Home / Fantasi / Selir Pangeran Murong / SPM - Part 118. Persiapan

Share

SPM - Part 118. Persiapan

Author: Ummu Nadin
last update Last Updated: 2023-10-11 16:20:06

Hari ini, Xin Qian telah menghabiskan waktu sepanjang hari untuk memberikan perawatan pada korban perang di pihak Negara Zhou. Terdengar aneh, tapi begitulah. Xin Qian merasa tidak tega melihat mereka ditinggalkan majikannya begitu saja.

"Ayo kembali ke markas, mereka tidak akan sembuh dalam waktu singkat!" Xin Qian mengajak Xuan Yuan kembali.

Tidak ingin terlibat semakin dalam dengan pasien yang berasal dari Negara Zhou itu lebih lama.

Ada sebagian yang masih bisa selamat. Ada juga yang tidak selamat karena luka yang begitu parah. Jika berada di zaman modern, mereka akan mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Namun di zaman ini, mereka sangat kekurangan fasilitas kesehatan.

Xuan Yuan setuju. Tadinya mereka datang ke sini hanya untuk melihat-lihat. Ternyata malah harus merawat mereka semua.

"Biarkan pria bernama Jun Hui itu yang melanjutkan! Kita harus kembali." Xuan Yuan menegaskan.

"Iya, kamu benar. Biarkan dia yang melakukannya. Kita kembali sekarang!" Xin Qian setuju. Ad
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Indah Syi
Jun Hui, dengar jarang2 lo ada musuh yg mau berbaik hati seperti Xin Qian dan Ayuan. Ayuan Xi Qian ayo semangat untuk membuat negara baru
goodnovel comment avatar
Kiya 2008
permaisuri berhati berlian...mujur ayuan mendapatkanya
goodnovel comment avatar
Yani Zainum
lanjut thorr...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 119. Ketakutan

    Kembali ke tenda militer, Xin Qian baru bisa menghela napas. Rasa lelah merayapi, sepanjang hari tidak bisa merebahkan diri berleha-leha dan memanjakan diri."A Yuan, menjadi Permaisuri ternyata sangat melelahkan. Kalau begitu aku pensiun saja!" keluhnya."Omong kosong! Menjadi Permaisuriku adalah pekerjaan bawaan yang harus kamu tanggung seumur hidup!" dengkus A Yuan tidak suka. Mendengar Xin Qian berkata ingin pensiun, hatinya terasa sakit. Sekali menjadi permaisurinya, selamanya harus menjadi permaisurinya. Tidak boleh ada penyesalan dan keluhan sedikit pun."Aku kira saat menjadi permaisuri, aku bisa hidup berleha-leha. Ternyata, malah harus terjun dalam peperangan yang melelahkan!" dengkus Xin Qian tak peduli. Dia hanya butuh mengungkapkan sebagai pelampiasan rasa lelahnya sepanjang hari ini. Namun ternyata A Yuan menanggapi lain. "QianQian, menjadi istriku adalah nasib baik yang tidak boleh kamu sesali. Mengerti tidak?!" A Yuan menjentikkan jarinya di dahi Xin Qian. Setiap ka

    Last Updated : 2023-10-12
  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 120. Perjalanan Menuju Chang'an

    Hari keberangkatan Pangeran Ketiga menuju wilayah Utara dikawal 50.000 pasukan akhirnya tiba juga. Dua pangeran Da Liang berdiri berhadap-hadapan."Apa keputusanmu sudah tidak bisa dirubah lagi?" Sekali lagi, Putra Mahkota berusaha membujuk."Kakak, Hangzhou akan menjadi milikmu. Aku akan tinggal di Kota Chang'an untuk mengelolanya. Kelak, aku berharap bisa memerintahnya menjadi negara yang mandiri," tolak Xuan Yuan.Terdengar suara dengusan kasar. Huantian sungguh tidak menginginkan hal ini terjadi lagi. Sebelumnya, dia begitu membenci adiknya ini, tapi sekarang dia bahkan dia ingin berpisah dengannya. "Kelak, saat upacara pengangkatanmu menjadi Kaisar, aku dan QianQian akan datang memberi selamat." Huantian tidak bisa berkata apapun untuk mengubah pendirian Xuan Yuan. Pasukan sudah dan semua logistik sudah siap berangkat. Ada begitu banyak kereta kuda yang memuat hadiah emas dan perak, serta barang-barang berharga dari keluarga Istana untuk Xuan Yuan.Mendirikan negara bukan perka

