#SekPri_
Sekretaris Pribadi 6Bab 6Nggak ada yang sayang aku“Ma, mau nitip Azka."Alex, hari ini datang lagi ke kantor mamanya lagi sambil menggendong baby Azka. Kebetulan aku sedang berdiskusi dengan bu Susan di ruangannya.Bu Susan, tampak menghela nafas. Dia menatap Alex dan Azka.“Bukankah sudah ada baby sitter, Alex?”“Baby sitter itu, seperti sedang sakit gatal, Ma, tangannya merah-merah gitu. Kasihan Azka kalau ketularan.” ucap Alex. Huh! Alasan saja! Bibirku mencebik.“Mama hari ini sebenarnya banyak kerjaan Lex, nanti Mama mau keluar ketemuan sama ketua assosiasi distributor.” Bu Susan menatap Alex.Alex diam saja.Serba salah jadinya. Aku tahu, target Alex adalah aku. Iya, dia sebenarnya ingin menitipkan Azka padaku, tapi dia sungkan dengan Bu Susan, Mamanya. Dia pikir aku bodoh apa nggak tahu modusnya?Aku langsung berdiri, biarlah aku kerja nyambi momong. Memang dasar Alex ini, Papa songong.“Sini, Azka duduk sama tante Ovy.”Aku mengambil Azka dari gendongan Alex tanpa melihat Duda itu. Tapi aku tahu, mata Alex menatapku. Bodo amat, nggak usah tebar pesona. Aku nggak bakal terpesona sama Duda ini. Aku sudah punya kekasih.“Makasih ya, Vy.”Kudengar Alex berkata pelan. Bu Susan menggelengkan kepalanya.“Maaf, ngrepotin kamu terus ya, Lovy,” Kata Bu Susan.“Gapapa, Bu. Ini tugasnya nanti saya kerjakan yang urgent dulu ya, Bu. Yang lain nanti bisa saya susulkan.”Bu Susan mengangguk. Sambil menggendong baby Azka, aku memberesi berkas di atas meja Bu Susan.“Sini, aku bantu Vy.”Alex membantu membawakan berkas-berkas itu. Menggendong baby Azka di pundak, lalu aku berjalan keluar menuju ruanganku sendiri. Alex mengikutiku dari belakang. Langkahku cepat.Sampai depan pintu ruanganku, aku berhenti. Alex ikut berhenti.“Papa berangkat kerja dulu, ya, Azka.”Alex berpamitan dengan anaknya. Baby Azka tampak bersemangat, dia melonjak-lonjak.“Kiss Papa.”Alex bermaksud mencium baby Azka yang ku gendong berdiri di pundakku. Tapi baby Azka rupanya terlalu senang, dia melonjak-lonjak dan tertawa menjerit jerit. Entah saking kuatnya melonjak, kepala baby Azka, terdorong ke belakang sendiri. Otomatis, bibir Alex yang sudah maju, langsung nyosor ke pipiku!“Aw!”Aku menjerit kaget. Mataku mendelik. Wajahku langsung panas, memerah. Begitu juga Alex. Dia tampak terkejut dan melangkah mundur."N_maaf, Vy, nggak sengaja," katanya dengan gugup.Hhh, aku menelan ludah. Nafasku langsung menjadi cepat, antara malu dan marah. Merebut berkas milikku dari tangan Alex, lalu aku bergegas masuk ke ruangan bersama Azka.Sialan!Duda itu menciumku!Aku segera mengelap pipiku dengan telapak tanganku. Kamvret!*[Bara, nanti sore jemput aku, ya?]Kukirim pesan WA kepada Bara, pacarku. Supaya dia nanti sore menjemputku pulang kerja.[Y]Cuma satu huruf balasannya. Nggak niat banget. Kadang aku kesal sama dia. Aku udah ngetik banyak, jawabnya nggak niat. Tapi aku maklum, mungkin Bara lagi ada kuliah.