Share

Bab 5. Cemburu

Mendengar pertanyaan dari Reina, CEO tampan itu terdiam. Sepertinya sedang memikirkan sesuatu. Selanjutnya, ia justru berjalan menghampiri gadis itu.

Reina cukup ketakutan melihat Regan berjalan mendekatinya. Ia sudah berpikir yang tidak-tidak. Mengingat atasannya itu seringkali melakukan tindakan yang tiba-tiba.

“Sebelum pergi, apakah ada yang ingin kamu sampaikan kepadaku?” tanya Regan kemudian. Seolah sengaja menunda-nunda kepergian Reina dari ruangannya.

Inilah yang tidak disukai Reina. Lelaki di dekatnya ini tidak langsung to the poin mengatakan tujuannya. Sekarang justru bermain teka-teki dengannya.

Reina berpikir keras. ‘Ayolah, Reina. Coba tebak, apa maksud ucapan Regan?’

“Saya rasa tidak ada yang perlu saya sampaikan lagi.” Reina menunduk dan hendak berjalan mundur meninggalkan ruangan itu.

“Kamu yakin? Tidak akan menyesal?” imbuh Regan.

Reina menegakkan kepalanya. Ia bisa melihat tatapan penuh kelicikan dari bosnya tersebut.

“Baiklah, Pak Regan. Saya ingin meminta maaf karena tadi pagi menggunakan semua uang Bapak. Saya berjanji akan menggantinya. Tapi percayalah. Saya tadi malam dijebak, Pak. Saya bukan gadis murahan yang sengaja menjual tubuhnya untuk lelaki kaya seperti—”

“Kamu pikir saya sengaja memesan wanita malam untuk memuaskan saya?” sahut Regan cepat. Lelaki itu berjalan pelan memutari tubuh Reina.

“Bukan seperti itu maksud saya, Pak. Mungkin kita sama-sama dijebak, Pak.”

“Bagus! Kalau kamu paham. Jadi kamu harus bertanggung jawab. Di sini saya merasa dirugikan. Saya hilang keperjakaan gara-gara kamu, Reina.”

‘What? Ini gila! Apakah dia sudah tidak waras? Jelas-jelas dia yang telah menghancurkan masa depan saya.’ Reina memeras kedua tangannya di sisi kiri dan kanan tubuhnya. Rasanya ia ingin menonjok wajah Regan saat itu juga.

Sementara Regan masih terlihat serius dengan ucapannya yang semakin ngawur. Alias berkelit-kelit dan terkesan mengada-ngada. Sungguh tidak masuk akal.

“Jadi Bapak maunya apa?” ucap Reina lantang.

“Rindu mengatakan jika dia mengundurkan diri jadi sekretaris saya. Jadi mulai besok kamu harus menjadi sekretaris pribadi saya. Selain mengurus pekerjaan di kantor, kamu juga harus menyediakan keperluan pribadi saya. Kalau bisa kamu tinggal di apartemen milik saya.”

“Apa?” Reina menggelengkan kepalanya berkali-kali. Tidak mungkin. Itu hal yang sangat mustahil. Ibu tirinya pasti tidak akan mengizinkan. Bahkan Reina sendiri pun tidak sudi jika harus tinggal satu atap dengan lelaki aneh ini.

“Bagaimana?” tanya Regan dengan ekspresi wajah yang sangat tenang.

“Bapak jangan keterlaluan dong!” jawab Reina dengan sebuah protes. Tentu gadis itu akan mencari cara agar Regan muak dengan sikapnya.

Melihat Reina tak kunjung memberikan jawaban, Regan bergerak maju mendekati Reina. Membuat gadis itu seketika melangkah mundur. Namun sayang sekali tubuhnya justru mentok ke tembok. Tidak bisa bergerak lagi.

“Atau kamu mau saya mengatakan peristiwa malam itu kepada kekasihmu?” lirih Regan kemudian.

Reina mendongakkan kepalanya. Bagaimana mungkin Regan bisa tahu jika dirinya sudah mempunyai seorang kekasih? Apa jangan-jangan lelaki ini adalah cenayang?

“Tidak bisakah Bapak melupakan semuanya?” ucap Reina memohon kepada lelaki di hadapannya itiu.

“Melupakan semuanya?” Regan tersenyum menyeringai lalu menarik tubuh Reina ke dalam pelukannya. “Enak saja.”

