Kyra tidak kenal dengan pria yang berdiri di antara pepohonan di depan rumahnya. Sudah beberapa hari ini ia perhatikan, pria yang selalu mengenakan jaket kulit hitam dengan celana jin lusuh tersebut berdiri di tempat yang sama menatap ke lantai dua, ke jendela kamarnya.
Awalnya ia pikir pria tersebut mungkin orang jahat. Akan tetapi, tidak ada tanda-tanda orang yang disangka jahat itu akan membobol rumahnya. Malahan, Kyra memergoki orang tersebut mengusir seorang tak dikenal yang akan membunyikan bel pada malam ketiga ia memperhatikan.
Tapi siapa? Ia tidak punya ingatan tentang pria tersebut. Tentu saja tidak, sebab sampai saat ini ia tak bisa melihat wajahnya. Ia berharap orang tersebut akan berdiri lebih ke depan sedikit. Atau petir menyambar pohon tak jauh dari sana sehingga bayang-bayang pohon yang menutup wajahnya tersibak. Dengan begitu Kyra akan tahu siapa yang berdiri di bawah batang pohon tersebut.
“Loh, kamu belum tidur, Sayang?”
Grenada terjatuh ke lantai. Pipinya terasa perih, tetapi hatinya lebih sakit. Radk yang berdiri di depannya sama sekali tidak iba melihat kondisi Grenada. Pria tersebut malah tersenyum mengejek.“Apa kamu sudah menyadari di mana letak kesalahanmu?” Radk mendekat dan berjongkok di dekat tubuh Grenada.Grenada beringsut dan mengapai lengan Radk. Tentu saja tindakan tersebut tidak berhasil meluluhkan hati Radk. Pemuda dengan mata gelap tersebut segera menepis tangan Grenada dan kembali berdiri tegap.“Sepertinya kamu masih belum mengerti apa kesalahanmu. Bawa dia dan lakukan apapun sampai dia paham kenapa tidak boleh mendekati gadis itu.”Grenada tersentak tiba-tiba. Ia merasakan tanga-tangan kekar menarik tubuhnya untuk berdiri. Ia mencoba berontak, akan tetapi tenaga orang yang menariknya lebih besar. Tentu saja, yang menari Grenada bukan manusia.“Lepaskan aku! Lepas!” Grenada berteriak, berusaha melepaskan diri
Seluruh tubuh Kyra terasa sangat sakit. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.Kyra berusaha bangkit, tetapi ada sesuatu yang menahannya untuk bisa duduk. Ia merasakan sesuatu di pergelangan kakinya, seperti besi.“Apa yang ….”Kyra tak jadi bicara karena sudah ada seseorang yang berjalan mendekat. Tempat ia diikat cukup gelap. Ia menyipitkan mata untuk bisa melihat siapa orang yang datang. Kemudian ia terkesiap menyadari wajah tersebut dikenalnya.“Kamu … kamu ….” Lidah Kyra terasa kelu hanya untuk menyebutkan nama yang sudah didengarnya beberapa saat lagi.“Apa kamu merindukanku?” tanya pemuda tersebut. Ia duduk di kaki Kyra. Jemarinya menyentuh dengan lembut pergelangan kaki Kyra.Barulah saat jemari pemuda itu menyentuhnya, Kyra merasakan seluruh rasa sakit di sekujur tubuhnya menghilang. Seolah pemuda yang baru dikenalnya tadi itu menyerap semua rasa sakitnya.“Ha
Radk dari awal tidak punya tempat di sisi cahaya. Ia hanya merada di akhir waktu ketika cahaya kehilangan sinarnya. Namun, ia suka melihat dunia yang bersinar walau menyakitkan untuk berada saling dekat. Ia jatuh cinta pada wujud terang yang berlarian di antara sinar matahari hari itu. Gadis dengan rambut hitam sepertinya, tetapi memiliki mata yang bersinar. Gadis yang mengulurkan tangannya dan memperkenalkan diri sebagai “Eleanor”.“Kamu selalu terlihat di sana, kenapa tidak bergabung bersamaku.” Eleanor dengan matanya yang bersinar terang memandang Radk yang meringkuk di antara bayangan.Radk mengeleng. Ia beringsung saat dedauna di atasnya bergoyang dan sinar matahari menelusup dan berusaha menyentuh kulitnya. Namun, ia tidak ingin meninggalkan tempat yang paling berbahaya untuknya itu. Ia masih ingin menatap Eleanor yang berlarian di bawah sinar matahari dan bersinar terang juga.“Ayo ikut aku!” Eleanor tidak ingat sudah b
Ia tidak tahu kenapa sebegitu marahnya begitu melihat tubuh Kyra roboh ke tanah begitu melihatnya. Ia memang tahu itu merupakan reaksi yang seharusnya. hanya saja ia masih berharap kalau Kyra tidak pingsan karena ingatan buruk yang ditinggalkan.Seluruh tubuh Radk gemetar karena menahan amarah. Ia tidak boleh seperti ini. Apapun yang terjadi ia tidak boleh kehilangan kendalinya seperti waktu itu. Misinya saat ini mengembalikan keadaan seperti semua artinya menghancurkan semuanya hingga kembali ke keadaan awal.“Apa yang sedang dilakukannya sekarang?” gumamnya.Ia megibaskan tangan supaya pelayan paling setia—Eliod pergi. Ia sudah tidak butuh dengan keberadaan pria ini lagi. Saat ini ia hanya ingin mengunakan kekuatannya dan sampai ke tempat Kyra berada. Gadis itu pasti membutuhkannya sekarang. “Sebentar lagi Kyra … saat ingatanmu kembali, kita tidak akan terpisah lagi,” bisiknya.Dalam satu kibasan, asap hitam mengelil
