Radk dari awal tidak punya tempat di sisi cahaya. Ia hanya merada di akhir waktu ketika cahaya kehilangan sinarnya. Namun, ia suka melihat dunia yang bersinar walau menyakitkan untuk berada saling dekat. Ia jatuh cinta pada wujud terang yang berlarian di antara sinar matahari hari itu. Gadis dengan rambut hitam sepertinya, tetapi memiliki mata yang bersinar. Gadis yang mengulurkan tangannya dan memperkenalkan diri sebagai “Eleanor”.
“Kamu selalu terlihat di sana, kenapa tidak bergabung bersamaku.” Eleanor dengan matanya yang bersinar terang memandang Radk yang meringkuk di antara bayangan.
Radk mengeleng. Ia beringsung saat dedauna di atasnya bergoyang dan sinar matahari menelusup dan berusaha menyentuh kulitnya. Namun, ia tidak ingin meninggalkan tempat yang paling berbahaya untuknya itu. Ia masih ingin menatap Eleanor yang berlarian di bawah sinar matahari dan bersinar terang juga.
“Ayo ikut aku!” Eleanor tidak ingat sudah b
Ia tidak tahu kenapa sebegitu marahnya begitu melihat tubuh Kyra roboh ke tanah begitu melihatnya. Ia memang tahu itu merupakan reaksi yang seharusnya. hanya saja ia masih berharap kalau Kyra tidak pingsan karena ingatan buruk yang ditinggalkan.Seluruh tubuh Radk gemetar karena menahan amarah. Ia tidak boleh seperti ini. Apapun yang terjadi ia tidak boleh kehilangan kendalinya seperti waktu itu. Misinya saat ini mengembalikan keadaan seperti semua artinya menghancurkan semuanya hingga kembali ke keadaan awal.“Apa yang sedang dilakukannya sekarang?” gumamnya.Ia megibaskan tangan supaya pelayan paling setia—Eliod pergi. Ia sudah tidak butuh dengan keberadaan pria ini lagi. Saat ini ia hanya ingin mengunakan kekuatannya dan sampai ke tempat Kyra berada. Gadis itu pasti membutuhkannya sekarang. “Sebentar lagi Kyra … saat ingatanmu kembali, kita tidak akan terpisah lagi,” bisiknya.Dalam satu kibasan, asap hitam mengelil
Roth melirik ke arah Kyra dan Radk secara bergantian. Suasananya terlihat aneh hingga setiap orang pasti menyadarinya. Akan tetapi, tidak ada satupun yang berusaha membantu Kyra atau Radk keluar dari kecanggungan. Roth pikir ia akan bicara, mengalihkan rasa canggung di tengah-tengah mereka dengan obrolan yang hangat. “Apa sekarang kamu sudah merasa baik-baik saja, Kyra?” tanya Roth akhirnya. Ia tersenyum manis pada gadis satu-satunya yang ada di sekitar mereka. Gadis bernama Kyra tersebut merespon dengan hal yang sama. Sepertinya ia merasa sangat bersyukur karena pada akhirnya mengalihkan perhatian dari Radk yang membuatnya merasa tidak nyaman. “Sudah tidak apa. Ke mana Tania? Bukannya dia ada kelas dengan kalian.” “Kamu tahukah kalau wakil siswa sangat sibuk. Dia langsung diboyong pergi oleh para wakil lainnya begitu kelas usai.” Kyra mengangguk-angguk paham. Terlihat ia sedikit iba dengan kegiatan banyak yang harus dilakukan Tania. Pasti san
Karena Alvare meminta Kyra untuk menjelaskan lebih detail apa yang ada di dalam mimpi, ia melakukannya, bahkan dengan sangat baik. Ia tidak menceritakan semua itu di rumahnya karena bisa saja Shiena mendengar hal tersebut dan kemudian menjadi khawatir. Studio yang disewa Alden dan Alvare menjadi pilihan mereka.Awalnya Roth mengusulkan untuk melakukan hal tersebut di studionya. Tempat itu ditemui lebih dulu dari milik si kembar, tetapi ayah angkat Roth membuat kekacauan di dalam studio.“Jangan khawatir. Kamu lebih seperti binatang buas yang akan menerkam siapa saja jika mendekati Kyra dari jadi lima langkah, jadi pasti aman.” Walau kondisinya tidak baik, Alvare tidak melewatkan kesempatan untuk membuat Roth merasa cukup buruk.Padahal pemuda itu sudah mengatakan jika tidak dendam dengan Roth. Akan tetapi, Kyra yakin kalau perkataan tidak dendam tersebut hanya isapan jempol belaka. Jelas-jelas Alvare sangat tidak suka pada Roth. Alvare juga tidak suk
