Kyra berdiri kebingungan di depan pintu rumahnya. Ia tidak ingat dari mana dan dengan siapa pergi. Hanya saja ia merasa pipinya pegal karena tersenyum sepanjang hari. Yang diinginkan Kyra saat ini hanya tidur di ranjangnya seperti orang mati.
“Ma, kalau Tania telepon besok pagi bilang tunggu di halte bis saja,” pinta Kyra saat melewati dapur, tetapi tidak terdengar sahutan. Kyra lekas mengurungkan niatnya untuk naik ke kamar. Ia memutar tubuh untuk bisa menenggok sedang apa mamanya sekarang hingga tidak bisa menyahut. Namun, tidak ada siapa-siapa di dapur. “Ma!” Kyra akhirnya berteriak.
Setelah beberapa kali memanggil, mama Kyra muncul dari ruang cuci pakaian dengan sekeranjang cucian. Pandangannya aneh, tetapi wanita yang melahirkan Kyra tersebut masih tersenyum. “Ada apa, Kyra?” tanya Shiena dengan nada datar.
Kyra memandang wanita yang melahirkannya dengan saksama sebelum bertanya, “Mama tidak apa-apa? Mama terlihat &
Alvare bingung apa yang harus dilakukan ketika melihat Amour berdiri mengawasi. Tidak sama seperti sebelumnya, gadis itu berdiri sangat jauh dan terhalang dari pandangan. Alvare jadi bertanya-tanya kenapa dan mengapa itu dilakukan Amour. Kecuali Alvare memiliki akses ke dalam pikiran Amour, pertanyaan di dalam pikirannya sendiri tidak akan terjawab.“Ah ….” Ia menghembuskan napas kasar keluar.Roth yang berdiri di dekatnya memandang dengan penuh tanda tanya. “Kenapa?”“Jangan pedulikan aku, urus saja urusanmu.” Alvare mengibaskan tangan untuk menghentikan kepedulian Roth. Ia tidak mau diurusi oleh orang yang sudah pusing melihat keakraban Kyra dan Radk yang menjadi misteri.Roth cemberut sesaat. Ia merasa sama sekali tidak dihargai. Lebih tepatnya perhatian yang diberikan karena tampang Alvare yang buruk benar-benar diabaikan. Namun, saat seseorang sudah menolak secara terang-terangan, ia tidak bisa melakukan apa
“Ah … andai penelitiannya bukan tentang itu, aku pasti akan segera mengambilnya.”Linden mendengar lagi keluhan seperti itu. Ia belum dipanggil masuk sebab datang paling akhir pada penawaran penelitian kali ini. Sebagai salah satu arkeolog berbakat di Raven, ia senang saat mendapat undangan penawaran seperti ini. Artinya untuk waktu lama Linden tidak perlu takut kekurangan dana penelitian. Ia juga tidak perlu khawatir dengan biaya hidup Shiena dan putri mereka yang lucu Kyra.“Sebaiknya kamu pergi dari sini Linden, penelitian ini berbahaya,” kata salah seorang temannya yang sudah masuk dan keluar dengan wajah tidak lagi bersinar-sinar seperti sebelumnya.“Kenapa?” tanya Linden penasaran.Pria yang tidak lebih tua dan tidak lebih muda darinya itu hanya mengangkat bahu, seraya berkata, “Percayalah padaku.” Kemudian ia berlalu pergi.Linden menelengkan kepala. Ia tidak bisa percaya b
Aku sama sekali tidak membencimu.Tiba-tiba Grenada bisa merasakan sakit yang teramat sangat. Kenapa ia bisa lupa dengan perasaan yang dipertahankan selama ratusan tahun dengan cepat.Ia lekas menepis tangan pemuda di depannya. Ia sudah mengenali pemuda ini. Dulu sekali ia pernah menyerahkan hatinya pada pemuda ini. Ia tahu kesalahpahaman sudah menghancurkan hatinya.Napasnya mendadak menjadi cepat. Jantungnya berdentum memekakan telinga. Ia ingin segera kabur. Akan tetapi, kakinya sulit digerakan. Ia memaki di dalam hati, menyuruh dirinya segera sadar dan lari. Menyuruh kesadarannya untuk tidak lagi terperangkap dalam perasaan yang hanya akan menghancurkannya. Tidak boleh lagi ada Amour yang tercipta. Cukup ia jatuh sekali saja dan dilukai.“Amour ….”Suara dari orang yang paling dirindukan terdengar lagi. Di belakangnya Grenada bisa melihat bayangan gelap yang tadi berbisik padanya. Ia memilih mundur. Tidak! Ia berteri