Roth melirik ke arah Kyra dan Radk secara bergantian. Suasananya terlihat aneh hingga setiap orang pasti menyadarinya. Akan tetapi, tidak ada satupun yang berusaha membantu Kyra atau Radk keluar dari kecanggungan. Roth pikir ia akan bicara, mengalihkan rasa canggung di tengah-tengah mereka dengan obrolan yang hangat. “Apa sekarang kamu sudah merasa baik-baik saja, Kyra?” tanya Roth akhirnya. Ia tersenyum manis pada gadis satu-satunya yang ada di sekitar mereka. Gadis bernama Kyra tersebut merespon dengan hal yang sama. Sepertinya ia merasa sangat bersyukur karena pada akhirnya mengalihkan perhatian dari Radk yang membuatnya merasa tidak nyaman. “Sudah tidak apa. Ke mana Tania? Bukannya dia ada kelas dengan kalian.” “Kamu tahukah kalau wakil siswa sangat sibuk. Dia langsung diboyong pergi oleh para wakil lainnya begitu kelas usai.” Kyra mengangguk-angguk paham. Terlihat ia sedikit iba dengan kegiatan banyak yang harus dilakukan Tania. Pasti san
Karena Alvare meminta Kyra untuk menjelaskan lebih detail apa yang ada di dalam mimpi, ia melakukannya, bahkan dengan sangat baik. Ia tidak menceritakan semua itu di rumahnya karena bisa saja Shiena mendengar hal tersebut dan kemudian menjadi khawatir. Studio yang disewa Alden dan Alvare menjadi pilihan mereka.Awalnya Roth mengusulkan untuk melakukan hal tersebut di studionya. Tempat itu ditemui lebih dulu dari milik si kembar, tetapi ayah angkat Roth membuat kekacauan di dalam studio.“Jangan khawatir. Kamu lebih seperti binatang buas yang akan menerkam siapa saja jika mendekati Kyra dari jadi lima langkah, jadi pasti aman.” Walau kondisinya tidak baik, Alvare tidak melewatkan kesempatan untuk membuat Roth merasa cukup buruk.Padahal pemuda itu sudah mengatakan jika tidak dendam dengan Roth. Akan tetapi, Kyra yakin kalau perkataan tidak dendam tersebut hanya isapan jempol belaka. Jelas-jelas Alvare sangat tidak suka pada Roth. Alvare juga tidak suk
Kyra mengerjap tidak percaya. Ia pulang saat matahari hampir terbenam dan mendapati Radk duduk di kursi yang menghadap ke taman sedang tersenyum menanggapi lelucon Shiena yang terkenal garing. Begitu Kyra melangkah masuk, pemuda itu berdiri seolah-olah menyambutnya. Tidak ada kekesalan di wajahnya karena sudah menunggu lama dan menghadapi Shiena yang terkenal suka mengobrol.“Kamu ke mana saja, Sayang. Temanmu datang sejak siang,” kata Shiena. Ia ikut berdiri dan mengambil nampan berisi dua mug yang sudah kosong.Kyra curiga Shiena sudah memaksa Radk untuk menikmati coklat panas kesukaannya. Ia melayangkan senyum pada mamanya alih-alih menjawab pertanyaan yang dilontarkan wanita yang telah melahirkannya. Dengan cepat Kyra mendekati dua orang yang terlihat berbeda zaman tersebut dan duduk di sisi Shiena.“Aku tidak menyangka kamu akan datang,” katanya berbasa-basi. Kyra harap Radk mau ikut dalam drama yang coba dimainkan. Ia tidak mau Shie
Alden menatap keheranan pada Kyra yang duduk di samping Radk. Bahkan Tania yang sudah bertekad tidak akan berkomentar menatap keheranan. Mereka semua bertanya-tanya apa yang sudah terjadi pada Kyra kemarin. Pasti ada sesuatu yang membuat gadis yang menatap dengan penuh kemarahan Radk pada hari pertama, tepihat senang mendapatkan teman baru sekarang.“Kamuy akin kalau kepalanya tidak terbentur, kan?” tanya Alden pada Tania.Roth juga memiliki pertanyaan yang sama pada Tania. Namun, ia tak menyuarakannya sejak tadi karena merasa tidak berhak.“Tidak. Aku yakin dokter mengatakan kalau Kyra mengalami retak pada tulang tempurung lutut saja. Ia tidak mengalami benturan di kepala. Lagipula ….” Tania tidak melanjutkan perkataannya dan hanya mengumamkan dalam hati. Kyra jelas-jelas menatap Radk penuh kebencian kemarin saat Tania muncul ke ruangannya dan mengajak Radk pulang lebih dulu.“Pasti ada alasan kenapa sekarang jadi sep