"Apakah Zhou Yuwen ini...." Dua pangeran Da Liang itu berkata bersamaan. Lintasan curiga secara bersamaan muncul di benak keduanya.Pangeran Pertama dan Pangeran Ketiga saling pandang dengan tatapan mata yang sama-sama terlihat kaget. Ada gejolak di kedalaman telaga keduanya. Kendati demikian, bibir keduanya terkatup rapat.Keduanya membuat gerakan yang sama, mengibaskan jubahnya dan duduk di kursi yang ada di Aula utama Paviliun Xing He bersamaan. Di saat demikian, keduanya terlihat sangat kompak dan akur. "Kakak Pertama, jangan bilang kalau kamu mempunyai pemikiran yang sama denganku?" Xuan Yuan melirik Huantian curiga."Haiyaa, aku baru saja akan mengatakannya!" dengus Huantian sambil memutar bola mata malas.Keduanya sama-sama mendengus kasar. Tidak masalah jika Zhou Yuwen itu membuat ulah di Negara Zhou dan Tangluo. Wilayah itu jauh dari Hangzhou. Namun, semalam Zhou Yuwen berani menunjukkan diri di istana Xi Wei. Tentu saja dua pangeran ini mempunyai pemikiran yang sama. Hany
Suasana Aula seketika senyap. Tak ada suara sama sekali, bahkan Huantian tidak berani mengeluarkan suara saat bernapas. Kepala melayang karena lidah bicara sembarangan, bukan hal asing di istana ini. Huantian pun merasa sangat ironis. Orang yang akan dilaporkan adalah putra Kaisar, adiknya sendiri."Ayahanda, ini hanya sebatas kecurigaan Ananda. Belum ada bukti yang menguatkan, hanya dugaan karena ada beberapa kebetulan yang terjadi. Mohon Kaisar untuk memeriksa lebih jelas lagi." Huantian memberi hormat sekali lagi selepas berkata demikian."Katakan dengan jelas!" titah Kaisar."Zhou Yuwen memiliki hubungan dengan Raja Zhou Xiuhuan di Negara Zhou. Tiba-tiba, semalam dia hadir di Paviliun Xing He. Penjaga Paviliun Xing He bukan penjaga sembarangan. Adik Ketiga sudah melatih mereka semua secara khusus. Namun, tidak ada yang menyadari kehadiran Zhou Yuwen kecuali tiga pengawal pribadi Pangeran Ketiga dan juga Yuan'er. Bukankah itu menunjukkan bahwa Zhou Yuwen ini bisa berkeliaran deng
Chen Yihan berdiri di sisi Tuan Pemimpin tak berani menegakkan kepala. Hari ini, suasana hati Tuan Pemimpin sedang tidak baik-baik saja. Pernikahan antara Murong Xuan Yuan dan Xin Qian hari ini digelar di Istana Xi Wei. Sang Ibunda melarangnya untuk datang. Dia juga tidak berani pergi diam-diam. Hanya bisa menekuk muka di hadapan anak buahnya dengan berbagai macam perintah tak masuk akal demi melampiaskan amarahnya.Sudah ada beberapa anak buahnya yang menjadi korban. Pria ini sangat mengerikan. Jika ingin membunuh orang, tak perlu berkeringat melakukannya. Dia cukup mengayunkan tangan, racun sudah menyebar dan membunuh dalam hitungan detik."Wang Xiaoming hari ini datang?" tanya Tuan Pemimpin pada Chen Yihan."Iya. Xiaoming bersama dengan Mo Shang dan Yan Qing Cheng hari ini datang di markas kita. Utusan dari Raja Zhou Xiuhuan juga hari ini datang. Jika Anda mempunyai titah, pergerakan bisa segera dimulai." "Bagus. Siapkan sambutan untuk mereka semua. Paman Xiuhuan pasti telah meny
Pengiring pengantin saat ini berada di kamar pengantin. Dia memberikan tongkat kepada Pangeran Ketiga untuk membuka kerudung pengantin wanita."Pengantin pria harus membuka kerudung pengantin wanita dengan ini." Pangeran Ketiga mengikuti ucapan pengiring pengantin dengan patuh. Rasa bahagia yangvmembuncah di dalam dada Pangeran Ketiga tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Xin Qian duduk di sisi ranjang pengantin yang telah dihias dengan indah dan menawan hingga sedemikian rupa. Pakaian pengantin berwarna merah berhiaskan motif sulaman benang emas begitu indah membalut tubuhnya. Kepala Xin Qian tertutup dengan tudung berwarna merah."QianQian, aku akan membuka kerudungmu." Pangeran Ketiga tanpa ragu membuka kerudung dengan tongkat yang diberikan oleh pengiring pengantin.Wanita itu sudah pergi meninggalkan kamar pengantin. Hanya tersisa Xuan Yuan dan pengantin wanita yang ada di sana.Ketika tudung merah itu terbuka sempurna, wajah cantik Xin Qian menjadi pemandangan yang tak sangg
