Aku Erwin bekerja disalah satu perusahaan swasta, memiliki status Duda tanpa anak, bercerai hidup adalah bukan sebuah pilihan yang aku buat, takdirlah yang menentukan.
Hari itu ada acara yang harus aku datangi, karena tidak enak teman mengundang aku ke acaranya, beberapa teman-temannya juga datang diundang.
Malam hari kami berbaur antara Pria dan Wanita yang datang dari berbagai perusahaan dan tempat kerja yang berbeda-beda.
"Bro... Sini," temanku pemilik acara memanggil.
"Ada apa Bro," jawabku.
"Kenalin nih, teman aku," temanku pemilik acara memperkenalkan temannya kepada ku.
Akhirnya aku berkenalan dengan Wanita muda yang bekerja disalah satu perusahaan yang ternyata tidak jauh juga dari perusahaan dimana tempat aku bekerja. Sebut saja namanya Lia, dia Wanita yang usianya sangat muda jauh 10 tahun dibawah usiaku, statusnya masih single belum pernah menikah dan berwajah manis.
Kita mengobrol banyak malam itu hingga bertukar nomor handphone dan akun sosial media, awalnya aku belum menceritakan perihal statusku ini. Biarlah suatu saat nanti pasti akan aku ceritakan.
Obrolan malam itu ternyata berlanjut menjadi sebuah rasa, esok harinya aku memulai mengirim perhatian. Oh perhatianku dibalasnya dengan senang.
Hari kian hari hubungan ini semakin menunjukkan bahwa kita memang telah sama-sama saling suka. Seperti yang pernah ada dalam hatiku bahwa aku akan bicarakan masalah status ku ini, dengan perlahan aku bicara kepadanya.
"Maaf sebelumnya aku mau jujur kepadamu, aku ini sudah pernah menikah dan belum punya anak, apakah kamu masih bersedia menerima aku," tanya aku perlahan sambil menikmati makanan ringan disebuah restaurant.
"Oh jadi kamu sudah pernah minikah," jawabnya agak sedikit kecewa.
"Maaf aku baru bicara sekarang, karena aku ragu mau jujur kepadamu, tapi hal ini memang harus aku katakan," aku menjawab dengan perlahan.
"Iya bagus kamu jujur, tapi ya sudah kalau memang jodoh mau bilang apa lagi, nanti aku akan bicarakan kepada orang tua aku," ucapnya.
"Tapi kira+kira apa orang tua kamu mau menerima aku," tegas ku.
"Ya kenapa tidak, kalau kamu serius dan memang itu sudah jodoh aku, pasti orang tua akan setuju," jawabnya menguatkan aku.
"Terima kasih kalau begitu, sayang," aku menjawab dengan panggilan sayang.
"Eh... Ngomong apa kamu? Coba ulangi lagi," tanyanya meledek ku.
"Sayang... Salah ya kalau panggil sayang," celoteh ku sambil senyum.
"Ya ga, aku becanda kok, iya boleh sayang," jawabnya dengan memanggil sayang juga.
"Tuh... Tadi barusan ada kata sayang, coba ulangi lagi, hehee," ucapku tertawa.
"Udah ah sayang, yuk antar aku pulang," jawabnya malu-malu.
Malam itu lega rasanya setelah aku utarakan semua, kita banyak bercerita dan saling jujur dan terbuka. Aku hanya tinggal menunggu pendapat keluarganya, kalau keluarga aku sih sudah setuju saja apapun keputusan aku.
Kegiatan bekerja masih seperti biasa dan saling komunikasi dengan pujaan hati kian mesra, sudah satu bulan lebih aku komunikasi dan hati menjadi saling peduli. Sepertinya tiba saatnya untuk aku mengenal keluarganya.
"Sayang, kapan aku boleh kenal keluarga kamu," tanya ku.
"Ya kapan aja kalau kamu mau, kamu mau datang kapan sayang," ucapnya kepadaku.
"Ya sudah besok aku main ya sayang," jawabku.
Esok hari aku mempersiapkan diri menjadi sosok dengan penampilan yamg terbaik namun tetap menjadi diri aku sendiri. Mengendarai roda dua sepulang kerja langsung menuju kerumah Mbeb sayang.
Setelah sampai disana aku berkenalan dengan keluarga besarnya, huah rasanya agak nerves juga ya, seperti saat konser naik keatas panggung. Dengan niat yang tekad aku buang semua rasa grogi, apapun pertanyaan dari orang tuanya aku jawab dengan baik. Tidak lupa juga sambil menikmati beberapa makanan yang aku bawa tadi untuk dimakan ramai-ramai.