Radk benar-benar ingin melampiaskan kemarahannya saat ini, tetapi aroma yang lezat itu melumpuhkan indranya. Ada seseorang di kastilnya yang sedang berdoa pada kegelapan untuk sebuah dendam. Kebahagiaan Radk seketika meluap. Ia bisa mengabulkannya dengan cepat. Maka tanpa pikir panjang ditemuinya Grenada si pemilik aroma lezat.“Aku penasaran kenapa kamu begitu wangi hari ini?” tanya Radk sambil bersandar malas di pintu ruangan hukuman.Entah bagaimana Grenada berdiri di sana seorang diri dan memandang ke titik gelap yang memang menjadi tempat tidur para makhluk kesayangan Radk. Makhluk-makhluk itu telah keluar dari sayangnya dan bergelayut di sekujur tubuh Grenada. Sama seperti Radk mereka tertarik dengan kemarahan yang menguar pada Grenada.“Siapa aku?” Grenada bertanya.Radk memutar bola matanya. Ia menduga jika grenada baru saja mendapatkan bagian kecil ingatannya. Ia bersyukur bagian kecil itu berisi kejadian buruk. Sebab jika
“Aku yakin Alvare mengatakan padaku kalau dia sama sekali tidak tertarik pada Kyra!” Alden dan Roth hanya berdua saja di dalam kamar. Alvare sedang keluar bersama mama Kyra.“Apa yang terjadi di meja makan sama sekali tidak memperlihatkan bukti perkataannya.”Wajah Alden cemberut. Rasanya ia hampir kehilangan akal saat melihat jemari Alvare dan Kyra saling bertaut. Bahkan ia belum berani mengenggam tangan Kyra walau ingin dan saudara kembarnya malah mendapatkan kesempatan.“Aku kesal sampai ingin menghajar Alvare sekarang,” keluhnya sambil menjatuhkan diri di atas kasur di sisi Roth.Sejak tadi Roth hanya diam saja. Alden jadi tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh pemuda tersebut. Menurutnya Roth suka juga pada Kyra, sebanyak dirinya menyukai gadis itu juga.“Kita tidak bisa memaksanya suka pada kita bertiga, kan?” Suara Roth pelan. Akan tetapi, bisa menghentikan amarah Alden yang mengelegak.
Radk tidak bisa membiarkannya lagi. Awalnya ia hanya ingin mengamati apa yang terjadi di rumah Kyra. Makanya ia meninggalkan sebuah artifak di sana. Artifak yang hanya dimilikinya untuk mengawasi sekitar. Benda itu tidak mudah dilihat oleh orang biasa dan ia bisa dengan leluasa mengetahui apa saja yang sedang dikerjakan gadis itu.Tidak ada penyesalan yang dirasakan Radk saat ia akhirnya melihat Kyra dan Roth mengobrol. Gadis yang memiliki jiwa Eleanor memang polos. Ia bersyukur karena hal tersebut. Karena gadis itu sama sekali tidak sadar jika pemuda yang pada akhirnya melarikan diri dengan wajah memerah seperti tomat ranum tersebut suka padanya. Namun, ini berbahaya. Radk hanya ingin Kyra melihatnya saja. Ia tidak ingin kisah cintanya akan diganggu oleh orang lain sebelumnya. Kisah cinta yang sudah dimulai sejak Eleanor mengulurkan tangan padanya di kuil kegelapan.“Apa aku hancurkan saja negeri ini ya?” gumamnya sambil mengepalkan tangan me
“Kenapa kalian terus bertambah? Kalian tidak tahu kalau aku sudah cukup sibuk sekarang!”Baru saja bertemu Tania sudah meneriaki Alvare dan Alden. Roth yang kebetulan berdiri di belakang Kyra, selamat dari omelan. Akan tetapi, itu pasti hanya sementara saja.“Kenapa dengan kami?” Alden menyuarakn protes. Ia baru datang setelah sarapan tidak menyenangkan di rumah Kyra. Sekarang ia malah disalahkan untuk alasannya yang sama sekali tidak dimengertinya. “Jangan sembarangan menuduh,” katanya ketus.Telunjuk Tania melesak sampai ked ahi Alden. Kepalanya mendogak karena pemuda itu lebih tinggi beberapa centimeter darinya. Matanya melotot untuk mengekspresikan kemarahan. “Kenapa kalian tidak memilih sekolah lain di Raven sebagai tujuan, ah? Kenapa harus sekolahku? Gara-gara itu banyak sekali murid seperti kalian yang datang di tengah semester seperti ini. JANGAN TERTAWA!” pekik Tania pada Roth yang terkekeh.
