Home / Pernikahan / Selingkuhanku, Kakak Iparku / Bab 1: Tragedi Malam Pertama

Share

Selingkuhanku, Kakak Iparku
Selingkuhanku, Kakak Iparku
Author: Yumiharizuki

Bab 1: Tragedi Malam Pertama

Author: Yumiharizuki
last update Last Updated: 2023-10-11 00:24:16

"Sayang, maaf menunggu lama," ucap Kevin yang kini membawa sekantung penuh kaleng bir untuk menghangatkan malam mereka.

"Kevin! Kamu gila? Itu minuman keras, 'kan? Untuk apa kamu membawa bir itu ke sini?" Ariana memekik melihat kegilaan lelaki yang baru saja dinikahinya itu.

Kevin membuka satu kaleng bir untuk mereka. Dia kemudian menyerahkan bir itu pada istrinya yang terlihat melotot tak suka.

"Minum saja. Kamu akan suka rasanya. Minuman ini cocok untuk menghangatkan tubuh di cuaca yang dingin seperti saat ini," ujar Kevin.

Ariana terlihat ragu. Tapi akhirnya dia mencoba meneguk bir dalam kaleng itu. Cairan berbau pekat dengan aroma yang getir meluncur masuk melalui kerongkongannya. Ariana menghabiskan birnya dalam beberapa kali tegukan. Kevin tersenyum puas.

"Kevin! Rasanya segar sekali ... " Ariana mulai meracau. Matanya agak sayu saat itu. Sepertinya efek alkohol mulai mempengaruhinya.

Tak sampai di situ, Kevin malah membukakan satu kaleng lagi dan memberikannya pada sang istri.

"Ayo, minum lagi! Enak 'kan rasanya?"

Ariana meneguk lagi alkohol yang disuguhkan untuknya. Kali ini dia tak sanggup menghabiskan semua. Tiba-tiba, kaleng itu jatuh ke lantai dengan isinya yang tumpah, sementara tubuh Ariana sudah limbung di sofa. Kevin menyunggingkan senyum senang.

"Bagus, rencanaku berhasil! Tidurlah yang nyenyak, Sayang."

Kevin kini mulai mengangkat tubuh Ariana. Digendongnya sang istri menaiki tangga perlahan menuju ke lantai atas. Dia membaringkan tubuh Ariana ke atas ranjang berukuran king size di kamar utama. Ariana melenguh kecil.

"Mmmm, Kevin .... "

Kini Kevin sudah yakin jika istrinya sedang tak sadarkan diri. Tanpa membuang waktu, dia langsung pergi dari villa itu, meninggalkan Ariana yang sedang mabuk seorang diri.

***

Sebuah mobil SUF memasuki pekarangan villa di dataran tinggi Kota Bandung tak lama setelah Kevin pergi. Seorang lelaki berusia 33 tahun keluar dari sana. Wajahnya terlihat sangat kusut dan dipenuhi penat. Dengan langkah lunglai, dia mulai memijit kode pada pintu villa.

Lelaki itu melihat kondisi villa yang sudah berbulan-bulan dia tinggalkan. Dia mengernyit heran mendapati ada banyak kaleng bir di ruang keluarga.

"Kapan aku membawa bir ke villa ini?" gumamnya sejenak. "Ah, masa bodoh!"

Otak lelaki itu sedang tidak bisa berpikir. Dia langsung membuka kaleng bir yang ada dan meneguk isinya. Satu kaleng bir rupanya masih sangat kurang untuknya.

"Sial! Kupikir bir ini bisa membantuku untuk melupakan semuanya. Tapi malah tak berefek apa-apa!" rutuknya.

Lelaki itu rupanya sedang rapuh. Kejadian buruk yang tak dia inginkan membuatnya frustasi dan sedih. Bagaimana tidak, hubungannya dengan wanita idaman hati yang digadang-gadang akan menjadi pendampingnya di pelaminan harus berakhir tanpa dia duga.

"Irene. Apakah kasih sayangku belum cukup untuk membahagiakanmu? Mengapa kau meninggalkanku tiba-tiba?" desahnya sedih.

