#SekPri_
Sekretaris Pribadi 4Bab 4Resign“Pak, saya mau resign.”Aku memberikan surat pengunduran diriku, sebagai sekretaris perusahaan ini, langsung kepada Pak Alex.Pak Alex melirik surat pengunduran diriku di meja. Dia membuang nafas sebentar, lalu menghentikan jarinya yang sedang memainkan mouse.Aku membuang pandangan ke arah lain, tak mau melihatnya. Kekesalanku sudah klimaks, aku tak mau di suruh momong lagi. Pekerjaanku rancu, nggak jelas, nggak sesuai SOP. Jarang di ajak ke meeting penting, nggak pernah di tanya laporan. Lebih sering di suruh jagain baby Azka, sama nemenin si Boss makan.Ogah bingit! Biar pun gajinya gede. Ntar lama-lama aku di suruh mijitin dia lagi. Nggak mau, aku sudah punya pacar. Jangan sampai aku tergoda sama duda di tinggal minggat ini.“Duduk!” Pak Alex menyuruh duduk. Aku mengambil tempat duduk du depannya. Pak Alex, mengambil suratku kemudian membacanya. Aku memutar bola mata dan memasang wajah jutek.“Mau nerusin kuliah?” Pak Alex, membaca alasanku resign rupanya.“Iya, Pak,” Jawabku.Memang, ijazahku masih D3 Sekretaris. Rencanaku aku memang mau melanjutkan ke jenjang S1. Sekalian ku pakai buat alasan saja.“Kan lebih enak, kuliah sambil bekerja, Vy?”Aku langsung menggelengkan kepalaku. Memang aku mau kerja lagi, tapi nggak di sini. Di sini Boss-nya somvlak, duda butuh perhatian, nyebelin.“Maaf, saya resign aja, Pak.”Pak Alex menatapku lekat. Entahlah, dari tadi aku menekuk wajahku dan menghindari tatapan boss ku ini. Niatku sudah bulat, aku mau keluar.“Ya sudah, terserah kamu saja.”Pak Alex, kembali berkutat dengan laptop-nya. Aku segera keluar dari ruangannya. Rasanya plong dada ini, sudah mengundurkan diri.Ke depan, aku akan meniti karir lagi, sebagai sekretaris di tempat lain. Selamat tinggal Boss Alex, selamat tinggal baby Azka. Yess!_____****_____Seminggu sudah aku mengangggur. Kerjaku hanya bermain saja tapi, lebih banyak rebahan dan guling-guling di kamar kost-ku ini.Sudah ku masukkan beberapa lamaran online ke perusahaan yang membuka lowongan kerja di grup lowongan kerja yang ku ikuti ini. Sekarang tinggal menunggu panggilan saja. Aku selalu memeluk ponselku, jangan sampai ada panggilan yang terlewat.Tok … Tok … Tok.Terdengar suara ketukan di pintu kamar. Aku beringsut dan membukanya. Bara, pacarku yang ganteng sudah berdiri di depan pintu.“Masuk, Bara.” Ajakku.Bara, seorang mahasiswa semester akhir ini, sudah kurang lebih delapan bulan menjadi kekasihku. Dia anak kost juga sepertiku, tapi bukan satu kost denganku lho ya.Bara menaruh helm-nya, kemudian menghempaskan tubuhnya di kasur busa dalam kamar kost-ku ini.“Gimana, Vy, sudah dapat kerjaan kamu?” Bara bertanya, matanya menatap langit-langit kamarku.“Belum nih, tapi udah masukin banyak lamaran kok.” aku menjawab, dengan tetap menatap layar ponselku.Bara menghembuskan nafas kasar hufft! Dia lalu bangkit dan duduk di hadapanku. Bara menatap, aku melirik saja. Pasti dia mau ngomong sesuatu.