Ya, Bank swasta yang cukup terkenal itu, punya metode pengiriman uang yang berbeda dari bank-bank konvensional lainnya. Sebelum mengirimkan uang kita akan memasukkan dulu nomor rekening pengguna sehingga nomor tersebut akan disimpan berikut juga dengan namanya.
Jadi, aku tinggal pura-pura melakukan pengiriman uang dan mengklik pilihan banknya, kemudian daftar nama-nama orang dari bank yang sama, yang sering dikirimkan uang oleh Mas Widi, akan terpampang di sana, aku tinggal melacak salah satu dari mereka. Biasanya orang yang paling sering dikirimkan uang akan berada di daftar teratas. Atau bisa juga itu berdasarkan urutan alfabet.Ah, aku jadi tidak sabar untuk segera membuka ponselnya. Tapi bagaimana ya, kalau aku menyusup dan membuka tasnya maka aku akan dikira pencuri. Parahnya kalau Mas Widi memergoki dan menyadari kalau aku menyusulnya ke land tenis untuk mengambil ponselnya, maka dia akan makin curiga.Aku harus bagaimana.Jika aku menunda yang sekarang maka aku tidak akan punya kesempatan lagi. Sekarang adalah momen yang baik, momen saat berkumpulnya teman-teman yang satu lingkup dengan dia. Dengan memberi kode lewat m-banking untuk bertemu di pojok lapangan, maka aku akan tahu siapa yang akan muncul nantinya. Aku yakin wanita itu ada di sini sekarang.Tapi siapa ya, apakah itu Reni teman sejawatnya yang akrab dan suka kirim makanan buat anak anak, tapi dia kan punya suami!Atau Diva perawat yang selalu jadi asistennya? mungkin dokter Nuri, dokter gigi yang cantik yang pernah diundang ke rumah saat syukuran ulang tahun anak kami, mereka juga akrab.Aduh siapa ya... semua orang yang kubayangkan itu adalah orang yang kompeten dan cantik-cantik. Ya ampun, aku bisa gila.Kini aku terduduk di sudut lapangan tenis sambil termangu, duduk di barisan bangku paling atas dan paling pojok, tercenung diri ini memikirkan sudah sejauh apa dan sejak kapan suamiku melakukan semua ini. Dia dan si teman transfernya itu seperti apa hubungan mereka dan sudah sejauh apa mereka berbuat.Tadinya aku akan segera mengambil ponselnya Tapi kalau aku ambil sekarang maka itu akan kentara, orang-orang sedang ramai dan tas suamiku ada di dekat tempat duduk para pemain yang sedang mengantri.Akhirnya, Aku hanya bisa menyaksikan jalannya pertandingan sambil termangu.Kuperhatikan permainan suamiku yang cukup lincah dan energik, berkali-kali ia berhasil melakukan perlawanan dan menjatuhkan bola si lawan. Orang-orang bersorak-sorai dan mendukungnya, para wanita juga terlihat bersemangat menyebut-nyebut nama suamiku.Siapa sih yang tidak tergoda dengan dokter Widi yang atletis dan ganteng, warna kulitnya, senyumnya, sopan santunnya dan juga tutur katanya benar-benar berkharisma, siapa yang akan menolaknya? pasti para wanita yang tengah mengalami puber kedua itu tergila-gila pada suamiku.Kucoba perhatikan siapa yang paling mencolok di antara mereka, siapa yang paling kencang memanggil nama suamiku dan coba mendapatkan perhatiannya. Ah, sialnya, hasilnya hampir mereka semua genit dan manja pada Dokter widi."Dok minum dulu..." Seorang wanita berhijab dan bertubuh gempal menghampiri suamiku sambil membawakan air mineral, dokter Widi yang punya senyum sempurna berterima kasih sambil membungkukkan badan, sementara wanita itu melompat-lompat kegirangan diperlakukan dengan manis oleh Mas Widi."Lap dulu