KAU PIKIR AKU PUAS MASALAH RANJANG, MAS? TIDAK!
-POV AUTHOR-Rio masih terdiam mendengar semua penjelasan istrinya itu. Rio mencoba membiarkan Sifa mengeluarkan semua unek-unek yang ada di hatinya. Dia ingin mendengarkan semua curahan hati sang istri."Apa Mas pikir aku melakukannya demi cinta? Hahahaha! Jangan terlalu percaya diri jadi orang, Mas! Mas salah! Jika boleh jujur rasa cintaku sudah mati karena terus menerus kau khianati!" ucap Sifa sambil mengusap air matanya dengan lengan gamis."Jika Mas Rio, memiliki pemikiran bahwa selama ini Sifa bertahan hanya karena cinta pada Mas Rio itu salah. Ya memang awalnya Sifa, sangat mencintai Mas. Amat sangat, mungkin itu juga yang menyebabkan Allah tak suka karena merasa di duakan olehku. Sebab itu Allah menegurku dengan cara ini, tapi lebih dari itu Mas. Cinta Sifa, pada Mas juga naik turun. Tak selamanya Sifa mencintai Mas, sama seperti yang Mas saat ini rasakan padaku. Adaka Sifa juga jenuh, lelah, bertahan dengan seNGAMBEK!-POV AUTHOR-"Apakah kau merasa seperti itu, Mas?" Tanya Sifa setengah mengejek."Bukan, bukan Sifa yang mengatakan. Tetapi, Dr. Satoshi Kanazawa. Beliau seorang psikolog evolusioner dari London School of Economics and Political Science. Katanya semakin pintar seorang lelaki, semakin kecil kemungkinan ia 'tersesat' atau berselingkuh. Paham kan? Sampai sini keputusan terserah Mas, ingin menjadi lelaki bermartabat dengan IQ tinggi atau sebaliknya. Mas, percayalah jika membahagiakan istri maka anak- anak kita akan memberikan kebahagiaan yang lebih untuk kita nanti," ujar Sifa sambil berlalu ke kamar Farhat.Rio kehabisan kata- kata. Semakin kesini, dia makin sadar Sifa makin tak terkendali seperti dulu lagi. Bahkan terang-terangan dia sudah bisa mengungkapkan semua dan merendahkan harga diri serta martabatnya sebagai seorang suami."Adzan magrib mulai berkumandang! Mas, cepat mandi dan sholat agar setan- setan keluar dari tubuhmu!" Kata Sifa sambil berlalu
MEMASAK MAKANAN YANG TAK ENAK!-POV AUTHOR-“Kenapa sekarang di kunci, Mas? Sudah dari tadi aku membangunkanmu!” kata Sifa. Memang kebiasaan Sifa jika padat menginap di rumah mereka tentu dia akan tidur bersama putranya. Kebiasaan ini sudah dari dulu dan Rio tak pernah permasalahkannya. Namun Baru kali ini Rio mengunci kamar milik mereka. "Apa yang sebenarnya terjadi di dalam kamar? Apakah kau asik masuk dengan wanita itu, Mas?" Batin Sifa dalam hati.“Maaf! Aku tak sadar jika semalam menguncinya! Jam berapa sekarang, Dek?” tanya Rio menjawab pertanyaan Sifa.“Sudah setengah lima, mandilah! Sebentar lagi iqomat, jangan sampai kau terlambat untuk salat,” Sifa menajamkan matanya.Tak salah, bekas cupangan di dada Rio, tak hanya satu ada beberapa tanda. Jelas bukan Sifa pelakunya, dia baru saja mau bersuci karena baru selesai nifas. Apa ini alasan suaminya tak mau lagi untuk melakukan program kehamilan. Bahkan Sifa baru sadar bahwa sang suami tak pernah lagi menunjuk nafkah batin dariny
PERTANYAAN ABAH!-POV AUTHOR-“Jujur saja. Jika tak enak tak usahlah kau paksa makan!” perintah Sifa.Mendengar ucapan istrinya itu Rio segera meletakkan sendoknya. Ketika hilang sudah nafsu makannya karena sang istri terus-menerus perilaku seperti itu. Sifat manipulatifnya mulai muncul kembali.“Tidak, aku akan memakannya sebagai bentuk rasa menghargai apapun yang istriku buat. Wajar saja jika rasanya masih tak sedap, kau baru belajar memasakkan,” ujar Rio sambil tersenyum kecut bagaimanapun juga dia harus memperbaiki hubungan dengan Sifa agar Sifa tak mengadu kepada siapapun. Meskipun makanan itu rasanya tak ngalor dan tak ngidul, acak-acakan sekalipun dia harus rela menelannya."Sebegitunya kau mau kelihatan sempurna sebagai seorang suami yang selalu menyenangkan istrinya di hadapanku sekarang, Mas," batin Sifa dalam hati. Sifa hanya mengangguk, dia memilih tak makan. Sifa menemani suaminya sampai selesai sarapan, menyiapkan sepatunya dan semua berkas bahkan laptopnya. Membawakan s
