“Ah … andai penelitiannya bukan tentang itu, aku pasti akan segera mengambilnya.”
Linden mendengar lagi keluhan seperti itu. Ia belum dipanggil masuk sebab datang paling akhir pada penawaran penelitian kali ini. Sebagai salah satu arkeolog berbakat di Raven, ia senang saat mendapat undangan penawaran seperti ini. Artinya untuk waktu lama Linden tidak perlu takut kekurangan dana penelitian. Ia juga tidak perlu khawatir dengan biaya hidup Shiena dan putri mereka yang lucu Kyra.
“Sebaiknya kamu pergi dari sini Linden, penelitian ini berbahaya,” kata salah seorang temannya yang sudah masuk dan keluar dengan wajah tidak lagi bersinar-sinar seperti sebelumnya.
“Kenapa?” tanya Linden penasaran.
Pria yang tidak lebih tua dan tidak lebih muda darinya itu hanya mengangkat bahu, seraya berkata, “Percayalah padaku.” Kemudian ia berlalu pergi.
Linden menelengkan kepala. Ia tidak bisa percaya b
Aku sama sekali tidak membencimu.Tiba-tiba Grenada bisa merasakan sakit yang teramat sangat. Kenapa ia bisa lupa dengan perasaan yang dipertahankan selama ratusan tahun dengan cepat.Ia lekas menepis tangan pemuda di depannya. Ia sudah mengenali pemuda ini. Dulu sekali ia pernah menyerahkan hatinya pada pemuda ini. Ia tahu kesalahpahaman sudah menghancurkan hatinya.Napasnya mendadak menjadi cepat. Jantungnya berdentum memekakan telinga. Ia ingin segera kabur. Akan tetapi, kakinya sulit digerakan. Ia memaki di dalam hati, menyuruh dirinya segera sadar dan lari. Menyuruh kesadarannya untuk tidak lagi terperangkap dalam perasaan yang hanya akan menghancurkannya. Tidak boleh lagi ada Amour yang tercipta. Cukup ia jatuh sekali saja dan dilukai.“Amour ….”Suara dari orang yang paling dirindukan terdengar lagi. Di belakangnya Grenada bisa melihat bayangan gelap yang tadi berbisik padanya. Ia memilih mundur. Tidak! Ia berteri
Radk benar-benar ingin melampiaskan kemarahannya saat ini, tetapi aroma yang lezat itu melumpuhkan indranya. Ada seseorang di kastilnya yang sedang berdoa pada kegelapan untuk sebuah dendam. Kebahagiaan Radk seketika meluap. Ia bisa mengabulkannya dengan cepat. Maka tanpa pikir panjang ditemuinya Grenada si pemilik aroma lezat.“Aku penasaran kenapa kamu begitu wangi hari ini?” tanya Radk sambil bersandar malas di pintu ruangan hukuman.Entah bagaimana Grenada berdiri di sana seorang diri dan memandang ke titik gelap yang memang menjadi tempat tidur para makhluk kesayangan Radk. Makhluk-makhluk itu telah keluar dari sayangnya dan bergelayut di sekujur tubuh Grenada. Sama seperti Radk mereka tertarik dengan kemarahan yang menguar pada Grenada.“Siapa aku?” Grenada bertanya.Radk memutar bola matanya. Ia menduga jika grenada baru saja mendapatkan bagian kecil ingatannya. Ia bersyukur bagian kecil itu berisi kejadian buruk. Sebab jika
“Aku yakin Alvare mengatakan padaku kalau dia sama sekali tidak tertarik pada Kyra!” Alden dan Roth hanya berdua saja di dalam kamar. Alvare sedang keluar bersama mama Kyra.“Apa yang terjadi di meja makan sama sekali tidak memperlihatkan bukti perkataannya.”Wajah Alden cemberut. Rasanya ia hampir kehilangan akal saat melihat jemari Alvare dan Kyra saling bertaut. Bahkan ia belum berani mengenggam tangan Kyra walau ingin dan saudara kembarnya malah mendapatkan kesempatan.“Aku kesal sampai ingin menghajar Alvare sekarang,” keluhnya sambil menjatuhkan diri di atas kasur di sisi Roth.Sejak tadi Roth hanya diam saja. Alden jadi tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh pemuda tersebut. Menurutnya Roth suka juga pada Kyra, sebanyak dirinya menyukai gadis itu juga.“Kita tidak bisa memaksanya suka pada kita bertiga, kan?” Suara Roth pelan. Akan tetapi, bisa menghentikan amarah Alden yang mengelegak.