[Jangan lupa lho ya][Y]Jawabannya sama, cuma satu huruf. Aku membuang nafas. Nulis ‘Iya sayang' gitu apa nggak bisa?Setelah menidurkan Azka, aku dengan cepat mengetik beberapa surat yang tadi di perintah bu Susan.Hhh, capek juga kerja sambil momong. Aku merentangkan kedua tangan mengeliat sebentar. Baby Azka sudah bangun rupanya. Menutup laptop-ku dan menggendong lagi baby Azka.Sudah jam empat, aku segera membawa Azka ke ruangan Bu Susan. Aku mau pulang.“Hallo, Azka … “ Bu Susan berdiri dan mengambil Azka dariku.“Bu, saya pulang dulu, ya” pamitku. Bu Susan mengangguk.Segera aku berjalan ke luar kantor. Di pintu gerbang masuk pabrik, aku melihat mobil Alex mau masuk. Aku menunduk, pura-pura nggak lihat. Aku masih malu dengan kejadian tadi pagi.Dengan cepat aku berjalan ke halte terdekat. Aku sudah menyuruh Bara untuk menjemputku di sana. Jam lima sore, sudah lebih dari setengah jam aku duduk disini menunggu Bara. Kenapa belum datang juga?Kulihat awan hitam bergelayut di langit. Sebentar lagi mau hujan. Kilat tampak berkejaran di langit. Suasana menjadi lebih gelap.Aku segera menelepon Bara. Ada nada sambung, tapi tidak di angkat. Mungkin Bara masih dalam perjalanan, positive thinking aja.ByurrrTanpa aba-aba, seketika air hujan datang seperti di tuangkan dari langit. Untung aku sudah di halte. Sudah jam setengah enam lebih. Suasana semakin gelap. Aku sendirian di halte ini.Drrt drrtSebuah pesan masuk di ponselku. Pesan dari Bara.[Masih hujan]Hheh, aku menghela nafas. Tadi sebelum hujan, dia ngapain aja.Duh, udah gelap banget mana hujan semakin deras. Aku melipat kedua tangan di dada. Rasanya dingin banget.Sebuah mobil berwarna hitam mundur pelan mendekati halte ini. Jendelanya terbuka. Alex, dia bicara sesuatu, tapi aku tidak dengar karena terhalang suara hujan deras. Tapi dari gerakannya, sepertinya dia menyuruhku masuk ke mobil.Aku berdiri diam. Alex kembali melambaikan tangannya. Lebih baik aku ikut dia aja, dari pada sendirian di sini ngeri.Dengan menaruh tas di kepala aku melindungi diri dari derasnya air hujan yang mengguyur. Berlari ke mobil Alex aku membuka pintu dan masuk. Huh, lega rasanya. Alex menolehku."Ngapain di situ sendirian?" Tanyanya setelah aku duduk. Tidak kujawab. Alex menjalankan mobil.“Aku antar kamu pulang.” Alex berkata datar. Aku menjawab dengan anggukkan.“Tapi ke rumahku dulu.” Kata Alex.“Ah, nggak mau!” aku langsung menolak.Kalau ke rumahnya dulu, ntar di lama-lamain lagi. Ntar aku di suruh bikinin dia minum, nyiapin makan, nunggu dia mandi, ah nggak mau!Tapi Alex bergeming. Sampai di perempatan, Alex membelokkan mobil ke kiri. Aku mendelik, rumahku arah kanan soalnya.“Alex, rumahku ke sana!” Aku menunjuk arah sebaliknya. Alex diam saja. Brengs*k, pura-pura budeg nih orang.“Alex, berhenti!” teriakku marah.Aku menarik tangan Alex yang sedang menyetir. Alex kaget, dia menepiskan tanganku. Kemudian,Ciiittttt (suara rem mobil berdecit)Alex mengerem mendadak mobilnya, aku sampai terdorong ke depan sedikit. Alex melotot padaku. Di tariknya tanganku, hingga badanku mendekat padanya.