keringatnya Dok, ini aku bawakan handuk," ucap wanita bertubuh langsing yang sepertinya sangat ngefans pada dokter Widi. Suamiku tersenyum sambil menggeleng."Tidak, terima kasih, nanti aja," jawab suamiku menolak halus. Aku bisa mendengarnya.Aduh aku makin bingung yang mana orangnya.Di akhir permainan suamiku memenangkan pertandingannya, si lawan kalah 4 poin dari dirinya, sehingga itu membuat Mas Widi unggul. Orang-orang bersorak dan para wanita mengelu-elukan nama suamiku padahal itu hanya sesi main yang tidak sedang dilombakan.Lebay sekali."Duh, dokter ganteng itu hebat ya, coba dia jadi suamiku." Seorang wanita menatap suamiku dengan lekat."Iya, dia seksi, beruntung kali orang yang bisa memeluknya," jawab seorang ibu paruh baya yang penampilannya dibuat seperti ABG.Dasar tidak tahu diri.Saat suamiku mengemasi bola dan raketnya tiba-tiba seorang pria mendekati dia sambil menawarkan air minum, Lelaki itu tampan juga dan terlihat memakai ikat kepala berwarna putih, sepertinya ia akan bermain tenis juga.Lelaki itu terlihat bercakap-cakap sambil tertawa dan sesekali melakukan sentuhan fisik pada suamiku, dia mengelus bahunya kadang menyentuh dagu suamiku, kadang juga, berusaha menggandeng lengannya. Aneh sekali, bukankah kontak fisik antara sesama laki-laki adalah sesuatu yang aneh dan canggung. Parahnya lagi, Lelaki itu terus menatap suamiku dengan intens dan berbinar. Senyumnya terkembang lebar seperti orang yang sedang kasmaran, dia berusaha mendekati suamiku tapi mas Widi tetap bersikap wajar. Dia merangkul bahu suamiku lalu menggodanya sekali lagi, mas Widi hanya tertawa, itu semua membuat diriku panas hati.Ya, Allah, Apa itu seperti yang kuduga?Apa bersuamiku berselingkuh dengan sesama pria? kenapa mereka saling menyentuh dan kenapa Mas Widi tidak merasa risih atau coba menjauhkan diri dari lelaki yang terlihat menyukainya itu.Tanpa dijelaskan saja, gesturnya sudah melambai, aku yakin, Dia sedang berusaha meluluhkan hati Mas Widi. Aku tidak akan membiarkannya.Merasa panas hati dengan adegan suamiku digoda lelaki, bukan wanita, aku jadi tak sabar lagi, kemarahanku memuncak, aku geram dan sudah tak bisa mengendalikan diri. Aku bangun dari posisiku, turun menjejaki tangga yang jaraknya sepuluh meter lalu segera menghampiri dokter Widi."Suamiku ...." Aku mendekat sambil langsung bergelayut di lengannya, aku tersenyum pada suamiku yang terkejut dengan kedatanganku tapi di saat bersamaan aku juga mendelik pada si hombreng."Suamiku, sepertinya kau jadi bintang hari," ucapku pura pura manis. Suamiku yang dipanggil demikian merasa terkejut dan heran, dia pasti merasa aneh dengan sikap istrinya yang tiba tiba datang dan bermanja."Kau kenapa?" bisik Mas Widi, "bukannya kau di rumah ibu.""Kangen sayang ... Rupanya aku ga bisa jauh jauh dari kamu," balasku sambil menatap matanya, suamiku tersenyum, tapi ia merasa canggung. Entah malu pada rekan sejawatnya atau malah tak enak pada pasangan lelakinya. Meski hanya asumsi kalau mereka punya hubungan,
