Roth melirik ke arah Kyra dan Radk secara bergantian. Suasananya terlihat aneh hingga setiap orang pasti menyadarinya. Akan tetapi, tidak ada satupun yang berusaha membantu Kyra atau Radk keluar dari kecanggungan. Roth pikir ia akan bicara, mengalihkan rasa canggung di tengah-tengah mereka dengan obrolan yang hangat.
“Apa sekarang kamu sudah merasa baik-baik saja, Kyra?” tanya Roth akhirnya.
Ia tersenyum manis pada gadis satu-satunya yang ada di sekitar mereka. Gadis bernama Kyra tersebut merespon dengan hal yang sama. Sepertinya ia merasa sangat bersyukur karena pada akhirnya mengalihkan perhatian dari Radk yang membuatnya merasa tidak nyaman.
“Sudah tidak apa. Ke mana Tania? Bukannya dia ada kelas dengan kalian.”
“Kamu tahukah kalau wakil siswa sangat sibuk. Dia langsung diboyong pergi oleh para wakil lainnya begitu kelas usai.”
Kyra mengangguk-angguk paham. Terlihat ia sedikit iba dengan kegiatan banyak yang harus dilakukan Tania. Pasti san
Karena Alvare meminta Kyra untuk menjelaskan lebih detail apa yang ada di dalam mimpi, ia melakukannya, bahkan dengan sangat baik. Ia tidak menceritakan semua itu di rumahnya karena bisa saja Shiena mendengar hal tersebut dan kemudian menjadi khawatir. Studio yang disewa Alden dan Alvare menjadi pilihan mereka.Awalnya Roth mengusulkan untuk melakukan hal tersebut di studionya. Tempat itu ditemui lebih dulu dari milik si kembar, tetapi ayah angkat Roth membuat kekacauan di dalam studio.“Jangan khawatir. Kamu lebih seperti binatang buas yang akan menerkam siapa saja jika mendekati Kyra dari jadi lima langkah, jadi pasti aman.” Walau kondisinya tidak baik, Alvare tidak melewatkan kesempatan untuk membuat Roth merasa cukup buruk.Padahal pemuda itu sudah mengatakan jika tidak dendam dengan Roth. Akan tetapi, Kyra yakin kalau perkataan tidak dendam tersebut hanya isapan jempol belaka. Jelas-jelas Alvare sangat tidak suka pada Roth. Alvare juga tidak suk
Kyra mengerjap tidak percaya. Ia pulang saat matahari hampir terbenam dan mendapati Radk duduk di kursi yang menghadap ke taman sedang tersenyum menanggapi lelucon Shiena yang terkenal garing. Begitu Kyra melangkah masuk, pemuda itu berdiri seolah-olah menyambutnya. Tidak ada kekesalan di wajahnya karena sudah menunggu lama dan menghadapi Shiena yang terkenal suka mengobrol.“Kamu ke mana saja, Sayang. Temanmu datang sejak siang,” kata Shiena. Ia ikut berdiri dan mengambil nampan berisi dua mug yang sudah kosong.Kyra curiga Shiena sudah memaksa Radk untuk menikmati coklat panas kesukaannya. Ia melayangkan senyum pada mamanya alih-alih menjawab pertanyaan yang dilontarkan wanita yang telah melahirkannya. Dengan cepat Kyra mendekati dua orang yang terlihat berbeda zaman tersebut dan duduk di sisi Shiena.“Aku tidak menyangka kamu akan datang,” katanya berbasa-basi. Kyra harap Radk mau ikut dalam drama yang coba dimainkan. Ia tidak mau Shie
Alden menatap keheranan pada Kyra yang duduk di samping Radk. Bahkan Tania yang sudah bertekad tidak akan berkomentar menatap keheranan. Mereka semua bertanya-tanya apa yang sudah terjadi pada Kyra kemarin. Pasti ada sesuatu yang membuat gadis yang menatap dengan penuh kemarahan Radk pada hari pertama, tepihat senang mendapatkan teman baru sekarang.“Kamuy akin kalau kepalanya tidak terbentur, kan?” tanya Alden pada Tania.Roth juga memiliki pertanyaan yang sama pada Tania. Namun, ia tak menyuarakannya sejak tadi karena merasa tidak berhak.“Tidak. Aku yakin dokter mengatakan kalau Kyra mengalami retak pada tulang tempurung lutut saja. Ia tidak mengalami benturan di kepala. Lagipula ….” Tania tidak melanjutkan perkataannya dan hanya mengumamkan dalam hati. Kyra jelas-jelas menatap Radk penuh kebencian kemarin saat Tania muncul ke ruangannya dan mengajak Radk pulang lebih dulu.“Pasti ada alasan kenapa sekarang jadi sep