Lelaki itu kembali membuka banyak kaleng bir. Dia membiarkan kontaminasi alkohol di dalam tubuhnya mempengaruhi kewarasannya. Setelah meneguk sekian banyak kaleng bir, lelaki itu mulai oleng. Kepalanya terasa pusing.

"Aku harus ... beristirahat sekarang." Dia mulai bangkit dan merayap menuju ke lantai atas.

Perlahan tapi pasti, lelaki itu berhasil sampai di lantai atas yang merupakan kamar utama di villa itu. Dia segera masuk ke kamar untuk merebahkan diri. Namun matanya membelalak ketika melihat ada seorang wanita yang tertidur pulas di atas ranjangnya.

"I ... Irene?" ucapnya tak percaya.

Lelaki itu mengenali sang wanita sebagai mantan tunangan yang sudah mencampakkannya. Dia menghampiri tempat tidur itu dan menjulurkan tangan, membelai pipi wanita yang sedang terlelap.

"Ini benar-benar kamu?" tanyanya tak percaya. "Kenapa kamu bisa ada di sini?"

Wanita itu mengerang kecil. Terlihat mulai merasa tak nyaman. Tangannya mengipasi dirinya sendiri, sementara keringat membasahi tubuhnya. Wanita itu perlahan membuka mata.

"Panas ... Kevin, panas sekali," keluh wanita itu tak kuat menghadapi suhu tubuhnya yang mulai naik.

Lelaki itu terlihat getir. "Bahkan di saat seperti ini, kamu masih menyebut namanya? Sadarlah! Di depanmu itu aku, bukan dia!"

Lelaki itu menggertakkan gigi. Tanpa berpikir panjang, dia langsung naik ke atas ranjang dan menyergap wanitanya. Wanita itu terlihat terkejut saat mendapati bibirnya terbungkam oleh pergumulan panas sang lelaki.

"Kevin! Hmmmph!"

"Berhenti menyebut namanya lagi! Aku akan menghukummu karena sudah menyebut nama lelaki lain!" sergah sang lelaki, mengambil kendali di atas tubuh wanita itu.

Tangan lelaki itu mulai bergerilya, bergerak melepaskan semua kain yang membalut tubuh indah itu. Dia bertekad ingin merenggut kesucian sang wanita, menjadikan wanita itu miliknya seorang.

"Kevin .... " Wanita itu merintih.

"Sebut namaku!" desak lelaki itu penuh amarah.

Lelaki itu menyalurkan segala emosinya ke dalam permainan ranjang yang semakin memanas. Dia tak membiarkan wanita itu menyebut nama lelaki lain di hadapannya. Tanpa ampun, lelaki itu menghukum sang wanita dalam kenikmatan. Tak membiarkan wanita itu berhenti walaupun sudah melalui puncak kenikmatan surga dunia tersebut.

Pergulatan erotis itu berhenti ketika menjelang pagi. Kedua manusia itu terlihat lelah dan bergelung di selimut mereka tanpa sehelai benang pun. Ketika matahari sudah mulai naik, sang lelaki tersadar kembali pada realita. Dia terlonjak. Jantungnya hampir berhenti ketika mendapati wanita lain ada di atas tempat tidurnya kini.

"Ya Tuhan! Apa-apaan ini?"

Lelaki itu tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Dia sampai mengucek matanya berkali-kali. Namun memang wanita itu bukanlah Irene yang semalam telah dia jamah, melainkan adalah Ariana yang merupakan calon istri dari adik kandungnya.

"Ti ... tidak mungkin! Aku yakin sekali, tadi malam aku sudah bercinta dengan Irene. Kenapa sekarang malah Ariana yang .... "

Lelaki itu perlahan mulai menyingkap selimut yang membalut tubuh mereka. Dia mendapati ada sisa-sisa pergumulan mereka malam tadi. Bahkan, ada bercak darah yang cukup banyak tertinggal di tempat Ariana tidur.