“Bisa ngomong pelan nggak sih? Azka lagi tidur!” membentak.Aku melihat ke jok belakang, ya Allah, ada baby Azka lagi tidur nyenyak di jok belakang. Ku pikir tadi, Azka pulang dengan Bu Susan.“Kamu mau turun? Turun sana cepat!” Alex mengusirku.Aku mengangguk lalu membuka pintu mobil. Derasnya air hujan, langsung menyapa tapi, aku harus turun. Gengsi dong, udah disuruh turun sama yang punya mobil.Dengan nekat aku turun dan berlari ke trotoar dalam guyuran hujan. Mobil Alex segera tancap gas meninggalkanku.Huhuuhu, aku menangis sambil menyentakkan kakiku menendang air hujan. Sebel!Hujan sangat deras, aku berjalan sendirian di gelap malam. Bajuku basah kuyup, badanku kedinginan.Kenapa hari ini, aku sial sekali. Nggak Alex, nggak Bara, kenapa tak ada yang sayang padaku? HuhuuhuEntah berapa lama aku berjalan sambil menangis. Sebuah mobil berjalan pelan di sampingku. Aku menoleh, mobil Alex. Ngapain dia balik lagi.Aku mempercepat langkah. Melirik ke samping, mobil Alex masih tetap mengikuti. Lebih baik aku lari saja!Bruug!Seperti suara pintu mobil dibanting membuatku menoleh ke belakang. Alex turun dari mobil dan mengejarku. Mau apa Duda songong itu, kenapa hujan-hujanan mengejarku? Kenapa jadi film India huhuhu.Bersambung#SekPri_Sekretaris Pribadi 7Like dulu sebelum baca 🙏Bab 7Nanyain Azka, bukan Alex.“Lovy, ayo aku antar pulang, cepat!” teriak Alex. Suaranya tenggelam dengan derasnya hujan. Alex yang juga basah kuyup, sudah berdiri di depanku. Rambutnya ternyata keriting ikal kalau basah, lucunya ... tak sadar aku malah menatapnya. Terkesima.“Malah bengong, dingin tauk!” Seruan Alex membuatku tergagap. Aku mengangguk. Memang dingin banget mandi air hujan malam-malam. Dengan cepat dan tergesa, Alex menarik tanganku. Dia membuka pintu mobil dan mendorongku masuk. Kemudian Alex berjalan ke depan mobil, lalu dia masuk dan duduk di kursi kemudi.Hheh, Alex menoleh padaku. Bibir seksinya bergetar karena menggigil. Sama sepertiku. Tiba-tiba, Alex membuka kaosnya yang basah, hingga dia bertelanjang dada.Astaga! Aku menutup mata dengan telapak tangan.“M_mau apa?” Tanganku mendorong wajah ke samping sambil bergeser agak menjauh. Netraku membesar. Alex diam saja. Dia mengambil handuk yang tersampi
#SekPri_Sekretaris Pribadi 8Like dulu sebelum baca 🙏Bab 8Aku bukan JombloHujan rintik masih menyapaku pagi ini, ketika turun dari taksi online yang mengantarku berangkat kerja. Bara tidak bisa mengantar karena hujan. Biarlah, dia sedang sibuk bikin skripsi nanti kalau sakit kan kasihan. Aku saja yang mengalah, biar sakit gapapa demi Bara.Aku segera berlari memasuki area kantor sekaligus pabrik makanan ringan ini. Tiga puluh menit aku terlambat. Hujan yang turun di pagi hari menghambat aktivitasku. Pagi ini terpaksa aku memesan taksi online biar nggak kehujanan, tapi apes malah ke jebak macet. Menaruh tas di ruangan aku lalu mengambil buku dan gegas ke ruang Bu direktur, Ibu Susan. “Selamat pagi, Bu.” Sapaku saat memasuki ruangan. Eh! ada Alex di sini. Dia sudah pulang rupanya. Dadaku langsung berdebar. Ish! “Pagi, Pak Alex.” Alex yang sedang duduk mendongak padaku. Sungguh, aku tak bisa menyembunyikan binar di mata ini, aku senang sekali bertemu dia! Apa-apaan ini, Kenapa