“Napa?” tanyaku. Pacarku ini bergeser ke sebelahku. Dia menyandarkan kepalanya di bahuku. Aku menaruh ponsel kemudian melirik Bara, pasti dia lagi ada maunya.“Ovy, kamu punya uang?”Nah kan!“Masih ada sisa gajiku kemaren, napa?”“Aku boleh pinjam dulu, buat setoran motor, masih kurang tiga ratus.”Bara memang masih kuliah, jadi dia nggak punya banyak uang. Dia hanya mengandalkan kiriman dari orang tuanya saja. Tentu saja itu tidak cukup. Sebagai mahasiswa semester terakhir, dia butuh banyak uang untuk biaya skripsi dan penelitian. Selama ini, aku lebih banyak mensupport keuangan dia. Tapi tak apa. Nanti kalau dia sudah selesai kuliah dan bekerja, aku akan di beri uang juga katanya.Aku membuka tas untuk mengambil dompet.“ini.” kuberikan tiga lembaran merah padanya. Bara tersenyum dan menerima uang itu.“Makasih ya, sayang.” Bara mengecup keningku sayang. Aku mengangguk. Buatku lebih baik berpacaran dengan Bara yang single, dari pada dengan Alex si duda ngenes. Disuruh momong anaknya lagi, ish! Nggak banget.“Keluar yuk, Vy, makan. Aku lapar.” Bara mengelus rambutku. Aku setuju, soalnya juga lapar. Nanti makan, aku juga yang membayar. Kan Bara masih kuliah, nggak punya uang. Biarlah, nti kalau dia sudah kerja, gantian dia yang bayar._____*****_____Drrt drrt drrtPonsel di dadaku bergetar. Aku segera mengambilnya. Ada telepon masuk dari nomor yang tidak aku ketahui.“Hallo,” Sapaku.“Siang, dengan mbak Lovy Daniah Putri?” tanya suara di seberang sana.“Iya, betul,” Jawabku senang. Ini pasti dari telepon dari salah satu perusahaan yang kulamar.“Kami, dari perusahaan makanan ringan. Mengundang mbak Lovy untuk datang wawancara besok jam sembilan pagi, dikantor. Bertemu dengan Ibu Susan.”“Oh, iya mbak bisa,” Jawabku. Wah senang banget aku, dapat panggilan kerja. Yess! Aku mengepalkan tanganku. Semoga besok diterima. Semangat!____*****____Alhamdulillah, aku diterima kerja. Hari ini adalah hari pertama aku kerja. Aku diterima di perusahaan makanan ringan. Pabriknya besar. Produknya banyak, salah satunya kacang atom bermerk dua Panda.Seperti kemaren, aku menjadi sekretaris direktur. Kali ini direkturku perempuan paruh baya yang cantik. Ibu Susan namanya.Lega sekali hatiku. Biar kerja di pabrik kacang atom gapapa. Dari pada kerja di perusahaan property bonafide tapi disuruh momong? Ogah!“Lovy, tolong ke ruangan saya.” Bu Susan, memanggilku.Gegas aku memasuki ruangannya.Bu Susan, memberiku beberapa tugas untuk ku kerjakan. Bu Susan juga memberiku kesempatan untuk bertanya hal yang ingin aku tanyakan.Aku sedang serius berbincang dengan Bu Susan, ketika terdengar langkah seseorang memasuki ruangan direktur ini.“Ma, sibuk nggak?” suara laki-laki.Seperti hafal suara itu, aku menoleh, seketika mataku mendelik.Pak Alex?!Uuh, kok dia ada di sini?Alex datang kesini, sambil menggendong Azka! Alex sudah rapi, seperti mau berangkat kerja. Aku menunduk, menyembunyikan wajahku. Dadaku berdebar tak karuan. Ku dengar Alex tadi memanggil bu Susan dengan sebutan Mama?Mati aku!