Wajah lelaki itu benar-benar pucat sekarang. Dia langsung berlari meninggalkan kamar dan beranjak ke kamar mandi. Dia basuh wajahnya berkali-kali agar benar-benar sadar dari mabuknya.

"Ja ... jadi benar jika aku sudah ... menodai Ariana, bukan Irene? Aku harus bagaimana?" keluhnya yang sangat frustasi menghadapi kenyataan pahit itu. "Tunggu, aku harus tenang!"

Dia pun mengatur napasnya, berusaha tenang agar dapat berpikir jernih dan mencari solusi atas semua masalah ini.

"Ariana masih belum sadarkan diri? Lebih baik aku merahasiakan hal ini darinya. Biarkan dia mengingat jika malam panas itu terjadi bersama Kevin, bukan denganku!"

Lelaki itu memutuskan untuk merahasiakan dan menutup rapat aib ini hanya untuk dirinya sendiri. Dia tak ingin Ariana mengetahui tragedi apa yang menimpa mereka malam kemarin. Apalagi mengingat semua itu terjadi karena kecelakaan. Mereka sama-sama mabuk sampai tak sadar sudah melakukan hal bodoh seperti semalam.

Related chapters

  • Selingkuhanku, Kakak Iparku    Bab 2: Harus Bohong Atau Jujur?

    Ariana menggeliat, meregangkan otot tubuhnya yang mendadak sakit semua. Dia menguap lebar, masih merasakan lelah akibat pergumulan panas semalam. Jam di dinding sudah menunjukan waktu makan siang."Malam tadi rasanya indah sekali! Seperti mimpi! Akhirnya aku bisa merasakan nikmatnya malam pertama bersama suami yang kucintai!" serunya yang masih merasakan antusias akibat kebahagiaan yang tak lekang dari ingatan.Ariana mengingat jelas bagaimana malam panas kemarin berlangsung. Dia merasakan saat Kevin melompat ke ranjang dan menerkamnya. Gairah meletup-letup di antara keduanya tak terhentikan, membuat malam itu sangat mendebarkan sekaligus menggairahkan untuk keduanya."Mengingatnya membuatku kembali berdebar! Aku sangat bahagia! Rasa cintaku pada Kevin semakin bertambah karena malam pertama itu!" Ariana menutupi wajahnya dengan selimut. Dia merasa malu dan tak tahu bagaimana harus bersikap di depan Kevin saat mereka bertemu nanti. Kevin pasti sudah menunggunya di meja makan sekarang.

    Last Updated : 2023-10-11
  • Selingkuhanku, Kakak Iparku    Bab 3: Perasaan Aneh

    Kenzo tak membahas apa pun lagi dengan Kevin setelah kejadian itu. Kenzo hanya bisa memperhatikan kedua pasangan pengantin baru itu dari jauh. Sejujurnya perasaannya agak aneh semenjak malam kemarin. Melihat senyuman Ariana yang begitu tulus kepada Kevin membuat hatinya sedikit ngilu."Mas Kenzo, mau makan malam bersama kami? Aku sudah memasak cukup banyak lauk untuk makan malam. Supaya Mas tidak perlu capek-capek memasak lagi," tawar Ariana dari meja makan.Saat itu Kevin terlihat tak mempedulikan kakaknya itu. Dia justru makan tanpa bicara. Kenzo tahu diri jika dia hanyalah orang luar, tak berhak mengganggu quality time adiknya."Nanti saja, Ariana. Kalian makan saja dulu. Mas masih ada pekerjaan yang belum selesai," jawab Kenzo yang sibuk dengan laptopnya di ruang tamu."Baiklah, Mas. Nanti Ariana simpan lauknya di meja makan."Entahlah, rasanya hubungan mereka terasa aneh saja saat ini. Sepertinya hanya Ariana yang tidak menyadari apa pun yang terjadi di antara mereka. ***"Kevin

    Last Updated : 2023-10-13
  • Selingkuhanku, Kakak Iparku    Bab 4: Quality Time Pasangan