#SekPri_Sekretaris Pribadi 9Like dulu sebelum baca 🙏Bab 9KeceplosanSudah jam empat sore, saatnya aku pulang. Bara sudah berjanji padaku untuk menjemput. Hari ini tadi, gajiku dari kantor Bu Susan, sudah di transfer, jadi Bara mau mengajakku jalan-jalan. Sekalian nemenin aku belanja bulanan. Mengambil tas lalu aku keluar menuju ruangan Pak Alex. Pamit dulu.“Pak Alex, aku pulang dulu, ya?”Aku melongokkan kepala di pintu ruangan Pak Alex. Boss-ku menoleh. “Bentar Vy, jangan pulang dulu,” katanya mencegah. Ada apa lagi? Terpaksa aku mengangguk, menyeret kaki mendekati Pak Alex. “Tolong ketikin ini dulu Vy, surat kontrak kerja yang baru dengan PT. Wijaya Prima.”Pak Alex, menunjuk satu bendel berkas di meja. Kira-kira ada sepuluh halaman kertas hvs. Hihh ini sih ngerjain. Kalau ku kerjakan Sekarang, selesainya lebih dari setengah jam. Belum lagi nanti Alex menganggu, minta di bikinin kopi. “Besok saja ya, Pak. Saya harus pulang Sekarang, saya ada perlu.” Elakku.Pak Alex berg
#SekPri_Sekretaris Pribadi 10Like dulu sebelum baca 🙏Bab 10PoV AlexAwal bertemu“SELAMAT PAGI, PAK!”Suara melengking memekakkan telinga pecah di ruangan kerjaku. Aku menutup telinga dengan telapak tangan dan sedikit membungkukkan badan. Wajahku mengernyit, kaget campur heran.Netraku menyambut kedatangan seorang gadis cantik, berkulit putih, berambut hitam lurus sebahu. Perawakannya mungil, tidak tinggi. Mungkin sekitar seratus lima puluh enam centimeters, tapi dia menutupinya dengan sepatu high heels yang dia kenakan. Bibirnya tipis dan berlipstik warna merah fuchsia. Sepintas wajahnya mirip artis lokal yang dulu terkenal suka tereak OMG Helloww, gitu, lupa aku namanya. “Kamu siapa?”aku bertanya sambil melihatnya.“Saya Lovy, Pak. Sekretaris baru,” jawabnya, masih tetap dengan volume kencang. Kok beda ya? Kemaren foto yang di tunjukkan Pak Darman keknya anaknya kalem, mirip-mirip Andien istriku gitu.Tapi, yang datang kenapa nyablak begini, nggak salah nih, Pak Darman?“Du
#SekPri_Sekretaris Pribadi 11Like dulu sebelum baca 🙏Bab 11Bucin akut “Duda?”Bara mengulangi omonganku tadi. Aku yang merasa keceplosan jadi tak enak. Wah dari pada salah paham, lebih baik ku kenalkan saja Bara sama Pak Alex.“Yuk, aku kenalin.” menarik tangan Bara dan kuajak menghampiri Pak Alex.“Pak Alex!” aku memanggilnya setelah dekat. Pak Alex menoleh dan menghentikan langkahnya. “Lovy?” Pak Alex melempar senyum padaku.“Hehe, iya, … belanja ya, Pak?”“Iya." Pak Alex menatapku kemudian berpindah melihat Bara yang berdiri di sampingku agak ke belakang. Segera menyadari lalu aku mengenalkan mereka.“Ah, ya kenalin ni Pak, Bara, pacar saya.” Tanganku mencolek lengan Bara. “Bara, ni Pak Alex. Pak Alex, ni Bara.” dengan tersenyum tanganku menunjuk silang dua lelaki tampan yang bersamaku. Pak Alex dan Bara saling melempar senyum tipis, kemudian keduanya berjabat tangan.Hufft, aku membuang nafas lewat mulutku. Kok jadi gerah ya, berada di antara dua cogan. Mendadak aku meras