Berbeda dengan Pangeran Pertama yang merana atau Pangeran Ketiga yang sedang menikmati indahnya malam pertama, Murong Ying Lan sedang duduk di Aula bersama dengan kelompoknya. Orang-orang yang beraliansi dengannya juga sudah datang. Mo Shang dan Yan Qing Cheng duduk di Aula utama dengan tenang.Utusan Raja Zhou Xiuhuan, Gui Yan juga berada di sana. "Pangeran Kedua, 500.000 pasukan Negara Zhou sudah disiapkan di perbatasan Negara Zhou dengan Da Liang. Perang dua negara ini sudah tidak mungkin dihindari lagi, untuk mengembalikan harga diri Negara Zhou yang selama dua puluh tahun ini ditindas oleh Da Liang. Putri Kecil Zhou Yichang kami disandera di harem kaisar Da Liang. Itu adalah penghinaan paling besar yang harus Negara Zhou kami terima dari Da Liang."Gui Yan tidak menahan kemarahan. Selama bertahun-tahun Negara Zhou sudah menahan diri, tidak berani menampakkan rasa marah. Sekarang, kekuatan militer susah berlipat ganda, mana mungkin masih harus menahan diri lagi."Tuan Gui Yan, Pa
Huantian beberapa kali membuang napas gusar di Aula utama Paviliun Xin He. Perasaan tertekan harus kembali menyapa relung hati, karena harus menerima kenyataan tidak menyenangkan baginya. Pintu kamar pengantin masih tertutup rapat. Padahal sekarang sudah tengah hari.Kaisar memerintahkannya untuk mengunjungi Pangeran Ketiga, karena sudah satu pekan sejak hari pernikahan, Xuan Yuan tidak hadir di Pengadilan Istana."Yunxi, apa majikanmu sudah berubah menjadi seorang pemalas? Hari sudah begitu siang, kenapa masih belum juga bangun? Huh...." Huantian mendengus kesal."Putra Mahkota, mohon pemakluman Anda. Pangeran Ketiga masih menikmati masa pengantin baru. Kami tidak berani mengganggunya. Sudah satu pekan, tapi mereka belum keluar dari kamar pengantin sama sekali." Yunxi berkata pelan."Apa? Sudah satu pekan ini, mereka tidak keluar dari kamar pengantin?" Sepasang netra Huantian membelalak sempurna. "Sungguh keterlaluan, sebenarnya apa yang sedang mereka lakukan di dalam sana?" raung Hu
Mulai tampak kesibukan di Paviliun Xing He hari ini. Satu pekan terakhir, tiga pengawal pribadi Xuan Yuan telah hidup dengan sangat santai, karena majikan mereka tidak menurunkan perintah apapun. sekarang ada begitu banyak tugas penting yang harus mereka lakukan.Kaisar sudah memberi titah pada semua anggota militer untuk bersiap memberikan kontribusi untuk Da Liang. Sebanyak 500.000 pasukan telah dipersiapkan untuk berangkat menuju perbatasan.Pangeran Ketiga akan menyusul setelah ritual pembuatan senjata surgawi selesai. Orang yang paling sibuk dalam hal ini tentu saja Xin Qian. Tak ada orang lain yang bisa membuat senjata surgawi kecuali dirinya."QianQian, apa kamu kelelahan?" tanya Xuan Yuan yang tiba-tiba sudah berada di sana. Kedua tangan kekar Dewa Perang Da Liang itu mulai memijit punggung wanitanya lembut. "Satu pekan terakhir kamu sudah memberi hukuman berat, sekarang masih harus ditambah dengan hukuman lain. Sebenarnya, kamu ini menyayangiku atau tidak?" Xin Qian mengeruc
Menerima laporan Ming Ye, bibir Xuan Yuan melengkung. Pada akhirnya, guru dan saudari seperguruan istrinya datang berkunjung untuk mengucapkan selamat atas pernikahan mereka.Berkebalikan dengan Xin Qian, saat ini wajahnya sangat rumit. Siapakah dia wanita ini? Berbagai pertanyaan bermain-main di dalam benak Xin Qian. "QianQian, ayo cepat sambut kedatangan Guru!" ajak Xuan Yuan yang buru-buru meninggalkan pekerjaannya. Bakti seorang murid kepada Guru tidak boleh diabaikan. Guru sudah merawat dan mengajari Xin Qian sehingga mempunyai kepandaian surgawi seperti ini, mana boleh disia-siakan.Xin Qian masih berdiri tertegun tanpa tahu harus berbuat apa. Jika benar dua wanita itu adalah anggota Sekte Emei, bukankah akan menjadi masalah besar untuknya. Dia hanya mengaku-ngaku sebagai murid dari Sekte Emei. "Aah, ke-kenapa Guru harus datang ke Istana Xi Wei?" Xin Qian bertanya bodoh."Kamu ini, tentu saja untuk mengucapkan selamat atas pernikahan kita. Apa kamu lupa!" Xuan Yuan menjentik