Share

BAB 29

Penulis: mapoeri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-11 19:00:50

Tanaya turun dari mobil mewah tepat di depan kantornya, semua mata langsung tertuju ke arahnya. Beberapa karyawan terkejut karena setelah absen begitu lama pada akhirnya wanita itu kembali datang ke kantor, beberapa lainnya merasa hal itu sudah bisa ditebak.

Post-broken heart katanya memakan waktu dua tiga bulan.

“Dia terlihat begitu kurus.”

“Wajar saja, tunangannya selama delapan tahun meninggalkannya demi perempuan lain.”

Desas desus mengenai kondisinya sudah menyebar ke seluruh bagian kantor, Tanaya tersenyum puas di dalam hati. Itulah yang dia inginkan, semua perhatian dan juga tanggapan banyak orang mengenai dirinya setelah Hasbi melangsungkan pernikahan.

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 30

    Jaima duduk gelisah di taman, dia terbangun pagi ini dan menyadari kalau Hasbi sudah tidak ada di sampingnya. Semalam dia sangat gelisah namun entah kenapa kantuk menyerang dengan begitu kuat dan dia tertidur begitu saja.“Nyonya..” Imas mencoba memanggil Jaima untuk kesekian kalinya, dia tengah menyisiri rambut nyonya mudanya. Mereka berjalan-jalan di taman belakang rumah, hal yang tidak pernah bisa Jaima lakukan ketika ibu mertuanya sedang ada di rumah.Wanita paruh baya itu akan marah dan membentak Jaima berkeliling di daerahnya.“Nyonya…”Tubuh Jaima bergerak, dia menooleh ke belakang dan menatap Imas kebingungan.“Imas, kok bisa aku tidur di samping Hasbi?” Dia bertanya dengan w

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 31

    Dari sekian banyak hal yang paling tidak Hasbi sukai, akhir-akhir ini sikap ibunya yang begitu mengganggunya. Dia sadar ibunya begitu membenci Jaima, apa yang terjadi pada pernikahan ibunya membuat Lisa membenci orang dari kalangan rendahan.Jaima termasuk di dalamnya.Namun, mendengar bahwa ibunya tidak menganggap anak yang di dalam kandungan sebagai cucunya sendiri membuat Hasbi jadi tersinggung. Bagaimanapun, anak itu adalah anak kandungnya. Dia menikahi Jaima karena ingin memiliki anak itu, lantas kalau ibunya tidak menganggap anak itu sebagai cucu lalu untuk apa semuanya?Ibunya selalu mencari cara untuk mengintimidasi Jaima, selama beberapa waktu Jaima dibebastugaskan untuk menghadiri acara-acara dan Arianti mengatakan Jaima sama sekali tidak keluar dari kamarnya selama ada ibunya di dalam rumah.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 32

    Jaima berada di dalam kamar setelah mandi, waktu menunjukkan pukul sembilan malam. Setelah kembali makan eskrim, Hasbi mengajaknya untuk melihat beberapa baju bayi.“Nyonya besar sudah membelikan baju-baju bayi untuk anak ini..” Ucapnya pelan di depan Hasbi, pria itu menatapnya bingung.“Ya memangnya kenapa? Kalau mau beli ya beli saja.”Maka mereka berdua pergi ke toko baju bayi dan membeli beberapa, barang-barang bayinya yang mereka beli datang beberapa jam kemudian. Hasbi sibuk menata kamar bayi sedangkan Jaima tidur siang, semakin kesini keinginan tidurnya begitu tinggi.Ibu mertuanya sedang berada di luar negeri, kali ini memakan waktu cukup lama. Satu bulan. Lisa mengikuti acara perjal

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 33

    Hasbi melepaskan kecupan itu, menatap Jaima sesaat dia kembali mencium bibir wanita itu. Perlahan dia menciumi leher Jaima, wanita itu bergerak sedikit, Hasbi menghentikan kecupannya. Tidak ada tanda-tanda Jaima terbangun, dia melanjutkan kecupan demi kecupan di wajah dan leher Jaima.Kini birahinya sudah semakin naik, dia mencium bibir Jaima hingga wanita itu membuka mata dan terlonjak kaget.“H..Hasbi..”Mata keduanya bertemu, Hasbi menatapnya seperti singa kehausan. Pandangan pria itu turun menuju bibir Jaima, dengan perlahan dia kembali mencium Jaima, melumat bibir wanita itu dalam-dalam seperti tengah kelaparan. Dia menjilati setiap sudut rongga mulut Jaima.Wanita itu gemetar.“Hasbi..” Dia merin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 34