Alhamdulillah semua berjalan lancar dan terlihat keluarganya juga menyetujui, sikap keluarga yang baik dan ramah membuatku betah lama disana hingga sampai lupa kalau sudah larut malam.
Pembicaraan serius belum terlontar dari keluarganya, masih tahap perkenalan dan obrolan saling mengenal.
Hubungan aku dengan Lia tidak terasa sudah beranjak 5 bulan, berbagai kisah mewarnai, sering juga sayang ku menemani kegiatan aku yang terkadang bermain futsal dan bermain musik disebuah studio band, walaupun dia ngantuk tetap saja mau ikut menemani.Tak jarang kita ada ribut-ribut masalah kecil, ya itu wajar namanya dua hati dan pikiran yang berbeda. Tapi sayang ku itu walaupun usia muda, pola pikirnya lumayan dewasa dan bijak dalam menghadapi masalah. Jika pun marah karena ada masalah, dia hanya diam tidak banyak mengeluarkan kata, apa lagi sampai teriak-teriak. Ga pernah.7 bulan sudah jalninan kasih kita lalui dan saat aku datang kerumahnya, tiba-tiba keluarganya mengajak bicara serius."De, maaf ya. Kami selaku orang tua, mau tanya, apakah bisa orang tua kamu datang dan melamar anak kami," tanya orang tuanya kepadaku."Baik Bu, Pa. Iya bisa nanti aku bicarakan dahulu dirumah kapan kira-kira bisa datang untuk melamar," jawabku pelan."Ya udah k
Resmi sudah dan sah sekarang kita sudah menjadi pasangan Suami Istri, menjalani hari-hari dengan sepenuh hati untuk menggapai kebahagiaan kami.Mengambil cuti setelah pernikahan adalah jalan yang paling indah, untuk menikmati suasana berdua dalam suatu ibadah. Menikah itu memang menggugah hati ya, gimana tidak. Saat bangun tidur saling mengingatkan siapa saja yang bangun terlebih dahulu, ibadah juga semakin giat dan bertambah nilainya."Ayah, sarapan yuk sayang," tanya Istriku mengelus membangunkan aku."Iya Bunda, maaf Ayah ketiduran lagi," aku segera bangun, iya tadi selepas Shubuh berdua aku ketiduran lagi.Lalu kita sarapan bersama, sambil menikmati liburan ini alias bulan madu, walaupun bulan madunya masih disekitar wilayah. Tetap saja senang dan tidak ada yang mengganggu.Setelah sarapan bersama, ah rasanya ingin melanjutkan lagi apa yang terjadi semalam, aku mendekati Istriku dan memintanya untuk masuk kekamar dengan berbisik manja ditelinga
Cuti pernikahan telah usai dan kami berdua melanjutkan aktifitas bekerja, Istri masih aku ijinkan bekerja, kita sama-sama berangkat pagi dan pulang sore hari, cuma aku terkadang pulang malam hari.Diantara kami selalu jujur dan terbuka apapun masalahnya itu, untuk handphone juga tidak ada rahasia apapun, bebas membuka tanpa ada batas dan mau kapanpun. Karena memang kita telah berjanji agar tidak ada rasa curiga diantara kita.Terkadang ada saja hal kecil masalah datang mengganggu, saat sosial media menjadi tempat yang sangat mudah awal muasal masalah terjadi, seperti dengan adanya pengirim pesan melalui inbox kepada Istriku, berisikan ingin menggoda dan berkenalan, tapi dia selalu langsung memberitahu sebelum membacanya, itulah hal kecil yang sangat aku sukai dalam pribadi Istriku, dia sangat pintar menjaga amanah.Sepulang kerja tanpa aku melihat handphone miliknya dia sudah memberikan untuk melihatnya saat itu ada yang mengirim pesan kepadanya, seseorang yang
Anugerah paling indah ketika diberi kebahagiaan saat baru menikah kurang lebih masa pernikahan belum 3 bulan, kami diberikan titipan bahwa saat itu Istri telat datang bulan, segera aku suruh memeriksakan diri dan ternyata benar saja hasilnya positif hamil. Sungguh aku ucapkan rasa syukut yang teramat dalam atas kenikmatan yang diberikan ini.Istriku mual-mual yang tadinya aku mengira masuk angin ternyata positif hamil, tidak ada yang aneh yang dia minta, semakin aku memperhatikannya karena kehamilan anak pertama, semakin aku manja dan banyak aku belajar mencari informasi hal-hal yang mesti aku lakukan kepada Istri dikehamilan pertama ini.Dengan membelikan asupan gizi untuk masa kehamilannya serta mengingatkannya terutama dalam bergerak harus lebih hati-hati dan pelan. Istriku masih ingin tetap bekerja sampai hamil membesar baru nanti mengajukan cuti hamil, yah yang aku baca sih bagus bergerak namun jangan berlebihan dan menjaga gerak.Kehamilan semakin membesar
