Aku kembali ke rumah ibu mertua tempat sebelum senja menjelang, kudapati ibu mertua dan kedua anakku sedang bermain di teras. Melihatku datang dengan wajah yang masam dan mematikan motor dengan tegang, ibu mertua segera menghentikan kegiatannya dan bertanya padaku."Kau dari mana? Katamu kau ingin menghabiskan waktu dengan kami tapi kenapa kau pergi?""Ada sesuatu yang mendesak ibu. Oh ya, aku akan siapkan makan malam apa Ibu ingin makan sesuatu?""Ibu ingin makan sate ayam dan rujak kangkung buatanmu, pasti itu enak sekali.""Oh Tentu, akan kubuatkan."Meski panas dalam hatiku atas adegan yang kusaksikan tadi tapi aku tetap berusaha bersikap tenang dan normal di hadapan Ibu suamiku. Dia sendiri menangkap kegelisahan dalam hatiku dengan terus bertanya apa yang terjadi, tapi aku berusaha tersenyum dan langsung beranjak ke dapur.Selagi menyiapkan kangkung dan kacang serta membumbui ayam pikiranku tidak terus bergelayu dan berputar tentang sikap dokter Okan pada dokter Widi. Gesturnya y
Entah dari mana aku akan memulai pencarian, saat ponsel suamiku dimatikan aku kesulitan untuk melacak keberadaannya. Satu-satunya cara yang bisa kulakukan adalah mengecek sosial media Siapa tahu dia memposting keberadaannya.Biasanya suamiku tipe orang yang suka berbagi ke sosial media tentang kegiatannya dan keseruan dia berkumpul dengan teman-temannya. Sayangnya setelah aku menghentikan motor dan memeriksa sosial media ternyata dia tidak memposting apapun.Kucoba untuk mengecek GPS yang ku pasang di mobilnya tapi benda itu sepertinya tidak berfungsi, entah kehabisan baterai atau kehilangan sinyal atau tidak tahu. Untungnya aku segera teringat untuk memeriksa sosial media dokter Okan dan kudapatkan di Instagramnya dia seperti sedang duduk di klub dan minum-minum. Ada beberapa orang pria dan wanita, serta suamiku ada di sisinya."Apa hubungan mereka sangat dekat seperti kekasih, apa mereka sungguh tidak bisa dipisahkan dan semakin aku marah semakin menjadi-jadi sikap mereka?" Aku ber
Menyaksikan semua yang terjadi, aku hanya bisa terpaku, tertegun dan bingung. Aku mencoba meyakinkan diri bahwa ini hanya mimpi yang akan berakhir setelah aku terjaga, tapi tidak, rupanya, adegan suamiku berciuman dengan wanita lain nyata di depan mata. Kamera ponselku menyala, merekam semua kejadian itu."Mas!"Semua orang teralihkan, mereka kaget dan salah tingkah mendapati seorang wanita berjilbab dengan air mata membasahi pipi. Kontan suamiku langsung melepas pelukan dari selingkuhannya dia panik dan mencoba mendekatiku. Sementara teman temannya langsung tertegun dan tegang."Syifa, ka-kau di sini?" Suamiku turun dari kursinya dan coba mendekatiku."Apa yang kau lakukan?" tanyaku dengan bibir gemetar, entah kenapa dari semua dialog yang coba berlomba dan ingin terlontar dari mulutku, entah kenapa, hanya itu yang bisa keluar. Aku ingin langsung mengamuk dan menjumpainya tapi aku tak punya tenaga untuk melakukan itu, gelombang kejut dan tidak menduga perbuatannya, membuatku sulit
"Masalah apa? Apa semua yang kau alami tidak pantas kau beritahu pada mertuamu?"Begitu ibu mertua mendesakku aku sudah tidak tahan lagi untuk menangis di hadapannya. Aku tahu bahwa tidak boleh diri ini menangis di hadapan anak-anak hingga membuat mereka khawatir dan heran, tapi sumpah, aku tidak pernah menyiapkan diriku untuk peristiwa hari ini. Aku jadi bingung harus mengambil sikap seperti apa dan menata hatiku yang baru saja dihantam gelombang dan hancur berkeping keping.Aku kalut dan kehilangan semangatku, aku bahkan tak mampu menghentikan tangis yang terus berderai di mata ini."Ada apa Syifa!" Ibu mertua langsung mendekat dan membawa diri ini ke dalam pelukannya. Aku yang terduduk di sisi tempat tidur langsung memeluk pinggang ibu dan meraung tersedu sedu, tentu saja wanita paruh baya berhati lembut itu menjadi panik dan heran."Apa yang terjadi anakku, kenapa kau sedih sekali, apa semuanya baik, apa yang terjadi pada ibumu?""Bukan tentang ibu, tapi tentang suamiku.""Kenapa