“Ada apa, Lex?” Bu Susan berdiri dan mengambil Azka dari gendongan Alex.“Mama sibuk nggak? Mau nitip Azka bentar.”Aku masih menunduk. Kok tiba-tiba perasaanku nggak enak ya?“Pembantumu ke mana?”“Nggak datang dia.”“Ya sudah gapapa. Mama Sekarang sudah punya assistant kok. Lovy, nanti tolong bantu saya momong cucu saya ini ya?” Bu Susan melihatku.“I_iya, Bu.” Aku meringis.Kepalaku mendongak, ku lihat Alex berdiri disampingku. Dia tersenyum padaku, kedua alisnya dia angkat, seperti mengejekku.Ah, sial, kenapa ketemu dia lagi?!Momong lagi deh, huhuuhu …*Flash back Alex*"Apa nih?"Alex tertawa sendiri, ketika di suruh mengecek email milik Mamanya. Netranya membaca deretan tulisan di depan layar laptop-nya.Alex melihat email lamaran pekerjaan milik Lovy di sana. Perusahaan makanan ringan milik Mamanya memang sedang mencari sekretaris direktur. Tadi Mamanya menyuruh Alex untuk menyeleksi lamaran yang masuk.Eh, Alex malah ketemu lamaran Lovy. "Dunia ini begitu sempit." pikir Alex.“Welcome back Lovy! Hahaha.” Alex ngakak.Flash back offBersambung#SekPri_Sekretaris Pribadi 5Bab 5Maafin aku, AzkaHhih, ketemu baby Azka lagi. Aku menghela nafas, nasib … nasib.Etapi, tadi Alex di depan Mamanya, sok jaim lagi, pura-pura nggak kenal aku. Awas, kubalas dia nanti. Mendudukkan baby Azka di atas meja kerjaku. Dia habis bangun tidur. Tadi aku menidurkan di sofa dalam ruangan Bu Susan. Azka juga sudah makan tadi, aku juga yang nyuapin. Hihh! Makin gemes rasanya sama Alex, pingin nimpuk.“Azka, Mamamu itu ke mana, kok aku di suruh momong kamu terus sama Papamu yang songong itu?” “Brrrrprrp brrrrprrp.”Setdah!Baby Azka bermain ludah dan menyemprotnya ke mukaku! Adoouhh! Papa sama anak sama kelakuannya. Papanya songong, anaknya tukang nyemprot. Aku mengambil tissue dan mengelap wajahku. Huh!Mengamati setiap inci wajah Azka di depanku. Ish, mirip banget sama Alex! Kata orang kalau bayi mirip banget sama bapaknya, berarti dulu waktu hamil, ibunya cinta mati sama bapaknya. Demikian juga sebaliknya. Jadi mungkin pas bikin baby Azka, Ma
#SekPri_Sekretaris Pribadi 6Bab 6Nggak ada yang sayang aku“Ma, mau nitip Azka."Alex, hari ini datang lagi ke kantor mamanya lagi sambil menggendong baby Azka. Kebetulan aku sedang berdiskusi dengan bu Susan di ruangannya.Bu Susan, tampak menghela nafas. Dia menatap Alex dan Azka. “Bukankah sudah ada baby sitter, Alex?” “Baby sitter itu, seperti sedang sakit gatal, Ma, tangannya merah-merah gitu. Kasihan Azka kalau ketularan.” ucap Alex. Huh! Alasan saja! Bibirku mencebik.“Mama hari ini sebenarnya banyak kerjaan Lex, nanti Mama mau keluar ketemuan sama ketua assosiasi distributor.” Bu Susan menatap Alex. Alex diam saja. Serba salah jadinya. Aku tahu, target Alex adalah aku. Iya, dia sebenarnya ingin menitipkan Azka padaku, tapi dia sungkan dengan Bu Susan, Mamanya. Dia pikir aku bodoh apa nggak tahu modusnya?Aku langsung berdiri, biarlah aku kerja nyambi momong. Memang dasar Alex ini, Papa songong. “Sini, Azka duduk sama tante Ovy.”Aku mengambil Azka dari gendongan Alex
