Share

Bab 85: Puncak Kesabaran

Wulan menyusuri koridor rumahnya yang panjang, suara langkah kakinya terdengar lembut di atas lantai marmer yang dingin. Hatinya dipenuhi oleh berbagai perasaan, campuran antara kesabaran yang mulai menipis dan semangat yang terus membara. Meskipun penampilannya di hadapan Dimas dan keluarganya tetap tenang dan penuh senyum, di dalam dirinya, Wulan merasakan bahwa batas kesabarannya semakin dekat.

Saat ia melangkah ke dapur untuk menyiapkan teh, suara percakapan terdengar dari ruang tamu. Wulan berhenti sejenak, mendengarkan dengan seksama. Ia mengenali suara mertuanya, Bu Ratih, yang sedang berbicara dengan Nada, adik Dimas. Mereka tampak terlibat dalam diskusi yang serius, meskipun nadanya dibuat-buat ceria.

Wulan mendekat dengan hati-hati, memastikan ia tidak terlihat oleh mereka. Suara Bu Ratih terdengar lebih jelas ketika ia berkata, “Aku tidak tahu sampai kapan Dimas akan terus dibutakan oleh sikap manis Wulan. Aku tahu dia mencoba yang terbaik, tapi jelas-

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status