Aku kembali ke rumah ibu mertua tempat sebelum senja menjelang, kudapati ibu mertua dan kedua anakku sedang bermain di teras. Melihatku datang dengan wajah yang masam dan mematikan motor dengan tegang, ibu mertua segera menghentikan kegiatannya dan bertanya padaku."Kau dari mana? Katamu kau ingin menghabiskan waktu dengan kami tapi kenapa kau pergi?""Ada sesuatu yang mendesak ibu. Oh ya, aku akan siapkan makan malam apa Ibu ingin makan sesuatu?""Ibu ingin makan sate ayam dan rujak kangkung buatanmu, pasti itu enak sekali.""Oh Tentu, akan kubuatkan."Meski panas dalam hatiku atas adegan yang kusaksikan tadi tapi aku tetap berusaha bersikap tenang dan normal di hadapan Ibu suamiku. Dia sendiri menangkap kegelisahan dalam hatiku dengan terus bertanya apa yang terjadi, tapi aku berusaha tersenyum dan langsung beranjak ke dapur.Selagi menyiapkan kangkung dan kacang serta membumbui ayam pikiranku tidak terus bergelayu dan berputar tentang sikap dokter Okan pada dokter Widi. Gesturnya y
Entah dari mana aku akan memulai pencarian, saat ponsel suamiku dimatikan aku kesulitan untuk melacak keberadaannya. Satu-satunya cara yang bisa kulakukan adalah mengecek sosial media Siapa tahu dia memposting keberadaannya.Biasanya suamiku tipe orang yang suka berbagi ke sosial media tentang kegiatannya dan keseruan dia berkumpul dengan teman-temannya. Sayangnya setelah aku menghentikan motor dan memeriksa sosial media ternyata dia tidak memposting apapun.Kucoba untuk mengecek GPS yang ku pasang di mobilnya tapi benda itu sepertinya tidak berfungsi, entah kehabisan baterai atau kehilangan sinyal atau tidak tahu. Untungnya aku segera teringat untuk memeriksa sosial media dokter Okan dan kudapatkan di Instagramnya dia seperti sedang duduk di klub dan minum-minum. Ada beberapa orang pria dan wanita, serta suamiku ada di sisinya."Apa hubungan mereka sangat dekat seperti kekasih, apa mereka sungguh tidak bisa dipisahkan dan semakin aku marah semakin menjadi-jadi sikap mereka?" Aku ber
Menyaksikan semua yang terjadi, aku hanya bisa terpaku, tertegun dan bingung. Aku mencoba meyakinkan diri bahwa ini hanya mimpi yang akan berakhir setelah aku terjaga, tapi tidak, rupanya, adegan suamiku berciuman dengan wanita lain nyata di depan mata. Kamera ponselku menyala, merekam semua kejadian itu."Mas!"Semua orang teralihkan, mereka kaget dan salah tingkah mendapati seorang wanita berjilbab dengan air mata membasahi pipi. Kontan suamiku langsung melepas pelukan dari selingkuhannya dia panik dan mencoba mendekatiku. Sementara teman temannya langsung tertegun dan tegang."Syifa, ka-kau di sini?" Suamiku turun dari kursinya dan coba mendekatiku."Apa yang kau lakukan?" tanyaku dengan bibir gemetar, entah kenapa dari semua dialog yang coba berlomba dan ingin terlontar dari mulutku, entah kenapa, hanya itu yang bisa keluar. Aku ingin langsung mengamuk dan menjumpainya tapi aku tak punya tenaga untuk melakukan itu, gelombang kejut dan tidak menduga perbuatannya, membuatku sulit
"Masalah apa? Apa semua yang kau alami tidak pantas kau beritahu pada mertuamu?"Begitu ibu mertua mendesakku aku sudah tidak tahan lagi untuk menangis di hadapannya. Aku tahu bahwa tidak boleh diri ini menangis di hadapan anak-anak hingga membuat mereka khawatir dan heran, tapi sumpah, aku tidak pernah menyiapkan diriku untuk peristiwa hari ini. Aku jadi bingung harus mengambil sikap seperti apa dan menata hatiku yang baru saja dihantam gelombang dan hancur berkeping keping.Aku kalut dan kehilangan semangatku, aku bahkan tak mampu menghentikan tangis yang terus berderai di mata ini."Ada apa Syifa!" Ibu mertua langsung mendekat dan membawa diri ini ke dalam pelukannya. Aku yang terduduk di sisi tempat tidur langsung memeluk pinggang ibu dan meraung tersedu sedu, tentu saja wanita paruh baya berhati lembut itu menjadi panik dan heran."Apa yang terjadi anakku, kenapa kau sedih sekali, apa semuanya baik, apa yang terjadi pada ibumu?""Bukan tentang ibu, tapi tentang suamiku.""Kenapa
