Beranda / Romansa / Scarred Hearts / Hidup Bersama

Share

Hidup Bersama

Penulis: bittermelon
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-23 09:21:29

Niko membuka matanya yang terasa berat. Rasa sakit yang tumpul menggedor-gedor dari balik tengkoraknya. Ia kembali memejamkan mata dan mengerang. Apa yang terjadi?

"Apa kamu sudah gila?!"

Niko menggeram ketika suara setengah berteriak itu membuat sakit kepalanya semakin menjadi-jadi. Ia menoleh dan ingin memaki siapapun yang telah berani meneriakinya seperti itu. Namun, makiannya tertelan kembali ketika melihat orang yang tengah duduk di tepi ranjangnya.

Annanda.

Gadis itu tengah menatap Niko dengan alis bertaut kesal. Sudut matanya memerah dan bibirnya digigit kuat. Ia tengah mencengkeram selimut biru yang digunakan Niko erat. Niko mengerjapkan mata pelan dan menyadari bahwa tempatnya berbaring bukanlah ranjang yang biasa ia gunakan di rumah.

Bau desinfektan yang menyengat dan lampu neon putih yang terlalu terang di atas kepala membuat Niko bisa menyimpulkan tempat itu.

"Rumah sakit?" gumamnya. Bahkan Niko terkejut dengan betapa lemah

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Scarred Hearts   Nikmatnya Menjadi Beban

    Sembari menggerutu, Niko mempersilakan dirinya sendiri untuk masuk ke dalam kamar gadis itu. Niko memerhatikan kamar yang yang terang benderang itu. Satu fakta aneh yang ia dapati dari Annanda adalah, gadis itu tidak bisa tidur dengan lampu dimatikan. Ia juga tidak mau tidur dengan ranjang yang ada kolongnya. Ketika Niko menanyainya, ia hanya mengangkat bahu acuh dan mengatakan bahwa ia takut setan akan memakannya atau menculiknya. Atau melakukan hal-hal tidak senonoh lainnya. Niko menertawainya waktu itu, dan Annanda dengan ikhlas menjitak kepalanya. "Anna?" Yang dipanggil tidak tampak batang hidungnya di manapun, namun, Niko mendapati buntalan selimut mencurigakan di sudut kasur. Ia menyibakkan selimut dan rambut sewarna tembaga pun terlihat menyembul dari sana. Mata Annanda masih terpejam. "Anna," ujar Niko pelan. Lalu ia sengaja mengguncang bahu gadis itu keras sembari berteriak, "Bangun, woi!!!" Annanda terkesiap kaget hingga hamp

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-23
  • Scarred Hearts   Sang Pelaku

    Siapa yang ia sebut 'gadis liar'? Annanda? Niko menahan tawa. Setelah sedikit lebih mengenal Annanda, Niko tidak bisa menyangkal julukan itu. Meski ia tetap tidak sudi orang-orang seperti mereka merasa berhak mengata-ngatai Annanda."Benar kata Maya," ujar Amora. Ia mengedikkan dagu ke arah Annanda. "Kamu akan kena sial kalau bersamanya""Benar, benar," timpal Mila. "Kamu juga kena musibah gara-gara bersama dia, 'kan?"Niko menyentak tangannya sedikit kasar dari Maya hingga gadis itu terdorong ke belakang. "Aku benar-benar akan membenci kalian kalau kalian meneruskan omong kosong ini."Senyum yang biasa tersungging di bibir pemuda itu lenyap digantikan satu garis datar. Rahangnya terkatup rapat dan matanya dingin menusuk.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26
  • Scarred Hearts   Berhenti Bersembunyi

