Suasana mengharu biru di Istana Xi Wei tak bisa dihindari. Selir Hui Yuan Shi menumpahkan semua rasa yang telah ditahannya dua bulan ini. "Yuan'er, Ibunda hampir mati karena khawatir." Melepas kepergian putranya ke tengah wabah, rasanya tidak sama dengan melepasnya ke medan perang. Setiap hari Selir Hui dihantui rasa takut putranya akan tertular dan mati. Tekanan yang luar biasa harus dirasakannya selama dua bulan ini.Xuan Yuan menggenggam tangan Selir Hui untuk menenangkan."Ibu, Ananda baik-baik saja. QianQian menjaga dan merawatku dengan baik." Sepasang netra phoniex milik Selir Hui beralih pada Xin Qian yang ada di sisi Xuan Yuan."QianQian, kamu juga baik-baik saja?" tanya Selir Hui."Ibu, aku baik-baik saja. Anda jangan khawatir." Selir Hui baru bisa bernapas lega ketika melihat Xuan Yuan dan Xin Qian baik-baik saja. "Bagus, kalau begitu pernikahan kalian tidak perlu ditunda lagi. Yuan'er, ayahmu sudah menyiapkan sebuah perayaan yang megah untuk pernikahan kalian." Selir H
Semakin dekat dengan hari pernikahan, kesibukan yang ada di Istana Xi Wei semakin terlihat. Hilir mudik para pelayan yang harus memastikan segala sesuatunya tidak terlewat. Lampion yang terpasang setiap lima langkah membuat suasana malam terlihat lebih semarak dibanding hari lain.Kendati demikian, segala kericuhan yang terjadi di Istana Xi Wei tersebut, tidak bisa menembus masuk Paviliun Xing He. Kondisi Paviliun tersebut masih sama seperti sebelumnya, tidak terjamah.Hanya pelayan khusus saja yang diizinkan untuk masuk dengan pengawasan ketat dari penjaga. Mereka harus segera pergi setelah tugas yang dilakukan telah usai."QianQian, aku sudah tidak sabar menunggu hari pernikahan kita," ungkap Xuan Yuan dengan wajah cemberut saat keduanya makan malam berdua di Aula.Wajah Xin Qian memerah menahan malu. Setiap saat pria ini selalu saja mengatakan hal yang sama. "Bukankah lusa kita menikah?" sahutnya tanpa memandang Xuan Yuan.Membicarakan hari pernikahan dengan pria ini sepertinya bu
Semalaman tiga pengawal memindai setiap sudut Paviliun, akan tetapi tidak menemukan sosok Zhou Yuwen. Pangeran Ketiga sangat kesal karena tidak berhasil menangkap pembuat onar itu sekarang. Hingga pagi menjelang, Xuan Yuan tidak bisa tidur. Dia hanya duduk di sisi luar ranjang tempat Xin Qian tidur.Tak ingin meninggalkannya barang dari detik pun. Bahkan pengawal rahasia yang bersembunyi dalam kegelapan berjaga mengelilingi Aula samping untuk memastikan tidak terjadi sesuatu pada majikan mereka. Xin Qian adalah majikan mereka. Semua pengawal sudah mengakuinya, tak ada yang berselisih dalam hal ini."Kenapa wajahmu begitu kesal?" tanya Xin Qian ketika bangun tidur mendapati Xuan Yuan duduk dengan wajah penuh amarah."Zhou Yuwen datang ke paviliun Xing He. Apakah kamu tidak merasa ini sangat aneh?" Pangeran Ketiga menatap Xin Qian yang baru saja bangun tidur."Aku akan mandi dulu." Xin Qian bergegas bangkit. Biasanya, Shu Ling sudah menyiapkan air hangat untuk mandi. Namun, Pangeran
"Apakah Zhou Yuwen ini...." Dua pangeran Da Liang itu berkata bersamaan. Lintasan curiga secara bersamaan muncul di benak keduanya.Pangeran Pertama dan Pangeran Ketiga saling pandang dengan tatapan mata yang sama-sama terlihat kaget. Ada gejolak di kedalaman telaga keduanya. Kendati demikian, bibir keduanya terkatup rapat.Keduanya membuat gerakan yang sama, mengibaskan jubahnya dan duduk di kursi yang ada di Aula utama Paviliun Xing He bersamaan. Di saat demikian, keduanya terlihat sangat kompak dan akur. "Kakak Pertama, jangan bilang kalau kamu mempunyai pemikiran yang sama denganku?" Xuan Yuan melirik Huantian curiga."Haiyaa, aku baru saja akan mengatakannya!" dengus Huantian sambil memutar bola mata malas.Keduanya sama-sama mendengus kasar. Tidak masalah jika Zhou Yuwen itu membuat ulah di Negara Zhou dan Tangluo. Wilayah itu jauh dari Hangzhou. Namun, semalam Zhou Yuwen berani menunjukkan diri di istana Xi Wei. Tentu saja dua pangeran ini mempunyai pemikiran yang sama. Hany