Kyra mengerjap tidak percaya. Ia pulang saat matahari hampir terbenam dan mendapati Radk duduk di kursi yang menghadap ke taman sedang tersenyum menanggapi lelucon Shiena yang terkenal garing. Begitu Kyra melangkah masuk, pemuda itu berdiri seolah-olah menyambutnya. Tidak ada kekesalan di wajahnya karena sudah menunggu lama dan menghadapi Shiena yang terkenal suka mengobrol.“Kamu ke mana saja, Sayang. Temanmu datang sejak siang,” kata Shiena. Ia ikut berdiri dan mengambil nampan berisi dua mug yang sudah kosong.Kyra curiga Shiena sudah memaksa Radk untuk menikmati coklat panas kesukaannya. Ia melayangkan senyum pada mamanya alih-alih menjawab pertanyaan yang dilontarkan wanita yang telah melahirkannya. Dengan cepat Kyra mendekati dua orang yang terlihat berbeda zaman tersebut dan duduk di sisi Shiena.“Aku tidak menyangka kamu akan datang,” katanya berbasa-basi. Kyra harap Radk mau ikut dalam drama yang coba dimainkan. Ia tidak mau Shie
Alden menatap keheranan pada Kyra yang duduk di samping Radk. Bahkan Tania yang sudah bertekad tidak akan berkomentar menatap keheranan. Mereka semua bertanya-tanya apa yang sudah terjadi pada Kyra kemarin. Pasti ada sesuatu yang membuat gadis yang menatap dengan penuh kemarahan Radk pada hari pertama, tepihat senang mendapatkan teman baru sekarang.“Kamuy akin kalau kepalanya tidak terbentur, kan?” tanya Alden pada Tania.Roth juga memiliki pertanyaan yang sama pada Tania. Namun, ia tak menyuarakannya sejak tadi karena merasa tidak berhak.“Tidak. Aku yakin dokter mengatakan kalau Kyra mengalami retak pada tulang tempurung lutut saja. Ia tidak mengalami benturan di kepala. Lagipula ….” Tania tidak melanjutkan perkataannya dan hanya mengumamkan dalam hati. Kyra jelas-jelas menatap Radk penuh kebencian kemarin saat Tania muncul ke ruangannya dan mengajak Radk pulang lebih dulu.“Pasti ada alasan kenapa sekarang jadi sep
Radk pergi dengan cara yang sama saat dirinya muncul. Semua hal tersebut membuat Roth dan Alden terpana, tetapi hanya menyisakan pertanyaan di benak Alvare. Dengan kemampuan yang bahkan di atas dirinya, bagaimana ia tidak tahu keberadaan Radk selama ini. Laku di masa lalu siapakah sebenarnya pemuda yang baru saja menemui mereka itu.“Aku bermimpi, kan?” Alden mencubit pipi Roth dengan keras.Tetangga mereka tersebut terpekik kesakitan dan kemudian balas memukul Alden, tetapi tak berhasil. Ia kemudian menatap Alvare yang masih saja diam dan bertanya, “Kamu berhutang penjelasan padaku.”Alvare tersadar dari pikirannya sendiri dan mengusap wajahnya kasar. Ia kemudian menarik kursi di meja makan dan duduk di berhadapan dengan Roth di sisi Alden. “Aku benar-benar ingin menjelaskan duduk persoalannya pada kalian, tetapi aku tak benar-benar jelas dengan masalah ini,” ungkapnya.“Katakan saja apa yang kamu tahu.” Al