#SekPri_Sekretaris Pribadi 7Like dulu sebelum baca 🙏Bab 7Nanyain Azka, bukan Alex.“Lovy, ayo aku antar pulang, cepat!” teriak Alex. Suaranya tenggelam dengan derasnya hujan. Alex yang juga basah kuyup, sudah berdiri di depanku. Rambutnya ternyata keriting ikal kalau basah, lucunya ... tak sadar aku malah menatapnya. Terkesima.“Malah bengong, dingin tauk!” Seruan Alex membuatku tergagap. Aku mengangguk. Memang dingin banget mandi air hujan malam-malam. Dengan cepat dan tergesa, Alex menarik tanganku. Dia membuka pintu mobil dan mendorongku masuk. Kemudian Alex berjalan ke depan mobil, lalu dia masuk dan duduk di kursi kemudi.Hheh, Alex menoleh padaku. Bibir seksinya bergetar karena menggigil. Sama sepertiku. Tiba-tiba, Alex membuka kaosnya yang basah, hingga dia bertelanjang dada.Astaga! Aku menutup mata dengan telapak tangan.“M_mau apa?” Tanganku mendorong wajah ke samping sambil bergeser agak menjauh. Netraku membesar. Alex diam saja. Dia mengambil handuk yang tersampi
#SekPri_Sekretaris Pribadi 8Like dulu sebelum baca 🙏Bab 8Aku bukan JombloHujan rintik masih menyapaku pagi ini, ketika turun dari taksi online yang mengantarku berangkat kerja. Bara tidak bisa mengantar karena hujan. Biarlah, dia sedang sibuk bikin skripsi nanti kalau sakit kan kasihan. Aku saja yang mengalah, biar sakit gapapa demi Bara.Aku segera berlari memasuki area kantor sekaligus pabrik makanan ringan ini. Tiga puluh menit aku terlambat. Hujan yang turun di pagi hari menghambat aktivitasku. Pagi ini terpaksa aku memesan taksi online biar nggak kehujanan, tapi apes malah ke jebak macet. Menaruh tas di ruangan aku lalu mengambil buku dan gegas ke ruang Bu direktur, Ibu Susan. “Selamat pagi, Bu.” Sapaku saat memasuki ruangan. Eh! ada Alex di sini. Dia sudah pulang rupanya. Dadaku langsung berdebar. Ish! “Pagi, Pak Alex.” Alex yang sedang duduk mendongak padaku. Sungguh, aku tak bisa menyembunyikan binar di mata ini, aku senang sekali bertemu dia! Apa-apaan ini, Kenapa
#SekPri_Sekretaris Pribadi 9Like dulu sebelum baca 🙏Bab 9KeceplosanSudah jam empat sore, saatnya aku pulang. Bara sudah berjanji padaku untuk menjemput. Hari ini tadi, gajiku dari kantor Bu Susan, sudah di transfer, jadi Bara mau mengajakku jalan-jalan. Sekalian nemenin aku belanja bulanan. Mengambil tas lalu aku keluar menuju ruangan Pak Alex. Pamit dulu.“Pak Alex, aku pulang dulu, ya?”Aku melongokkan kepala di pintu ruangan Pak Alex. Boss-ku menoleh. “Bentar Vy, jangan pulang dulu,” katanya mencegah. Ada apa lagi? Terpaksa aku mengangguk, menyeret kaki mendekati Pak Alex. “Tolong ketikin ini dulu Vy, surat kontrak kerja yang baru dengan PT. Wijaya Prima.”Pak Alex, menunjuk satu bendel berkas di meja. Kira-kira ada sepuluh halaman kertas hvs. Hihh ini sih ngerjain. Kalau ku kerjakan Sekarang, selesainya lebih dari setengah jam. Belum lagi nanti Alex menganggu, minta di bikinin kopi. “Besok saja ya, Pak. Saya harus pulang Sekarang, saya ada perlu.” Elakku.Pak Alex berg
