Share

12. Nyonya Addaith

Penulis: Sindi Aulia
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-16 12:58:05

"Mama serius nggak mau ikut sama aku?" tanya Ara menatap sang mama yang kini sedang menuangkan teh hangat ke dalam gelasnya.

"Nggak Sayang, mama mau di sini saja. Banyak kenangan berharga tentang papa kamu di sini." sahut Zelin tersenyum hangat.

Pagi-pagi sekali, Ara sudah berada di rumah sang mama. Wanita itu ingin berpamitan kalau dirinya akan pindah ke rumah Ghazi yang ada di kota. Ara juga sudah memberitahu Zelin tentang identitas Ghazi, dan wanita paruh baya itu hanya tersenyum maklum.

"Kamu nggak perlu cemasin mama Ra. Hidup mama sudah terjamin. Selain uang dari kamu, Ghazi juga kasih mama uang dengan jumlah yang nggak sedikit. Mungkin bisa buat biaya hidup selama setahun, haha ... " tawa Zelin. Padahal dirinya sama sekali tak meminta, tetapi menantunya itu bersikeras memberinya uang.

"Mama serius?" tanya Ara sedikit terkejut. Pasalnya Ghazi tak pernah bercerita tentang hal ini.

Zelin mengangguk. "Mungkin kalau dia bilang dulu ke kamu, kamu akan nolak. Jadi ya dia kasihnya diam-
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    13. Ketulusan hati

    Seminggu berlalu sejak Ara pindah ke rumah Ghazi, wanita itu sudah bisa menyesuaikan diri. Ia beraktifitas seperti biasa, namun dengan jam kerja yang lebih sedikit. Ghazi memang mengizinkan Ara untuk tetap menjalankan bisnisnya, tetapi pria itu memberinya batasan, sehingga Ara lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam rumah.Seperti sekarang, Ara sedang berada di labirin bunga yang ada di halaman belakang rumah Ghazi. Labirin itu terbuat dari semak lebat yang dibentuk menyerupai tembok tinggi, yang dibangun melingkar menjadi sebuah labirin yang rumit. Ini menjadi tempat favorit Ara karena di tengah-tengah labirin, terdapat sebuah danau buatan yang sangat indah. Dan itu menjadi tujuan Ara kali ini.Namun, baru setengah perjalanan ia lalui, langkahnya langsung terhenti ketika suara isak tangis seseorang terdengar mengusik telinganya. "Siapa yang menangis di tempat seperti ini?" gumam Ara. Ia memberanikan diri mengikuti sumber suara tersebut. Sampai di salah satu sisi labirin, matany

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-18
  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    14. Ciuman Pertama

    "Selamat pagi, Ra." sapa Ghazi mengecup singkat dahi sang istri. Pria itu baru saja selesai mandi, dan bergabung ke kemeja makan bersama Ara dan Giana yang sudah duduk di kursi masing-masing."Selamat pagi, Mas." balas Ara tersenyum manis kearah pria yang kini duduk di dekatnya."Cuma kecupan singkat? Nggak ada ciuman intens kah?" Uhuk. Ara yang baru saja meminum segelas air seketika tersedak mendengar ucapan Giana. Apa katanya tadi? Ciuman intens? Dikecup Ghazi saja Ara sudah merasa gugup, apalagi sampai begitu. Ghazi yang juga belum pernah melakukannya pun hanya diam berdehem pelan.Melihat reaksi keduanya, dahi Giana seketika berkerut. "Ada apa dengan kalian? Oh, atau jangan-jangan ... kalian belum pernah melakukannya ya?" tebak Giana tak percaya. Bagaimana bisa sudah menikah selama satu bulan lamanya, tetapi mereka belum pernah berciuman? "Gimana mau kasih tante cucu, kalau kalian saja belum melakukan apa-apa! Sudah begini saja, tante pesankan tiket bulan madu selama tiga hari bua

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-20
  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    15. Bulan Madu

    "Apa semua sudah siap?" tanya Ghazi pada Ara yang kini sedang menata pakaiannya ke dalam koper."Sudah, jam berapa kita akan berangkat?" ucap Ara.Keduanya tengah bersiap untuk pergi bulan madu sesuai dengan permintaan Giana. Wanita itu benar-benar memesan paket honeymoon disalah satu resort ternama yang ada di Pulau Dewata untuk Ghazi dan Ara--tiga hari setelah ia kembali ke Prancis."Sekarang saja ayo, setengah jam lagi pesawatnya take off." ajak Ghazi. Mereka pun berjalan ke luar menuju halaman depan. Saat Ara hendak masuk ke dalam mobil, Carol datang menyapanya."Selamat pagi Nyonya, apa Anda perlu saya temani?" tanyanya. "Nggak perlu, Ara akan aman bersama saya." sahut Ghazi yang juga berada di sana."Maaf Tuan, saya tidak bertanya pada Anda." ucap Carol membuat Ara seketika tergelak. "Haha ... perhatikan ucapannya Tuan Addaith. Dia berbicara dengan saya, bukan dengan Anda." ledek Ara. Senyum geli langsung tersungging di bibirnya ketika melihat Ghazi mendengus, dan berlalu masu