Tok ... Tok.Tak sadar, karena begitu sedih dan lelahnya hati ini, hingga aku tertidur sambil memeluk putriku. Waktu menunjukkan pukul 02.00 malam saat pintu kamar diketuk oleh suamiku.Aku terjaga dan langsung menatap pintu yang ternyata sudah aku kunci sejak tadi."Buka pintunya Syifa.""Tidak," jawabku lirih."Syifa, aku harus bicara....""Gak usah Mas, aku capek, besok aja," jawabku. Aku khawatir pembicaraan dalam keadaan tidak berpikir dengan jernih akan menimbulkan pertengkaran dan keributan. Aku tidak bisa menangis dan menjerit di rumah ibu mertua terlebih ini sudah tengah malam, aku harus menahan kemarahan dan sakit hatiku hingga besok kami bisa bicara berdua saja di rumah.*Entah di mana suamiku tertidur tapi aku terbangun di pukul 06.00 pagi dan langsung menyiapkan anak-anak untuk pergi sekolah, ini hari Sabtu, rencananya kami merupakan pulang di hari Minggu tapi karena peristiwa tadi malam yang begitu menyakitkan aku jadi berpikir untuk pulang hari ini saja.Saat keluar d
"Jika kau mau melakukan apapun untuk menyelamatkan dia artinya kau sudah sangat mencintainya.""Tidak aku tidak mencintainya. Aku hanya tidak ingin dia hancur akibat kesalahanku, ini salahku.""Jadi kau bersalah telah merayunya dan dia dengan tidak sadar menerima cintamu!" Aku menanyakannya dengan sini karena mana mungkin seseorang berselingkuh di luar kesadaran. "Aku memang salah, aku khilaf dan aku berjanji tidak akan mengulangi hal itu." Sekonyong-konyong Mas widi langsung menjatuhkan diri dan memeluk lututku. "Maafkan aku, tolong jangan buat sesuatu yang akan kusesali seumur hidup, Aku tidak ingin kita berpisah sehingga anak-anak menderita.""Jadi kau dan dia hanya bersenang-senang?""Iya," jawabnya menggangguk pelan.Entah apa yang harus aku katakan dan hendak apa sikap yang kuambil. Suamiku sudah meraung menangis memeluk lututku, sementara aku yang masih belum terima dengan kenyataan ini, pastinya, tidak mampu untuk segera memaafkannya."Aku tidak bisa memaafkanmu secepatnya
Aku ingat kalau wanita itu sangat cantik dan dokter okan bilang kalau suaminya punya perusahaan media siaran kota. Aku bisa ambil kesimpulan kalau dia pasti punya akun sosmed yang ia gunakan untuk mengunggah kegiatannya sehari-hari.Di zaman sekarang hampir semua orang punya akun di sosial media, terlebih mereka itu orang kaya yang selalu harus memamerkan reputasi dan pencapaian mereka. Kuketik nama Rani di kolom pencarian Facebook dan Instagram lantas kudapatkan sebuah akun wanita cantik dengan balutan baju seksi sebagai foto profilnya.Wanita itu berwajah ke arab-araban dengan hidung mancung dan mata yang lebar, bulu matanya lentik dan rambutnya sebahu dicurly ikal. Dia cantik, sensual dan dandanannya mirip style artis korea, pasti biaya hidup, perawatan tubuh dan wajahnya senilai ratusan juta.Kuklik akun wanita itu, dan kudapatkan ratusan foto di sana. Ada foto dia dan suaminya sedang berpose di sebuah pesta, ada foto ulang tahunnya juga ada banyak sekali foto yang diunggah,
Sore menjelang. Setelah pulang dari kantor suaminya Rani, aku merasa sedikit lega karena telah menyampaikan yang sebenarnya pada pria tadi, aku yakin lelaki yang terlihat berpendidikan itu tidak akan tinggal diam saja mengetahui kalau istri yang ia banggakan ternyata punya hubungan dengan orang lain. Seperti terlukanya perasaanku, jika dia sangat mencintai istrinya, maka dia pasti merasakan kekecewaan yang kurasakan. Aku yakin dia pasti marah dan menghukum wanita bernama Rani itu.Hal yang mengejutkan, aku sama sekali tidak pernah minat untuk menemuinya apalagi melabraknya seperti wanita lain pada umumnya yang merasa cemburu. Aku tidak akan melakukan hal itu karena ketika aku dan dia bertengkar, maka wanita itu akan berpura-pura jadi korban dan bilang kalau suamikulah yang sudah menggodanya, dia akan menangis di hadapan banyak orang lalu mengatakan kalau seharusnya aku memperingatkan suamiku bukan malah melabrak dirinya. Aku tidak akan buang waktu mempermalukan diriku. Setelah mand