#SekPri_Sekretaris Pribadi 10Like dulu sebelum baca 🙏Bab 10PoV AlexAwal bertemu“SELAMAT PAGI, PAK!”Suara melengking memekakkan telinga pecah di ruangan kerjaku. Aku menutup telinga dengan telapak tangan dan sedikit membungkukkan badan. Wajahku mengernyit, kaget campur heran.Netraku menyambut kedatangan seorang gadis cantik, berkulit putih, berambut hitam lurus sebahu. Perawakannya mungil, tidak tinggi. Mungkin sekitar seratus lima puluh enam centimeters, tapi dia menutupinya dengan sepatu high heels yang dia kenakan. Bibirnya tipis dan berlipstik warna merah fuchsia. Sepintas wajahnya mirip artis lokal yang dulu terkenal suka tereak OMG Helloww, gitu, lupa aku namanya. “Kamu siapa?”aku bertanya sambil melihatnya.“Saya Lovy, Pak. Sekretaris baru,” jawabnya, masih tetap dengan volume kencang. Kok beda ya? Kemaren foto yang di tunjukkan Pak Darman keknya anaknya kalem, mirip-mirip Andien istriku gitu.Tapi, yang datang kenapa nyablak begini, nggak salah nih, Pak Darman?“Du
#SekPri_Sekretaris Pribadi 11Like dulu sebelum baca 🙏Bab 11Bucin akut “Duda?”Bara mengulangi omonganku tadi. Aku yang merasa keceplosan jadi tak enak. Wah dari pada salah paham, lebih baik ku kenalkan saja Bara sama Pak Alex.“Yuk, aku kenalin.” menarik tangan Bara dan kuajak menghampiri Pak Alex.“Pak Alex!” aku memanggilnya setelah dekat. Pak Alex menoleh dan menghentikan langkahnya. “Lovy?” Pak Alex melempar senyum padaku.“Hehe, iya, … belanja ya, Pak?”“Iya." Pak Alex menatapku kemudian berpindah melihat Bara yang berdiri di sampingku agak ke belakang. Segera menyadari lalu aku mengenalkan mereka.“Ah, ya kenalin ni Pak, Bara, pacar saya.” Tanganku mencolek lengan Bara. “Bara, ni Pak Alex. Pak Alex, ni Bara.” dengan tersenyum tanganku menunjuk silang dua lelaki tampan yang bersamaku. Pak Alex dan Bara saling melempar senyum tipis, kemudian keduanya berjabat tangan.Hufft, aku membuang nafas lewat mulutku. Kok jadi gerah ya, berada di antara dua cogan. Mendadak aku meras
#SekPri_Sekretaris Pribadi 12Like dulu sebelum baca 🙏Bab 12Duda jablay“Lovy, nanti siang ikut saya ke luar kota.”Aku tertegun sebentar. Ke luar kota?“Nginep, Pak?” tanyaku.“Iya, dua hari.”“Wah, nggak bisa dong, Pak. Saya nggak bawa persiapan.” Protesku.Enak saja, ke luar kota mendadak. Di pikir aku bekicot apa, bawa rumah kemana-mana, bawa baju ganti kemana-mana?Pak Alex melihatku, wajahnya tampak tegang. Ada apa nih, si Boss, tegang banget.“Suruh antar pulang supir sekarang,Vy dan ambil pakaianmu seperlunya.” Suara Pak Alex tegas. “I_iya, Pak.” Aku mengangguk. Ah sial, keder juga lihat boss Alex marah.Di mobil yang mengantarku pulang, aku uring-uringan sendiri. Dasar Boss arogan, ngasih perintah mendadak. Ke luar kota, nginep lagi, huuh. Kesel Ini hari Selasa, berarti pulangnya kamis dong. Padahal Rabu, Bara ulang tahun. Ck! Gimana nih?Mobil kantor sudah sampai rumah kost, aku segera turun. Pak supir menunggu di mobil. Aku bergegas memasukkan beberapa baju ganti, pak