    Ariana sarapan dalam diam. Nasi goreng yang sedikit gosong itu dia habiskan seorang diri saja, karena Kevin masih belum kunjung terbangun dari tidurnya. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi saat itu. Ariana menghela napas beratnya."Hm, masih belum bangun juga. Katanya mau jalan-jalan hari ini," ucap Ariana kecewa.Tak lama, terlihat Kevin yang perlahan menuruni tangga. Penampilannya masih terlihat acak-acakan sehabis bangun tidur. "Selamat pagi, Sayang. Ayo makan dulu, nasi gorengnya sudah dingin. Tapi masih enak, kok!" Ariana memberi sapaan hangatnya untuk sang suami.Kevin duduk dengan wajah yang kusut. Berbanding terbalik dengan Ariana yang sangat bersemangat hari itu."Panaskan sebentar, supaya tidak dingin nasinya."Sebagai istri yang baik, Ariana hanya tersenyum dan menuruti permintaan sang suami. Dia kembali memanaskan nasi goreng yang sedikit gosong itu ke wajan penggorengan. Hanya butuh waktu lima menit saja hingga Ariana kembali menuangkan nasi goreng itu ke

    Last Updated : 2023-10-13
  • Selingkuhanku, Kakak Iparku    Bab 5: Mencari Jejak Kevin

    Ariana semakin bimbang saat ini. Dia diapit oleh dua pilihan sulit, memilih untuk tetap tinggal di sana atau mencari suaminya. Ariana memilih pilihan kedua yaitu untuk mencari suaminya. Apalagi, telepon Kevin masih tak bisa terhubung karena selalu sibuk."Kamu di mana, Sayang?" Ariana mengeluh.Dia memperhatikan sekelilingnya, sembari terus menerobos kerumunan. Bahkan karena hal itu, dia sampai diteriaki dan dimarahi oleh para pengunjung yang lain. Ariana tak peduli. Dia hanya memikirkan cara untuk bisa menemukan Kevin segera."Dia tidak ada di sekitar sini. Aku juga sudah mengecek ke toilet pria. Toiletnya kosong, dia sama sekali tidak ada di mana pun," gumam Ariana semakin panik. "Kevin, kamu pergi ke mana? Apa jangan-jangan ... dia sudah pulang lebih dulu, lalu aku ditinggalkan di tempat wisata ini sendirian?"Ariana mematung syok di tempatnya. Jika memang kemungkinan terburuk itu terjadi, apa yang harus Ariana lakukan? Dia bisa saja pulang sendiri. Akan tetapi, Ariana tidak tahu a

    Last Updated : 2023-10-14
  • Selingkuhanku, Kakak Iparku    Bab 6: Sakitnya Ariana

    "Uuukhhh .... " Ariana terdengar melenguh dalam tidurnya. Kevin masih menungguinya di pinggir ranjang. Dia terus menghentakkan sebelah kakinya, kesal menunggu Kenzo yang sangat lambat dalam menyiapkan bubur dan obat untuk Ariana."Ke mana sih Kenzo? Siapkan bubur saja lama sekali!" gerutu Kevin sambil terus berdecak. "Ini lagi perempuan satu. Kenapa mendadak tumbang segala? Bikin aku repot saja!"Rupanya, sakitnya Ariana saat itu malah menjadi kesulitan tersendiri bagi Kevin. Kevin merasa dia sangat direpotkan oleh Ariana. Padahal sebenarnya Ariana sakit juga karena dirinya.Kenzo akhirnya datang dengan membawa nampan berisikan semangkuk bubur, air putih dan beberapa butir obat penurun demam. Dengan segera, Kevin mengambil alih nampan itu tanpa berkata apa pun kepada sang kakak."Hati-hati! Masih panas lho!" seru Kenzo memperingati Kevin, namun rupanya Kevin sama sekali tidak peduli.Kevin langsung menyimpan nampan itu di atas n

    Last Updated : 2023-11-11
  • Selingkuhanku, Kakak Iparku    Bab 7: Hadiah Ulang Tahun Irene

