Semenjak obrolan via Whyapps kemarin, Rey dan Irene semakin sering melakukan percakapan online. Setelah kuliah pagi hari ini, Rey bergegas pergi ke cafe untuk bekerja shift siang. Rey berjalan di lorong gedung kampusnya saat Ana memanggil lantang namanya. Ana terburu-buru menuju ke arah Rey untuk menanyakan kemanakah ia akan pergi. Rey menjawab bahwa ia akan pergi bekerja. Ana tersenyum dan tiba-tiba saja menanyakan sesuatu."Kak Irene gimana kondisinya sekarang?"Rey terkejut sebentar lalu menjawab, "belum pulih banget. Cuma udah mendingan"Ana mengangguk-anggukkan kepala. Ia ingin melanjutkan obrolan, namun terdengar bunyi notifikasi handphone dari balik saku celana Rey. Tangan Rey merogoh sakunya dan melihat siapa yang mengiriminya pesan. Ternyata Irene. Setelah membaca pesannya, Rey berpamitan pada Ana untuk pergi duluan. Ana melambaikan tangan pada Rey yang juga melambai-lambaikan tangannya. Di dalam lift apartemen Merlin, Rey menekan tombol 5, dimana merupakan lantai tempat tin
Mereka berdua duduk sofa. Rey melihat ke jam dinding yang menunjukkan pukul 7 malam. "Apa hari ini kamu gak kuliah?" Tanya Irene memulai pembicaraan setelah keadaan chaos tadi."Sudah tadi pagi kak" Jawab Rey seadanya. Lalu suasana menjadi sedikit canggung karena mereka berdua sama-sama diam. Tak lama terdengar suara asing yang berasal dari perut Rey. Mereka berdua saling bertatapan."Kamu lapar?" Tanya IreneRey hanya bisa tersenyum malu."Karna aku lapar juga, aku mau delivery. Gimana kalau pizza?" Cetus IreneMata Rey membulat bahagia. Tangan Rey menarik lapisan pizza perlahan dan melahapnya. Sore menjelang malam memang enak untuk memakan junkfood. Irene juga tak kalah lahap dengan Rey. Ia menyukai sensasi keju mozarela yang elastis. "Apa kuliah di teknik elektro sulit?" Irene bertanya sambil mengunyah.Rey tampak berfikir sejenak. "Setengah-setengah? Ada saatnya materinya sangat sulit tapi ada juga yang mudah" Rey berbicara sembari menelan potongan pizza. "Tapi sepertinya kam
14 Februari 2021. Sabtu, pukul 17.00 WIB. Waktu yang terpampang di layar HP Irene. Irene tersenyum tipis dan mulai membereskan meja kerjanya. Hari ini valentine, Irene berbunga-bunga memikirkan alur cerita indah bersama David, sang pacar. Sudah 5 tahun mereka berdua menjalin asmara. Selama itu pula, rasa cinta Irene pada David tak pernah pudar.Kaki yang dibalut highells hitam itu berjalan dengan gembira. Irene segera menghentikan taxi, lalu duduk di dalam taxi dengan mata berbinar. Hari ini ia dan David berencana menghabiskan waktu makan malam berdua di sebuah cafe bernama "Love Latte". Kopi disana sangat enak menurut David. 10 menit kemudian, taxi yang membawa Irene telah sampai didepan cafe tersebut. Mata Irene celingak celinguk mencari keberadaan kekasih hatinya. Tapi Nihil. Tak ada David disana. Mungkin kekasihnya itu sedang dalam perjalanan atau terkendala macet. Irene memilih tempat duduk di baris sebelah kanan, didekat jendela yang mengarah ke jalanan.Ke
Air mata Irene sudah berada di ujung. Kepala Irene menunduk. Saat mendongak lagi, pandangannya telah terhalangi oleh sosok David. Ibu David terkaget dan menyuruh David untuk tidak usah menghiraukan keberadaan Irene. Namun David bersikeras menemui Irene untuk menjelaskan semuanya. Akhirnya ibunya mengiyakan dengan terpaksa. Di sebuah taman kota, Irene dan David saling berhadapan. Mata merah Irene tak hentinya menatap tajam pada mata David. Sesungguhnya Irene sedang bertanya secara tidak langsung padanya. Mulut Irene sudah tidak kuat mengucapkan sepatah kata. Akhirnya David menghela nafas dan menunduk. Mengucapkan kata-kata rumit yang menusuk relung hati Irene. "Maaf"Dinding hati Irene akhirnya roboh. Tidak. Sebenarnya sudah ambruk sedari awal ia melihat sosok wanita diruang tamu tadi."Untuk apa?" Tanya Irene datar.David menghela nafas panjang, "Apa perlu kujelaskan?"Irene menatap David deng