    Last Updated : 2023-10-12
  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 121. Pingsan

    Gerbang Kota Chang'an tak semegah Hangzhou. Itulah kesan pertama begitu Xin Qian sampai di sana. Tak ada sambutan meriah sebagaimana ketika mereka menang perang dengan Negara Qing dulu di tempat ini. Meskipun nama besar Pangeran Ketiga sebagai Dewa Perang Da Liang sudah melanglang buana di setiap pelosok wilayah Da Liang, tapi Kora Chang'an terlalu miskin jika dibandingkan dengan Hangzhou.Pasar-pasar yang ada di tempat ini terlihat begitu sederhana. Tidak semeriah dan sepadat di Hangzhou. Dari atas punggung Xiao Shan, Xin Qian mengamati lingkungan baru yang akan menjadi tempat tinggalnya ke depan."Kota ini masih begitu miskin, jika dibandingkan dengan Hangzhou," dengkusnya pelan."Ya, perlahan, kita akan membenahi segala sesuatunya." Xuan Yuan sudah menyiapkan master plan untuk mengelola Kota Chang'an. Pangeran Ketiga merencanakan akan membangun sebuah negara yang kuat. Hal pertama yang harus dibenahi adalah perekonomian rakyat jelata yang hidup di bawah garis kemiskinan."Seharus

    Last Updated : 2023-10-13
  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 122. Hamil

    Pangeran Ketiga duduk dengan wajah panik di sisi ranjang. Jantung berdegup kencang karena Xin Qian benar-benar tidak bangun sebanyak apapun dia berusaha membangunkan. Tak ingin melepaskan genggaman tangannya sama sekali dari tangan dingin Xin Qian."QianQian, bangunlah!" bujuknya dengan suara parau. Sebelumnya, Xuan Yuan tak pernah merasakan ketakutan sebesar ini. Berada di bawah tarian pedang yang hampir merenggut nyawanya di medan perang pun, tak pernah membuatnya begitu ketakutan. Rasa takut adalah rasa asing baginya. Namun, dia benar-benar merasakannya hari ini."QianQian, jangan membuatku ketakutan!" Suara pria itu terdengar mengiba. Xue yang berjaga di depan pintu bisa merasakan sebesar apa rasa takut yang dirasakan majikannya.Bahkan bagi mereka semua, Xin Qian adalah orang paling hebat. Kehadirannya selalu mampu menyalakan lentera di dalam kegelapan. Selalu ada jalan keluar dari masalah apapun, asalkan Permaisuri sudah bertindak.Sekarang, Permaisuri tidak bisa merespon pangg

    Last Updated : 2023-10-14
  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 123. Bangun Tidur

    Pagi harinya, Xin Qian bangun tanpa keluhan. Xuan Yuan sudah duduk di sisinya sembari memegang mangkuk bubur hangat yang disiapkan oleh Ming Ye barusan.Pangeran Ketiga melebarkan senyuman melihat istrinya telah membuka mata."QianQian, kamu sudah bangun?" sapanya lembut.Membantu Xin Qian bangun dengan lembut, dia mengingat perkataan Tabib semalam bahwa harus memperhatikan asupan gizi untuk kehamilan istrinya. "A Yuan, aku mau mandi," tolaknya."Ya, tapi makan bubur dulu, baru boleh mandi." Xuan Yuan tak ingin melihat istrinya kelaparan, jadi dia memaksa Xin Qian untuk makan bubur terlebih dahulu. Semalam, dia hanya bisa menyuapkan sup sedikit ketika wanita ini tidur. Setelah itu menyuapkan bubur dengan begitu sabar padanya."Kamu ini, aku baru bangun tidur, kenapa sudah disuapi makan?" keluh Xin Qian mencoba menolak."QianQian, kamu sudah melewatkan makan malam, karena tidur sangat nyenyak semalam." Xuan Yuan tidak suka penolakan Xin Qian. Kendati demikian, dia tidak mengatakan apa