#SekPri_Sekretaris Pribadi 27Like dulu sebelum baca 🙏Get married “Sudah siap, Vy?” “Sudah, Ayo berangkat.”Hari ini aku akan pulang kampung. Alex sendiri yang mengantarku. Tadinya aku minta naik travel saja, tapi Alex bilang akan mengantarku naik mobil. Ya sudah aku nurut.Biasanya Alex keluar kota pakai supir, tapi khusus Sekarang, dia sendiri yang akan mengantarku pulang. Alex dan aku berangkat ke kampungku di sebuah kota di Jawa tengah berangkat pagi hari. Sebenarnya enak malam sih, lebih cepat. Tapi Alex bilang matanya minus, takut nggak bisa jelas lihatnya kalau malam, bahaya.Sekarang perjalanan darat ke kampungku bisa lebih cepat karena lewat tol terus. Yang biasanya sekitar sembilan jam, Sekarang bisa menjadi sekitar enam jam saja.Menjelang sore, Aku dan Alex sudah sampai di rumahku. Ibu dan Bapaku kaget melihatku datang bersama Boss-ku.“Mas Alex?!” Ibuku sampai terbeliak kaget. “Kenapa nggak bilang kalau di antar Mas Alex, Vy. Tau gitu kan tadi ibu sembelih ayam.”
#SekPri_Sekretaris Pribadi 26Like dulu sebelum baca 🙏Bab 26Restu Mama PoV Alex on*Sore yang cerah, secerah hatiku yang ingin bertemu mama. Ya! Hari ini rencanaku adalah meminta restu Mama untuk menikahi Lovy. Meski aku sudah melihat Mama sepertinya sayang sama Lovy tapi, aku perlu minta restunya. Aku mengemudikan mobil menuju rumah Mamaku. Sudah cukup lama aku tidak ke sana.Aku terlalu sibuk. Urusanku banyak kemaren. Dari mulai kasus penculikan Azka, penggerebegan Bara dan Airin, dan Lovy yang tertabrak mobil.Semua menguras tenaga dan emosiku. Terutama saat Lovy sempat koma, benar-benar rasanya emosiku sedang di aduk-aduk.Berbagai bayangan buruk menari di pikiranku setiap saat. Keadaan Lovy kemaren mengingatkanku saat hari-hari terakhir aku menemani Andien. Pikiranku buruk ... Aku tidak sanggup kalau harus kehilangan perempuan yang aku kasihi sekali lagi. Aku takut kehilangan untuk kedua kalinya. Tapi untungnya Lovy gadis kuat, dia berhasil melewati masa kritisnya. Aku ber
#SekPri_Sekretaris Pribadi 25Bab 25Will you marry me?Kenapa dia bertanya padaku begitu, bukankah dia Alex? Kutatap lelaki di depanku ini. Dari raut wajahnya sepertinya Alex sangat khawatir dengan keadaanku. Lihat lah, wajahnya begitu tegang menunggu jawabanku. “Kenapa bertanya begitu?” Sengaja aku tak segera menjawabnya. Wajah Alex semakin tegang. Bibir seksinya sedikit terbuka. “L_Lovy, ini aku Alex …”Aku mencoba tersenyum dan mengangguk. “Terus ngapain tanya?” “Hah?! Lovy kamu mengingatku?” Alex tampak senang, bibirnya tertarik ke atas membentuk tawa lebar. Kedua tangan Alex mengusap wajahnya.“Duh Vy, aku hampir jantungan tadi.”“Kenapa?”“Kupikir kamu nggak kenal aku lagi.” Alex mengambil kursi dan duduk di sampingku. Sebenarnya ada sebagian memori di kepalaku yang aku harus mengingatnya dulu sebelum menjawab pertanyaan orang. Tapi itu bukan masalah.“Ibu, kapan datang ke sini?” aku menoleh pada Ibuku yang sedang memberesi pakaiannya.“Mas Alex nyuruh orang buat jemput