Sulit. Alvare dengan terang-terangan menghindarinya. Grenada tidak tahu alasan yang jelas. Walaupun begitu, pemuda itu masih tetap saja menaruh perhatian padanya. Memang tidak terang-teranga, tetapi ia yakin.“Kalau terlalu dekat dengan mereka bisa ada masalah, loh,” tegur Grenada.Hanya ada Kyra di meja tempat biasa orang-orang itu berkumpul. Radk menghilang untuk mengurus sesuatu yang dilaporkan Liod. Karena ia sudah minta izin pada tuannya itu, Radk mempercayakan pengawasan Kyra padanya.“Apa?” tanya Kyra pura-pura tak paham.Grenada mendengus, tapi ia sama sekali tak kesal. Ia paham betul apa yang dirasakan Kyra. Ia juga takut pada Radk dan tidak bisa menebak apa yang akan dilakukan tuannya. Kadang-kadang tuannya begitu kejam, lalu tiba-tiba menjadi baik seperti ini. Namun, ia tahu hal baik tidak pernah terjadi jika menyangkut dengan Radk.“Aku tidak bersimpati apapun yang akan terjadi pada kalian. Aku bahkan tidak
“Alvare juga akan kembali seperti Radk, kan?”Saat Kyra ditanya oleh Alden seperti itu, ia tidak bisa menjawabnya. Yang dilakukan kemudian hanya melarikan diri dan terus seperti itu. Ketika mereka harus berkumpul dan kemudian membicarakan banyak hal lalu Alden kembali mendekatinya untuk bisa menanyakan hal yang sama lagi, Kyra akan mengelak. Ia melakukan segala cara untuk melarikan diri. Sampai ia yakin Alden menyerah dan tidak lagi bertanya.Ia menyayangi Alden seperti menyayangi Tania, sahabatnya sejak kecil. Ia sangat gembira ketika keduanya memutuskan untuk menikah dan menjadikan dirinya orang pertama yang menerima kabar tersebut. Ia bahkan mendapatkan lemparan bunga dari Tania.“Aku sangat bahagia!” Tania memeluknya sampai sesak napas saat mengabarkan hal tersebut dengan Alden di belakangnya.Dalam tatapan Alden Kyra bisa menemukan pertanyaan yang dulu diajukan ketika melihat Radk dan Eleanor bersama. Namun, lelaki it
Hubungan Alden dan Tania nyaris sangat baik sekarang. Walau kadang-kadang Kyra memergoki keduanya sedang berdebat sesuatu yang tidak dimengerti, tapi ia yakin semuanya baik. Sebab ia melihat wajah Tania sangat cerah setiap kali hal tersebut terjadi.“Apa terjadi sesuatu yang hebat?” tanya Roth tiba-tiba.Pemuda yang entah sudah tumbuh berapa senti sejak kejadian penyerangan Vlad itu punya bakal untuk muncul tiba-tiba sekarang. Bukan hanya itu, tampangnya yang semakin hari semakin maskulin membuat jantung Kyra tak aman. Kyra harus berusaha keras untuk tidak menatap langsung ke arah pemuda itu setiap kali bicara.Namun, itu malah membuat Roth semakin ingin mengodanya. Pemuda tersebut selalu saja mendorongkan dirinya ke depan Kyra dengan segala cara dan sepertinya menikmati kecanggungan yang merayap di wajah Kyra.“Tentu saja.” Kyra membusungkan dada dan menunjuk ke arah Alden yang sedang duduk di taman bersama Tania.
