“Untuk apa kamu datang ke sini?” Finn menatap tajam pada Zelda dan pria di sampingnya.“Bukankan kemarin aku sudah bilang jika aku akan mengajukan tuntutan?” Zelda mengingatkan Finn.Finn mengingat jelas jika Zelda kemarin mengatakan ingin mengajukan tuntutan. “Masuklah.” Finn melebarkan pintu. Mengizinkan Zelda untuk masuk.Zelda dan pengacara segera masuk. Mereka duduk di kursi yang berada di ruang keluarga.Myesha yang berada tak jauh dari Finn dan Zelda, hanya bisa ketakutan. Tuntutan apa yang akan diajukan Zelda padanya.Finn, Zelda, dan pengacara duduk di ruang tamu. Mereka duduk saling berhadap-hadapan. Finn dengan tenangnya menunggu Zelda atau pengacaranya untuk menjelaskan semuanya.“Saya pengacara dari Nona Zelda. Kami sudah melaporkan Nona Myesha atas kasus penipuan.” Pengacara menyodorkan surat pelaporan yang baru saja dibuatnya tadi.Myesha yang mendengar hal itu begitu terkejut. Tidak menyangka jika Zelda akan sampai sejauh itu. Langsung melaporkan dirinya ke kantor poli
“Aku sudah lakukan yang Mama mau.” Zelda meletakan berkas kepemilikan wedding organizer di atas meja.Nyonya Zoya tersenyum ketika melihat anaknya meletakkan berkas di atas meja. Dia meraih berkas tersebut dan membukanya. Masih tertera nama Myesha, tetapi baginya tidak masalah. Setelah ini, dia akan segera mengganti namanya.“Mama tega sekali. Dia sudah membantu, tetapi Mama justru memanfaatkannya begitu saja.” Zelda sebenarnya tidak mau melakukan ini. Namun, sang mama memaksanya.Kemarin.Zelda pulang dengan keadaan kesal. Dia diusir Finn begitu saja. Padahal dirinya belum selesai menuntut haknya. Menuntut statusnya.“Kenapa kamu?” Nyonya Zoya melempar pertanyaan itu pada anaknya.“Dia mengusirku karena ingin mendengar penjelasan dari Myesha.” Zelda menjatuhkan tubuhnya ke sofa. Dia sedikit kesal karena diabaikan begitu saja.“Mama sudah bilang, kamu harus dengarkan Mama. Jangan bertindak sendiri.” Nyonya Zoya tersenyum menyeringai. Anaknya sudah diberitahu, tetapi tidak mau mendenga
Myesha kini sudah tidak punya tempat di rumah ini. Dia sadar jika Finn sudah membuang cincin yang artinya, dirinya sudah tidak punya tempat di hati Finn. Ingin rasanya Myesha menjelaskan semuanya, tetapi terlalu sulit untuknya. Mengingat Finn tidak mau mendengarkannya.Sampai menjelang malam, Finn tak kunjung pulang. Myesha masih menunggu Finn di ruang keluarga. Berharap Finn mau menemuinya.Sayangnya, sampai tengah malam, Finn tak kunjung pulang. Perasaan Myesha pun cemas. Dia tidak tahu di mana keberadaan Finn saat ini. Ingin mengirim pesan, tetapi Myesha tidak berani.Di saat seperti ini Myesha hanya bisa menunggu. Entah kapan Finn akan pulang.Myesha hanya bisa menangis. Takdir begitu kejamnya padanya. Membuatnya berada dalam posisi sulit.“Apa yang aku kejar? Uang?” Myesha merasa ternyata sia-sia dirinya mengejar uang. Karena pada akhirnya, tak sepeser pun dirinya dapat apa-apa. Justru kini dia akan kehilangan Finn untuk selamanya.“Aku mencintainya. Bagaimana bisa aku kehilangan
Myesha melihat Finn dari balik jendela lantai atas. Dilihatnya Finn sudah pergi dengan mobilnya. Myesha kini hanya bisa melihat Finn dari kejauhan. Tentu saja hal itu membuat Myesha merasakan sesak di dadanya. Biasanya Finn selalu memeluk dan mendaratkan kecupan di dahinya ketika pergi. Namun, kini semua sudah sirna. Tak ada lagi pelukan atau pun kecupan. Myesha sadar jika kini semua sudah berubah.Myesha berusaha untuk menerima dengan lapang dada. Dia akan berada di rumah Finn sampai persidangan pembatalan selesai. Jika sudah selesai, dia akan memilih untuk kembali ke kampung halamannya. Memulai hidup barunya.Sesuai dengan permintaan Finn, Myesha akhirnya memutuskan untuk segera mengemasi barang-barangnya. Membawanya ke lantai atas.Myesha menuruni anak tangga. Menuju ke lantai bawah. Dengan langkah pasti, dia masuk ke kamarnya dan Finn. Saat membuka pintu, aroma maskulin tercium. Itu membuatnya seketika merindukan Finn.Tak mau berlama-lama di kamar Finn, Myesha segera mengemasi pa