    Mobil Kevin menepi di bahu jalan sebuah komplek perumahan elit yang ada di Kota Bandung. Dia turun dari mobilnya dan menuju ke salah satu rumah yang terletak di wilayah hook. Layaknya orang yang sedang kunjung pacar, Kevin merapikan diri sedikit sebelum akhirnya membunyikan bel pintu.Seorang pelayan rumah tangga berusia 40 tahunan terlihat berlari membukakan pintu pagar."Den Kevin? Mari masuk ke dalam," sapa Simbok, begitulah pelayan itu disapa."Selamat sore, Mbok. Irene sudah pulang?" tanya Kevin dengan senyuman lebar di wajah."Non Irene mungkin sebentar lagi pulang. Biasanya selepas maghrib dia baru sampai di rumah. Ayo tunggu di dalam saja, Den Kevin," jawab Simbok ramah.Kevin masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu. Dengan begitu cekatan, Simbok melayaninya sebagai tamu kehormatan sang Tuan Rumah. Saking seringnya Kevin datang, Simbok sudah hapal betul jenis minuman dan makanan apa saja yang harus disuguhkan untuk Kevin."Terima kasih, Mbok," ucap Kevin berterima kasih.

    Last Updated : 2023-11-12
  • Selingkuhanku, Kakak Iparku    Bab 8: Gelora Masa Muda Kevin

    "Jadi kamu gak mau tidur, Ariana?" Kenzo berusaha untuk meyakinkan, siapa tahu Ariana berubah pikiran.Ariana menjawab dengan sebuah gelengan kepala. "Iya, Mas. Aku pokoknya mau menunggu Kevin pulang dulu ke villa."Kenzo menghela napas berat. Rupanya Ariana adalah orang yang kukuh pada pendiriannya jika sedang memiliki keinginan hati."Ya sudah. Ingat, kalau sudah lewat dari jam satu pagi, kamu tidur saja. Itu artinya dia tidak akan kembali malam ini.""Baik, Mas." Ariana mengerti. "Terima kasih sudah mengingatkanku. Lebih baik Mas tidur duluan. Bukankah besok hari senin? Mas 'kan harus pergi ke kantor?"Kenzo tidak menjawab. Sejujurnya dia merasa gemas dengan sikap Ariana yang keras kepala dan tidak peka. 'Bagaimana aku bisa tidur saat melihatmu yang begadang padahal sedang sakit seperti ini?' batin Kenzo.Ariana menyadari jika Kenzo melamun sambil menatapnya. Wanita itu melambaikan tangannya beberapa kali ke depan wajah Kenzo. "Mas Kenzo? Halo? Mas?""Y ... ya?" Kenzo terlempar ke

    Last Updated : 2023-11-14
  • Selingkuhanku, Kakak Iparku    Bab 9: Batalnya Pertemuan Penting

    Cukup lama kedua sejoli ini memadu kasih dengan penuh kesyahduan di bawah pancuran air shower. Irene berniat mengakhiri aksi keduanya ketika tubuhnya mulai menggigil kedinginan."Sudah ... Sayang. Aku sudah ... kedinginan ini. Kulitku keriput semua. Apa kamu tega ... membuat kulitku terlihat seperti ... nenek-nenek?" ucap Irene agak terbata dengan gigi yang bergemeletuk."Oh iya, saking asyiknya aku sampai tak sadar jika kita menghabiskan waktu selama itu. Kalau begitu cepat berpakaian, Sayang. Aku takut kamu sakit." Kevin mematikan shower dan memberikan handuk untuk Irene.Irene segera memakai handuknya. Dia lalu menuju ke kamar dan mengecek handphone-nya. Dirinya terkejut ketika mendapati jika ada panggilan tak terjawab sebanyak lima kali dari kantornya."Ya ampun ... aku sampai tak sadar dengan telepon masuk ini," ujar Irene merutuki dirinya sendiri."Telepon dari sekretarismu? Kalau begitu hubungi balik saja dia sekarang," usul Kevin.Irene menghubungi ke kantornya dengan sangat t

