Hatsii hatsii hatsiiHuantian yang ada di kereta bersin-bersin beberapa kali. Hidung Pangeran tampan itu sampai memerah. "Siapa yang berani membicarakanku di belakang?" dengusnya kesal setelah bersinnya reda. Hatinya sedang tidak baik-baik saja masih ditambah lagi harus bersin-bersin. Benar-benar sangat menyebalkan.Sepanjang hari, dia hanya bisa mengeluh. Sudah jauh-jauh menempuh perjalanan dari Hangzhou ke Tangluo. Ternyata Xin Qian menolaknya dengan kejam. Ada begitu banyak wanita di dunia ini, kenapa dia harus berebut dengan Xuan Yuan? Jika adiknya itu tahu, ini hanya akan menambah masalah di antara mereka berdua saja.Huantian sudah merasa sangat lelah harus selalu bersitegang dengan Xuan Yuan. Pada akhirnya, dia tidak pernah menang dari adiknya itu."Aku belum rela harus mengalah padamu kali ini, Yuan'er," keluhnya dengan hati dongkol.Pangeran tampan itu membuka tirai kereta. Ingin melupakan rasa kesalnya, dia mencoba mengajak bicara Changyi yang mengawalnya dengan naik kuda
Kaisar sedang berdiri di menara tertinggi di Istana. Dari sana, Kaisar Murong Tian Yi menikmati pemandangan Kota Hangzhou yang seindah surga. Perkebunan teh yang begitu luas di luar pemukiman penduduk Kota Hangzhou, memanjakan pandangan mata. Di masa pemerintahan Kaisar Murong Tian Yi, Hangzhou adalah penghasil teh berkualitas tinggi yang dikenal di seluruh dunia. Selain itu, Hangzhou juga merupakan penghasil sutera yang menguasai perdagangan di lima negara lainnya. Tidak heran jika kemakmuran Da Liang dikenal di seluruh dunia."Di langit ada surga, di bumi ada Hangzhou," gumam Kaisar pelan."Kota Hangzhou begitu indah. Tidak berlebihan jika diungkapkan keindahannya dibandingkan dengan surga," sahut Kasim Bao yang berdiri di sisi Kaisar. Pencapaian yang luar biasa. Penduduk kota hidup dengan makmur berkat kebijaksaan Kaisar. Apalagi, dalam beberapa tahun ini, Kaisar telah membebaskan pajak bagi para penduduknya.Seekor merpati putih mendarat di tembok pembatas menara. Kasim Bao berge
Saat rapat pagi di Pengadilan Istana, Kaisar memerintahkan kepada para pejabat untuk menyiapkan acara penyambutan Pangeran Ketiga yang akan datang dari Kota Tangluo. Saat mendengar perintah ini, para pejabat tidak ada yang berani bersuara. Penasihat Lao Haocun juga bungkam seribu bahasa. Dialah orang yang paling getol memprovokasi semua pejabat untuk menolak ide mengeluarkan kas negara dan juga ide donasi untuk Tangluo. Sekarang, Pangeran Ketiga bisa menyelesaikan masalah Tangluo lebih awal. Tamparan keras yang nyaris tidak sanggup ditanggungnya.Perdana Menteri Lin merasa mendapatkan panggung. Dulu, dia dan Menteri Hui Feng Qiu sangat getol untuk memperjuangkan ide mengambil donasi dari para pejabat."Langit memberkati Pangeran Ketiga. Dalam waktu yang begitu singkat, Pangeran Ketiga telah berhasil mengendalikan wabah di Kota Tangluo. Jasa besar ini, layak untuk mendapatkan bintang jasa." Perdana Menteri berkata dengan penuh bangga. Perdana Menteri adalah salah satu pejabat yang me