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22
  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    16. Kematian Dany

    "Itu ... " Suara Ara tercekat kala bayangan mengerikan tentang kejadian masa lalunya kembali terlintas dalam benaknya."Lupakan Ra, ayo kita pergi tidur saja." "Tunggu, saya akan menceritakan semuanya ke kamu Mas." cegah Ara saat Ghazi ingin bangkit. Ia merasa kalau pria itu juga berhak tahu tentang masa lalunya. Seperti Ara yang mengetahui tentang kematian kedua orang tua Ghazi."Saya depresi, karena kecelakaan yang terjadi ketika saya berumur sepuluh tahun." lirih Ara menatap langit malam dengan pandangan menerawang.16 tahun yang lalu, Ara kecil terlihat sedang menunggu Dany-sang papa-di depan gerbang sekolahnya. Hari ini pria itu berjanji akan mengajaknya pergi jalan-jalan, dan makan batagor favorit mereka di taman kota."Papa!" teriak Ara sumringah ketika motor Dany menderu halus berhenti tepat di depannya. Pria itu langsung turun dan bergerak menggendong sang anak."Apa putri papa sudah siap?" tanyanya. Ara mengangguk yakin. "Oke kalau begitu, ayo kita berangkat!" seru Dany antu

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-25
  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    17. Cemburu

    Cuaca pagi ini terlihat sangat cerah, secerah wajah Ara yang kini tengah menikmati secangkir teh hangat di balkon kamarnya. Kondisi wanita itu sudah jauh lebih baik dari pada semalam. Ini semua berkat Ghazi yang terus memeluknya sembari membisikan kata-kata penuh cinta, yang membuat hati Ara berbunga-bunga. "Ra, kamu lihat celana saya nggak?" Ara langsung menoleh ketika seruan Ghazi terdengar dari dalam kamar. Pria itu terlihat berjalan ke sana kemari dengan hanya menggunakan handuk yang terlilit di pinggangnya."Sebenarnya apa yang ada di pundak kamu itu Mas?" sahut Ara menatap heran sang suami."Ap--oh iya, saya lupa hehe." ucap Ghazi saat menyadari bahwa barang yang tengah ia cari, ternyata tersampir di pundaknya. Pria itu hanya terkekeh dan kembali masuk ke dalam kamar mandi.Ara menggeleng pelan melihat kelakuan Ghazi. Pria itu memang mempunyai daya ingat dan kecerdasan yang tinggi. Tetapi itu tidak berlaku dalam hal menaruh barang. Ghazi sering kali lupa, dan berakhir Ara yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-28
  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    18. Bermain

    Ghazi membuka mata. Ia menoleh dan terlihatlah Ara yang sudah tertidur pulas di sampingnya. Dengan perlahan, Ghazi menarik tangannya yang dijadikan bantal oleh wanita itu. Ia bangkit, kemudian berjalan mengambil jaket miliknya.Setelah memastikan sang istri nyaman dan aman, Ghazi berjalan keluar dengan sedikit mengendap-endap. Saat pintu terbuka, beberapa pengawal terlihat berdiri menunggunya. "Jaga Nyonya dengan baik. Jangan sampai ada orang lain yang masuk ke dalam." Para pria itu langsung mengangguk. Saat Ghazi ingin kembali melanjutkan langkahnya, salah satu dari mereka bergerak menghalangi jalannya. "Maaf Tuan, bagaimana jika Nyonya terbangun dan menanyakan keberadaan Anda?" Ghazi terdiam. Ia mengamati wajah pria di depannya yang terlihat sedikit asing. "Sudah berapa lama?" Pengawal muda itu terlihat mengerjap bingung dengan pertanyaan Ghazi. Begitu pula dengan para pengawal lainnya yang kini saling lempar pandang."Maaf Tuan, dia baru saja bergabung sebulan yang lalu." Ghazi

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-02
  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    19. Salah paham