Tania sama dengan gadis lainnya di sekolah. Pasti akan tersipu-sipu jika jatuh cinta. Namun, ia tidak melihat hal itu dilakukan Tania padanya. Jadi, tidak mungkin gadis itu menyimpan perasaan untuknya. Sesuatu yang tidak mungkin terjadi.Gadis bernama Tania tersebut muncul kembali dengan tas yang sama besarnya seperti kemarin-kemarin dan juga buku-buku di pangkuannya. Setelah melirik sedikit, Alden memalingkan pandangan dan sibuk dengan tugasnya sendiri.“Bukan begitu.”Ia tersentak ketika Tania menepuk tangannya pelan dan menarik buku yang sedang ditulis. Dari tas sendiri, Tania mengeluarkan sebuah balpoin dan menulis di buku Alden yang direbut.“Seperti ini,” kata Tania. Buku tersebut kembali ke depan Alden.Ia menemukan kesalahan dalam perhitungan alogaritma yang sedang dikerjakan. Alden berdehem sedikit. “Terima kasih,” katanya dingin.Sebagai balasan Tania tersenyum sangat manis hingga d
Brak!Suara keras tersebut membuat kepala Alden terangkat. Ia melihat sebuah tas di atas meja dan gadis yang kemudian duduk di bangku di sampingnya.Lagi? Alden bertanya dalam hati tidak percaya. Ia melirik gadis yang datang bersama tas besar di atas meja. Sudah tiga hari berturut-turut orang yang sama menganggunya. Ia sudah mengakui kalau membuat kesalahan dengan menyiksa diri sendiri. Akan tetapi, gadis ini datang lagi dan lagi, membuat Alden kesal setengah mati.“Aku sudah mengakui kesalahanku, kan? Aku tidak akan menyendiri lagi, sungguh,” kata Alden sungguh-sungguh.Gadis bernama Tania yang menjawab selama hampir lima tahun berturut-turut menjadi ketua siswa tersebut mengangkat kepala dan menatap Alden malas. “Bisakah pandanganmu kamu alihkan ke arah lain? Apa yang kamu lihat?” tanyanya sama sekali tidak bersemangat.Alden melakukan seperti yang diminta dan menemukan seluruh meja kantin penuh kecu
Kehidupan Normal mulai datang perlahan-lahan kini. Sekolah walaupun belum secara penuh telah berjalan kembali. Kyra mulai sibuk mengejar pelajaran yang dari awal sudah tertinggal. Roth benar-benar membantunya dalam mengerjakan catatan.Alden belum bisa seperti biasa. Sesekali ia termenung di suatu sudut dan kemudian menangis. Kyra bisa memaklumi hal tersebut, tapi tidak bisa membantu apa-apa. Ia tidak memiliki saudara dan selalu terbiasa sendiri. Tania, sahabatnya tidak pernah meninggalkannya. Namun, kehilangan seorang sahabat tentu berbeda dengan kehilangan saudara kembar.“Aku benar-benar ingin membantu,” kata Kyra pada Roth yang datang setelah bel berbunyi.Roth melirik ke arah Alden yang diam saja sejak tadi. “Kita akan membantu jika sementara waktu menjauh darinya,” kata pemuda tersebut cukup yakin. Ia melihat Tania mendekati tempat duduk Alden kini.Kyra bertupang dagu, tatapannya mengatakan ketidaksetujuan, tapi ia tak menye