    Last Updated : 2023-10-15
  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 124. Rencana

    Riuh rendah suara penduduk Kota Chang'an yang mengelu-elukan Pangeran Ketiga masih terdengar meski Xin Qian dan Xuan Yuan sudah meninggalkan tempat tersebut. Pangeran Ketiga tak pernah menampakkan kebahagiaan yang sebesar hari ini sebelumnya."Pangeran Ketiga, masih ada satu pekerjaan yang menunggu Anda!" Mei Yin menunggunya di ujung lorong bangunan kediaman.Berkenaan dengan Qian'er jika tidak segera diselesaikan, takutnya akan menjadi pemicu masalah besar di masa depan kelak. Kebahagiaannya hari ini telah menghalangi ingatannya terhadap Qian'er. Mei Yin harus mengingatkan Xuan Yuan. "Guru Mei."Xuan Yuan dan Xin Qian menyapa sang Guru dengan wajah semringah. Melihat Mei Yin, Xuan Yuan seketika ingat dengan ucapannya sebelumnya."Pangeran Ketiga, saya ucapkan selamat atas kehamilan Permaisuri Xin. Semoga kalian berdua berbahagia selalu." Mei Yin mengucapkan selamat dengan tulus."Guru, jika Anda mempunyai waktu luang, Anda boleh memeriksa Permaisuri. Tabib berkata, dia mengalami ti

    Last Updated : 2023-10-16
  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 125. Merusak Keseimbangan

    Mei Yin dan Qionglin bersiap akan kembali ke Gunung Huashan, pagi ini. Mereka akan kembali ke Sekte Emei untuk menyiapkan pembibitan berbagai jenis tanaman herbal yang akan dikembangkan di Kota Chang'an. Bisa di bilang, Gunung Huashan adalah rumah bagi berbagai macam spesies tanaman. Pangeran Ketiga menginginkan semua rencananya bisa segera diwujudkan. Pembangunan Kota Chang'an harus dilakukan dengan serius. Mimpinya untuk menjadikan Kota Chang'an ini lebih makmur dari Kota Hangzhou."QianQian, kamu harus makan dan istirahat yang baik!" Qionglin menatap Xin Qian perhatian. "Kakak sangat perhatian," sahut QianQian semringah.Di zaman modern, Xin Qian tak pernah mendapatkan perhatian khusus seperti ini. Teleportasi ke zaman ini, malah membuatnya mempunyai Guru dan Kakak Seperguruan yang penuh perhatian seperti ini. Tentu saja membuatnya sangat bahagia."Kondisi kehamilanmu tidak normal, tidak boleh terlalu banyak berpikir. Bisa tidak?!" Qionglin memegang tangan Xin Qian erat. "Iya,

    Last Updated : 2023-10-18
  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 126. Sekte Emei

    Di dalam kereta kuda, Mei Yin tampak memejamkan mata. Qionglin yang duduk di sisinya tidak berani mengganggu, saat gurunya sedang bermeditasi. Mereka sudah sampai di kaki Gunung Huashan. Kereta kuda terus merangkak naik menuju puncak Gunung Huashan, dimana Sekte Emei berdiri dengan megah."Nyonya, kereta kuda tidak bisa naik lagi. Hanya bisa sampai di sini saja." Kusir memberitahu kondisi perjalanan mereka."Baik, kita turun di sini saja." Begitu mendengar suara kusir, netra Mei Yin terbuka lebar. Tak mudah untuk mendaki Gunung Huashan. Untuk bisa sampai di puncak gunung, mereka harus mengandalkan kemampuan sendiri.Bagi Mei Yin dan Qionglin yang sudah hidup puluhan tahun di sana, bukan menjadi masalah besar. Keduanya turun dari kereta kuda tanpa beban.Tujuan mereka menolak pengawalan dari para prajurit adalah untuk menyederhanakan perjalanan. Akan lebih leluasa bagi Qionglin dan Mei Yin untuk bergerak, tanpa orang lain. Apalagi, Sekte Emei memang sekte yang misterius. Tak ada orang