#SekPri_Sekretaris Pribadi 12Like dulu sebelum baca 🙏Bab 12Duda jablay“Lovy, nanti siang ikut saya ke luar kota.”Aku tertegun sebentar. Ke luar kota?“Nginep, Pak?” tanyaku.“Iya, dua hari.”“Wah, nggak bisa dong, Pak. Saya nggak bawa persiapan.” Protesku.Enak saja, ke luar kota mendadak. Di pikir aku bekicot apa, bawa rumah kemana-mana, bawa baju ganti kemana-mana?Pak Alex melihatku, wajahnya tampak tegang. Ada apa nih, si Boss, tegang banget.“Suruh antar pulang supir sekarang,Vy dan ambil pakaianmu seperlunya.” Suara Pak Alex tegas. “I_iya, Pak.” Aku mengangguk. Ah sial, keder juga lihat boss Alex marah.Di mobil yang mengantarku pulang, aku uring-uringan sendiri. Dasar Boss arogan, ngasih perintah mendadak. Ke luar kota, nginep lagi, huuh. Kesel Ini hari Selasa, berarti pulangnya kamis dong. Padahal Rabu, Bara ulang tahun. Ck! Gimana nih?Mobil kantor sudah sampai rumah kost, aku segera turun. Pak supir menunggu di mobil. Aku bergegas memasukkan beberapa baju ganti, pak
#SekPri_Sekretaris Pribadi 13Like dulu sebelum baca 🙏Bab 13Menangis lah, LovySetelah makan siang di hotel, aku dan Pak Alex langsung melanjutkan perjalanan pulang ke Jakarta. Pak Alex sudah sehat rupanya. Mumpung dia lagi seneng, aku mau minta ijin pulang ah. Aku mau beli kado untuk Bara.“Pak, nanti saya mau langsung pulang, nggak ikut ke kantor boleh?” Tanyaku.Lama Pak Alex menjawabnya, dia masih sibuk dengan ponselnya. “Kenapa?”“Saya ada acara, Pak. Pacar saya ulang tahun.” Aku tersenyum mengangguk.Pak Alex menghela nafas berat, kemudian melirikku. Dia menganggukkan kepalanya. “Makasih ya, Pak.” Yess! Itu artinya masih ada waktu buatku untuk mencari kado buat Bara. Aku sengaja tidak memberi tahu Bara, kalau aku sudah pulang ke Jakarta. Aku akan ke kost-nya saja langsung, setelah dapat kado. Pasti Bara akan kaget dan senang sekali.“Napa senyam-senyum sendiri Vy?”Hah?“Gapapa, Pak.”Aduuh, malu aku sama Pak Alex. “Pacarmu itu masih kuliah, Vy?” tiba-tiba Pak Alex bert
# SekPri_Sekretaris Pribadi 14Like dulu sebelum baca 🙏Bab 14Tamu perempuanPoV Alex on*Setelah menemani Azka tidur, aku kembali ke kamarku sendiri. Azka sudah punya pengasuh, Mbak Retno namanya. Orangnya belum tua sih, masih umur tiga limaan gitu. Tapi dia baik dan sudah pengalaman merawat bayi.Diluar hujan sangat deras. Sudah jam setengah sepuluh Malam. Entahlah kenapa dari tadi perasaanku tak enak. Haruskah aku jujur pada diriku sendiri, kalau hatiku galau memikirkan Lovy … Gadis itu menyita perhatianku. Ada rasa tak suka, ketika tadi dia berpamitan untuk menemui pacarnya. Terlalu dini, jika aku bilang ini adalah cemburu. Lovy hanya lah Sekretarisku, bukan orang yang special buatku. Aku bisa saja melupakannya dalam sekejap. Aku punya banyak teman wanita, untuk apa aku cemburu dengan Lovy. Seperti biasa, sebelum tidur aku selalu mengecek seluruh sudut rumahku melalui