Dari pagi hingga sore, Irene hanya tergolek dikasurnya. Setelah tadi malam ia menangis berjam-jam lamanya hingga matanya bengkak. Hari ini ia memutuskan absen dari kantor dan memilih untuk istirahat total. Karena, ia tidak yakin akan fokus dengan pekerjaannya jika ia tetap memilih untuk hadir di kantor.Matahari yang tadinya dari Barat, kini sudah menuju ke arah timur. Kelopak mata Irene pelan-pelan terbuka. Matanya masih sedikit bengkak. Ia meregangkan otot-ototnya yang kaku. Ia berusaha bangun untuk duduk dipinggir kasur. Dia meraih HP yang ada di atas meja, lalu melihat jam yang ditampilkan. Jam menunjukkan pukul 16.00. Dia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Pasalnya ia belum mandi sama sekali dari tadi malam.Irene merasa plong seusai mandi. Ia menyisir rambut dengan tenang. Namun, matanya kosong. Ia masih merasakan sedih dan kecewa. Tiba-tiba ia tersadarkan sesuatu. Ia lupa membayar makanan di cafe "Love Latte" !!Dengan terburu-buru, se
Perempuan cantik berambut panjang yang diikat ponytail itu sedang meniup-niup tangannya yang kedinginan. Udara di bulan juni ini begitu dingin. Perempuan cantik itu adalah Ana. Dia menunggu teman lelakinya selesai bekerja. Dia ingin mengajak temannya itu ke cafe Bintang sambil mendiskusikan tugas kuliah. Mengapa Ana berdiskusi dengannya? Karena mereka berdua mengambil mata kuliah yang sama dan ada di kelas yang sama pula. Dari kejauhan, Rey sudah dapat melihat sosok Ana dengan balutan jas coklat panjang dan celana jeans. Mata Rey tampak khawatir melihat Ana yang kedinginan. Rey berlari kecil menuju kearahnya. Saat melihat wajah Ana, mata Rey terjerat oleh dengan wajah manis dan anggunnya. Rey sudah jatuh cinta pada Ana semenjak pertama bertemu. Yaitu ketika mereka berdua duduk sebangku saat masa pengenalan Kuliah. -----------Flashback-------------- &nb
Sepasang pelanggan yang menguras fokus Irene tersebut duduk tepat dibelakangnya. Diantara ketiga kawan makan Irene, hanya Rey yang sadar perubahan tingkah laku Irene. Rey mengamatinya sedari tadi. Mata Rey mengikuti arah matanya. Dan yang ia temukan adalah sesosok lelaki jangkung yang terlihat seperti pegawai kantoran dengan perempuan berambut sependek bahu. Rey kembali menatap Irene. Ia bertanya-tanya. Apa hubungan Irene dengan lelaki itu? Mengapa mata Irene sampai bergetar? Di keramaian cafe itu, fokus Irene ke arah laki-laki tadi yang mana merupakan mantan kekasihnya, David. Mantan kekasihnya itu rupanya juga memperhatikan Irene. Dia duduk di seberang kiri tempat duduk Irene cs. Irene berusaha memalingkan pandangan ke arah ketiga teman makannya. Rey yang memperhatikan gerak gerik Irene, merasakan kegelisahannya. Dalam hati, Irene meracau, "kenapa harus sekarang?!". Situasi ini membuat semua mood Irene kacau balau. Irene menggigiti bibirnya. Ia merasa tidak nyaman. Ia rasa
Pagi itu, dari celah gorden, cahaya menelusuk masuk ke kamar Irene. Dia merasakan panasnya cahaya matahari dan mulai membuka kelopak matanya. Irene menguap. Hari ini dia sudah harus masuk ke kantor. Dia bangun dari atas kasur dan masuk ke kamar mandi.Irene sudah mengenakan pakaian dengan rapi. Tubuhnya dibaluti dengan blouse putih beaksen pita putih di dada dan rok hitam pendek selutut. Dia pergi ke kantor menaiki bus.Sesampainya di kantor, Irene mulai bekerja dengan menghidupkan laptopnya. 40 menit sudah terlewati, namun entah mengapa Irene merasakan kepalanya sedikit pusing. Ia lantas berhenti mengetik dan mematikan laptopnya. Ia menuju ke dapur untuk membuat kopi. Biasanya rasa pusingnya akan hilang setelah meminum kopi. Dia menunggu hingga setengah jam, tapi denyutan dikepalanya belum menghilang. Akhirnya ia memutuskan keluar dari gedung kantor untuk mencari angin segar.Irene berjalan-jalan di sekitaran kantornya. Dia duduk di kursi taman dekat deng