Iring-iringan kereta kuda yang dikawal dengan ratusan prajurit tiba di luar kota Hangzhou. Ada sepuluh ribu pasukan Hui Feng Qiu yang menyambut Panglima Perang Da Liang di sana. Corak militer begitu kental saat acara penyambutan. Xin Qian tidak banyak berkomentar. Gadis itu hanya harus berada di sisi Xuan Yuan dalam setiap kesempatan."Qian'er, apa kamu yakin akan menikahinya?" Huantian mempunyai kesempatan mendekati Xin Qian ketika Xuan Yuan begitu sibuk dalam seremonial penyambutan."Kakak Ipar Pertama, kenapa Anda masih mempertanyakan ini. Kami berdua saling mencintai," balas Xin Qian pelan."Kenapa kamu tidak mempertimbangkan aku sama sekali?" Sepasang netra Putra Mahkota sangat redup ketika menatap Xin Qian. "Kakak, Anda sudah mempunyai begitu banyak wanita cantik. Tidakkah mereka semua sudah cukup?" Xin Qian membuang napas gusar."Qian'er, aku bisa kehilangan mereka semuanya, tapi aku tidak bisa kehilanganmu!" sahut Huantian dengan wajah sedih. Xin Qian menginginkan pria lajan
Suasana mengharu biru di Istana Xi Wei tak bisa dihindari. Selir Hui Yuan Shi menumpahkan semua rasa yang telah ditahannya dua bulan ini. "Yuan'er, Ibunda hampir mati karena khawatir." Melepas kepergian putranya ke tengah wabah, rasanya tidak sama dengan melepasnya ke medan perang. Setiap hari Selir Hui dihantui rasa takut putranya akan tertular dan mati. Tekanan yang luar biasa harus dirasakannya selama dua bulan ini.Xuan Yuan menggenggam tangan Selir Hui untuk menenangkan."Ibu, Ananda baik-baik saja. QianQian menjaga dan merawatku dengan baik." Sepasang netra phoniex milik Selir Hui beralih pada Xin Qian yang ada di sisi Xuan Yuan."QianQian, kamu juga baik-baik saja?" tanya Selir Hui."Ibu, aku baik-baik saja. Anda jangan khawatir." Selir Hui baru bisa bernapas lega ketika melihat Xuan Yuan dan Xin Qian baik-baik saja. "Bagus, kalau begitu pernikahan kalian tidak perlu ditunda lagi. Yuan'er, ayahmu sudah menyiapkan sebuah perayaan yang megah untuk pernikahan kalian." Selir H
Semakin dekat dengan hari pernikahan, kesibukan yang ada di Istana Xi Wei semakin terlihat. Hilir mudik para pelayan yang harus memastikan segala sesuatunya tidak terlewat. Lampion yang terpasang setiap lima langkah membuat suasana malam terlihat lebih semarak dibanding hari lain.Kendati demikian, segala kericuhan yang terjadi di Istana Xi Wei tersebut, tidak bisa menembus masuk Paviliun Xing He. Kondisi Paviliun tersebut masih sama seperti sebelumnya, tidak terjamah.Hanya pelayan khusus saja yang diizinkan untuk masuk dengan pengawasan ketat dari penjaga. Mereka harus segera pergi setelah tugas yang dilakukan telah usai."QianQian, aku sudah tidak sabar menunggu hari pernikahan kita," ungkap Xuan Yuan dengan wajah cemberut saat keduanya makan malam berdua di Aula.Wajah Xin Qian memerah menahan malu. Setiap saat pria ini selalu saja mengatakan hal yang sama. "Bukankah lusa kita menikah?" sahutnya tanpa memandang Xuan Yuan.Membicarakan hari pernikahan dengan pria ini sepertinya bu
Semalaman tiga pengawal memindai setiap sudut Paviliun, akan tetapi tidak menemukan sosok Zhou Yuwen. Pangeran Ketiga sangat kesal karena tidak berhasil menangkap pembuat onar itu sekarang. Hingga pagi menjelang, Xuan Yuan tidak bisa tidur. Dia hanya duduk di sisi luar ranjang tempat Xin Qian tidur.Tak ingin meninggalkannya barang dari detik pun. Bahkan pengawal rahasia yang bersembunyi dalam kegelapan berjaga mengelilingi Aula samping untuk memastikan tidak terjadi sesuatu pada majikan mereka. Xin Qian adalah majikan mereka. Semua pengawal sudah mengakuinya, tak ada yang berselisih dalam hal ini."Kenapa wajahmu begitu kesal?" tanya Xin Qian ketika bangun tidur mendapati Xuan Yuan duduk dengan wajah penuh amarah."Zhou Yuwen datang ke paviliun Xing He. Apakah kamu tidak merasa ini sangat aneh?" Pangeran Ketiga menatap Xin Qian yang baru saja bangun tidur."Aku akan mandi dulu." Xin Qian bergegas bangkit. Biasanya, Shu Ling sudah menyiapkan air hangat untuk mandi. Namun, Pangeran