CCTV rumahku yang terhubung dengan laptopku ini. Satu persatu ku perhatikan gambar di layar. Tak ada yang m
#SekPri_Sekretaris Pribadi 27Like dulu sebelum baca 🙏Get married “Sudah siap, Vy?” “Sudah, Ayo berangkat.”Hari ini aku akan pulang kampung. Alex sendiri yang mengantarku. Tadinya aku minta naik travel saja, tapi Alex bilang akan mengantarku naik mobil. Ya sudah aku nurut.Biasanya Alex keluar kota pakai supir, tapi khusus Sekarang, dia sendiri yang akan mengantarku pulang. Alex dan aku berangkat ke kampungku di sebuah kota di Jawa tengah berangkat pagi hari. Sebenarnya enak malam sih, lebih cepat. Tapi Alex bilang matanya minus, takut nggak bisa jelas lihatnya kalau malam, bahaya.Sekarang perjalanan darat ke kampungku bisa lebih cepat karena lewat tol terus. Yang biasanya sekitar sembilan jam, Sekarang bisa menjadi sekitar enam jam saja.Menjelang sore, Aku dan Alex sudah sampai di rumahku. Ibu dan Bapaku kaget melihatku datang bersama Boss-ku.“Mas Alex?!” Ibuku sampai terbeliak kaget. “Kenapa nggak bilang kalau di antar Mas Alex, Vy. Tau gitu kan tadi ibu sembelih ayam.”
#SekPri_Sekretaris Pribadi 26Like dulu sebelum baca 🙏Bab 26Restu Mama PoV Alex on*Sore yang cerah, secerah hatiku yang ingin bertemu mama. Ya! Hari ini rencanaku adalah meminta restu Mama untuk menikahi Lovy. Meski aku sudah melihat Mama sepertinya sayang sama Lovy tapi, aku perlu minta restunya. Aku mengemudikan mobil menuju rumah Mamaku. Sudah cukup lama aku tidak ke sana.Aku terlalu sibuk. Urusanku banyak kemaren. Dari mulai kasus penculikan Azka, penggerebegan Bara dan Airin, dan Lovy yang tertabrak mobil.Semua menguras tenaga dan emosiku. Terutama saat Lovy sempat koma, benar-benar rasanya emosiku sedang di aduk-aduk.Berbagai bayangan buruk menari di pikiranku setiap saat. Keadaan Lovy kemaren mengingatkanku saat hari-hari terakhir aku menemani Andien. Pikiranku buruk ... Aku tidak sanggup kalau harus kehilangan perempuan yang aku kasihi sekali lagi. Aku takut kehilangan untuk kedua kalinya. Tapi untungnya Lovy gadis kuat, dia berhasil melewati masa kritisnya. Aku ber
#SekPri_Sekretaris Pribadi 25Bab 25Will you marry me?Kenapa dia bertanya padaku begitu, bukankah dia Alex? Kutatap lelaki di depanku ini. Dari raut wajahnya sepertinya Alex sangat khawatir dengan keadaanku. Lihat lah, wajahnya begitu tegang menunggu jawabanku. “Kenapa bertanya begitu?” Sengaja aku tak segera menjawabnya. Wajah Alex semakin tegang. Bibir seksinya sedikit terbuka. “L_Lovy, ini aku Alex …”Aku mencoba tersenyum dan mengangguk. “Terus ngapain tanya?” “Hah?! Lovy kamu mengingatku?” Alex tampak senang, bibirnya tertarik ke atas membentuk tawa lebar. Kedua tangan Alex mengusap wajahnya.“Duh Vy, aku hampir jantungan tadi.”“Kenapa?”“Kupikir kamu nggak kenal aku lagi.” Alex mengambil kursi dan duduk di sampingku. Sebenarnya ada sebagian memori di kepalaku yang aku harus mengingatnya dulu sebelum menjawab pertanyaan orang. Tapi itu bukan masalah.“Ibu, kapan datang ke sini?” aku menoleh pada Ibuku yang sedang memberesi pakaiannya.“Mas Alex nyuruh orang buat jemput