    Last Updated : 2023-11-17

Latest chapter

  • Selingkuhanku, Kakak Iparku    Bab 35: Tak Sengaja Bertemu Irene

    "Kebijakan perusahaan?" Kevin mulai bertanya. Dia sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Pak Maman.Dengan sabar. Pak Maman menjelaskan kepada Kevin maksud perkataannya. "Jadi begini, Mas Kevin. Setiap klien perusahaan memiliki standar produksi sendiri. Kita dilarang untuk menyebarkan informasi mengenai produk produksi milik klien perusahaan satu kepada klien lainnya.""Oh, begitu." Kevin menganggukkan kepalanya, paham."Dengan kata lain, saya dilarang menyebarkan segala jenis informasi itu. Walaupun Pak Kenzo memintanya. Jadi Pak Angga, tolong beritahu Pak Kenzo mengenai hal ini, ya." Pak Maman melanjutkan ucapannya."Baik, Pak Maman. Saya coba telepon Pak Bos dulu." Angga undur diri, mengambil tempat sepi untuk menelepon sang bos.Kevin berdiri kikuk di hadapan Pak Maman yang kini fokus kembali memeriksa data produk. Sejujurnya tak ada hal yang bisa dibicarakan oleh keduanya. Kevin juga tak pernah merasa ingat pernah akrab dengan pria paruh baya di hadapannya."Halo, Pak

  • Selingkuhanku, Kakak Iparku    Bab 34: Nostalgia Masa Lalu

    "Bapak yakin?" Kenzo meyakinkan kembali kepada Pak Joko atas apa yang disaksikannya.Pak Joko terlihat kembali berpikir keras. "Iya, Pak Kenzo. Saya yakin betul dengan apa yang waktu itu saya lihat. Ibu Irene beberapa kali bersama dengan adik Pak Kenzo. Mereka terlihat sangat ... dekat sekali."Mendengar hal itu, Kenzo terdiam dengan hati yang berdenyut nyeri. Berarti kecurigaannya terhadap perselingkuhan adiknya dan mantan tunangannya adalah benar. Melihat reaksi Kenzo yang hanya diam saja, membuat Pak Joko mulai merasa tak enak."Aduh, Pak Kenzo. Mohon maaf sekali ya. Saya bukan ada maksud untuk memecah belah Pak Kenzo dengan adiknya. Tapi, saya menyampaikan ini karena saya bersumpah pernah melihat mereka berdua bersama.""Iya, tidak apa-apa, Pak Joko. Terima kasih untuk informasinya." Kenzo memberikan senyumannya agar Pak Joko tidak lagi merasa tak enak hati padanya."Jadi ... rumor itu benar, Pak? Soal Pak Kenzo yang batal menikahi Bu Irene karena perselingkuhan dengan adiknya Bap

  • Selingkuhanku, Kakak Iparku    Bab 33: Reaksi Pak Joko

    Kevin mulai gemetar di tempatnya ketika mendengar gunjingan yang semakin memanasi telinganya. Rupanya Angga menyadari hal itu."Sudah, Mas. Tidak usah didengar. Cewek di sini memang senangnya bergosip."Kevin tentu tidak terima dengan hal itu. Dia tidak bisa mendiamkan apa yang sudah dilakukan para rekan kerja wanita di kantor itu. Dengan segera Kevin bangkit dari kursinya. Dia menghampiri para wanita yang sedang bergosip lalu menggebrak meja mereka.Seketika ruangan kantor itu sunyi senyap akibat perbuatan Kevin. Kevin lalu menatap satu persatu wajah yang berani menggosipkan dirinya seraya menandai siapa saja yang mengusiknya."Kamu, kamu, dan kamu! Aku sudah mengingat wajah-wajah kalian! Kalau kalian berani bergunjing lagi mengenai aku, awas saja!"Para wanita itu kini gemetar di tempatnya. Mereka tak berani lagi membicarakan keburukan mengenai Kevin. Setelah menyelesaikan keinginannya, dia pun kembali ke tempat duduknya bersama dengan Angga yang semakin merasa canggung bersamanya.T