    Last Updated : 2023-10-21

Latest chapter

  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 140. The End

    Dua tahun sejak kehadiran Pangeran Ketiga di Kota Chang'an, kehidupan di kota ini sudah sangat jauh berbeda. Pasar-pasar sangat ramai didatangi orang-orang dari luar wilayah. Chang'an memproduksi barang-barang yang tidak dihasilkan oleh kota-kota yang lain.Penduduk yang semula hidup di bawah garis kemiskinan, kini bisa hidup lebih baik. Pangeran Ketiga mengembangkan obat-obatan herbal, berbagai jenis senjata, sutera berkualitas tinggi dan berbagai barang lain yang hanya ada di Kota Chang'an.Permaisuri Xin dijuluki jenius yang berhasil menciptakan terobosan baru dalam menghasilkan berbagai barang tersebut. Apa yang pernah Xin Qian lihat di zaman modern, dia mengembangkannya di tempat ini disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang terbatas. Kendati demikian, hal tersebut menjadi terobosan yang luar biasa. Buktinya, berbagai barang tersebut mampu membuat nama Chang'an yang semula tak pernah diperhitungkan oleh dunia, sekarang menjadi salah satu kota yang paling banyak dibicarakan.P

  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 139. Hukuman yang Layak

    Seorang wanita tua duduk merana di dalam jeruji besi. Ada besi berbentuk bulat sebesar bola dan rantai besar yang terikat di kakinya. Dengan usia setua Nenek Bai yang berusia lebih dari enam puluh tahun, para penjaga penjara surgawi memang sedikit berlebihan. Tanpa diikat dengan rantai sebesar itu saja, Nenek Bai tidak mungkin bisa melarikan diri dari sini. Xin Qian membuang napas melihatnya. Orang-orang zaman kuno memang sangat tidak masuk akal. "Bagaimana hasil pemeriksaan Nenek Bai?" bisik Xin Qian pada suaminya."Dia menemukan Lin Chao Feng pingsan di pinggir sungai. Setelah setengah hari menunggu, pria itu baru siuman. Nenek Bai mengajaknya pulang dan mengakuinya sebagai cucu. Hanya itu saja pengakuannya." Xuan Yuan berkata datar."Hmm, cukup masuk akal," sahut Xin Qian.Pangeran Ketiga menoleh. Ditatapnya wajah cantik Xin Qian dengan dahi mengernyit."QianQian, katakan padaku, kenapa kamu bisa bilang bahwa penjelasannya cukup masuk akal?" Xuan Yuan bahkan tidak percaya sama s

  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 138. Hukuman Apa?

    Sehari berselang selepas proses eksekusi Lin Chao Feng, Mei Yin dan Qionglin bergegas untuk menemui Permaisuri Xin. Ketika keduanya sampai di depan aula Paviliun Bulan, Xue yang datang menemui."Tuan Xue, ada hal yang harus saya sampaikan pada Permaisuri Xin hari ini." Wanita tua itu berinisiatif untuk berkata lebih dahulu sebelum Xue bertanya."Guru Mei harap menunggu sebentar. Hamba akan menyampaikan kepada Permaisuri Xin terlebih dahulu." Xue segera berlalu setelah selesai mengatakan kalimat tersebut."Guru, apa Anda yakin akan memberi hukuman untuk Qian'er?" ungkap Qionglin."Tentu saja, kejahatan Qian'er sudah begitu berat. Ada ratusan pasukan Da Liang yang mati keracunan, sedangkan ribuan lainnya terinfeksi racun. Apakah ini jenis kejahatan ringan?" sahut Mei Yin.Meski Qian'er adalah murid yang dirawatnya sendiri sejak masih kecil. Kejahatan tetaplah kejahatan. Dia tidak bisa mengabaikan nyawa ribuan orang yang menderita karena kasih sayangnya pada Qian'er. Apalagi, Qian'er ma