Suasana Aula seketika senyap. Tak ada suara sama sekali, bahkan Huantian tidak berani mengeluarkan suara saat bernapas. Kepala melayang karena lidah bicara sembarangan, bukan hal asing di istana ini. Huantian pun merasa sangat ironis. Orang yang akan dilaporkan adalah putra Kaisar, adiknya sendiri."Ayahanda, ini hanya sebatas kecurigaan Ananda. Belum ada bukti yang menguatkan, hanya dugaan karena ada beberapa kebetulan yang terjadi. Mohon Kaisar untuk memeriksa lebih jelas lagi." Huantian memberi hormat sekali lagi selepas berkata demikian."Katakan dengan jelas!" titah Kaisar."Zhou Yuwen memiliki hubungan dengan Raja Zhou Xiuhuan di Negara Zhou. Tiba-tiba, semalam dia hadir di Paviliun Xing He. Penjaga Paviliun Xing He bukan penjaga sembarangan. Adik Ketiga sudah melatih mereka semua secara khusus. Namun, tidak ada yang menyadari kehadiran Zhou Yuwen kecuali tiga pengawal pribadi Pangeran Ketiga dan juga Yuan'er. Bukankah itu menunjukkan bahwa Zhou Yuwen ini bisa berkeliaran deng
Chen Yihan berdiri di sisi Tuan Pemimpin tak berani menegakkan kepala. Hari ini, suasana hati Tuan Pemimpin sedang tidak baik-baik saja. Pernikahan antara Murong Xuan Yuan dan Xin Qian hari ini digelar di Istana Xi Wei. Sang Ibunda melarangnya untuk datang. Dia juga tidak berani pergi diam-diam. Hanya bisa menekuk muka di hadapan anak buahnya dengan berbagai macam perintah tak masuk akal demi melampiaskan amarahnya.Sudah ada beberapa anak buahnya yang menjadi korban. Pria ini sangat mengerikan. Jika ingin membunuh orang, tak perlu berkeringat melakukannya. Dia cukup mengayunkan tangan, racun sudah menyebar dan membunuh dalam hitungan detik."Wang Xiaoming hari ini datang?" tanya Tuan Pemimpin pada Chen Yihan."Iya. Xiaoming bersama dengan Mo Shang dan Yan Qing Cheng hari ini datang di markas kita. Utusan dari Raja Zhou Xiuhuan juga hari ini datang. Jika Anda mempunyai titah, pergerakan bisa segera dimulai." "Bagus. Siapkan sambutan untuk mereka semua. Paman Xiuhuan pasti telah meny
Pengiring pengantin saat ini berada di kamar pengantin. Dia memberikan tongkat kepada Pangeran Ketiga untuk membuka kerudung pengantin wanita."Pengantin pria harus membuka kerudung pengantin wanita dengan ini." Pangeran Ketiga mengikuti ucapan pengiring pengantin dengan patuh. Rasa bahagia yangvmembuncah di dalam dada Pangeran Ketiga tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Xin Qian duduk di sisi ranjang pengantin yang telah dihias dengan indah dan menawan hingga sedemikian rupa. Pakaian pengantin berwarna merah berhiaskan motif sulaman benang emas begitu indah membalut tubuhnya. Kepala Xin Qian tertutup dengan tudung berwarna merah."QianQian, aku akan membuka kerudungmu." Pangeran Ketiga tanpa ragu membuka kerudung dengan tongkat yang diberikan oleh pengiring pengantin.Wanita itu sudah pergi meninggalkan kamar pengantin. Hanya tersisa Xuan Yuan dan pengantin wanita yang ada di sana.Ketika tudung merah itu terbuka sempurna, wajah cantik Xin Qian menjadi pemandangan yang tak sangg
Berbeda dengan Pangeran Pertama yang merana atau Pangeran Ketiga yang sedang menikmati indahnya malam pertama, Murong Ying Lan sedang duduk di Aula bersama dengan kelompoknya. Orang-orang yang beraliansi dengannya juga sudah datang. Mo Shang dan Yan Qing Cheng duduk di Aula utama dengan tenang.Utusan Raja Zhou Xiuhuan, Gui Yan juga berada di sana. "Pangeran Kedua, 500.000 pasukan Negara Zhou sudah disiapkan di perbatasan Negara Zhou dengan Da Liang. Perang dua negara ini sudah tidak mungkin dihindari lagi, untuk mengembalikan harga diri Negara Zhou yang selama dua puluh tahun ini ditindas oleh Da Liang. Putri Kecil Zhou Yichang kami disandera di harem kaisar Da Liang. Itu adalah penghinaan paling besar yang harus Negara Zhou kami terima dari Da Liang."Gui Yan tidak menahan kemarahan. Selama bertahun-tahun Negara Zhou sudah menahan diri, tidak berani menampakkan rasa marah. Sekarang, kekuatan militer susah berlipat ganda, mana mungkin masih harus menahan diri lagi."Tuan Gui Yan, Pa