#SekPri_Sekretaris Pribadi 24Like dulu sebelum baca 🙏Bab 24Rencana melamarPoV AlexTak berkedip mataku menatap tubuh terbaring lemah di ruangan ICU ini. “Lovy, bangun lah …”Ku genggam jemari Lovy. Sudah tiga hari dia masih kritis dan belum sadar juga. Operasi untuk cedera di kepalanya sudah di lakukan. Dokter bilang, kalau Lovy bisa melewati masa kritisnya dia bisa selamat.“Kenapa kamu tidak diam di mobil dan menuruti perkataanku, Lovy …” ku cium tangan Lovy. Andai saja saat itu Lovy memberi tahu aku bila dia melihat Airin, pasti semua ini tak kan terjadi. Lovy tertabrak sebuah kendaraan roda empat yang melaju kencang malam itu. Airin dan Azka berhasil dia selamatkan. Tapi Lovy terpental dan kepalanya terbentur aspal. Sialnya, mobil yang menabraknya berhasil melarikan diri. Ku pandangi lagi wajah ayu Lovy yang seperti tertidur pulas ini. Aku menghela nafas. Aku berutang nyawa Azka padanya.“Aku harus pergi Vy, nanti aku ke sini lagi.” Aku mengecup kening Lovy. Entahlah a
#SekPri_Sekretaris Pribadi 22Like dulu sebelum baca 🙏Bab 22Siapa penculik Baby Azka?PoV 3 on*Alex bergegas memasuki rumahnya. Di ruang tengah dia mendapati Mbak Retno sedang duduk di kursi dan menangis tersedu. Tak jauh darinya ada Mamanya, yang sedang berdiri dengan melipat kedua tangan di dadanya. Bik Yati juga ada di sini.“Mama, apa yang terjadi, di mana Azka?” Tanyaku tak sabar.“Tanya Retno tu!” Mama menunjuk Mbak Retno dengan dagunya. Alex mendekati Mbak Retno yang menunduk. Dia seperti ketakutan.“Mbak, mana Azka?” “Maafkan saya Pak Alex, A_Azka di bawa orang huhuuhu.” Mbak Retno menangis kencang.“Bagaimana kejadiannya Mbak?” Alex sedikit membentak, pikiranya benar-benar kalut saat ini. “Dua orang pengendara motor menyerang saya Pak, kemudian salah satunya mengambil baby Azka.”“Kenapa mbak Retno nggak berusaha minta tolong?” Mbak Retno menundukkan kepalanya, dia menangis karena merasa bersalah. Alex membuang nafas. “Kita lapor polisi saja, Lex.” Bu Susan, berjal
#SekPri_Sekretaris Pribadi 22Like dulu sebelum baca 🙏Bab 22Siapa penculik Baby Azka?PoV 3 on*Alex bergegas memasuki rumahnya. Di ruang tengah dia mendapati Mbak Retno sedang duduk di kursi dan menangis tersedu. Tak jauh darinya ada Mamanya, yang sedang berdiri dengan melipat kedua tangan di dadanya. Bik Yati juga ada di sini.“Mama, apa yang terjadi, di mana Azka?” Tanyaku tak sabar.“Tanya Retno tu!” Mama menunjuk Mbak Retno dengan dagunya. Alex mendekati Mbak Retno yang menunduk. Dia seperti ketakutan.“Mbak, mana Azka?” “Maafkan saya Pak Alex, A_Azka di bawa orang huhuuhu.” Mbak Retno menangis kencang.“Bagaimana kejadiannya Mbak?” Alex sedikit membentak, pikiranya benar-benar kalut saat ini. “Dua orang pengendara motor menyerang saya Pak, kemudian salah satunya mengambil baby Azka.”“Kenapa mbak Retno nggak berusaha minta tolong?” Mbak Retno menundukkan kepalanya, dia menangis karena merasa bersalah. Alex membuang nafas. “Kita lapor polisi saja, Lex.” Bu Susan, berjal
