-lihat. Ternyata malah harus merawat mereka semua."Biarkan pria bernama Jun Hui itu yang melanjutkan! Kita harus kembali." Xuan Yuan menegaskan."Iya, kamu benar. Biarkan dia yang melakukannya. Kita kembali sekarang!" Xin Qian setuju. Ad
Dua tahun sejak kehadiran Pangeran Ketiga di Kota Chang'an, kehidupan di kota ini sudah sangat jauh berbeda. Pasar-pasar sangat ramai didatangi orang-orang dari luar wilayah. Chang'an memproduksi barang-barang yang tidak dihasilkan oleh kota-kota yang lain.Penduduk yang semula hidup di bawah garis kemiskinan, kini bisa hidup lebih baik. Pangeran Ketiga mengembangkan obat-obatan herbal, berbagai jenis senjata, sutera berkualitas tinggi dan berbagai barang lain yang hanya ada di Kota Chang'an.Permaisuri Xin dijuluki jenius yang berhasil menciptakan terobosan baru dalam menghasilkan berbagai barang tersebut. Apa yang pernah Xin Qian lihat di zaman modern, dia mengembangkannya di tempat ini disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang terbatas. Kendati demikian, hal tersebut menjadi terobosan yang luar biasa. Buktinya, berbagai barang tersebut mampu membuat nama Chang'an yang semula tak pernah diperhitungkan oleh dunia, sekarang menjadi salah satu kota yang paling banyak dibicarakan.P
Seorang wanita tua duduk merana di dalam jeruji besi. Ada besi berbentuk bulat sebesar bola dan rantai besar yang terikat di kakinya. Dengan usia setua Nenek Bai yang berusia lebih dari enam puluh tahun, para penjaga penjara surgawi memang sedikit berlebihan. Tanpa diikat dengan rantai sebesar itu saja, Nenek Bai tidak mungkin bisa melarikan diri dari sini. Xin Qian membuang napas melihatnya. Orang-orang zaman kuno memang sangat tidak masuk akal. "Bagaimana hasil pemeriksaan Nenek Bai?" bisik Xin Qian pada suaminya."Dia menemukan Lin Chao Feng pingsan di pinggir sungai. Setelah setengah hari menunggu, pria itu baru siuman. Nenek Bai mengajaknya pulang dan mengakuinya sebagai cucu. Hanya itu saja pengakuannya." Xuan Yuan berkata datar."Hmm, cukup masuk akal," sahut Xin Qian.Pangeran Ketiga menoleh. Ditatapnya wajah cantik Xin Qian dengan dahi mengernyit."QianQian, katakan padaku, kenapa kamu bisa bilang bahwa penjelasannya cukup masuk akal?" Xuan Yuan bahkan tidak percaya sama s
Sehari berselang selepas proses eksekusi Lin Chao Feng, Mei Yin dan Qionglin bergegas untuk menemui Permaisuri Xin. Ketika keduanya sampai di depan aula Paviliun Bulan, Xue yang datang menemui."Tuan Xue, ada hal yang harus saya sampaikan pada Permaisuri Xin hari ini." Wanita tua itu berinisiatif untuk berkata lebih dahulu sebelum Xue bertanya."Guru Mei harap menunggu sebentar. Hamba akan menyampaikan kepada Permaisuri Xin terlebih dahulu." Xue segera berlalu setelah selesai mengatakan kalimat tersebut."Guru, apa Anda yakin akan memberi hukuman untuk Qian'er?" ungkap Qionglin."Tentu saja, kejahatan Qian'er sudah begitu berat. Ada ratusan pasukan Da Liang yang mati keracunan, sedangkan ribuan lainnya terinfeksi racun. Apakah ini jenis kejahatan ringan?" sahut Mei Yin.Meski Qian'er adalah murid yang dirawatnya sendiri sejak masih kecil. Kejahatan tetaplah kejahatan. Dia tidak bisa mengabaikan nyawa ribuan orang yang menderita karena kasih sayangnya pada Qian'er. Apalagi, Qian'er ma
Xuan Yuan tidak memberi izin Permaisuri Xin untuk mengikuti proses hukuman Lin Chao Feng. Tak ingin memberi kesempatan untuk penjahat itu melihat wajah cantik Xin Qian barang sebentar saja supaya tidak menyisakan rasa sesal di dalam hatinya di ujung kematian. Pangeran Ketiga memang sekejam itu.Eksekusi hukuman ini disaksikan oleh penduduk Kota Chang'an."Untuk pelajaran bagi kalian semua yang masih menyimpan niat jahat untuk mencelakai kami, sebaiknya segera hapus baik-baik dari hati kalian. Kalian saksikan, pria ini bernama Lin Chao Feng, dia berniat untuk mencelakai Permaisuri Xin dan dua pangeran kecil. Aku tidak akan segan memenggal kepala orang ini." Xuan Yuan berpidato dengan tegas. Kembali ke zaman feodal adalah nasib buruk bagi Lin Chao Feng. Dia harus mati menyedihkan di tempat bobrok ini, tanpa seorang pun yang menangisi.Pria penjelajah waktu itu tidak terima dengan hukuman ini. Dia sama sekali tidak menyangka nyawanya akan berakhir begitu saja tanpa ampun di tempat yang