  • Selingkuhanku, Kakak Iparku    Bab 32: Hari Pertama Bekerja

    "Kevin! Hey, Kevin! Bangun!" Kenzo mencoba untuk membangunkan adiknya yang tertidur pulas pagi itu.Kevin malah membalikan badannya seraya melenguh. Terdengar kembali suara dengkuran kecil dari bibirnya, membuat Kenzo semakin kesal dibuatnya."Apa-apaan ini! Aku sudah membangunkan dia selama setengah jam! Tapi dia sama sekali tidak terbangun! Katanya mau bekerja, tapi nyatanya bangun pagi saja tidak bisa! Ck!"Kenzo menyerah membangunkan adiknya yang jika sudah lelap tertidur malah seperti kerbau itu. Akhirnya dia cepat-cepat menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri dan segera berangkat menuju ke kantor. Ditinggalkannya Kevin di villa sendirian.Kevin akhirnya terbangun ketika ada telepon masuk. Dengan malas dia mengambil handphonenya dan memeriksa siapa yang menelepon. Begitu tertera nama Irene, dia begitu bersemangat untuk mengangkat telepon itu."Halo, Sayang." Suara Kevin masih begitu sengau sehabis bangun tidur."Sayang! Kamu sudah makan siang?" Suara Irene terdengar seakan sanga

  • Selingkuhanku, Kakak Iparku    Bab 31: Posisi Baru Kevin

    "Kenapa? Kamu gak suka aku datang ke sini?" tanya Kevin sengit dengan mata yang mendelik sinis pada kakak kandungnya itu."Bukan begitu. Aku cuma bertanya. Kenapa kamu datang sendirian? Mana istrimu?" Kenzo mendadak meladeni Kevin dengan sikap yang memancarkan permusuhan.Kevin bersedekap sambil membuang muka. "Bukan urusanmu dia mau datang atau tidak. Kenapa? Kamu mengharapkan sekali dia datang ya?"Kenzo terlihat merengut di tempatnya. "Aneh sekali. Papa bilang kamu akan bekerja dalam waktu lama di perusahaan keluarga. Tapi setega itu kamu meninggalkan istrimu di Jakarta. Apa kamu sengaja melakukan itu supaya leluasa berselingkuh dengan Irene?""Jaga mulut kamu ya, Kenzo! Sekali lagi itu bukan urusanmu! Lagipula, Ariana memang tidak diizinkan untuk pergi karena ... dia sedang mengandung!" bantah Kevin sengit.Seketika Kenzo membelalakkan matanya. "Apa? Ariana ... hamil?""Ya. Jadi Mama menyuruh Ariana tinggal di sana. Sudah ah, aku mau beres-beres dulu!" Kevin tanpa menunggu langsun

  • Selingkuhanku, Kakak Iparku    Bab 30: Hijrah Ke Bandung

    "Kenapa kayak gitu?" Ariana hendak memprotes lagi, tapi Kevin segera membekap mulutnya."Sttt! Jangan keras-keras! Aku tampar kamu nanti!" ancam Kevin yang kemudian melepas bekapan mulut Ariana dengan kasar.Ariana terdiam sedih. Sementara Kevin berdecak tak suka."Ingat, kamu itu istri formalitas saja. Jadi aku mau kamu menuruti semua yang aku suruh. Kami tidak boleh ikut aku ke Bandung," lanjut Kevin. "Mama percaya kamu sedang hamil, 'kan? Kalau begitu, berpura-pura saja kalau kamu sedang hamil saat ini.""Tapi Kevin, itu 'kan belum pasti. Aku belum pasti mengandung," bantah Ariana."Kamu berani membantah aku? Iya? Turuti apa kataku atau kamu aku ceraikan!" Kevin mengancam lagi, kali ini Ariana langsung terdiam.Luka di hati Ariana kembali terbuka. Bukan hanya berani menyakiti Ariana secara verbal maupun tindakan, Kevin kini sudah berani mengancam untuk menceraikannya. Ariana merasa berada di ujung tanduk. Tak ada pilihan baginya untuk menuruti keinginan dari Kevin.Kevin kembali fo

