Share

FIRASAT ABAH

FIRASAT ABAH

"Ya wes biarkan saja. Memang dia itu sukanya begitu, makanlah juga. Itu rejeki kalian kok," ujar Umi Laila.

"Betul Umi, Sifa setuju. Kan yang penting selama itu tidak mengganggu dan membuat tak nyaman turuti saja. Itu kan pesan Umi dulu," ucap Sifa.

"Seratus," sahut Umi Laila.

"Assalamualaikum," teriak lelaki di belakang mereka yang tak lain adalah Abah Furqon.

Mereka menjawab secara serentak karena memang sore hari lah mereka semua bisa berkumpul. Abah Furqon memang sore hari seperti ini baru pulang dari mengajar di pondok depan rumah mereka. Abah Furqon duduk di kursi.

"Kau tadi bagi- bagi apa, Le? Ngasih opo?" tanya Abah Furqon.

"Ngasih selapanan sama sepasarannya Humairah," jawab Mulki.

"Lah? Emang iya, Mi? Sejak kapan Umi mu percaya hal demikian," sahut Abah Furqon.

"Bukan Umi, Bah," kata Umi Laila.

"Lah terus dari mana?" tanya Abah Furqon mengernyitkan keningnya heran.

"Dari Bude Asih, Bah. Adik nya Almarhum Ibu mertua," jawab Sifa.

"Oh pantas lah," jawab Abah Fur
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status