Kelahiran anak kami berjalan lancar dan aku beri nama Fathar. Setelah anak kami lahir tidak lama aku mendengar berita di tivi keluarga artis juga melahirkan dan memberikan nama yang hampir sama, tapi berbeda nasib heee, saat itu kami becanda karena mendengar kelahiran artis itu.Bulan Juli 2015 anak kami lahir, kebahagian kami semakin lebih berwarna semenjak ada Fathar yang selalu memecah kesunyian, tangisannya selalu membuat bahagia kami.Tapi Istriku sulit memberikan Asi, sudah berbagai cara dari memompa dan dengan cara lain air Asi sulit untuk didapatkan, akhirnya kami memutuskan untuk memberikan susu formula, dimulailah aku membelikan susu formula dan menyetoknya dirumah.Alhamdulillah anak suka dan sangat doyan sekali, setelah cuti melahirkan habis, Istri meminta izin masih ingin bekerja, karena kantor juga dekat dari rumah dan kebetulan anak ada susu formula jadi untuk yang menjaga dan mengurus anak diasuh oleh saudara hingga sore hari. Ya sudah aku
Kembali lagi kerumah sakit adalah tidak ada pilihan lain saat itu, rumah sakit yang berbeda dengan penangan khusus cara usaha aku dan keluarga untuk berusaha semoga bisa lebih baik. Dengan diagnosa berbeda lagi pihak rumah sakit menyatakan kalau Istriku terkena infeksi paru-paru.Sudah seminggu lamanya terbaring dirumah sakit dengan berbagai alat infus dan injeksi ada perubahan sedikit dari kesehatannya, Istriku menyatakan sudah lebih baik, tapi menurut aku sama saja tidak ada perubahan.Istri meminta pulang saja karena memaksa sudah lebih baik, Dokterpun mengiakan dengan catatan sama wajib kontrol 3 atau satu minggu sekali.Pulang kerumah dengan keadaan masih lemas dan tidak kuat untuk berjalan, menggunakan pembalut adalah pilihan satu-satunya. Aku lebih extra lagi menjaga Istriku sambil bekerja dari rumah. Rutin mengganti pembalut dan membersihkan seluruh badannya adalah kewajibanku pagi dan sore hari.Keseharian Istriku hanya bisa diatas te
Jumat pagi semua disibukkan dengan persiapan pemandian jenazah almarhumah Istri, Masya Allah tetangga berdatangan membawa berbagai macam sumbangan.Berdatangan juga teman-teman kantor Almarhumah Istri rombongan dan sangat terharu aku ketika Bosnya Owner nya juga ikut datang, begitu besar rasa syukur yang aku rasakan. Ditambah lagi menyumbang begitu banyak nominal yang tidak bisa aku sebutkan. Alhamdulillah.Setelah waktu masuk Shalat Jumat jenazah Istri yang sudah rapih segera dibawa ke Masjid untuk di Salatkan.Salat jenazah selesai dan beramai-ramai membawa jenazah Istri ketempat peristirahatan terakhir.Selamat jalan Istriku.Aku mengucapkan terima kasih kepada semua tetangga yang sangat luar biasa membantu tanpa pamrih, kini waktunya aku membereskan terutama pakaian-pakaian Istri yang ada dilemarinuntuk aku berikan kepada saudara-saudara dan tetangga untuk yang mau, tidak begitu banyak juga sih, karena Istriku tidak suka belanja banyak pakaian.
Mulai hari ini peran Istri aku gantikan, bukan hal mudah memang, karena anak masih sangat kecil, tapi masih beruntung karena pekerjaan aku masih bisa dikerjakan di rumah.Usia anak aku kurang lebih 3 tahun, masih mengompol dan menyusu dengan menggunakan botol, pagi hari membuatkan susu, terlebih dahulu membersihkan botolnya, lalu memandikannya dan menyuapinya makan.Selesai mengurus anak lanjut aku mencuci pakaiannya.Ada hal yang membuat aku merasa sangat bodoh, bagaimana tidak. Jadi aku mencuci semua pakaiannya, semua aku masukkan dalam mesin cuci dan memulai menggiling, beres sudah dan aku menjemurnya, tapi apa yang terjadi. Aku liat pakaian anakku semua tidak bersih malah tambah kotor dan beberapa masih terlihat noda.Hahaha, aku tertawa dalam hati ternyata aku tidak memisahkan pakaian yang bekas kotoran buang air besarnya, huft. Terpaksa aku mencuci ulang lagi dan akhirnya aku mencuci dengan tangan dan meyikatinya, Ayah yang pintar. Huhuu