  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 137. Eksekusi

    Xuan Yuan tidak memberi izin Permaisuri Xin untuk mengikuti proses hukuman Lin Chao Feng. Tak ingin memberi kesempatan untuk penjahat itu melihat wajah cantik Xin Qian barang sebentar saja supaya tidak menyisakan rasa sesal di dalam hatinya di ujung kematian. Pangeran Ketiga memang sekejam itu.Eksekusi hukuman ini disaksikan oleh penduduk Kota Chang'an."Untuk pelajaran bagi kalian semua yang masih menyimpan niat jahat untuk mencelakai kami, sebaiknya segera hapus baik-baik dari hati kalian. Kalian saksikan, pria ini bernama Lin Chao Feng, dia berniat untuk mencelakai Permaisuri Xin dan dua pangeran kecil. Aku tidak akan segan memenggal kepala orang ini." Xuan Yuan berpidato dengan tegas. Kembali ke zaman feodal adalah nasib buruk bagi Lin Chao Feng. Dia harus mati menyedihkan di tempat bobrok ini, tanpa seorang pun yang menangisi.Pria penjelajah waktu itu tidak terima dengan hukuman ini. Dia sama sekali tidak menyangka nyawanya akan berakhir begitu saja tanpa ampun di tempat yang

  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 136. Lin Chao Feng Ditangkap

    Lin Chao Feng berusaha melarikan diri ketika Xue datang. Raut panik pria penjelajah waktu dari zaman modern itu begitu kentara, tak bisa disembunyikan. Semua alat-alat yang dibawanya dari zaman modern sudah diamankan oleh pasukan Pangeran Ketiga."Lin Chao Feng, sebaiknya kamu menyerah saja!" Xue berkata datar dan dingin. Pengawal Xuan Yuan yang mempunyai karakter nyaris sama dengan majikannya adalah Xue. "Sialan, aku sudah ketahuan!" Sekuat tenaga, Lin Chao Feng berusaha melarikan diri. Pada akhirnya, ketahuan juga. "Pangeran Ketiga ingin kamu memberi penjelasan. Sebaiknya kamu tidak melawan, atau kamu tidak akan dilepaskan dari penjara surgawi." "Tidak akan semudah itu menangkapku!" Lin Chao Feng tidak terbiasa diancam oleh orang lain. Tak suka mendengar Xue menekannya sedemikian rupa."Mari kita coba!" Xue mulai menyerang. Lin Chao Feng mencoba untuk menghadapi.Jika di zaman modern, kemampuan bela diri Lin Chao Feng bisa dibilang tangguh. Namun, sayang sekali dia salah mendapat

  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 135. Mesin Waktu

    Xin Qian tertegun melihat barang-barang yang ada di dalam kotak kayu tersebut ketika terbuka. Sementara Xuan Yuan hanya melipat tangan ke belakang dengan dahi berkerut, tak paham.Ada beberapa benda asing di mata Xuan Yuan yang tergeletak di dalam kotak kayu tersebut."QianQian, benda apa ini?" tanyanya penasaran.Tak jauh dengan benda yang dibawa oleh Xin Qian ketika datang ke tempat ini, benda-benda aneh yang tidak dimengerti fungsinya oleh Xuan Yuan.Namun bedanya, Lin Chao Feng datang ke sini dengan sengaja. Tentu saja dia telah mempersiapkan segala hal yang diperlukan.Beberapa makanan kering berbentuk biskuit. Ada juga kapsul yang obat-obatan. "Botol ini berisi racun, Yun. Yang ini juga, entah apa yang akan dilakukannya dengan racun-racun ini." Yunxi menerima botol plastik dan memegangnya merasa aneh, karena belum ada botol seperti ini di zaman kuno. Pengawal itu memberi tulisan 'racun' di luar botol tersebut. "Yang ini kapsul makanan sehat." Yunxi dan Xue yang baru saja dat