    Sejak saat itu, Niko tidak lagi melihat ada yang berani mengerjai atau bahkan sekadar menyindir Annanda. Setiap kali gadis itu lewat de depan orang-orang yang dulu sering mengejeknya, mereka mengalihkan pandangan, pura-pura tidak melihat atau menunduk seakan mereka takut.Niko tidak tahu apa yang sudah dilakukan Annanda pada mereka, namun, ia merasa senang. Dulu, Annanda tidak akan melakukan apa-apa jika ia di-bully.Tidak peduli separah apa, ia akan diam saja menerima semua perlakuan mereka.Niko bahkan pernah melihat salah satu kakak kelas kurang ajar menjambak rambut pendek Annanda dan mengancam akan menggundulinya dengan gunting! Jika Niko tidak melihat mereka saat itu, Annanda pasti pulang dengan rambut yang telah dipotong tidak karuan.Sebagian besar teman-teman sekolah mereka hanya iri karena ia cantik, kaya, dan berasal dari kota besar. Niko tidak akan rela jika gadis yang ia anggap seorang sahabat diperlakukan seperti itu dengan alasan yan

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26
  • Scarred Hearts   Menemukanmu

    Beberapa bulan kemudian, di sinilah mereka. Dengan Niko yang mengetuk pintu apartemen Annanda berkali-kali namun tidak ada jawaban.Niko dan Annanda memutuskan untuk pindah ke apartemen yang lebih dekat dengan sekolah mereka, sehingga mereka bisa berangkat dengan berjalan kaki. Beruntungnya, mereka bisa mendapat apartemen di gedung yang sama, meskipun berada di lantai yang berbeda. Apartemen Raven berada satu lantai di atas Annanda.Kesal karena tidak kunjung dibukakan pintu, Niko memutar kenop pintu apartemen sahabatnya, dan tercengang ketika pintu itu terbuka dengan mudah.Kenapa Annanda tidak mengunci pintu depannya?! Bagaimana kalau ada pencuri yang masuk?!Niko membuat catatan mental untuk mengingatkan Annanda mengunci pintu setiap malam untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Sungguh! Gadis ini terlalu teledor!Ruang depan yang juga merupakan ruang tamu apartemen itu masih berantakan. Kardus-kardus yang belum dibuka masih berserakan dan

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26
  • Scarred Hearts   Niko Menjadi Regu Sorak Saja

    Annanda menghela napas lega ketika akhirnya bisa berdiri dan meregangkan tubuhnya yang kaku karena terlalu lama duduk.Siapa yang menyangka penyambutan siswa baru bisa memakan waktu sampai tengah hari? Meski tempat duduknya empuk dan disediakancoffee breakberkelas karena sekolah ini termasuk sekolah elit, tetap saja Annanda bosan setengah mati.Remaja yang baru menginjak usia enam belas tahun itu melangkah menuju pintu keluar. Ia berniat untuk langsung pulang dan melanjutkan tyidurnya yang tadi pagi diganggu Niko.Sayang sekali langkahnya segera saja dihadang sang sahabat. Niko menatapnya dengan mata berbinar-binar."Anna, ayo-""Nggak mau," potong Annanda segera. "Aku mau langsung pulang dan tidur.""Tapi, Anna, Kita bisa lihat-lihat sambil keliling sekolah dulu. Sekalian, mencari kelas kita di gedung sebelah mana," protes Niko."Jadi, besok enggak repot lagi kalau-kalau kita nyaris terlambat gara-gara seseorang

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26
  • Scarred Hearts   Tidak Kenal. Tidak Ingat.

    Mata Annanda menyipit menatap remaja di depannya dari ujung rambut ke ujung kaki. Tangan disilangkan di dada, dan bibir tipisnya merapat tidak senang.Pemuda di depannya memiliki kulittan,dan lumayan tinggi. Annanda harus mendongak jika ingin menatap langsung wajahnya. Ia juga cukup tampan. Mata hitamnya tajam dan jernih. Alisnya lebat dan tulang hidungnya tinggi. Bibirnya, yang tengah melengkung ke bawah karena kecewa, merah dan penuh. Rambut hitam yang dipotong rapi jatuh menutupi dahi.Orang seperti ini tidak akan sulit mendapatkan gadis yang diinginkannya. Annanda tahu karena telah melihat buktinya sendiri. Lihat saja Niko, memang siapa gadis di sekolah mereka dulu yang belum dipacarinya?Namun, Arga justru berdiri di sini, dan meminta Annanda untukmenonton bersamanya.Annanda ingin mendengkus.Pertama, ia tidak merasa cantik. Wajahnya biasa saja, walau ia memang lebih tinggi dari anak-anak perempuan lain seusi

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26
  • Scarred Hearts   Pokoknya Minta PJ!

