Share

Bab 16. Jalan-jalan

Dewangga menatap Maura dengan wajah datar dan muram. Pangkal alisnya berkerut.

"Kenapa?" tanya pria itu.

"Gak kenapa-kenapa," jawab Maura sambil bersiap-siap beranjak. "Kalau nggak mau, ya berarti gak mau."

Maura pergi menenteng kantong berisi paketnya menuju pintu pagar tanpa mau menoleh lagi. Namun beberapa menit kemudian Dewangga tiba di sisinya menggunakan mobil.

Tanpa berkata-kata lagi, Dewangga segera turun dan mengambil alih kantong di tangan Maura dan meletakkannya di jok belakang mobil.

"Dewangga, kamu ngapain, sih?" protes Maura tak terima. "Balikin!"

"Naik!" Alih-alih mendengarkan Maura, pria itu memberinya perintah sambil duduk di belakang kemudi.

Maura menatap Dewangga tak percaya. Semua ucapannya sama sekali tak digubris tapi pria itu ingin ucapannya dituruti?

Rasa sesak kembali hadir di dada Maura kala dia mengingat setiap perlakuan buruk pria itu padanya. Matanya hampir berkaca-kaca.

Namun pada akhirnya Maura mengalah. Wanita itu duduk di sebelah Dewangga dengan wajah d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status