    "Nyonya, sebentar lagi jam makan siang, apa Anda ingin saya belikan makanan?" Ara yang sedang membaca sebuah laporan langsung mendongak menatap Carol. "Oh iya kah? Ya sudah ayo pergi keluar, kita cari makan." sahut Ara menutup leptopnya dan kembali menyimpan dokumen yang ada di tangannya.Sejak pagi tadi, Ara sudah berada di kantor miliknya ditemani oleh Carol. Banyaknya tawaran kerjasama, membuat wanita itu sangat sibuk beberapa hari ini. Belum lagi undangan dari para istri konglomerat yang kini sering berseliweran di mejanya, membuat Ara hanya bisa menghela napas pasrah."Kemana kita akan pergi, Nyonya?" tanya Carol saat dirinya sudah duduk di kursi kemudi. "Sebentar," Ara bergerak meraih ponselnya yang tiba-tiba berdenting. Saat dilihat, ternyata itu pesan dari sang suami yang mengingatkannya untuk makan siang.Melihat emotikon love yang tersemat diakhir kalimat, senyum Ara seketika mengembang. Sejak pulang dari acara bulan madu seminggu yang lalu, Ghazi memang menjadi lebih han

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    20. Baju dinas

    "Ara, where are you ...?" Ara yang sedang bermain dengan seekor landak langsung menoleh ketika suara Luisa terdengar. "Aku di sini Kak." sahut Ara ikut berseru. Tak lama kemudian, terlihatlah Luisa yang berjalan kearahnya. Seperti biasa, wanita itu berpaikan sexy, dengan rambut ikal yang digerai."Ayo pergi ke sini Ra, hari ini grand opening. Pasti banyak diskon di sana." Kedua alis Ara bertaut ketika matanya menatap gambar yang ada di ponsel Luisa."Toko pakaian dalam?" Luisa langsung mengangguk. Wanita itu mengambil duduk di samping Ara."Iya, kan kemarin kamu bilang kamu belum punya pakaian dinas, ya sudah ayo beli sekarang. Biar nanti malam, kamu bisa langsung eksekusi." sahut Luisa mengedipkan mata.Ara tersenyum canggung. Memang benar, kemarin dia sempat meminta Luisa untuk memberinya pencerahan tentang urusan ranjang, karena kelihatannya wanita itu tahu banyak, walau dirinya belum menikah. Tetapi Ara sama sekali tak menyangka, kalau Luisa akan menanggapinya seserius ini."Meman

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07

Bab terbaru

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    68. Liontin Rubah

    Ghazi berjalan cepat masuk ke dalam rumah. Dokumen yang tertukar, mengharuskannya kembali untuk mengambil yang benar."Di mana dokumen itu?"Ghazi terus mencari. Ia memilah-milah tumpukan kertas yang ada di ruang kerjanya dan prang! Sikunya tak sengaja menyenggol foto Ara yang ada di atas meja. Merunduk, Ghazi membersihkan foto tersebut dari serpihan kaca.Ketika sedang memandangi wajah Ara, dada Ghazi tiba-tiba berdenyut sakit. Perasaannya mendadak tak enak dan bayang-bayang sang istri terus muncul dalam benaknya. Ada apa ini?Baru saja ingin mencoba menghubungi Ara untuk menanyakan kabar wanita itu, Willy lebih dulu menelponnya membuat Ghazi mau tak mau segera kembali ke kantor mengesampingkan kekhawatirannya terhadap sang istri.Waktu terus berlalu, pekerjaan Ghazi akhirnya selesai juga. Pria itu baru sampai di rumah sekitar pukul tujuh malam. Ghazi berharap disambut oleh Ara, namun ternyata hanya ada Biru yang menunggu kedatangannya."Mama ke mana sih Pa? Kok mama nggak pulang-pula

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    67. Tumbang

    Hujan rintik-rintik mengiringi acara pemakaman Carol. Semua orang di keluarga Addaith ikut hadir termasuk Zelin dan Roan. Dari sekian banyaknya orang, yang paling terpukul atas kematian Carol adalah Ara. Sedari tadi, wanita itu hanya diam dipelukan Ghazi dengan tatapan kosong. Satu persatu, orang-orang mulai meninggalkan pemakaman menyisahkan Ara dan Ghazi serta Giana yang berdiri tak jauh dari mereka. "Amour, ayo kita pulang." Ara menggeleng. "Saya masih mau di sini, Mas. Kamu pulanglah lebih dulu,"Ghazi diam merasa bimbang. Ia tidak mungkin meninggalkan Ara seorang diri dalam keadaan terpuruk seperti ini, namun meeting penting yang harus Ghazi hadiri juga tidak bisa diabaikan begitu saja."Pergilah Zi, kamu ada meeting kan hari ini? Biar Ara tante yang menemani." ucap Giana tersenyum lembut. Melihat sang istri yang hanya diam, Ghazi pun menganggap kalau wanita itu tidak keberatan kalau dirinya pergi. Sedikit menunduk, Ghazi pun berucap, "Amour, saya pergi dulu sebentar ya? Di si