"Apakah Zhou Yuwen ini...." Dua pangeran Da Liang itu berkata bersamaan. Lintasan curiga secara bersamaan muncul di benak keduanya.Pangeran Pertama dan Pangeran Ketiga saling pandang dengan tatapan mata yang sama-sama terlihat kaget. Ada gejolak di kedalaman telaga keduanya. Kendati demikian, bibir keduanya terkatup rapat.Keduanya membuat gerakan yang sama, mengibaskan jubahnya dan duduk di kursi yang ada di Aula utama Paviliun Xing He bersamaan. Di saat demikian, keduanya terlihat sangat kompak dan akur. "Kakak Pertama, jangan bilang kalau kamu mempunyai pemikiran yang sama denganku?" Xuan Yuan melirik Huantian curiga."Haiyaa, aku baru saja akan mengatakannya!" dengus Huantian sambil memutar bola mata malas.Keduanya sama-sama mendengus kasar. Tidak masalah jika Zhou Yuwen itu membuat ulah di Negara Zhou dan Tangluo. Wilayah itu jauh dari Hangzhou. Namun, semalam Zhou Yuwen berani menunjukkan diri di istana Xi Wei. Tentu saja dua pangeran ini mempunyai pemikiran yang sama. Hany
Dua tahun sejak kehadiran Pangeran Ketiga di Kota Chang'an, kehidupan di kota ini sudah sangat jauh berbeda. Pasar-pasar sangat ramai didatangi orang-orang dari luar wilayah. Chang'an memproduksi barang-barang yang tidak dihasilkan oleh kota-kota yang lain.Penduduk yang semula hidup di bawah garis kemiskinan, kini bisa hidup lebih baik. Pangeran Ketiga mengembangkan obat-obatan herbal, berbagai jenis senjata, sutera berkualitas tinggi dan berbagai barang lain yang hanya ada di Kota Chang'an.Permaisuri Xin dijuluki jenius yang berhasil menciptakan terobosan baru dalam menghasilkan berbagai barang tersebut. Apa yang pernah Xin Qian lihat di zaman modern, dia mengembangkannya di tempat ini disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang terbatas. Kendati demikian, hal tersebut menjadi terobosan yang luar biasa. Buktinya, berbagai barang tersebut mampu membuat nama Chang'an yang semula tak pernah diperhitungkan oleh dunia, sekarang menjadi salah satu kota yang paling banyak dibicarakan.P
Seorang wanita tua duduk merana di dalam jeruji besi. Ada besi berbentuk bulat sebesar bola dan rantai besar yang terikat di kakinya. Dengan usia setua Nenek Bai yang berusia lebih dari enam puluh tahun, para penjaga penjara surgawi memang sedikit berlebihan. Tanpa diikat dengan rantai sebesar itu saja, Nenek Bai tidak mungkin bisa melarikan diri dari sini. Xin Qian membuang napas melihatnya. Orang-orang zaman kuno memang sangat tidak masuk akal. "Bagaimana hasil pemeriksaan Nenek Bai?" bisik Xin Qian pada suaminya."Dia menemukan Lin Chao Feng pingsan di pinggir sungai. Setelah setengah hari menunggu, pria itu baru siuman. Nenek Bai mengajaknya pulang dan mengakuinya sebagai cucu. Hanya itu saja pengakuannya." Xuan Yuan berkata datar."Hmm, cukup masuk akal," sahut Xin Qian.Pangeran Ketiga menoleh. Ditatapnya wajah cantik Xin Qian dengan dahi mengernyit."QianQian, katakan padaku, kenapa kamu bisa bilang bahwa penjelasannya cukup masuk akal?" Xuan Yuan bahkan tidak percaya sama s
