Pangeran Ketiga duduk dengan wajah panik di sisi ranjang. Jantung berdegup kencang karena Xin Qian benar-benar tidak bangun sebanyak apapun dia berusaha membangunkan. Tak ingin melepaskan genggaman tangannya sama sekali dari tangan dingin Xin Qian."QianQian, bangunlah!" bujuknya dengan suara parau. Sebelumnya, Xuan Yuan tak pernah merasakan ketakutan sebesar ini. Berada di bawah tarian pedang yang hampir merenggut nyawanya di medan perang pun, tak pernah membuatnya begitu ketakutan. Rasa takut adalah rasa asing baginya. Namun, dia benar-benar merasakannya hari ini."QianQian, jangan membuatku ketakutan!" Suara pria itu terdengar mengiba. Xue yang berjaga di depan pintu bisa merasakan sebesar apa rasa takut yang dirasakan majikannya.Bahkan bagi mereka semua, Xin Qian adalah orang paling hebat. Kehadirannya selalu mampu menyalakan lentera di dalam kegelapan. Selalu ada jalan keluar dari masalah apapun, asalkan Permaisuri sudah bertindak.Sekarang, Permaisuri tidak bisa merespon pangg
Pagi harinya, Xin Qian bangun tanpa keluhan. Xuan Yuan sudah duduk di sisinya sembari memegang mangkuk bubur hangat yang disiapkan oleh Ming Ye barusan.Pangeran Ketiga melebarkan senyuman melihat istrinya telah membuka mata."QianQian, kamu sudah bangun?" sapanya lembut.Membantu Xin Qian bangun dengan lembut, dia mengingat perkataan Tabib semalam bahwa harus memperhatikan asupan gizi untuk kehamilan istrinya. "A Yuan, aku mau mandi," tolaknya."Ya, tapi makan bubur dulu, baru boleh mandi." Xuan Yuan tak ingin melihat istrinya kelaparan, jadi dia memaksa Xin Qian untuk makan bubur terlebih dahulu. Semalam, dia hanya bisa menyuapkan sup sedikit ketika wanita ini tidur. Setelah itu menyuapkan bubur dengan begitu sabar padanya."Kamu ini, aku baru bangun tidur, kenapa sudah disuapi makan?" keluh Xin Qian mencoba menolak."QianQian, kamu sudah melewatkan makan malam, karena tidur sangat nyenyak semalam." Xuan Yuan tidak suka penolakan Xin Qian. Kendati demikian, dia tidak mengatakan apa
Riuh rendah suara penduduk Kota Chang'an yang mengelu-elukan Pangeran Ketiga masih terdengar meski Xin Qian dan Xuan Yuan sudah meninggalkan tempat tersebut. Pangeran Ketiga tak pernah menampakkan kebahagiaan yang sebesar hari ini sebelumnya."Pangeran Ketiga, masih ada satu pekerjaan yang menunggu Anda!" Mei Yin menunggunya di ujung lorong bangunan kediaman.Berkenaan dengan Qian'er jika tidak segera diselesaikan, takutnya akan menjadi pemicu masalah besar di masa depan kelak. Kebahagiaannya hari ini telah menghalangi ingatannya terhadap Qian'er. Mei Yin harus mengingatkan Xuan Yuan. "Guru Mei."Xuan Yuan dan Xin Qian menyapa sang Guru dengan wajah semringah. Melihat Mei Yin, Xuan Yuan seketika ingat dengan ucapannya sebelumnya."Pangeran Ketiga, saya ucapkan selamat atas kehamilan Permaisuri Xin. Semoga kalian berdua berbahagia selalu." Mei Yin mengucapkan selamat dengan tulus."Guru, jika Anda mempunyai waktu luang, Anda boleh memeriksa Permaisuri. Tabib berkata, dia mengalami ti
Mei Yin dan Qionglin bersiap akan kembali ke Gunung Huashan, pagi ini. Mereka akan kembali ke Sekte Emei untuk menyiapkan pembibitan berbagai jenis tanaman herbal yang akan dikembangkan di Kota Chang'an. Bisa di bilang, Gunung Huashan adalah rumah bagi berbagai macam spesies tanaman. Pangeran Ketiga menginginkan semua rencananya bisa segera diwujudkan. Pembangunan Kota Chang'an harus dilakukan dengan serius. Mimpinya untuk menjadikan Kota Chang'an ini lebih makmur dari Kota Hangzhou."QianQian, kamu harus makan dan istirahat yang baik!" Qionglin menatap Xin Qian perhatian. "Kakak sangat perhatian," sahut QianQian semringah.Di zaman modern, Xin Qian tak pernah mendapatkan perhatian khusus seperti ini. Teleportasi ke zaman ini, malah membuatnya mempunyai Guru dan Kakak Seperguruan yang penuh perhatian seperti ini. Tentu saja membuatnya sangat bahagia."Kondisi kehamilanmu tidak normal, tidak boleh terlalu banyak berpikir. Bisa tidak?!" Qionglin memegang tangan Xin Qian erat. "Iya,