Radk pergi dengan cara yang sama saat dirinya muncul. Semua hal tersebut membuat Roth dan Alden terpana, tetapi hanya menyisakan pertanyaan di benak Alvare. Dengan kemampuan yang bahkan di atas dirinya, bagaimana ia tidak tahu keberadaan Radk selama ini. Laku di masa lalu siapakah sebenarnya pemuda yang baru saja menemui mereka itu.“Aku bermimpi, kan?” Alden mencubit pipi Roth dengan keras.Tetangga mereka tersebut terpekik kesakitan dan kemudian balas memukul Alden, tetapi tak berhasil. Ia kemudian menatap Alvare yang masih saja diam dan bertanya, “Kamu berhutang penjelasan padaku.”Alvare tersadar dari pikirannya sendiri dan mengusap wajahnya kasar. Ia kemudian menarik kursi di meja makan dan duduk di berhadapan dengan Roth di sisi Alden. “Aku benar-benar ingin menjelaskan duduk persoalannya pada kalian, tetapi aku tak benar-benar jelas dengan masalah ini,” ungkapnya.“Katakan saja apa yang kamu tahu.” Al
Bruk!Kyra merasakan nyeri di lututnya. Ia memandang kursi yang ada di lorong. Saat ia keluar tadi dan kembali naik untuk mengambil tasnya di dalam kamar, tidak ada benda tersebut di sana. Namun, saat ia tergesa-gesa keluar, kursi itu langsung ditabrak hingga ia terhuyung dan jatuh.“Astaga, Kyra! Apa yang terjadi?”Kursi yang tergolek tak berdosa itu diangkat Shiena dan disandarkan ke dinding. Segera setelah itu ia menghampiri putrinya yang memegangi lutut dengan wajah yang pucat.“AUU!” Kyra terpekik kaget saat tangan Shiena menyentuh lututnya. Ia meringis menahan sakit.Shiena dengan hati-hati membantunya duduk di kursi yang bersandar di dinding. Ia tahu bahwa putrinya terluka cukup parah. Bunyi hantamannya bahkan mengagetkan Shiena yang sedang ada di dapur di lantai bawah.“Se-baiknya kita periksa ya, Kyra?”Kyra tidak punya pilihan lain selain menginyakan. Ia juga tidak suka ke
Gadis itu terikat pada tonggak kayu. Beberapa saat lalu orang terakhir meludah ke tanah dan pergi. Tanah lapang tempat gadis yang tak lain adalah Eleanor tersebut gelap. Itu adalah tempat yang terletak cukup jauh dari kota. “Apa kamu sudah puas?” Suara Eleanor lirih saat bicara, tetapi penuh kebencian. “Apa dengan begini kamu tidak akan marah lagi?” Ia mendengar desau angin yang keras menhembus daun-daun. Lalu angin yang dingin itu menampar tubuhnya yang penuh luka dan membuatnya merasakan beragam rasa sakit. Sekarang ia benar-benar ingin mati. “Aku melihat makhluk yang kesepian saat mengulurkan tangan padamu. Aku pikir kamu akan merasa tenang bisa berbaur dengan orang-orang. Namun, aku tidak menyangka kamu bisa melakukan seperti ini padaku. Kenapa kamu membunuhnya? Apa kesalahannya padamu, Radk?” Dua malam yang lalu ia mengunjungi sang calon suami dan melihat pemandangan pembantaian yang dilakukan Radk. Saat itu Eleanor sama sekali tidak bisa berteri
Akhirnya ia bisa bebas kembali. Hukuman yang diberikan Tuan Radk padanya benar sangat menyakitkan. Saat hukuman tersebut berlangsung jiwanya seperti dicabut berkali-kali dan kemudian dilepaskan kembali. Ia tidak mengerti dengan alasan kenapa Tuan Radk begitu marah karena Grenada mendekati Kyra. Gadis itu biasa-biasa saja untuk menjadi pasangan abadi tuannya.“Jangan membuat masalah lagi.” Liod ternyata menyambutnya di depan pintu ruang hukuman.Tidak ada seorang pun makhluk yang menyeretnya masuk kemarin keluar mengantarkan. Makhluk-makhluk yang hanya patuh pada Radk saja. Grenade mengigil setiap kali memikirkan bagaiman hukuman terhadapnya dilaksanakan. Walau begitu ia tidak berencana menyerah begitu saja. Ia akan kembali keluar dan berusaha sebisa mungkin untuk tidak berpapasan dengan Kyra.Jika seandainya mereka berpapasan nantinya, ia akan berpura-pura untuk tidak kenal dengan Kyra. Sumpah mati ia tidak ingin masuk kembali ke dalam tempat hukuman
Kyra berdiri kebingungan di depan pintu rumahnya. Ia tidak ingat dari mana dan dengan siapa pergi. Hanya saja ia merasa pipinya pegal karena tersenyum sepanjang hari. Yang diinginkan Kyra saat ini hanya tidur di ranjangnya seperti orang mati.“Ma, kalau Tania telepon besok pagi bilang tunggu di halte bis saja,” pinta Kyra saat melewati dapur, tetapi tidak terdengar sahutan. Kyra lekas mengurungkan niatnya untuk naik ke kamar. Ia memutar tubuh untuk bisa menenggok sedang apa mamanya sekarang hingga tidak bisa menyahut. Namun, tidak ada siapa-siapa di dapur. “Ma!” Kyra akhirnya berteriak.Setelah beberapa kali memanggil, mama Kyra muncul dari ruang cuci pakaian dengan sekeranjang cucian. Pandangannya aneh, tetapi wanita yang melahirkan Kyra tersebut masih tersenyum. “Ada apa, Kyra?” tanya Shiena dengan nada datar.Kyra memandang wanita yang melahirkannya dengan saksama sebelum bertanya, “Mama tidak apa-apa? Mama terlihat &