Sampai di barak militer perbatasan, Xuan Yuan sudah sibuk mengadakan pertemuan dengan para jendral yang ada di sana. Dia harus mensosialisasikan senjata baru mereka pada para pemimpin pasukan sampai level terkecil. Mulai dari pimpinan Divisi, Brigade dan Batalyon harus diberikan sosialisasi dengan baik mengenai senjata baru yang akan mereka pakai untuk berperang dengan Negara Zhou."Yong sudah melaporkan, bahwa Negara Zhou akan menggunakan taktik formasi yang bisa dipakai untuk memecah persatuan pasukan kita di medan perang. Dengan formasi itu, mereka sudah merencanakan kemenangan." Xuan Yuan menggambarkan formasi yang akan digunakan oleh Negara Zhou. Yong dan yang lainnya bekerja dengan begitu baik. Bahkan bisa menyusup di dalam pasukan yang akan bergerak di medan perang."Pimpinan formasi dan pasukan yang ada di dalam formasi itu memakai baju zirah yang terbuat dari baja, senjata yang digunakan juga senjata yang dibuat secara khusus." Semua informasi ini harus disampaikan pada para
Qionglin masuk ke tenda militer Mei Yin dengan wajah kesal. Matahari baru saja masuk ke peraduan, tapi mereka sudah melakukan upacara ritual. Padahal dia harus menyampaikan hal penting pada Xin Qian. "Bagaimana, apa kamu sudah menyampaikannya pada Qian'er?" tanya Mei Yin sengaja menoleh ketika Qionglin masuk tenda.Qionglin menggeleng dengan raut wajah jengkel. "Adik Ipar itu sangat tidak masuk akal. Kenapa tidak bisa menunda sampai sedikit larut? Matahari baru saja tenggelam, tapi sudah sibuk melakukan upacara ritual. Benar-benar menjengkelkan!" keluh Qionglin. Tidak masalah jika dia tidak mengetahuinya. Masalahnya, dia baru saja dari sana. Ada begitu banyak pasukan yang berjaga di luar tenda militer Panglima. Mereka di dalam malah enak-enakan melakukan upacara ritual, sedangkan para pasukan hanya bisa menyumpal telinga dengan kapas. Pemandangan yang sangat menusuk mata. Qionglin merasa kesal.Saat pertama kali mereka datang, Xin Qian juga nyaris kehabisan vitalitas karena kelelah
Tenda militer Panglima kembali sunyi. Selepas kepergian Xuan Yuan, Qionglin membawa Xin Qian untuk menemui Mei Yin. Dia tidak begitu memahami dengan istilah menawarkan racun dengan racun yang disebutkan oleh Qionglin.Selama ini, dia hanya memahami untuk menawarkan racun harus memakai zat antidote yang bisa berfungsi untuk mengurangi kinerja racun di dalam tubuh manusia atau memblokirnya."Qian'er, akhirnya kamu datang juga," sapa Mei Yin begitu Xin Qian tiba di tendanya.Senyuman terlihat begitu semringah. Guratan bahagia tampak di wajah tua Mei Yin yang mulai berkerut halus."Guru, Kakak bilang, Guru akan mengajariku menawarkan racun dengan racun. Aku tidak memahaminya," sahut Xin Qian.Mei Yin kembali tersenyum. Antusiasme yang ditunjukkan oleh Xin Qian membuatnya bahagia. Tidak seperti dulu yang selalu malas untuk belajar, Xin Qian yang sekarang berkebalikan seratus delapan puluh derajat."Kamu sudah dewasa, Guru sangat bahagia." Mei Yin menepuk punggung muridnya begitu Xin Qian m
Tiga ekor kuda melaju cepat menuju perbatasan. Seorang pria mengenakan jubah putih lengkap dengan topeng peraknya, sedangkan dua yang lainnya mengiringi di kanan dan kirinya.Pada akhirnya, Huantian tidak bisa menahan diri untuk tetap berdiam diri tanpa melakukan apapun di Ibukota Hangzhou. Hatinya begitu resah dan gelisah. Xin Qian berada di tempat yang sangat bahaya. Dia tidak rela membiarkannya berada di dalam bahaya.Tidak mendapatkan restu dari Kaisar untuk meninggalkan Istana, Huantian pergi diam-diam. Tanpa membawa pasukan pengawal yang memadai, Putra Mahkota Da Liang itu meninggalkan Hangzhou dengan identitas Ye Tian. "Hiiyaaa! Hiiyaaa! Ayo pacu kuda kalian lebih cepat! Kita tidak boleh ketinggalan terlalu lama!" titah Huantian pada Hongli dan Changyi.Dua pengawal pribadi Huantian itu mengikuti dengan patuh. Tak ada pilihan lain, berulang kali, Hongli dan Changyi sudah memberi nasihat. Namun, semua nasihat tak ada yang sampai merasuk ke dalam hati. Menempuh perjalanan puluha