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    66. Gugurnya sang penjaga

    Ara melangkah ke sana kemari mencari keberadaan Carol yang tak kunjung ia temukan. Sejak pulang dari rumah Zelin sampai menjelang sore, batang hidung wanita itu tidak terlihat di mana pun. "Kamu di mana sih Carol?" keluh Ara mencoba menghubungi wanita itu. Merasa lelah, Ara yang tengah berada di dalam kamar Carol pun mendudukan diri di tepian ranjang milik wanita itu.Seperti biasa, kamar Carol selalu rapi. Ara terus menelisik sampai matanya melihat secarik kertas di antara tumpukan buku, ia pun meraihnya. [Nyonya, Anda adalah wanita terbaik yang pernah saya temui setelah ibu saya. Saya pamit ya, Nyonya?]Ara tertegun membaca sederet kata yang tertuang di dalam surat tersebut. Jadi ... Carol pergi meninggalkannya? Tetapi kenapa? Ara segera bangkit membuka lemari milik wanita itu. Tak menemukan apa pun di dalam sana, Ara mulai dirundung panik. Wanita itu berlari ke luar sembari memanggil-manggil nama Carol. "Amour, apa yang kamu cari?"Ara berjengit ketika suara Ghazi tiba-tiba terd

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    65. Ibuku, Pembunuh?

    "Selamat pagi, Tan." sapa Ara tersenyum ke arah Giana yang sudah duduk di salah satu kursi meja makan. Dengan santai, ia mengecup pipi sang tante membuat wanita itu mendelik tak terima. Menekan rasa kesalnya, Giana memilih berteriak memanggil salah satu pelayan agar membawakan secangkir kopi untuknya. Tetapi bukannya mendapatkan kopi, Giana malah diberi segelas air putih. "Maaf Bu, mengingat umur Anda yang tidak lagi muda, air putih lebih baik untuk kesehatan Anda."Ara nyaris menyemburkan tawanya mendengar perkataan Carol. Entah bagaimana ceritanya wanita itu bisa memegang bagian dapur, yang jelas, Ara cukup terhibur melihat wajah Giana yang kini berubah masam. "Saya tidak memanggil kamu, Carol. Saya memanggil Mira!""Sstt ... jangan marah-marah, Tan. Ini masih pagi loh, Tante mau wajah Tante semakin keriput?" "Kamu," desis Giana hampir melayangkan sendok di tangannya ke arah Ara kalau saja Ghazi tidak berjalan mendekati mereka. "Selamat pagi semua,""Selamat pagi, Mas." sahut A

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    64. Berdamai

    "Ayo jelaskan semuanya sekarang juga, Carol." desak Ara menancapkan sebilah pisau ke sebuah apel sebelum mencincangnya dengan brutal. Kesabarannya mulai menipis menunggu Carol yang sengaja menyibukkan diri.Carol meringis. Menyadari kalau sang nyonya mulai kesal, ia pun mengalah. Bergerak menaruh sapu di tangannya, kemudian beranjak duduk di samping wanita itu."Apa Anda melihat sebuah villa yang berada di sisi barat hutan, Nyonya? Itu adalah villa milik Giana. Saya bertemu dengannya di sana dan kami bertengkar. Tidak terima karena saya memintanya untuk mengakui semua kesalahannya, dia mendorong saya dari lantai atas. Saya jatuh ke sungai dan seperti yang Anda lihat, saya berhasil selamat."Ara tercengang sampai menjatuhkan pisau di tangannya. Cerita Carol, terdengar seperti kisah thriller yang sangat mengerikan. Kalau memang Giana terbukti melakukan itu semua, Ara bersumpah akan menjaga jarak dengan wanita itu. "Tapi kenapa? Kenapa hanya karena masalah sepele seperti itu dia tega me