Lin Chao Feng berusaha melarikan diri ketika Xue datang. Raut panik pria penjelajah waktu dari zaman modern itu begitu kentara, tak bisa disembunyikan. Semua alat-alat yang dibawanya dari zaman modern sudah diamankan oleh pasukan Pangeran Ketiga."Lin Chao Feng, sebaiknya kamu menyerah saja!" Xue berkata datar dan dingin. Pengawal Xuan Yuan yang mempunyai karakter nyaris sama dengan majikannya adalah Xue. "Sialan, aku sudah ketahuan!" Sekuat tenaga, Lin Chao Feng berusaha melarikan diri. Pada akhirnya, ketahuan juga. "Pangeran Ketiga ingin kamu memberi penjelasan. Sebaiknya kamu tidak melawan, atau kamu tidak akan dilepaskan dari penjara surgawi." "Tidak akan semudah itu menangkapku!" Lin Chao Feng tidak terbiasa diancam oleh orang lain. Tak suka mendengar Xue menekannya sedemikian rupa."Mari kita coba!" Xue mulai menyerang. Lin Chao Feng mencoba untuk menghadapi.Jika di zaman modern, kemampuan bela diri Lin Chao Feng bisa dibilang tangguh. Namun, sayang sekali dia salah mendapat
Xin Qian tertegun melihat barang-barang yang ada di dalam kotak kayu tersebut ketika terbuka. Sementara Xuan Yuan hanya melipat tangan ke belakang dengan dahi berkerut, tak paham.Ada beberapa benda asing di mata Xuan Yuan yang tergeletak di dalam kotak kayu tersebut."QianQian, benda apa ini?" tanyanya penasaran.Tak jauh dengan benda yang dibawa oleh Xin Qian ketika datang ke tempat ini, benda-benda aneh yang tidak dimengerti fungsinya oleh Xuan Yuan.Namun bedanya, Lin Chao Feng datang ke sini dengan sengaja. Tentu saja dia telah mempersiapkan segala hal yang diperlukan.Beberapa makanan kering berbentuk biskuit. Ada juga kapsul yang obat-obatan. "Botol ini berisi racun, Yun. Yang ini juga, entah apa yang akan dilakukannya dengan racun-racun ini." Yunxi menerima botol plastik dan memegangnya merasa aneh, karena belum ada botol seperti ini di zaman kuno. Pengawal itu memberi tulisan 'racun' di luar botol tersebut. "Yang ini kapsul makanan sehat." Yunxi dan Xue yang baru saja dat
"Bersujud!"Jun Hui memimpin lima puluh prajurit dari Negara Zhou bersujud pada Xin Qian di halaman begitu Permaisuri Xin turun dari kereta kuda.Xuan Yuan dan Xin Qian saling bertukar pandang melihatnya. Ada apa ini? Kenapa mereka semua tiba-tiba bersujud di hadapannya."Jun Hui bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!""Kami semua bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!"Suara lantang dari lima puluh pria berbadan tegap di halaman terdengar bergemuruh. Angin seketika berhenti bergerak, daun pohon willow ikut tertegun mendengarkan sumpah mereka."Apa maksudnya ini?" Xin Qian akhirnya bersuara. Tak ingin rasa penasaran itu menggerogoti hati setengah mati.Jun Hui maju ke depan. "Kami bisa hidup sampai hari ini karena belas kasih Anda. Jika bukan karena Anda yang dulu merawat, kami pasti tidak hidup hari ini. Kami telah meninggalkan atribut Negara Zhou. Mulai hari ini, kami adalah pelayan Anda." Jun Hui berkata dengan sangat lancar. Pa
"Nenek Bai, berapa orang yang tinggal di rumahmu ini?" Beberapa orang petugas sedang mendata jumlah penduduk di Kota Chang'an, sudah tiba di rumah milik Nenek Bai.Sebenarnya, ini juga salah satu rencana Yunxi untuk makin mengenal seluk beluk Kota Chang'an. Jumlah penduduk, pekerjaan mereka, penghasilan harian yang didapatkan, dan lain sebagainya. Data ini akan menjadi acuan Pangeran Ketiga untuk membuat kebijakan di masa depan, sebagai kepentingan jangka panjang.Kepentingan jangka pendeknya adalah untuk mengetahui latar belakang Lin Chao Feng dengan jelas.Begitu tiba di rumah Nenek Bai, mereka bertanya dengan deteil apa saja yang perlu dikorek dari wanita tua tersebut."Aku tinggal bersama cucuku." "Bukankah kamu tidak mempunyai anak? Kenapa mempunyai cucu?" tanya petugas itu menyelidik.Selama bertahun-tahun, Nenek Bai dikenal orang sebagai seorang janda yang hidup sendiri karena tidak mempunyai keturunan. Namun, sejak beberapa minggu terakhir, dia tinggal dengan seorang pria mu
"A Yuan, aku bosan!" Xuan Yuan terlalu over protektif dalam menjaga istrinya yang sedang hamil. Xin Qian tak bisa lagi bebas bergerak dan melakukan aktivitas seperti biasanya. Selain ada Xuan Yuan, para pelayan siap siaga menyiapkan apapun yang dibutuhkan oleh Xin Qian. "Apa aku terlalu mengekangmu? Di luar sana ada begitu banyak orang yang berniat buruk terhadapmu, aku khawatir," sesal Xuan Yuan. Melihat wajah cemberut Xin Qian, hati pria itu tercubit. Xuan Yuan sangat mencintai wanitanya. Dia bahkan rela mengabdikan seluruh hidupnya untuk Xin Qian, akan berusaha sekuat tenaga untuk membuatnya tertawa bahagia. Namun, dengan semua kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya, dia malah lebih sering membuat wanita ini melalui perjalanan hidup dan mati bersamanya. Semua ini sama sekali bukan situasi yang diinginkan Xuan Yuan."Aku hanya bosan terus berada di dalam istana akhir-akhir ini. Bisakah kita keluar dari sini?" pintanya dengan nada suara manja. Xin Qian tahu bahwa suaminya tidak