    Imas memandang punggung nyonya mudanya dari dalam kamar, si nyonya muda tengah duduk di dekat balkon, matanya jauh memandang hamparan pohon taman belakang yang terlihat jelas dari balkon kamarnya sendiri.Tengah malam tadi Imas mendapat telepon langsung dari tuannya sendiri, pria itu meminta secepat mungkin datang dan mengurus Jaima. Dengan hati yang berdegup dan pikiran kacau balau Imas datang, wanita itu mendapati nyonya mudanya menangis dalam selimut dengan tubuh telanjang.Seluruh tubuh nyonya mudanya penuh dengan tanda kemerahan, lelehan sperma masih keluar dari dalam lubang vaginanya. Dia terlihat begitu berantakan.Tangan Imas mengepal, seandainya dia memiliki kekuasaan, rasanya ingin sekali membawa nyonya mudanya pergi jauh. Bagi Imas tidak adil kalau wanita sebaik nyonya muda diperlakukan semena-mena.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 35

    Noah menatap Jaima, wanita itu tersenyum di depannya dengan sedikit canggung. Pria itu bisa melihat bagaimana mata Jaima sedikit bengkak dan memerah, meskipun sedikit namun Noah bisa melihat beberapa tanda merah di balik syal yang menempel di leher jenjangnya.Aneh.“Saya kemarin mengajak ibu Garini berjalan-jalan.” Noah berkata, berusaha membuat topik agar Jaima tidak merasa canggung di depannya.Wanita itu menoleh, “Benarkah? Terima kasih banyak! Ibu pasti senang sekali.” Katanya ceria. Mata yang sendu tadi berubah menjadi berbinar, Noah sempat terkejut melihat perubahan signifikan itu.Dia tersenyum.“Sedari tadi saya hanya bisa melihat mendung di mata anda..”

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 36

    Perut Jaima terasa begitu sakit, mulasnya sampai membuat dia bahkan tidak bisa duduk dengan nyaman. Rasa sakit yang belum pernah dia rasakan, dia terus meringis. Selama perjalanan Noah berada di sampingnya, sumpah mati Jaima berusaha untuk tidak mencengkram tangan pria itu.Namun refleknya berkata lain, dia mencengkram dengan kencang lengan pria itu sambil terus melenguh kesakitan.“Benar dokter, air ketubannya sudah pecah.” Suara Imas terdengar, menelepon dokter yang menangani Jaima. Dia berusaha menghubungi Hasbi namun belum ada jawaban.“Jaima, Jaima, kamu pasti baik-baik saja.” Noah menatap Jaima dengan wajah khawatir, dia menggenggam balik tangan yang terus mencengkramnya dengan kuat.“Maaf, tapi ini begitu menyakitkan…” Ujar wanita itu dengan keringat mengucur dari kepala sambil menutup mata.Perjalanan memakan waktu cukup lama, dan dalam jangka waktu itu juga Jaima meringis dan menangis di dalam mobil. Noah berada disana, mengepal jari jemari Jaima, bahkan mengelap keringat. Or

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 37

    Darah Hasbi setengah mendidih ketika memasuki ruangan dan melihat Noah tengah menggenggam tangan Jaima, wanita itu sudah dipastikan tidak sadar apa yang sedang terjadi, Jaima meraung kesakitan dan si keparat itu mengambil kesempatan.“Pergi!” Hasbi menahan sumpah serapah yang ingin keluar dari mulutnya, giginya bergemeratak melihat bagaimana Noah terlihat begitu khawatir.Apa pedulinya? Ini istri Hasbi.“Pak Hasbi, pembukaan ibu Jaima sudah hampir lengkap jadi kami akan membuka bajunya dan mulai persiapan untuk kelahiran bayi ya pak.” Salah satu perawat berkata sambil membuka baju Jaima, Hasbi dengan cekatan membantu.Isi kepalanya begitu penuh.Dia tengah melakukan rapat penting dengan para petinggi ketika Arianti memberitahunya kalau Jaima dilarikan ke Rumah Sakit karena ketubannya pecah, dia hampir lupa kalau tengah berada di tengah rapat. Tubuhnya bereaksi cepat, dia langsung berdiri. Membuat seluruh mata memandangnya.“Maaf, istri saya melahirkan. Saya harus pergi.”Bahkan suara