Sehari berselang selepas proses eksekusi Lin Chao Feng, Mei Yin dan Qionglin bergegas untuk menemui Permaisuri Xin. Ketika keduanya sampai di depan aula Paviliun Bulan, Xue yang datang menemui."Tuan Xue, ada hal yang harus saya sampaikan pada Permaisuri Xin hari ini." Wanita tua itu berinisiatif untuk berkata lebih dahulu sebelum Xue bertanya."Guru Mei harap menunggu sebentar. Hamba akan menyampaikan kepada Permaisuri Xin terlebih dahulu." Xue segera berlalu setelah selesai mengatakan kalimat tersebut."Guru, apa Anda yakin akan memberi hukuman untuk Qian'er?" ungkap Qionglin."Tentu saja, kejahatan Qian'er sudah begitu berat. Ada ratusan pasukan Da Liang yang mati keracunan, sedangkan ribuan lainnya terinfeksi racun. Apakah ini jenis kejahatan ringan?" sahut Mei Yin.Meski Qian'er adalah murid yang dirawatnya sendiri sejak masih kecil. Kejahatan tetaplah kejahatan. Dia tidak bisa mengabaikan nyawa ribuan orang yang menderita karena kasih sayangnya pada Qian'er. Apalagi, Qian'er ma
Xuan Yuan tidak memberi izin Permaisuri Xin untuk mengikuti proses hukuman Lin Chao Feng. Tak ingin memberi kesempatan untuk penjahat itu melihat wajah cantik Xin Qian barang sebentar saja supaya tidak menyisakan rasa sesal di dalam hatinya di ujung kematian. Pangeran Ketiga memang sekejam itu.Eksekusi hukuman ini disaksikan oleh penduduk Kota Chang'an."Untuk pelajaran bagi kalian semua yang masih menyimpan niat jahat untuk mencelakai kami, sebaiknya segera hapus baik-baik dari hati kalian. Kalian saksikan, pria ini bernama Lin Chao Feng, dia berniat untuk mencelakai Permaisuri Xin dan dua pangeran kecil. Aku tidak akan segan memenggal kepala orang ini." Xuan Yuan berpidato dengan tegas. Kembali ke zaman feodal adalah nasib buruk bagi Lin Chao Feng. Dia harus mati menyedihkan di tempat bobrok ini, tanpa seorang pun yang menangisi.Pria penjelajah waktu itu tidak terima dengan hukuman ini. Dia sama sekali tidak menyangka nyawanya akan berakhir begitu saja tanpa ampun di tempat yang
Lin Chao Feng berusaha melarikan diri ketika Xue datang. Raut panik pria penjelajah waktu dari zaman modern itu begitu kentara, tak bisa disembunyikan. Semua alat-alat yang dibawanya dari zaman modern sudah diamankan oleh pasukan Pangeran Ketiga."Lin Chao Feng, sebaiknya kamu menyerah saja!" Xue berkata datar dan dingin. Pengawal Xuan Yuan yang mempunyai karakter nyaris sama dengan majikannya adalah Xue. "Sialan, aku sudah ketahuan!" Sekuat tenaga, Lin Chao Feng berusaha melarikan diri. Pada akhirnya, ketahuan juga. "Pangeran Ketiga ingin kamu memberi penjelasan. Sebaiknya kamu tidak melawan, atau kamu tidak akan dilepaskan dari penjara surgawi." "Tidak akan semudah itu menangkapku!" Lin Chao Feng tidak terbiasa diancam oleh orang lain. Tak suka mendengar Xue menekannya sedemikian rupa."Mari kita coba!" Xue mulai menyerang. Lin Chao Feng mencoba untuk menghadapi.Jika di zaman modern, kemampuan bela diri Lin Chao Feng bisa dibilang tangguh. Namun, sayang sekali dia salah mendapat
Xin Qian tertegun melihat barang-barang yang ada di dalam kotak kayu tersebut ketika terbuka. Sementara Xuan Yuan hanya melipat tangan ke belakang dengan dahi berkerut, tak paham.Ada beberapa benda asing di mata Xuan Yuan yang tergeletak di dalam kotak kayu tersebut."QianQian, benda apa ini?" tanyanya penasaran.Tak jauh dengan benda yang dibawa oleh Xin Qian ketika datang ke tempat ini, benda-benda aneh yang tidak dimengerti fungsinya oleh Xuan Yuan.Namun bedanya, Lin Chao Feng datang ke sini dengan sengaja. Tentu saja dia telah mempersiapkan segala hal yang diperlukan.Beberapa makanan kering berbentuk biskuit. Ada juga kapsul yang obat-obatan. "Botol ini berisi racun, Yun. Yang ini juga, entah apa yang akan dilakukannya dengan racun-racun ini." Yunxi menerima botol plastik dan memegangnya merasa aneh, karena belum ada botol seperti ini di zaman kuno. Pengawal itu memberi tulisan 'racun' di luar botol tersebut. "Yang ini kapsul makanan sehat." Yunxi dan Xue yang baru saja dat