Bruk!Kyra merasakan nyeri di lututnya. Ia memandang kursi yang ada di lorong. Saat ia keluar tadi dan kembali naik untuk mengambil tasnya di dalam kamar, tidak ada benda tersebut di sana. Namun, saat ia tergesa-gesa keluar, kursi itu langsung ditabrak hingga ia terhuyung dan jatuh.“Astaga, Kyra! Apa yang terjadi?”Kursi yang tergolek tak berdosa itu diangkat Shiena dan disandarkan ke dinding. Segera setelah itu ia menghampiri putrinya yang memegangi lutut dengan wajah yang pucat.“AUU!” Kyra terpekik kaget saat tangan Shiena menyentuh lututnya. Ia meringis menahan sakit.Shiena dengan hati-hati membantunya duduk di kursi yang bersandar di dinding. Ia tahu bahwa putrinya terluka cukup parah. Bunyi hantamannya bahkan mengagetkan Shiena yang sedang ada di dapur di lantai bawah.“Se-baiknya kita periksa ya, Kyra?”Kyra tidak punya pilihan lain selain menginyakan. Ia juga tidak suka ke
Gadis itu terikat pada tonggak kayu. Beberapa saat lalu orang terakhir meludah ke tanah dan pergi. Tanah lapang tempat gadis yang tak lain adalah Eleanor tersebut gelap. Itu adalah tempat yang terletak cukup jauh dari kota. “Apa kamu sudah puas?” Suara Eleanor lirih saat bicara, tetapi penuh kebencian. “Apa dengan begini kamu tidak akan marah lagi?” Ia mendengar desau angin yang keras menhembus daun-daun. Lalu angin yang dingin itu menampar tubuhnya yang penuh luka dan membuatnya merasakan beragam rasa sakit. Sekarang ia benar-benar ingin mati. “Aku melihat makhluk yang kesepian saat mengulurkan tangan padamu. Aku pikir kamu akan merasa tenang bisa berbaur dengan orang-orang. Namun, aku tidak menyangka kamu bisa melakukan seperti ini padaku. Kenapa kamu membunuhnya? Apa kesalahannya padamu, Radk?” Dua malam yang lalu ia mengunjungi sang calon suami dan melihat pemandangan pembantaian yang dilakukan Radk. Saat itu Eleanor sama sekali tidak bisa berteri
“Alvare juga akan kembali seperti Radk, kan?”Saat Kyra ditanya oleh Alden seperti itu, ia tidak bisa menjawabnya. Yang dilakukan kemudian hanya melarikan diri dan terus seperti itu. Ketika mereka harus berkumpul dan kemudian membicarakan banyak hal lalu Alden kembali mendekatinya untuk bisa menanyakan hal yang sama lagi, Kyra akan mengelak. Ia melakukan segala cara untuk melarikan diri. Sampai ia yakin Alden menyerah dan tidak lagi bertanya.Ia menyayangi Alden seperti menyayangi Tania, sahabatnya sejak kecil. Ia sangat gembira ketika keduanya memutuskan untuk menikah dan menjadikan dirinya orang pertama yang menerima kabar tersebut. Ia bahkan mendapatkan lemparan bunga dari Tania.“Aku sangat bahagia!” Tania memeluknya sampai sesak napas saat mengabarkan hal tersebut dengan Alden di belakangnya.Dalam tatapan Alden Kyra bisa menemukan pertanyaan yang dulu diajukan ketika melihat Radk dan Eleanor bersama. Namun, lelaki it
Hubungan Alden dan Tania nyaris sangat baik sekarang. Walau kadang-kadang Kyra memergoki keduanya sedang berdebat sesuatu yang tidak dimengerti, tapi ia yakin semuanya baik. Sebab ia melihat wajah Tania sangat cerah setiap kali hal tersebut terjadi.“Apa terjadi sesuatu yang hebat?” tanya Roth tiba-tiba.Pemuda yang entah sudah tumbuh berapa senti sejak kejadian penyerangan Vlad itu punya bakal untuk muncul tiba-tiba sekarang. Bukan hanya itu, tampangnya yang semakin hari semakin maskulin membuat jantung Kyra tak aman. Kyra harus berusaha keras untuk tidak menatap langsung ke arah pemuda itu setiap kali bicara.Namun, itu malah membuat Roth semakin ingin mengodanya. Pemuda tersebut selalu saja mendorongkan dirinya ke depan Kyra dengan segala cara dan sepertinya menikmati kecanggungan yang merayap di wajah Kyra.“Tentu saja.” Kyra membusungkan dada dan menunjuk ke arah Alden yang sedang duduk di taman bersama Tania.