#SekPri_Sekretaris Pribadi 21Bab 22Di ghosting Alex, jadi sengsara“Mana duitnya, empat puluh juta, serahkan Sekarang padaku!” Braak!Juragan Marwan menggebrak meja di rumahku. Bapak dan Ibuku tampak sangat ketakutan. Mulutku terkatup rapat, aku hanya bisa memandang kelakuan bar-bar Pak Marwan dan anak buahnya.“Belum ada uangnya, Pak. Teman saya tidak jadi datang,” Jawabku pelan. Malunya nggak ketulungan. “Huahaha sudah ku duga, kau ini Cuma omong kosong saja, Nona manis.”Hahaha hahahaAnak buah Pak Marwan ikut menertawakan aku. Hhh, aku hanya bisa membuang nafas.Sungguh, aku begitu kecewa dengan Alex. Maksudnya apa dia meng-ghosting aku, tiba-tiba menghilang tanpa kabar?“Sofyan, anak gadismu ini sudah membohongiku, Sekarang bagaimana?” “Uhuuk, uhuuuk.” Bapakku terbatuk. Nafasnya sampai berbunyi juga. Ibu langsung mendukungnya.“Kami akan pergi dari rumah ini.” Terdengar suara Ibuku menyahut.Aku melihat kedua orang tuaku, air mataku mengalir. Malam-malam begini, kami mau k
#SekPri_Sekretaris Pribadi 20Bab 20Baby Azka diculik PoV 3 on*“Cepat sedikit Bara!”Airin menepuk punggung Bara dan menoleh ke belakang beberapa kali. Takut ada yang ngejar. “Iya ini sudah ngebut!” Bara berteriak dari depan, dia sedang mengemudikan sepeda motor dengan kecepatan kencang.“Kita kemana nih?” Setelah jauh dari komplek perumahan Alex, Bara memperlambat laju sepeda motornya. Airin terdiam. Di lihatnya Azka yang tertidur di gendongannya.“Ke kost-mu aja Bar,” teriak Airin.“Ah, nggak mau!” Bara menghentikan sepeda motornya di tempat yang sepi di bawah sebuah pohon, biar adem.“Terus di bawa ke mana dong?” Airin tampak bingung.“Mana gua tahu! Elu kan yang punya rencana nyulik.” Bara mengernyitkan keningnya. Tentu saja Bara nggak mau repot, dia sudah membantu Airin menculik Azka, kenapa harus menampung juga?Airin tambah bingung. Kalau dia bawa Azka ke rumahnya pasti sudah di temukan Alex. Pasti Alex tak akan tinggal diam bila tahu dirinya yang telah menculik Azka. Bis
#SekPri_Sekretaris Pribadi 19Like dulu sebelum baca 🙏Bab 19Alex berbohong?Alex!Iya Alex, hanya dia yang bisa membantuku. Uang empat puluh juta, tidak lah banyak buat Alex. Aku bisa meminjam uang padanya.Tapi, bagaimana aku harus bilang padanya? Aku memang dekat dan akrab dengan Alex. Tapi meminjam uang adalah perkara lain.Ada rasa sungkan dan malu di hatiku. Jangankan dengan orang lain, masalah hutang antara kakak beradik pun, apabila telah sampai pada urusan uang, berasa bukan saudara. Huh, gimana ini? Aku memutar otaku mencari solusi. Kalau besok aku tidak bisa membayar juragan Marwan, keluargaku akan di usir dari rumahku sendiri. Pusing aku.Tak kusangka, keluargaku akan mengalami nasib begini. Terjerat hutang dengan renternir selama berbulan-bulan. Menurut Ibuku, uang itu di pinjam Bapak sedianya untuk meremajakan mobil, tapi belum sempat kejadian, Bapakku malah sakit-sakitan. Otomatis uang pinjaman dari renternir itu, habis di gunakan untuk biaya berobat dan biaya hidu