"Bersujud!"Jun Hui memimpin lima puluh prajurit dari Negara Zhou bersujud pada Xin Qian di halaman begitu Permaisuri Xin turun dari kereta kuda.Xuan Yuan dan Xin Qian saling bertukar pandang melihatnya. Ada apa ini? Kenapa mereka semua tiba-tiba bersujud di hadapannya."Jun Hui bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!""Kami semua bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!"Suara lantang dari lima puluh pria berbadan tegap di halaman terdengar bergemuruh. Angin seketika berhenti bergerak, daun pohon willow ikut tertegun mendengarkan sumpah mereka."Apa maksudnya ini?" Xin Qian akhirnya bersuara. Tak ingin rasa penasaran itu menggerogoti hati setengah mati.Jun Hui maju ke depan. "Kami bisa hidup sampai hari ini karena belas kasih Anda. Jika bukan karena Anda yang dulu merawat, kami pasti tidak hidup hari ini. Kami telah meninggalkan atribut Negara Zhou. Mulai hari ini, kami adalah pelayan Anda." Jun Hui berkata dengan sangat lancar. Pa
"Nenek Bai, berapa orang yang tinggal di rumahmu ini?" Beberapa orang petugas sedang mendata jumlah penduduk di Kota Chang'an, sudah tiba di rumah milik Nenek Bai.Sebenarnya, ini juga salah satu rencana Yunxi untuk makin mengenal seluk beluk Kota Chang'an. Jumlah penduduk, pekerjaan mereka, penghasilan harian yang didapatkan, dan lain sebagainya. Data ini akan menjadi acuan Pangeran Ketiga untuk membuat kebijakan di masa depan, sebagai kepentingan jangka panjang.Kepentingan jangka pendeknya adalah untuk mengetahui latar belakang Lin Chao Feng dengan jelas.Begitu tiba di rumah Nenek Bai, mereka bertanya dengan deteil apa saja yang perlu dikorek dari wanita tua tersebut."Aku tinggal bersama cucuku." "Bukankah kamu tidak mempunyai anak? Kenapa mempunyai cucu?" tanya petugas itu menyelidik.Selama bertahun-tahun, Nenek Bai dikenal orang sebagai seorang janda yang hidup sendiri karena tidak mempunyai keturunan. Namun, sejak beberapa minggu terakhir, dia tinggal dengan seorang pria mu
"A Yuan, aku bosan!" Xuan Yuan terlalu over protektif dalam menjaga istrinya yang sedang hamil. Xin Qian tak bisa lagi bebas bergerak dan melakukan aktivitas seperti biasanya. Selain ada Xuan Yuan, para pelayan siap siaga menyiapkan apapun yang dibutuhkan oleh Xin Qian. "Apa aku terlalu mengekangmu? Di luar sana ada begitu banyak orang yang berniat buruk terhadapmu, aku khawatir," sesal Xuan Yuan. Melihat wajah cemberut Xin Qian, hati pria itu tercubit. Xuan Yuan sangat mencintai wanitanya. Dia bahkan rela mengabdikan seluruh hidupnya untuk Xin Qian, akan berusaha sekuat tenaga untuk membuatnya tertawa bahagia. Namun, dengan semua kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya, dia malah lebih sering membuat wanita ini melalui perjalanan hidup dan mati bersamanya. Semua ini sama sekali bukan situasi yang diinginkan Xuan Yuan."Aku hanya bosan terus berada di dalam istana akhir-akhir ini. Bisakah kita keluar dari sini?" pintanya dengan nada suara manja. Xin Qian tahu bahwa suaminya tidak