“Cukup, Pak!” Reina mendorong tubuh Regan dengan sepenuh tenaga hingga lelaki itu sedikit terkejut. “Beri saya waktu untuk bernafas dulu.”

Bodohnya Reina mengatakan kalimat yang membuat Regan semakin merasa di atas angin. CEO tampan itu memperhatikan Reina yang terlihat kacau.

“Bahkan saya belum menyentuh bibir tipismu itu, Reina.” Regan kembali melangkah maju.

Namun beberapa saat kemudian terdengar suara ketukan pintu. Seketika Regan mengatur jarak dengan sekretaris barunya itu. Ia menganggap bahwa Reina sudah menyetujui permintaannya.

“Saya, permisi.”

Reina segera memanfaatkan kesempatan yang ada. Saat itu adalah waktu yang tepat untuk dirinya bisa kabur.

Regan tidak punya pilihan lain. Ia membiarkan Reina keluar dari ruangannya.

Reina segera membuka pintu dan tampaklah seorang lelaki berdiri di hadapan pintu dengan sedikit senyuman di wajahnya. Rupanya lelaki itu adalah Pak Burhan.

Manajer itu masuk ke dalam ruangan CEO dan memberi kode kepada Reina agar ikut bersamanya.

“Maaf, Pak Regan. Ada hal yang harus saya tanyakan kepada Reina. Ini menyangkut masalah di bagian divisi pemasaran dan pengembangan. Hanya Reina yang mengetahuinya karena dia belum memberikan laporan kepada saya.”

Regan kembali ke tempat duduknya. Sesungguhnya ia sedikit curiga dengan gerak-gerik manajer itu.

“Baiklah, kamu bisa membawa Reina kembali ke ruang kerjanya semula.”

“Terima kasih, Pak.”

Manajer itu segera mengajak Reina untuk ikut bersamanya. Reina memang bekerja sebagai karyawan bagian pengembangan bisnis. Ia selalu berhasil meyakinkan para pelanggannya. Baik secara virtual ataupun bertemu langsung. Banyak teman-teman kerjanya yang iri karena para atasan menyukai kemampuan Reina yang luar biasa meskipun masih terbilang sebagai karyawan baru.

“Terima kasih Pak Burhan, sudah menyelamatkan saya,” ungkap Reina keceplosan.

“Memangnya kenapa?” tanya Burhan jadi penasaran.

Reina justru terdiam. Tidak mungkin ia menceritakan semua tingkah menyebalkan Regan.

“Saya mendengar kabar jika Rindu telah mengundurkan diri. Kemungkinan kamu yang akan ditunjuk sebagai sekretaris penggantinya. Maka dari itu, saya meminta kamu menyelesaikan pekerjaan kamu yang kemarin belum selesai. Kamu masih ingatkan? Harusnya tadi pagi kamu mengerjakannya. Tetapi kamu malah datang terlambat,” terang Burhan mengingatkan.

“Ah, iya, Pak. Saya benar-benar minta maaf.”

Ternyata berita pengunduran diri Rindu sudah sampai ke manajer Reina. Dia pikir Regan hanya bercanda dan ingin mengerjainya saja. Ternyata lelaki itu tidak berbohong.

“Tidak apa-apa, Reina. Saya hanya bisa bilang, kamu harus tetap semangat. Dan banyak bersabar menghadapi Pak Regan. Saya akan sangat-sangat merindukan kamu nanti.”

‘Hah? Apa maksudnya? Apakah Pak Regan memang bos yang kejam? Seorang Rindu saja bisa mengundurkan diri.’

“Ya, sudah. Tidak usah terlalu dipikirkan.”

Reina mengangguk saja. Ia mengikuti langkah sang manajer di belakangnya.

Ketika hendak memasuki ruang kerja bagian pemasaran, Reina dikejutkan dengan kehadiran dua orang yang sangat ia kenali. Mereka terlihat mesra. Dan sepertinya baru saja pulang dari mengikuti event di luar kantor.

“Leon?” ucap Reina lirih. Bibirnya bergetar hebat. Ada rasa cemburu yang bergemuruh di dalam hatinya.

Rich Mama

Tau kan siapa Leon??? Ngapain ya dia, kira-kira???

| 7
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Herlidah
leon pasti selingkuh dengan teman sekantornya sedang leon kekasih reina
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status