Share

33. masuk

Aku masuk ke dalam kamarku lalu mengunci pintu. Aku berdiri sambil terus mengatur nafasku agar tetap tenang. Aku ingin menangis sejadi-jadinya tapi air mataku seakan sudah kering di pelupuk mata.

Bisa-bisanya semua orang terpesona dan mengejar-ngejar suamiku, Apa keistimewaan dan kehebatannya. Kalaupun dia dokter yang membantu orang untuk sembuh, itu memang tugasnya. Kalau dia ramah dan sopan itu adalah bagian dari adab, bukan sebagai bentuk rayuan agar orang-orang jatuh hati dan menyukainya. Tapi kenapa, ibu ibu, nenek nenek, bahkan anak gadis mengejarnya, Apa mereka tidak tahu kalau suamiku punya istri ataukah dokter Widi sendiri mengaku masih lajang.

Kulempar diriku ke atas tempat tidur lalu membenamkan kepalaku di bantal, setiap kali marah, satu satunya tempat melindungi diri dan pelarianku hanya kamar ini.

Haruskah sekarang aku mengadu kepada orang tuaku agar mereka yang turun tangan? Ataukah Aku bercerita kepada ibu mertua yang sudah mulai lelah dengan segala tingkah anaknya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status