Di dalam kereta kuda, Mei Yin tampak memejamkan mata. Qionglin yang duduk di sisinya tidak berani mengganggu, saat gurunya sedang bermeditasi. Mereka sudah sampai di kaki Gunung Huashan. Kereta kuda terus merangkak naik menuju puncak Gunung Huashan, dimana Sekte Emei berdiri dengan megah."Nyonya, kereta kuda tidak bisa naik lagi. Hanya bisa sampai di sini saja." Kusir memberitahu kondisi perjalanan mereka."Baik, kita turun di sini saja." Begitu mendengar suara kusir, netra Mei Yin terbuka lebar. Tak mudah untuk mendaki Gunung Huashan. Untuk bisa sampai di puncak gunung, mereka harus mengandalkan kemampuan sendiri.Bagi Mei Yin dan Qionglin yang sudah hidup puluhan tahun di sana, bukan menjadi masalah besar. Keduanya turun dari kereta kuda tanpa beban.Tujuan mereka menolak pengawalan dari para prajurit adalah untuk menyederhanakan perjalanan. Akan lebih leluasa bagi Qionglin dan Mei Yin untuk bergerak, tanpa orang lain. Apalagi, Sekte Emei memang sekte yang misterius. Tak ada orang
Xue mengumpulkan ratusan pekerja yang akan merenovasi kediaman Pangeran Ketiga di Kota Chang'an. Ada juga beberapa pengrajin yang mempunyai keahlian mumpuni untuk mendesain calon Istana Kota Chang'an tersebut.Bahan-bahan yang digunakan untuk membangun juga sudah mulai disiapkan. Sebentar lagi, proses renovasi akan berjalan. Begitu sampai di Kota Chang'an, Pangeran Ketiga disibukkan dengan begitu banyak program pembangunan kota ini, sembari mengurus Permaisuri Xin yang membutuhkan perhatian khusus di masa awal kehamilannya. Pria tampan itu tak ingin terjadi hal buruk pada istri dan putranya. Setiap hari, dia selalu berada di sisinya."A Yuan, kamu terlihat sangat lelah," ungkap Xin Qian iba.Sekarang, Xin Qian tidak bisa lagi membantu terlalu banyak karena kondisi tubuhnya yang tidak memungkinkan. Ada rasa bersalah menghinggapi hatinya melihat Xuan Yuan kelelahan memikirkan semua hal sendirian."Tidak, hanya sedikit kurang tidur beberapa hari ini," sahutnya.Ketika Xin Qian tidur di
Siang ini, Yunxi sedang mengawasi para petani yang sedang menyiapkan lahan untuk menanam tanaman herbal yang saat ini sedang dalam perjalanan dari Gunung Huashan. Seorang pria yang berpakaian paling bagus di antara para petani melangkah mendekati Yunxi sambil mengulas senyum."Tuan Yun, hamba mempunyai keahlian dalam budidaya tanaman obat. Hamba tahu teknik proses budidaya menjadi lebih cepat dan hasil lebih melimpah. Jika Pangeran Ketiga berkenan, hamba bisa mengajarkan semua itu pada mereka semua." Pria itu berkata dengan penuh percaya diri kepada Yunxi."Sebentar lagi Guru Mei Yin dari Sekte Emei akan datang. Pangeran Ketiga sudah memberikan tanggung jawab pengelolaan lahan pertanian obat herbal ini kepada Guru Mei. Mungkin kamu bisa menemui Guru Mei Yin dan membicarakannya dengan beliau." Meskipun jujur, dia tertarik dengan ucapan pria tersebut. Namun, Yunxi tak mempunyai hak untuk membuat keputusan di tempat ini. "Baik, hamba mengerti." "Siapa namamu?" tanya Yunxi."Tuan Yun,
"Katakan padaku! Apakah kamu mengenalnya? Apakah dia jahat?" Xuan Yuan memberondong dengan pertanyaan. Rasa penasaran pria itu terpancing saat melihat wajah panik Xin Qian. Memangnya ada apa dengan pria bernama Lin Chao Feng itu? "A Yuan, aku akan mengatakan padamu nanti!" Xin Qian menolak mengatakannya di depan Xue. Nama pria ini sangat tabu untuk diungkapkan di depan orang lain. Xuan Yuan membuang napas gusar. Pangeran Ketiga sudah sangat mengenal Xin Qian. Jika dia berkata seperti itu, artinya ini adalah pembicaraan yang sangat serius dan rahasia. Tak ingin mengganggu majikannya yang akan membahas masalah penting, Xue mohon diri.Sepeninggal Xue, Xuan Yuan sudah tidak bisa menahan diri. Diraihnya dagu wanitanya dan meninggalkan kecupan ringan di sana."Jangan membuatku mati penasaran! Cepat katakan dengan jelas!" dengkusnya sambil menjentikkan jari di dahi Xin Qian."A Yuan, nama pria itu mirip dengan seseorang yang kukenal!" ungkapnya."Apakah dia seorang penjahat?" "Dia adal