Radk tidak bisa membiarkannya lagi. Awalnya ia hanya ingin mengamati apa yang terjadi di rumah Kyra. Makanya ia meninggalkan sebuah artifak di sana. Artifak yang hanya dimilikinya untuk mengawasi sekitar. Benda itu tidak mudah dilihat oleh orang biasa dan ia bisa dengan leluasa mengetahui apa saja yang sedang dikerjakan gadis itu.Tidak ada penyesalan yang dirasakan Radk saat ia akhirnya melihat Kyra dan Roth mengobrol. Gadis yang memiliki jiwa Eleanor memang polos. Ia bersyukur karena hal tersebut. Karena gadis itu sama sekali tidak sadar jika pemuda yang pada akhirnya melarikan diri dengan wajah memerah seperti tomat ranum tersebut suka padanya. Namun, ini berbahaya. Radk hanya ingin Kyra melihatnya saja. Ia tidak ingin kisah cintanya akan diganggu oleh orang lain sebelumnya. Kisah cinta yang sudah dimulai sejak Eleanor mengulurkan tangan padanya di kuil kegelapan.“Apa aku hancurkan saja negeri ini ya?” gumamnya sambil mengepalkan tangan me
“Kenapa kalian terus bertambah? Kalian tidak tahu kalau aku sudah cukup sibuk sekarang!”Baru saja bertemu Tania sudah meneriaki Alvare dan Alden. Roth yang kebetulan berdiri di belakang Kyra, selamat dari omelan. Akan tetapi, itu pasti hanya sementara saja.“Kenapa dengan kami?” Alden menyuarakn protes. Ia baru datang setelah sarapan tidak menyenangkan di rumah Kyra. Sekarang ia malah disalahkan untuk alasannya yang sama sekali tidak dimengertinya. “Jangan sembarangan menuduh,” katanya ketus.Telunjuk Tania melesak sampai ked ahi Alden. Kepalanya mendogak karena pemuda itu lebih tinggi beberapa centimeter darinya. Matanya melotot untuk mengekspresikan kemarahan. “Kenapa kalian tidak memilih sekolah lain di Raven sebagai tujuan, ah? Kenapa harus sekolahku? Gara-gara itu banyak sekali murid seperti kalian yang datang di tengah semester seperti ini. JANGAN TERTAWA!” pekik Tania pada Roth yang terkekeh.
Sulit. Alvare dengan terang-terangan menghindarinya. Grenada tidak tahu alasan yang jelas. Walaupun begitu, pemuda itu masih tetap saja menaruh perhatian padanya. Memang tidak terang-teranga, tetapi ia yakin.“Kalau terlalu dekat dengan mereka bisa ada masalah, loh,” tegur Grenada.Hanya ada Kyra di meja tempat biasa orang-orang itu berkumpul. Radk menghilang untuk mengurus sesuatu yang dilaporkan Liod. Karena ia sudah minta izin pada tuannya itu, Radk mempercayakan pengawasan Kyra padanya.“Apa?” tanya Kyra pura-pura tak paham.Grenada mendengus, tapi ia sama sekali tak kesal. Ia paham betul apa yang dirasakan Kyra. Ia juga takut pada Radk dan tidak bisa menebak apa yang akan dilakukan tuannya. Kadang-kadang tuannya begitu kejam, lalu tiba-tiba menjadi baik seperti ini. Namun, ia tahu hal baik tidak pernah terjadi jika menyangkut dengan Radk.“Aku tidak bersimpati apapun yang akan terjadi pada kalian. Aku bahkan tidak
Jiwanya terasa tebakar tiba-tiba saat tangan Kyra terulur dan kemudian melekat erat di pipi pemuda bernama Roth. Radk bertanya-tanya apa yang bisa dilakukan untuk itu semua. Ia bisa mendapatkan bayangan bahwa sedikit lagi bukan hanya kedua tangan Kyra saja yang menempel di sana. Memikirkan apa saja yang bisa terjadi, otak Radk serasa meledak dan ketika sadar ia sudah ada di depan Kyra mengantikan Roth.Kyra tidak suka dengan tindakannya. Ia tak begitu peduli. Tidak pernah ada kejadian di mana orang yang sama menyukai apa yang dilakukan Radk walau itu dilakukan untuk membela. Baik Kyra ataupun Eleanor tidak pernah menganggap dirinya lebih dari teman. Walau begitu, ia masih tetap saja ingin memiliki mereka.“Tidakkah menurutmu kamu harus membayar sedikit atas kesalahan orang yang kamu sayangi?”Radk sangat yakin kalau ia boleh meminta seperti ini. Tidak inilah yang ingin dilakukan sejak lama, mengambil apa yang menjadi miliknya. Ia meliha
Kyra menoleh ke kiri dan ke kanan. Di mana ia sekarang? Ia tidak kenal dengan tempatnya termenung. Lebih dari itu, kini ia bahkan tidak ada di kamarnya. Telapak kakinya digelitik rerumputan yang basah. Langit gelap dan udara terasa cukup dingin di kulitnya.Tiba-tiba Kyra dikagetkan dengan kemunculan seorang gadis kecil yang menggunakan gaun tidur. Gadis itu berjalan dengan cepat menuju ke arahnya hingga Kyra tidak bisa menghindar. Kyra mundur dan terjatuh di rerumputan dan berteriak menyuruh gadis kecil tersebut berhenti. Namun, gadis kecil yang mengunakan gaun tidur tersebut hanya menembusnya. Kyra tercenung karena kejadian tersebut.“Aku datang.”Kyra tersentak mendengar suara manis. Ia menoleh dan medapati gadis tersebut berdiri tak jauh darinya. Wajahnya yang cantik dan imut tersenyum dan bersinar pelan. Gadis tersebut sedang berbicara dengan seseorang.“Kamu bicara padaku?” Kyra bertanya pelan dan tidak mendapat jawaban. Ia j