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17

Bab terbaru

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 77

    Jaima mengerjapkan matanya berkali-kali, apa yang dia lihat sekarang adalah sesuatu yang tidak terpikirkan olehnya. Lalu lalang orang membuat dia sedikit kebingungan, ini bukan kali pertama dia makan disini. Sejujurnya, tempat makan ini adalah tempat paling terjangkau ketika Jaima hidup sendiri.Tentu saja, selain murah karena porsinya juga banyak.“Kamu gak suka?” Hasbi menelengkan kepalanya ke arah kiri, matanya menatap penuh pengharapan pada Jaima, tangannya menggenggam dengan lembut.“Suka, tentu saja. Tapi, aku gak sangka kamu bawa aku ke tenda pecel ayam..”Tenda pecel ayam itu besar dan juga bersih, ini adalah kawasan tempat makan cukup terkenal untuk kalangan orang biasa. Disini orang-orang berlalu lalang tanpa peduli sekitar, mereka lebih senang memilah tenda mana yang akan mereka singgahi untuk makan malam atau hanya memilih cemilan mana yang akan mereka tenteng selagi berjalan-jalan.“Aku lagi pengen makan pecel ayam.” Ujar Hasbi dengan senyum lebar.Genggaman tangan itu ti

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 76

    Jaima terburu-buru pulang setelah Hasbi mengatakan kalau Rama menangis. Dia menelepon pengasuh di tengah perjalanan pulang, namun si pengasuh jadi kebingungan.“Bapak tidak pulang bu ataupun telepon.”Ketika Jaima sampai rumah, tidak ada tanda-tanda Hasbi disana. Hanya ada si pengasuh yang baru saja selesai memandikan Rama, wanita tua itu kebingungan ketika Jaima bertanya mengenai Hasbi.Kini Jaima tengah berada di kamar bersama Rama, menemani anak itu bermain meskipun isi kepalanya masih memikirkan alasan Hasbi memintanya pulang dengan segera.Ketika dia tengah merenung, ponselnya berbunyi. Satu pesan masuk.Noah.[Kenapa tidak bilang kalau pulang lebih dulu? TT.]Jaima tersenyum membaca pesannya, entah kenapa dia bisa membayangkan wajah pria itu yang terlihat sedih. Jaima segera pulang setelah Hasbi meneleponnya, saat itu Noah tengah berbicara dengan beberapa orang. Dia tidak berpamitan.Maafkan aku, aku mendapat kabar kalau Rama menangis.Tidak lama, pesan lainnya masuk.[Ah, kalau

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 75

    Hasbi berada di dalam mobil, wajahnya tertekuk sempurna. Pandangannya dia lempar keluar jendela, memandangi gedung-gedung yang terlewati olehnya. Di tidak dalam keadaan baik-baik saja, hatinya sedang dilanda rasa kacau yang luar biasa.Seperti orang bodoh dia datang ke acara yang Jaima datangi untuk mengejutkan wanita itu, namun ternyata dialah yang terkejut melihat bagaimana kedekatan Jaima dengan Noah.Wanita itu tersenyum dengan lebar dan wajahnya terlihat begitu ceria.“Dia tidak pernah seperti itu padaku..” Gumam Hasbi pada dirinya sendiri.Helaan napasnya terasa begitu berat. Dia tidak ingin merasa cemburu, dia tidak punya hak atas itu, bagaimanapun nantinya setelah bercerai dengannya Jaima akan punya kehidupannya sendiri. Namun, dia tidak bisa melakukan itu sekarang.Bahkan bersama dengan Tanaya terasa begitu berat. Setiap hari ketika dia sampai di apartemen ada banyak hal yang dia ributkan dengan Tanaya, entah permasalahan kecil maupun besar.Kebanyakan karena wanita itu terus

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 74

    Jaima kembali dengan kesibukannya, percakapannya dengan Hasbi terakhir adalah dua minggu lalu ketika dia meminta pengasuh untuk Rama. Tiga hari kemudian pengasuh itu datang, seorang wanita paruh baya yang suaranya begitu lembut.Imas bilang kalau ibu mertuanyalah yang memilihkan, dalam dua minggu terakhir sudah tiga kali Rama diasuh oleh si pengasuh dan semuanya berjalan dengan lancar. Si pengasuh meskipun sudah tua namun juga cekatan dalam urusan elektronik, dia tidak pernah absen mengirimkan kabar pada Jaima apa yang tengah Rama lakukan selama Jaima berada diluar.“Tuan Hasbi pulang ke apartemennya dengan nona Tanaya..” Kata Imas ketika Jaima bertanya.Jaima hanya mengangguk, berpura-pura mengerti meskipun perasaannya sakit.