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    63. Mencari bukti

    "Tetap di sana dan jangan mendekat."Ghazi benar-benar kesal dengan Olivia yang terus menyambanginya. Sejak mendengar dirinya sakit, wanita itu memang selalu mengekorinya seperti anak kucing. Ini semua gara-gara Giana! Wanita tua itu sengaja meminta Olivia untuk menemani Ghazi dengan alasan agar sang ponakan tidak merasa kesepian."Ayolah Zi, aku kan hanya ingin lebih dekat denganmu, masa nggak boleh?" Ghazi meremas pulpen di tangannya. Kenapa Olivia tidak paham juga kalau dirinya tidak mau diganggu? "Dengar Oliv, saya tidak suka melihat kamu di sini. Sebaiknya kamu pergi seka--""Sayang, jangan terlalu kasar pada Olivia. Bukankah beberapa hari ini dia telah merawatmu? Berterimakasihlah padanya dengan bersikap baik." ujar Giana menepuk pelan pundak Ghazi. Wanita itu mengambil duduk tak jauh dari mereka sembari menikmati secangkir teh. "Dengar Zi? Kamu harus bersikap baik padaku. Berhubung hari ini kondisi kamu sudah jauh lebih baik, gimana kalau kita jalan-jalan ke luar?"Ghazi sont

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    62. Saling menikam

    "Apa yang membuatmu datang kemari, Darling?"Carol menatap dingin Giana yang kini duduk di sebuah sofa tunggal. Beberapa saat yang lalu, ia sengaja menghubungi wanita itu untuk bisa bertemu. Dan di sini lah mereka berada, di sebuah Villa yang dikelilingi hutan belantara. "Kenapa Anda mengusirnya?"Giana tersenyum geli mendengar pertanyaan Carol yang terasa menggelitik. "Saya hanya menjalankan ide yang kamu cetuskan, ingat?"Wajah Carol seketika berubah keruh. Tampaknya, Giana memang selalu mengartikan semua hal secara berlebihan. Carol memang memberi saran kepada wanita itu untuk menyerang sikis Ara, tetapi tidak dengan cara kotor seperti ini. "Apa Anda sadar? Cara yang Anda gunakan itu lebih busuk dari pada sebuah bangkai."Giana tertawa sumbang. Lagi-lagi, perkataan Carol terdengar seperti lelucon dikedua telinganya. "Jangan terlalu naif, Darling. Bukankah kamu sendiri terbiasa menggunakan cara seperti itu? Menikam tuanmu sendiri dari belakang, apa itu masih bisa dianggap bersih?"

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    61. Retak

    "Kita mau ke mana Nyonya?" tanya Carol melirik Ara yang duduk di kursi belakang.Saat ini, mereka masih berada di pelataran rumah sakit tempat Ara dirawat semalam. Minuman keras dosis tinggi yang Ara cicipi, membuat lambung wanita itu sedikit bermasalah dan mengharuskannya menetap di sana."Ayo kembali ke rumah, Carol. Kata dokter Mas Ghazi sudah pulang." ucap Ara penuh binar kebahagian. Beberapa saat yang lalu, Ara mencoba menghubungi Luisa dan Giana untuk menanyakan kabar sang suami. Tak kunjung mendapat balasan, Ara pun memilih menelpon pihak rumah sakit dan mereka bilang kalau Ghazi sudah dipulangkan sejak pagi tadi. "Ayo jalan sekarang, Carol."Dua puluh menit, akhirnya Ara sampai di kediaman keluarga Addaith. Wanita itu buru-buru turun kemudian melangkah masuk. Hatinya seketika berbunga-bunga saat melihat Ghazi yang kini duduk bersandar di salah satu sofa ruang keluarga. "Mas Ghazi ka--""Tetap di sana."Pergerakan Ara yang hendak berlari ke arah Ghazi seketika terhenti. Nad

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    60. Fitnah

    "Silahkan dinikmati, Nona."Ara mengangguk sopan. Deretan makanan serta minuman di depannya sangatlah beragam dan sedikit asing bagi Ara. Apalagi cairan yang ada di gelas-gelas bening itu, Ara tak pernah mencobanya. "Ada apa Nona? Apa Anda tidak menyukai makanannya? Kalau begitu biar sa--""Ah tidak-tidak, ini hanya terlalu banyak. Saya sampai bingung ingin mencoba yang mana." gurau Ara. "Kalau begitu cobalah yang ini, Nona. Ini sangat enak." tawar si wanita meneguk segelas minuman. Tangannya bergerak meraih gelas lain kemudian memberikannya kepada Ara. "Cobalah,"Tak ingin menyinggung perasaan si wanita, Ara pun meraihnya. Ia menatap ragu minuman tersebut. Hati kecilnya berkata kalau Ara sebaiknya mengabaikan. Namun si wanita yang terus menatapnya, membuat Ara mau tak mau mulai mencobanya.Begitu cairan itu masuk ke dalam kerongkongan, rasa panas langsung menjalar ke seluruh tubuh Ara. Kepalanya mulai pening dan matanya berkunang-kunang sebelum semuanya menjadi gelap. Ara jatuh pin

DMCA.com Protection Status