Dua pasukan dari dua negara sudah berdiri berhadap-hadapan di medan perang. Pasukan Negara Zhou sudah sangat percaya diri dengan taktik perang, formasi yang menjadi andalannya untuk menyebarkan kekuatan Da Liang supaya tidak fokus dalam penyerangan.Baju zirah yang terbuat dari baja milik pasukan khusus yang bertugas untuk menjadi inti formasi Negara Zhou terlihat begitu menonjol. Bentuk formasi seperti segitiga dengan siku lancip di bagian depan.Sementara Da Liang juga sangat percaya diri dengan senjata surgawi dan senjata panah api berpeluncur roket. Mereka sangat yakin bisa segera menyingkat pertempuran dan meraih kemenangan dengan dua senjata tersebut.Faktanya, granat dan panah roket ini memang belum dikenal oleh negara lain selain militer Da Liang. Tentu saja mereka bangga karena menjadi pasukan pertama yang menggunakan dua senjata ini di medan perang.Dalam jeda waktu itu, Xuan Yuan yang duduk di atas punggung Xiao Feng menatap pasukan musuh yang berbaris di kejauhan dengan p
Seorang pria menatap penuh amarah di barak militer prajurit. Dokter militer dan para sukarelawan hilir mudik memberi perawatan pada pasukan yang terluka. Serangan masif dari pasukan Da Liang sungguh membawa kerugian besar bagi militer Negara Zhou. Tidak terhitung jumlah tentara yang meninggal dunia. Di tenda darurat yang difungsikan sebagai sebagai rumah sakit, ada begitu banyak pasukan yang terluka. Sebagian besar di antaranya malah harus dirawat di tenda-tenda lainnya. "Sial. Baru hari pertama, kerugian besar sudah menimpa pihak kita," sergah Zhou Yuwen marah.Tangannya mengepal kencang. Bara kebencian mendominasi hatinya. Apakah sehebat itu Murong Xuan Yuan?"Pangeran Kedua, kita tidak bisa membiarkan hal ini terlalu lama. Bisa-bisa pasukan kita habis dimakan senjata surgawi. Sepertinya, senjata itu tidak bosan memakan tumbal," dengkus Chen Yihan dengan ekspresi yang sama dengan tuannya."Ada begitu banyak orang yang terkena panah yang sudah dilumuri dengan racun kutukan serigala
"Xiaoming, kita harus bergerak cepat!" Yihan memberi instruksi pelan.Berulang kali pria itu memastikan dengan menoleh ke kanan dan ke kiri bahwa tidak ada orang lain di sana."Tenang saja, tidak ada orang di tempat ini," sahut Xiaoming."Jangan lupa pesan Tuan Pemimpin, kita harus cepat melakukannya supaya tidak ketahuan.""Iya, iya. Cerewet sekali!" Xiaoming tidak suka diperintah. Mereka mempunyai posisi yang sama di sisi Tuan Pemimpin, tapi Yihan seakan bersikap seakan-akan dirinya mempunyai posisi lebih tinggi darinya. Yihan tidak berdaya. Hanya bisa mendengus pelan sebagai bentuk tidak puas dengan sikap Xiaoming. Dengan karakter Xiaoming, jika Yihan makin mendesaknya, Xiaoming pasti makin tidak menyukainya.Xiaoming sudah puas melihat Yihan yang tidak mengeluarkan sepatah kata pun untuk memprotesnya. Lalu, pria berpakaian serba hitam itu membuka bungkusan yang berisi racun secepat kilat.Belum sempat menaburkan racun di sumber air, keduanya tersentak dengan kehadiran dua orang y
Xuan Yuan menyambar tubuh Xin Qian dan membopongnya menuju tenda militer Panglima. Melewati begitu banyak penjaga, tanpa rasa sungkan sama sekali, itulah sosok sejati Dewa Perang Da Liang.Xin Qian hanya diam saja. Tak ada gunanya memberontak dan menolak keinginan pria ini. Paling-paling Xuan Yuan akan mengungkit bahwa Da Liang adalah milik ayahnya, sehingga dia bisa berbuat sesuka hati.Daripada dongkol mendengar ucapan itu, lebih baik dia menghemat tenaga, tidak mengeluarkan sama sekali."QianQian, kamu harus mengajariku tentang racun!" Pangeran Ketiga menatap lembut pada permaisuri yang sangat dicintainya tersebut."Untuk apa kamu belajar tentang racun? Ini sangat rumit.""Aku penasaran. Kakak Kedua bisa menguasainya, mana mungkin aku tidak bisa." Xuan Yuan merasa tertantang.Xin Qian menatap suaminya dengan tatapan rumit. Seketika, bayangan tentang Xin Qian murid Sekte Emei yang asli itu hadir kembali di dalam benaknya. Dugaannya, sekarang Ying Lan sudah mendapatkan wanita itu. E