  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 134. Tugas Pertama

    "Bersujud!"Jun Hui memimpin lima puluh prajurit dari Negara Zhou bersujud pada Xin Qian di halaman begitu Permaisuri Xin turun dari kereta kuda.Xuan Yuan dan Xin Qian saling bertukar pandang melihatnya. Ada apa ini? Kenapa mereka semua tiba-tiba bersujud di hadapannya."Jun Hui bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!""Kami semua bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!"Suara lantang dari lima puluh pria berbadan tegap di halaman terdengar bergemuruh. Angin seketika berhenti bergerak, daun pohon willow ikut tertegun mendengarkan sumpah mereka."Apa maksudnya ini?" Xin Qian akhirnya bersuara. Tak ingin rasa penasaran itu menggerogoti hati setengah mati.Jun Hui maju ke depan. "Kami bisa hidup sampai hari ini karena belas kasih Anda. Jika bukan karena Anda yang dulu merawat, kami pasti tidak hidup hari ini. Kami telah meninggalkan atribut Negara Zhou. Mulai hari ini, kami adalah pelayan Anda." Jun Hui berkata dengan sangat lancar. Pa

  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 133. Jun Hui Datang

    "Nenek Bai, berapa orang yang tinggal di rumahmu ini?" Beberapa orang petugas sedang mendata jumlah penduduk di Kota Chang'an, sudah tiba di rumah milik Nenek Bai.Sebenarnya, ini juga salah satu rencana Yunxi untuk makin mengenal seluk beluk Kota Chang'an. Jumlah penduduk, pekerjaan mereka, penghasilan harian yang didapatkan, dan lain sebagainya. Data ini akan menjadi acuan Pangeran Ketiga untuk membuat kebijakan di masa depan, sebagai kepentingan jangka panjang.Kepentingan jangka pendeknya adalah untuk mengetahui latar belakang Lin Chao Feng dengan jelas.Begitu tiba di rumah Nenek Bai, mereka bertanya dengan deteil apa saja yang perlu dikorek dari wanita tua tersebut."Aku tinggal bersama cucuku." "Bukankah kamu tidak mempunyai anak? Kenapa mempunyai cucu?" tanya petugas itu menyelidik.Selama bertahun-tahun, Nenek Bai dikenal orang sebagai seorang janda yang hidup sendiri karena tidak mempunyai keturunan. Namun, sejak beberapa minggu terakhir, dia tinggal dengan seorang pria mu

  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 132. Penyelidikan

    "A Yuan, aku bosan!" Xuan Yuan terlalu over protektif dalam menjaga istrinya yang sedang hamil. Xin Qian tak bisa lagi bebas bergerak dan melakukan aktivitas seperti biasanya. Selain ada Xuan Yuan, para pelayan siap siaga menyiapkan apapun yang dibutuhkan oleh Xin Qian. "Apa aku terlalu mengekangmu? Di luar sana ada begitu banyak orang yang berniat buruk terhadapmu, aku khawatir," sesal Xuan Yuan. Melihat wajah cemberut Xin Qian, hati pria itu tercubit. Xuan Yuan sangat mencintai wanitanya. Dia bahkan rela mengabdikan seluruh hidupnya untuk Xin Qian, akan berusaha sekuat tenaga untuk membuatnya tertawa bahagia. Namun, dengan semua kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya, dia malah lebih sering membuat wanita ini melalui perjalanan hidup dan mati bersamanya. Semua ini sama sekali bukan situasi yang diinginkan Xuan Yuan."Aku hanya bosan terus berada di dalam istana akhir-akhir ini. Bisakah kita keluar dari sini?" pintanya dengan nada suara manja. Xin Qian tahu bahwa suaminya tidak

DMCA.com Protection Status