Tania sama dengan gadis lainnya di sekolah. Pasti akan tersipu-sipu jika jatuh cinta. Namun, ia tidak melihat hal itu dilakukan Tania padanya. Jadi, tidak mungkin gadis itu menyimpan perasaan untuknya. Sesuatu yang tidak mungkin terjadi.Gadis bernama Tania tersebut muncul kembali dengan tas yang sama besarnya seperti kemarin-kemarin dan juga buku-buku di pangkuannya. Setelah melirik sedikit, Alden memalingkan pandangan dan sibuk dengan tugasnya sendiri.“Bukan begitu.”Ia tersentak ketika Tania menepuk tangannya pelan dan menarik buku yang sedang ditulis. Dari tas sendiri, Tania mengeluarkan sebuah balpoin dan menulis di buku Alden yang direbut.“Seperti ini,” kata Tania. Buku tersebut kembali ke depan Alden.Ia menemukan kesalahan dalam perhitungan alogaritma yang sedang dikerjakan. Alden berdehem sedikit. “Terima kasih,” katanya dingin.Sebagai balasan Tania tersenyum sangat manis hingga d
Brak!Suara keras tersebut membuat kepala Alden terangkat. Ia melihat sebuah tas di atas meja dan gadis yang kemudian duduk di bangku di sampingnya.Lagi? Alden bertanya dalam hati tidak percaya. Ia melirik gadis yang datang bersama tas besar di atas meja. Sudah tiga hari berturut-turut orang yang sama menganggunya. Ia sudah mengakui kalau membuat kesalahan dengan menyiksa diri sendiri. Akan tetapi, gadis ini datang lagi dan lagi, membuat Alden kesal setengah mati.“Aku sudah mengakui kesalahanku, kan? Aku tidak akan menyendiri lagi, sungguh,” kata Alden sungguh-sungguh.Gadis bernama Tania yang menjawab selama hampir lima tahun berturut-turut menjadi ketua siswa tersebut mengangkat kepala dan menatap Alden malas. “Bisakah pandanganmu kamu alihkan ke arah lain? Apa yang kamu lihat?” tanyanya sama sekali tidak bersemangat.Alden melakukan seperti yang diminta dan menemukan seluruh meja kantin penuh kecu
Kehidupan Normal mulai datang perlahan-lahan kini. Sekolah walaupun belum secara penuh telah berjalan kembali. Kyra mulai sibuk mengejar pelajaran yang dari awal sudah tertinggal. Roth benar-benar membantunya dalam mengerjakan catatan.Alden belum bisa seperti biasa. Sesekali ia termenung di suatu sudut dan kemudian menangis. Kyra bisa memaklumi hal tersebut, tapi tidak bisa membantu apa-apa. Ia tidak memiliki saudara dan selalu terbiasa sendiri. Tania, sahabatnya tidak pernah meninggalkannya. Namun, kehilangan seorang sahabat tentu berbeda dengan kehilangan saudara kembar.“Aku benar-benar ingin membantu,” kata Kyra pada Roth yang datang setelah bel berbunyi.Roth melirik ke arah Alden yang diam saja sejak tadi. “Kita akan membantu jika sementara waktu menjauh darinya,” kata pemuda tersebut cukup yakin. Ia melihat Tania mendekati tempat duduk Alden kini.Kyra bertupang dagu, tatapannya mengatakan ketidaksetujuan, tapi ia tak menye