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 73

    “Apa maksudmu?” Tanaya mengerenyitkan dahinya, merasa tidak senang dengan apa yang baru saja dia dengar. Kedua tangannya saling menyilang di dada, kakinya bertumpu satu sama lain dan punggungnya bersadar di kursi.Dia menatap Noah dengan tatapan tidak percaya, sedangkan pria di depannya tengah menyesap secangkir teh hangat dengan perlahan.“Aku sudah mengatakannya.”“Ulangi.”Noah menyimpan cangkir diatas meja, menatap balik Tanaya.“Aku tidak ingin campur lagi untuk mengambil Jaima dari sisi Hasbi.”“Jangan gila!” Tanaya berkata, dengan wajah serius.“Aku tidak ingin me

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 72

    Seminggu berlalu semenjak kedatangan Tanaya ke Rumah Sakit dan membuat gaduh, percekcokan Hasbi dan Tanaya tidak berhenti disana. Setelah kepergian Tanaya dan kembali ke ruangan, Jaima bersikap seolah tidak terjadi apapun. Wanita itu tidak bertanya, Hasbi tidak menjelaskan apapun.Semuanya berlalu begitu saja untuknya dan Jaima.Sedangkan Tanaya masih terus menuntutnya untuk segera melepaskan Jaima setelah apa yang wanita itu katakan ketika Tanaya datang ke ruangan Rama. Tanaya merasa ucapan Jaima sudah sangat keterlaluan, Hasbi sendiri ingin Tanaya melupakan hal itu.Percekcokan demi percekcokan yang seperti tidak ada ujungnya.Dilain sisi, Rama sudah kembali ceria. Tawa dan celotehannya sudah mulai mengisi rumah, Jaima tidak memberitahu Hasbi kalau ibu mertuanya datang

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 71

    “Tidak, dia bukan anakmu..”Tanaya menoleh bersamaan dengan Hasbi, Jaima menutup mulutnya dengan kedua tangan. Dia membuang muka dengan cepat sedangkan Imas meminta kedua orang itu keluar karena tangisan Rama yang begitu nyaring.Dada Jaima begitu kencang berdetak. Tangannya gemetar ketika dia memeluk Rama, menenangkan anak itu meskipun dirinya sendiri tidak merasa tenang.Kedua orang itu dengan jelas mendengarnya.Kalimat itu keluar begitu saja tanpa dia sadari ketika dia melihat Tanaya masuk ke dalam ruangan dan memanggil Rama, mengklaim bocah itu sebagai anaknya.“Nyonya..”“Mereka mendengarnya ‘kan? Mereka mendengar aku mengatakan hal itu?&r

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 70

    Ini hari ketiga Rama ada di Rumah Sakit, kondisinya sudah jauh lebih baik. Anak-anak memang cepat pulih, dia sudah berteriak-teriak lagi dan tertawa lagi, sudah mulai mau makan namun susu lebih utama.Jaima menundukkan kepalanya, tenggorokannya terasa tercekat, dia bisa mendengar Rama berceloteh riang diatas tempat tidur. Anak itu mengeluarkan suara dengan kata-kata yang tidak bisa dimengerti, dia terdengar begitu senang.Namun dilain sisi, Jaima begitu tegang. Dia mengepalkan tangannya kuat-kuat.“Apa yang dokter bilang?” Suara si ibu mertua terdengar dari samping tempat tidur Rama, membuat bulu kuduk Jaima meremang.Dia tidak pernah berpikir kalau Lisa Sarkara akan mengunjungi Rama. Sejauh ini, tidak pernah sekalipun dia berpikir kalau ibu mertuanya menyuka

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 69

    Hasbi mengambil selimut yang ada di dalam lemari di ruangan kamar VVIP rawat inap yang mereka tempati. Dia membawa selimut itu untuk menutupi badan Jaima, wanita itu tertidur setelah menangis cukup lama. Hasbi duduk di samping Jaima, menatap wajahnya.Wajah itulah yang membuatnya penasaran ketika pertama kali melihat di hotel, wajah yang masih terlihat sama meskipun dia sudah menjadi miliknya. Matanya terlihat begitu sembab dan memerah. Jari jemari Hasbi menyusuri wajah itu tanpa menyentuhnya, dia takut Jaima terbangun.“Maafkan aku..” Bisiknya perlahan.Dia meminta maaf untuk banyak hal, termasuk karena sudah tidak pulang ke rumah dan tidak memperhatikan wanita itu sama sekali. Perasaan Hasbi berantakan, namun dia tidak bisa meninggalkan Tanaya dan dia merasa sangat bersalah pada Jaima. Dia tidak ingin

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status