Kehidupan Normal mulai datang perlahan-lahan kini. Sekolah walaupun belum secara penuh telah berjalan kembali. Kyra mulai sibuk mengejar pelajaran yang dari awal sudah tertinggal. Roth benar-benar membantunya dalam mengerjakan catatan.Alden belum bisa seperti biasa. Sesekali ia termenung di suatu sudut dan kemudian menangis. Kyra bisa memaklumi hal tersebut, tapi tidak bisa membantu apa-apa. Ia tidak memiliki saudara dan selalu terbiasa sendiri. Tania, sahabatnya tidak pernah meninggalkannya. Namun, kehilangan seorang sahabat tentu berbeda dengan kehilangan saudara kembar.“Aku benar-benar ingin membantu,” kata Kyra pada Roth yang datang setelah bel berbunyi.Roth melirik ke arah Alden yang diam saja sejak tadi. “Kita akan membantu jika sementara waktu menjauh darinya,” kata pemuda tersebut cukup yakin. Ia melihat Tania mendekati tempat duduk Alden kini.Kyra bertupang dagu, tatapannya mengatakan ketidaksetujuan, tapi ia tak menye
Grenada tidak mengatakan apapun. Bahkan saat Alden menguncangnya berkali-kali. Ia tetap bungkam ketika pertugas keamanan meringkusnya. Begitu jenazah Alvare telah dibawa ambulans untuk autopsy kepolisian, Linden memaksa Alden untuk ikut pulang bersama Kyra, Roth, dan dirinya. Mereka tidak bisa membiarkan Alden sendirian di depan kamar mayat menunggu tubuh Alvare selesai diautopsi.Sama dengan Grenada, Alden juga tidak mengatakan apa-apa. Ia berjalan seolah tidak melihat apapun. Bahkan tidak merasakan ketika menabrak Shiena saat melewati pintu masuk.“Ada apa dengan dia?” tanya Shiena kesal. “Mana Alvare?”Linden menepuk bahu Shiena dan mengeleng. “Akan aku jelaskan di dalam. Ayo kitam masuk,” ajak Linden.Kyra dan Roth juga terlihat tidak semangat. Gadis di samping Roth masih sesegukan karena menangis. Ia tak menyangka harus melihat hal mengerikan seperti itu setelah banyak hal selama ini.“Kamu baik-baik s
“Alvare ada di kamarnya?” tanya Kyra.Ia berpura-pura perlu bertemu dengan Alvare karena itu menyuruh Alden memanggil saudara kembar pemuda itu. Lalu dilihatnya Alden mengeleng pelan.“Kalau Grenada?” tanya Kyra kali ini mulai khawatir.Ia mendengar pembicaraan kedua orang itu tadi saat akan memanggil Alvare ke atas. Begitu Alvare terlihat tidak bersemangat dan hanya mengikuti Alden dengan pandangan matanya saja. Kyra yakin akan terjadi sesuatu. Makanya ia semakin cemas karena sudah cukup lama kedua orang tersebut tak tampak.“Apa aku harus memeriksanya?” tanya Roth yang sejak tadi hanya menikmati gelas berisi coklat panas yang dibagi-bagikan Shiena.“Bisakah?” tanya Kyra.Entah kenapa untuk saat ini Kyra tidak mau berpapasan dengan Grenada. Ada sesuatu pada gadis itu yang tidak disukainya. Karena itu mendengar Roth menawarkan diri ia sangat senang. Ia mengucapkan terima kasih pad
“Alvare ada di kamarnya?” tanya Kyra.Ia berpura-pura perlu bertemu dengan Alvare karena itu menyuruh Alden memanggil saudara kembar pemuda itu. Lalu dilihatnya Alden mengeleng pelan.“Kalau Grenada?” tanya Kyra kali ini mulai khawatir.Ia mendengar pembicaraan kedua orang itu tadi saat akan memanggil Alvare ke atas. Begitu Alvare terlihat tidak bersemangat dan hanya mengikuti Alden dengan pandangan matanya saja. Kyra yakin akan terjadi sesuatu. Makanya ia semakin cemas karena sudah cukup lama kedua orang tersebut tak tampak.“Apa aku harus memeriksanya?” tanya Roth yang sejak tadi hanya menikmati gelas berisi coklat panas yang dibagi-bagikan Shiena.“Bisakah?” tanya Kyra.Entah kenapa untuk saat ini Kyra tidak mau berpapasan dengan Grenada. Ada sesuatu pada gadis itu yang tidak disukainya. Karena itu mendengar Roth menawarkan diri ia sangat senang. Ia mengucapkan terima kasih pada Roth dan men