#SekPri_Sekretaris Pribadi 24Like dulu sebelum baca 🙏Bab 24Rencana melamarPoV AlexTak berkedip mataku menatap tubuh terbaring lemah di ruangan ICU ini. “Lovy, bangun lah …”Ku genggam jemari Lovy. Sudah tiga hari dia masih kritis dan belum sadar juga. Operasi untuk cedera di kepalanya sudah di lakukan. Dokter bilang, kalau Lovy bisa melewati masa kritisnya dia bisa selamat.“Kenapa kamu tidak diam di mobil dan menuruti perkataanku, Lovy …” ku cium tangan Lovy. Andai saja saat itu Lovy memberi tahu aku bila dia melihat Airin, pasti semua ini tak kan terjadi. Lovy tertabrak sebuah kendaraan roda empat yang melaju kencang malam itu. Airin dan Azka berhasil dia selamatkan. Tapi Lovy terpental dan kepalanya terbentur aspal. Sialnya, mobil yang menabraknya berhasil melarikan diri. Ku pandangi lagi wajah ayu Lovy yang seperti tertidur pulas ini. Aku menghela nafas. Aku berutang nyawa Azka padanya.“Aku harus pergi Vy, nanti aku ke sini lagi.” Aku mengecup kening Lovy. Entahlah a
#SekPri_Sekretaris Pribadi 22Like dulu sebelum baca 🙏Bab 22Siapa penculik Baby Azka?PoV 3 on*Alex bergegas memasuki rumahnya. Di ruang tengah dia mendapati Mbak Retno sedang duduk di kursi dan menangis tersedu. Tak jauh darinya ada Mamanya, yang sedang berdiri dengan melipat kedua tangan di dadanya. Bik Yati juga ada di sini.“Mama, apa yang terjadi, di mana Azka?” Tanyaku tak sabar.“Tanya Retno tu!” Mama menunjuk Mbak Retno dengan dagunya. Alex mendekati Mbak Retno yang menunduk. Dia seperti ketakutan.“Mbak, mana Azka?” “Maafkan saya Pak Alex, A_Azka di bawa orang huhuuhu.” Mbak Retno menangis kencang.“Bagaimana kejadiannya Mbak?” Alex sedikit membentak, pikiranya benar-benar kalut saat ini. “Dua orang pengendara motor menyerang saya Pak, kemudian salah satunya mengambil baby Azka.”“Kenapa mbak Retno nggak berusaha minta tolong?” Mbak Retno menundukkan kepalanya, dia menangis karena merasa bersalah. Alex membuang nafas. “Kita lapor polisi saja, Lex.” Bu Susan, berjal
#SekPri_Sekretaris Pribadi 22Like dulu sebelum baca 🙏Bab 22Siapa penculik Baby Azka?PoV 3 on*Alex bergegas memasuki rumahnya. Di ruang tengah dia mendapati Mbak Retno sedang duduk di kursi dan menangis tersedu. Tak jauh darinya ada Mamanya, yang sedang berdiri dengan melipat kedua tangan di dadanya. Bik Yati juga ada di sini.“Mama, apa yang terjadi, di mana Azka?” Tanyaku tak sabar.“Tanya Retno tu!” Mama menunjuk Mbak Retno dengan dagunya. Alex mendekati Mbak Retno yang menunduk. Dia seperti ketakutan.“Mbak, mana Azka?” “Maafkan saya Pak Alex, A_Azka di bawa orang huhuuhu.” Mbak Retno menangis kencang.“Bagaimana kejadiannya Mbak?” Alex sedikit membentak, pikiranya benar-benar kalut saat ini. “Dua orang pengendara motor menyerang saya Pak, kemudian salah satunya mengambil baby Azka.”“Kenapa mbak Retno nggak berusaha minta tolong?” Mbak Retno menundukkan kepalanya, dia menangis karena merasa bersalah. Alex membuang nafas. “Kita lapor polisi saja, Lex.” Bu Susan, berjal