  • Selingkuhanku, Kakak Iparku    Bab 29: Perpisahan Mbak Yuni

    Kevin tak dapat berkata-kata lagi. Dirinya juga merasa sedikit bersalah pada wanita yang kini memeluknya begitu kencang karena sempat mengabaikannya. Dia lalu menutup pintu dan membiarkan suasana larut begitu saja di antara mereka."Maaf ya, Sayang. Tadi aku ada sedikit masalah yang mengganggu pikiranku sehingga agak mengabaikan kamu."Wanita itu mendongak menatap Kevin. Tatapan matanya seolah meminta penjelasan dari laki-laki itu."Memang ada masalah apa? Apa aku bisa membantumu, Mas?"Kevin terdiam sejenak di tempatnya. Dia merasa bingung bagaimana harus menjelaskan pada Mbak Yuni tentang masalahnya."Sebenarnya ... bukan masalah besar, kok. Aku sudah mendapatkan solusinya."Mbak Yuni melepaskan pelukannya dari tubuh Kevin. Kini dia terlihat sedih sambil menundukkan pandangannya."Aku tahu, kok. Mas Kevin katanya ... besok mau pindah ke Bandung, 'kan"Kevin terbelalak di tempatnya, tak percaya jika wanita itu menguping pembicaraannya di telepon."Kamu ... dengar apa yang tadi aku bi

  • Selingkuhanku, Kakak Iparku    Bab 28: Rencana Irene

    "Apa? Jadi Papa mau mengusirku? Sekarang Papa membuangku dari sini?" teriak Kevin."Kevin! Jangan berteriak begitu sama papamu!" seru Mama Ayu, tak suka jika putranya mulai tak hormat kepada orang tua."Mama! Kevin mau dibuang! Kevin disuruh untuk pindah ke Bandung tanpa kesetujuan Kevin sendiri! Apa Mama juga bersekongkol dengan Papa untuk membuang Kevin?" Kevin beralih pada ibunya, masih meluapkan emosinya.Mama Ayu hanya terdiam sambil menunduk. Kali ini matanya berkaca-kaca karena sedih dengan situasi ini. Kevin terus berang dan mengamuk. Laki-laki itu sampai menghancurkan barang-barang yang ada di sekitarnya."Kevin! Apa-apaan kamu! Kevin!" bentak Papa Kevin semakin tak tahan dengan sikap anaknya.Ariana merasa semakin tak nyaman dengan situasi ini. Dirinya juga merasa sangat syok karena sikap buruk Kevin keluar seluruhnya. Kevin ternyata pembangkang dan perusak. Emosinya sangat tinggi. Mama Ayu menangis tersedu di tempatnya."Hentikan, Nak! Jangan kamu ... hancurkan rumah ini!"

  • Selingkuhanku, Kakak Iparku    Bab 27: Kevin Yang Membangkang

    Kevin tertegun di tempatnya. Dia masih bingung dengan maksud dari ucapan wanita yang kini ada di sampingnya."Bahagia lagi? Memangnya kamu sudah tidak pernah merasakan bahagia?"Mbak Yuni menunduk. Tiba-tiba raut wajahnya berubah sendu."Aku sudah lama kehilangan suamiku. Aku juga tidak menjalin cinta baru selama bertahun-tahun lamanya."Kevin langsung tertegun, sedikit terhenyak kaget mendengar penuturan dari Mbak Yuni. Mbak Yuni memang terlihat berusia jauh lebih tua. Tapi dia pintar sekali merawat diri. Makanya Kevin pikir wanita itu masih memiliki pendamping di hatinya."Aku turut sedih mendengarnya."Mbak Yuni sedikit tersenyum. "Tidak apa-apa. Semuanya sudah musibah. Suratan takdir Yang Maha Kuasa. Tapi berkat aku harus bekerja untuk memenuhi hidup anakku, aku jadi bisa bertemu dengan Mas.""Ucapanmu sangat membuatku tersanjung, Sayang." Kevin lantas mengecup kening Mbak Yuni, seraya membelai rambutnya lembut."Benar lho, Mas. Aku sudah sangat lama sekali ... mendambakan cinta d

DMCA.com Protection Status