JAWABAN SIFA!-POV AUTHOR-“Apa rumah tanggamu baik- baik saja Nduk? Jika kau tak mau menjawab tak apa. Abah paham sekali, kewajiban seorang istri memang menjadi baju dan pelindung bagi semua aib rumah tangganya. Maafkan Abah, jika lancang,” kata Abah Furqon sambil terus memandang ke arah wajah anaknya. Ekspresi terkejut dan kaget terlihat jelas dari raut muka dan mimik serta ekspresi Sifa.Sifa terdiam, perasaan dan insting orang tua tak pernah salah. Meskipun selama ini Sifa, berusaha kuat. Menutupi semua kemelut dan masalah yang ada dalam rumah tangganya."Jujur saja, Bah! Sebenarnya semua kecurigaan Sifa, sekarang pelan- pelan terbukti. Entah ini berkat doa Sifa atau doa Abah, sedikit- sedikit Allah sudah menunjukkan jalannya, Bah. Allah, tunjukkan semua padaku. Walau kenyataan itu sangat pahit sekali tapi apa yang bisa aku perbuat selain menerima, sabar, ikhlas, dan legowo. Tak ada lagi bukan?" ujar Sifa sambil menahan getar suaranya. Ingin rasanya dia menangis, tapi sebisa mungk
PERKARA NAFKAH!-POV AUTHOR-"Apakah suamimu juga melupakan nafkahmu, Nduk?" Tanya Abah Furqon.Sifa menggeleng, Abah Furqon sedikit lega mendengar pernyataan putrinya. Setidaknya menantunya masih mau mengerti dan paham dengan kewajibannya. Andai sang putri mengatakan Rio tak lagi menafkahinya maka tinggal dia bertanya sudah berapa bulan kejadian ini, secara agama keduanya tak lagi sah sebagai suami istri. Untung saja itu tidak terjadi."Tapi Bah...." ucap Sifa."Kenapa Nduk?" tanya Abah Furqon yang heran karena Sifa tadi sudah jelas-jelas mengatakan bahwa Rio masih bertanggung jawab secara nafkah kepadanya."Jika yang Abah maksudkan adalah nafkah lahir memang benar bahwa Mas Rio, tak sekalipun melalaikan kewajibannya itu! Sifa tak akan memunafikkan dirinya, dia selalu memberikan uang pada Sifa, di atas kulkas entah seratus atau dua ratus ribu. Kadang juga lima puluh ribu, jika memang masih tersisa. Tanpa Sifa minta, dia selalu memberikannya, Bah. Tapi jika n
BAGAIMANA JIKA ZINA?-POV AUTHOR-Sifa menggelengkan kepalanya. Dia taunya Zina dan Selingkuh adalah dosa. Sifa juga tak bisa memikirkan hal lain lagi. Pikirannya sedang kacau sekarang."Perbedaannya adalah jika zina itu murni dosa yang di lakukan masing- masing orang, sedangkan selingkuh itu mengandung unsur khianat. Begini maksudnya, jika lelaki dan perempuan melakukan perbuatan Zina tetapi belum menikah atau ada ikatan sah secara agama tidak ada kalimat selingkuh di dalamnya. Sampai di sini kamu paham, Nduk? Jika begitu siapa saja yang dapat di kategorikan dengan masuk dalam hubungan selingkuh?" tanya Abah Furqon sambil mengelus kepala putrinya perlahan. Sifa layaknya anak kecil bagi ustad Furqon. Meskipun dia sudah menikah bahkan memilik anak."Orang yang sudah memiliki hubungan Sah, atau menikah, Bah," jawab Sifa.Abah Furqon mengangguk dan tersenyum. Dia menatap nanar ke arah putrinya, meski begitu Abah Furqon terus berusaha kuat. Agar putrinya juga tak dro
AKU IRI MAHLIGAI RUMAH TANGGA ORANG TUAKU!"Terimakasih, Nduk. Kau hebat. Sudah berjuang sejauh ini sendiri. Kau wanita kuat, terimakasih." Kata Bu Nyai Nur memeluk putrinya kuat.Entahlah apa yang terjadi jika mereka tak datang, mungkin Sifa akan menyimpan semua masalah ini sendiri. Tentu saja semua akan berdampak pada psikisnya. Bagaimana jika Sifa putri kesayangannya memendam semua sendiri sampi Depresi? Na'udzubillah nin dzalik. Ibu Nyai Laila segera membuang pikiran buruknya jauh- jauh."Nduk, Abah hanya ingin berpesan satu hal padamu. Apakah masalahmu dengan Rio harus di selesaikan dengan cara memilih perceraian? Yakinkanlah dulu jika dia benar- benar melakukan zina. Karena ketika kau melayangkan gugatan cerai pada suamimu dengan alasan perselingkuhan dan zina akan muncul banyak pertanyaan baik dari suamimu, keluarganya, ataupun dari hakim saat persidangan," jelah Abah Furqon."Mengapa bisa begitu, Bah?" tanya Sifa heran."Tentu begitu, Nduk! Darimana kau t
DIAM BUKAN JAMINAN LELAKI SHOLEH!-POV AUTHOR-"Ah sepertinya itu hanya impianku semata. Abah dan Mas Rio memiliki dua kepribadian yang sangat bertolak belakang," batin Sifa dalam hati.Tapi sepertinya memang dalam rumah tangganya berbeda kasus, jika Abah dan Uminya saling mencintai, maka disini bisa di katakan hanya Sifa yang berusaha membuat Rio, mencintainya. Mungkin benar pepatah mengatakan, lebih baik hidup dengan orang yang benar- benar mencintai kita, dari pada harus berkorban untuk menumbuhkan cinta pada orang yang kita cintai. Berat rasanya, tak cukup rasanya ada anak diantara mereka. Nyatanya, suaminya tetap berpaling pada wanita lainnya. Ibu Nyai Lailar, membelai tangan anaknya."Sudah jangan melamun, Nduk. Faktanya memang benar, sehebat apapun istri tidak akan bisa menghentikan suaminya dalam berselingkuh. Mau secantik apapun dia, kariernya yang sukses, kekayaan yang melimpah, anak yang rukun, rumah tangga yang harmonis, keluarga yang adem ayem. Semua itu