Kehidupan Normal mulai datang perlahan-lahan kini. Sekolah walaupun belum secara penuh telah berjalan kembali. Kyra mulai sibuk mengejar pelajaran yang dari awal sudah tertinggal. Roth benar-benar membantunya dalam mengerjakan catatan.Alden belum bisa seperti biasa. Sesekali ia termenung di suatu sudut dan kemudian menangis. Kyra bisa memaklumi hal tersebut, tapi tidak bisa membantu apa-apa. Ia tidak memiliki saudara dan selalu terbiasa sendiri. Tania, sahabatnya tidak pernah meninggalkannya. Namun, kehilangan seorang sahabat tentu berbeda dengan kehilangan saudara kembar.“Aku benar-benar ingin membantu,” kata Kyra pada Roth yang datang setelah bel berbunyi.Roth melirik ke arah Alden yang diam saja sejak tadi. “Kita akan membantu jika sementara waktu menjauh darinya,” kata pemuda tersebut cukup yakin. Ia melihat Tania mendekati tempat duduk Alden kini.Kyra bertupang dagu, tatapannya mengatakan ketidaksetujuan, tapi ia tak menye
Grenada tidak mengatakan apapun. Bahkan saat Alden menguncangnya berkali-kali. Ia tetap bungkam ketika pertugas keamanan meringkusnya. Begitu jenazah Alvare telah dibawa ambulans untuk autopsy kepolisian, Linden memaksa Alden untuk ikut pulang bersama Kyra, Roth, dan dirinya. Mereka tidak bisa membiarkan Alden sendirian di depan kamar mayat menunggu tubuh Alvare selesai diautopsi.Sama dengan Grenada, Alden juga tidak mengatakan apa-apa. Ia berjalan seolah tidak melihat apapun. Bahkan tidak merasakan ketika menabrak Shiena saat melewati pintu masuk.“Ada apa dengan dia?” tanya Shiena kesal. “Mana Alvare?”Linden menepuk bahu Shiena dan mengeleng. “Akan aku jelaskan di dalam. Ayo kitam masuk,” ajak Linden.Kyra dan Roth juga terlihat tidak semangat. Gadis di samping Roth masih sesegukan karena menangis. Ia tak menyangka harus melihat hal mengerikan seperti itu setelah banyak hal selama ini.“Kamu baik-baik s
“Alvare ada di kamarnya?” tanya Kyra.Ia berpura-pura perlu bertemu dengan Alvare karena itu menyuruh Alden memanggil saudara kembar pemuda itu. Lalu dilihatnya Alden mengeleng pelan.“Kalau Grenada?” tanya Kyra kali ini mulai khawatir.Ia mendengar pembicaraan kedua orang itu tadi saat akan memanggil Alvare ke atas. Begitu Alvare terlihat tidak bersemangat dan hanya mengikuti Alden dengan pandangan matanya saja. Kyra yakin akan terjadi sesuatu. Makanya ia semakin cemas karena sudah cukup lama kedua orang tersebut tak tampak.“Apa aku harus memeriksanya?” tanya Roth yang sejak tadi hanya menikmati gelas berisi coklat panas yang dibagi-bagikan Shiena.“Bisakah?” tanya Kyra.Entah kenapa untuk saat ini Kyra tidak mau berpapasan dengan Grenada. Ada sesuatu pada gadis itu yang tidak disukainya. Karena itu mendengar Roth menawarkan diri ia sangat senang. Ia mengucapkan terima kasih pad
“Alvare ada di kamarnya?” tanya Kyra.Ia berpura-pura perlu bertemu dengan Alvare karena itu menyuruh Alden memanggil saudara kembar pemuda itu. Lalu dilihatnya Alden mengeleng pelan.“Kalau Grenada?” tanya Kyra kali ini mulai khawatir.Ia mendengar pembicaraan kedua orang itu tadi saat akan memanggil Alvare ke atas. Begitu Alvare terlihat tidak bersemangat dan hanya mengikuti Alden dengan pandangan matanya saja. Kyra yakin akan terjadi sesuatu. Makanya ia semakin cemas karena sudah cukup lama kedua orang tersebut tak tampak.“Apa aku harus memeriksanya?” tanya Roth yang sejak tadi hanya menikmati gelas berisi coklat panas yang dibagi-bagikan Shiena.“Bisakah?” tanya Kyra.Entah kenapa untuk saat ini Kyra tidak mau berpapasan dengan Grenada. Ada sesuatu pada gadis itu yang tidak disukainya. Karena itu mendengar Roth menawarkan diri ia sangat senang. Ia mengucapkan terima kasih pada Roth dan men