Finn pulang dan segera masuk ke rumah. Saat melintas di meja makan, dia melihat makanan tersusun rapi di atas meja. Embusan napas tertiup ketika menebak siapa yang memasak untuknya.“Bi ....” Finn memanggil asisten rumah tangga.Asisten rumah tangga yang sedang menutup pintu segera berlari mengejar Finn. Memastikan kenapa majikannya itu memanggilnya.“Iya, Den.”“Rapikan makanan ini. Malam ini aku tidak makan.” Finn memerintah seraya mengayunkan langkahnya. Masuk ke kamarnya.Asisten rumah tangga hanya termenung. Padahal Myesha sudah memasak ini bersama Mama Risha, tetapi Finn tidak mau memakan juga.Dari lantai atas Myesha mendengar jelas perintah Finn pada asisten rumah tangga. Rasa sesak menyusup masuk ke dalam dadanya. Penolakan Finn sudah menegaskan jika memang dirinya sudah tidak punya tempat di hati Finn.“Aku tidak boleh menangis.” Myesha berusaha menghapus air matanya yang jatuh ke pipinya. Berusaha untuk kuat menahan sesak di dadanya. Ini adalah hukuman untuknya. Jadi dia ha
[Besok persidangan pembatalan pernikahan kita. Jadi bersiaplah. Pengacara akan datang dan kamu bisa pergi dengannya.]Satu pesan masuk ke ponsel Myesha. Pesan itu dikirim oleh Finn. Memberitahu perihal persidangan besok.Melihat pesan itu tubuh Myesha lemas. Besok adalah babak baru dalam hidupnya. Jadi tentu saja dia harus bersiap. Datang ke persidangan dan mengikuti segala prosedur.Terkadang hidup tak selamanya indah. Semua rencana Myesha tak ada yang sejalan. Semua sirna begitu saja. Hilang tak tersisa.Waktu pertama kali memutuskan bekerja sama dengan Nyonya, tak terpikir dirinya akan terjebak cinta pada Finn. Hingga saat cinta itu datang tiba-tiba Myesha berbunga-bunga, hingga lupa dengan statusnya. Kini saat cintanya sudah terpatri, semua sirna. Kembali ke tempat semula.Dengan persidangan ini, identitas Myesha akan kembali. Finn yang statusnya menikah akan berubah menjadi belum menikah. Semua seolah kembali ke titik awal lagi.Tanpa membalas pesan Finn, Myesha segera meletakkan
Myesha sampai di pengadilan. Bersama pengacara dia masuk bersama dengan pengacara. Tampak di sana sudah ada Finn, Nathan, dan pengacara. Karena tempat duduk di sebelah Finn kosong, terpaksa mereka duduk di sana.“Selamat pagi, Pak.” Pengacara Myesha mengulurkan tangan pada Finn.“Pagi, Pak.” Finn menerima uluran tangannya.Pengacara Myesha bergeser ke pengacara Finn dan Nathan. Mengulurkan tangan bergantian pada dua orang tersebut. Tubuh pengacara yang bergeser membuat Neta yang di belakang jadi berhadapan dengan Finn secara langsung.Finn menatap Myesha, kemudian mengulurkan tangan pada Myesha. Myesha yang tadinya tertunduk pun segera menegakkan kepalanya. Melihat Finn yang sedang mengulurkan tangannya. Untuk sesaat dia hanya memandangi tangan Finn saja. Membuat Finn menggantungkan tangannya di udara.“Apa kamu akan diam saja?” Finn sudah lama menunggu, jadi tentu saja dia ingin Myesha segera memegang tangannya.Mendengar suara Finn, Myesha segera menerima uluran tangan Finn. Menjaba
Myesha memegangi kepalanya. Seminggu ini kepalanya begitu pusing sekali. Setiap pagi selalu saja dirinya muntah. Myesha merasa tubuhnya benar-benar tidak nyaman sekali. Dia menduga karena banyak pikiran, membuatnya sakit.“Aku harus kuat. Hari ini persidangan.” Myesha berusaha untuk menguatkan dirinya.Myesha adalah orang yang jarang minum obat. Jadi saat kepalanya pusing seperti ini, dia hanya perlu tidur sebentar saja. Nanti rasa pusingnya perlahan akan hilang.Finn yang di lantai bawah menikmati sarapannya. Hari ini adalah sidang, dan dia harap saksi akan datang. Jika tidak dia akan benar-benar memasukkan mereka penjara.“Bi, apa Myesha sudah turun?” Lidah Finn mulai terbiasa mengucapkan nama Myesha.“Belum. Sejak pagi belum turun. Biasanya sebelum Den Finn bangun, dia selalu turun untuk sekadar minum teh hangat, tapi sedari tadi dia belum turun.”Mendapati jawaban dari asisten rumah tangga membuat Finn memikirkan, kenapa Myesha tidak bangun. Hal itu menjadi kekhawatiran bagi Finn.