#SekPri_Sekretaris Pribadi 21Bab 22Di ghosting Alex, jadi sengsara“Mana duitnya, empat puluh juta, serahkan Sekarang padaku!” Braak!Juragan Marwan menggebrak meja di rumahku. Bapak dan Ibuku tampak sangat ketakutan. Mulutku terkatup rapat, aku hanya bisa memandang kelakuan bar-bar Pak Marwan dan anak buahnya.“Belum ada uangnya, Pak. Teman saya tidak jadi datang,” Jawabku pelan. Malunya nggak ketulungan. “Huahaha sudah ku duga, kau ini Cuma omong kosong saja, Nona manis.”Hahaha hahahaAnak buah Pak Marwan ikut menertawakan aku. Hhh, aku hanya bisa membuang nafas.Sungguh, aku begitu kecewa dengan Alex. Maksudnya apa dia meng-ghosting aku, tiba-tiba menghilang tanpa kabar?“Sofyan, anak gadismu ini sudah membohongiku, Sekarang bagaimana?” “Uhuuk, uhuuuk.” Bapakku terbatuk. Nafasnya sampai berbunyi juga. Ibu langsung mendukungnya.“Kami akan pergi dari rumah ini.” Terdengar suara Ibuku menyahut.Aku melihat kedua orang tuaku, air mataku mengalir. Malam-malam begini, kami mau k
#SekPri_Sekretaris Pribadi 20Bab 20Baby Azka diculik PoV 3 on*“Cepat sedikit Bara!”Airin menepuk punggung Bara dan menoleh ke belakang beberapa kali. Takut ada yang ngejar. “Iya ini sudah ngebut!” Bara berteriak dari depan, dia sedang mengemudikan sepeda motor dengan kecepatan kencang.“Kita kemana nih?” Setelah jauh dari komplek perumahan Alex, Bara memperlambat laju sepeda motornya. Airin terdiam. Di lihatnya Azka yang tertidur di gendongannya.“Ke kost-mu aja Bar,” teriak Airin.“Ah, nggak mau!” Bara menghentikan sepeda motornya di tempat yang sepi di bawah sebuah pohon, biar adem.“Terus di bawa ke mana dong?” Airin tampak bingung.“Mana gua tahu! Elu kan yang punya rencana nyulik.” Bara mengernyitkan keningnya. Tentu saja Bara nggak mau repot, dia sudah membantu Airin menculik Azka, kenapa harus menampung juga?Airin tambah bingung. Kalau dia bawa Azka ke rumahnya pasti sudah di temukan Alex. Pasti Alex tak akan tinggal diam bila tahu dirinya yang telah menculik Azka. Bis
#SekPri_Sekretaris Pribadi 19Like dulu sebelum baca 🙏Bab 19Alex berbohong?Alex!Iya Alex, hanya dia yang bisa membantuku. Uang empat puluh juta, tidak lah banyak buat Alex. Aku bisa meminjam uang padanya.Tapi, bagaimana aku harus bilang padanya? Aku memang dekat dan akrab dengan Alex. Tapi meminjam uang adalah perkara lain.Ada rasa sungkan dan malu di hatiku. Jangankan dengan orang lain, masalah hutang antara kakak beradik pun, apabila telah sampai pada urusan uang, berasa bukan saudara. Huh, gimana ini? Aku memutar otaku mencari solusi. Kalau besok aku tidak bisa membayar juragan Marwan, keluargaku akan di usir dari rumahku sendiri. Pusing aku.Tak kusangka, keluargaku akan mengalami nasib begini. Terjerat hutang dengan renternir selama berbulan-bulan. Menurut Ibuku, uang itu di pinjam Bapak sedianya untuk meremajakan mobil, tapi belum sempat kejadian, Bapakku malah sakit-sakitan. Otomatis uang pinjaman dari renternir itu, habis di gunakan untuk biaya berobat dan biaya hidu