Tok ... Tok.Tak sadar, karena begitu sedih dan lelahnya hati ini, hingga aku tertidur sambil memeluk putriku. Waktu menunjukkan pukul 02.00 malam saat pintu kamar diketuk oleh suamiku.Aku terjaga dan langsung menatap pintu yang ternyata sudah aku kunci sejak tadi."Buka pintunya Syifa.""Tidak," jawabku lirih."Syifa, aku harus bicara....""Gak usah Mas, aku capek, besok aja," jawabku. Aku khawatir pembicaraan dalam keadaan tidak berpikir dengan jernih akan menimbulkan pertengkaran dan keributan. Aku tidak bisa menangis dan menjerit di rumah ibu mertua terlebih ini sudah tengah malam, aku harus menahan kemarahan dan sakit hatiku hingga besok kami bisa bicara berdua saja di rumah.*Entah di mana suamiku tertidur tapi aku terbangun di pukul 06.00 pagi dan langsung menyiapkan anak-anak untuk pergi sekolah, ini hari Sabtu, rencananya kami merupakan pulang di hari Minggu tapi karena peristiwa tadi malam yang begitu menyakitkan aku jadi berpikir untuk pulang hari ini saja.Saat keluar d
"Jika kau mau melakukan apapun untuk menyelamatkan dia artinya kau sudah sangat mencintainya.""Tidak aku tidak mencintainya. Aku hanya tidak ingin dia hancur akibat kesalahanku, ini salahku.""Jadi kau bersalah telah merayunya dan dia dengan tidak sadar menerima cintamu!" Aku menanyakannya dengan sini karena mana mungkin seseorang berselingkuh di luar kesadaran. "Aku memang salah, aku khilaf dan aku berjanji tidak akan mengulangi hal itu." Sekonyong-konyong Mas widi langsung menjatuhkan diri dan memeluk lututku. "Maafkan aku, tolong jangan buat sesuatu yang akan kusesali seumur hidup, Aku tidak ingin kita berpisah sehingga anak-anak menderita.""Jadi kau dan dia hanya bersenang-senang?""Iya," jawabnya menggangguk pelan.Entah apa yang harus aku katakan dan hendak apa sikap yang kuambil. Suamiku sudah meraung menangis memeluk lututku, sementara aku yang masih belum terima dengan kenyataan ini, pastinya, tidak mampu untuk segera memaafkannya."Aku tidak bisa memaafkanmu secepatnya
Aku ingat kalau wanita itu sangat cantik dan dokter okan bilang kalau suaminya punya perusahaan media siaran kota. Aku bisa ambil kesimpulan kalau dia pasti punya akun sosmed yang ia gunakan untuk mengunggah kegiatannya sehari-hari.Di zaman sekarang hampir semua orang punya akun di sosial media, terlebih mereka itu orang kaya yang selalu harus memamerkan reputasi dan pencapaian mereka. Kuketik nama Rani di kolom pencarian Facebook dan Instagram lantas kudapatkan sebuah akun wanita cantik dengan balutan baju seksi sebagai foto profilnya.Wanita itu berwajah ke arab-araban dengan hidung mancung dan mata yang lebar, bulu matanya lentik dan rambutnya sebahu dicurly ikal. Dia cantik, sensual dan dandanannya mirip style artis korea, pasti biaya hidup, perawatan tubuh dan wajahnya senilai ratusan juta.Kuklik akun wanita itu, dan kudapatkan ratusan foto di sana. Ada foto dia dan suaminya sedang berpose di sebuah pesta, ada foto ulang tahunnya juga ada banyak sekali foto yang diunggah,