    "Maafkan aku," ujar Annanda masih dengan senyum mengerikan itu. "Tanganku licin, jadi tergelincir. Aku harap kuah sotonya sudah nggak terlalu panas.""Berani-beraninya..." geram si kakak kelas.Kuah soto dan isiannya menetes netes dari rambut ber-hair extention.Wajahnya merah padam. Kuah soto juga mengalir di pipi dan dahinya, membuat jejak kuning berminyak bumbu di atas kulit mulus ber-make up.Seluruh siswa di sana menonton mereka sambil menahan napas. Tidak ada yang beranjak untuk melerai maupun menegur. Beberapa bahkan sibuk merekam.Sang kakak kelas melayangkan telapak tangannya ingin menampar, namun Annanda telah lebih dulu menahannya.Ia menggenggam pergelangan tangan kakak kelas itu dan menariknya mendekat, membuat yang dipegang memekik takut. Niko menahan tawa melihat wajah siswi yang lebih tua itu memucat. Sekalipun tubuh Annanda lebih kecil darinya, jangan diremehkan. Tenaga gadis itu bisa menyaingi seorang preman

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26
  • Scarred Hearts   Ecie, Debar-Debar Cinta

    "Aku tidak memesan ini," kata Annanda sembari menyerahkan benda yang diberi Arga padanya pagi tadi."Memang. Tapi kamu sudah memegangnya. Barang yang dipegang tidak bisa dikembalikan.""Tidak mau.""Harus mau.""Aku tidak menerima benda yang disedekah dengan cuma-cuma." Annanda menggeleng. "Aku bukan pengemis.""Kalau begitu kamu harus bayar.""Aku tidak punya uang."Bohong. Annanda punya banyak uang. Uang ayahnya yang dikirim setiap bulan padanya. Uang yang tidak ingin ia gunakan."Hmm, kalau begitu bayar dengan pergi keluar sekali denganku."Annanda menyipitkan mata. "Itudealyang buruk. Waktuku jauh lebih berharga daripada ini."Arga tertawa renyah. "Bagaimana kalau satu jam istirahat saja?""Hmm..." Annanda menggumam sambil pura-pura berpikir. "Tidak.""Ayolah, aku memaksa. Kamu sendiri bilang kita bisa saling mengenal, iya, 'kan?""Aku tidak mau disogok.""Anna,

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26

Bab terbaru

  • Scarred Hearts   Breakdown

    Apa yang kau inginkan, Annanda.Jika pertanyaan itu diucapkan padanya ketika ia masih kecil, Annanda akan memiliki banyak sekali jawaban. Banyak sekali hal di yang ia inginkan di dunia ini.Namun Annada yang sekarang bukan lagi anak kecil naif yang masih menatap dunia di sekitarnya dengan mata berbinar-binar penuh harap dan kebahagiaan. Banyak sekali hal yang telah disaksikan oleh kedua pasang mata itu, dan hal-hal tersebut telah membuat Annada berubah jauh dari ia yang dulu.Annanda menatap anak lelaki yang berdiri demikian dekat darinya. Wajah mereka demikian dekat hingga ia bisa mencium aroma mint napas Arga. Sepasang mata kelam yang tajam itu tampak seperti danau gelap tanpa dasar. Annanda ingin tenggelam di dalamnya, namun juga takut.Apa yang ia inginkan?Tidak ada banyak hal di dunia ini yang masih bisa ia sebut sebagai miliknya. Annanda yang sekarang tidak memiliki keberanian untuk untuk mengakui apakah ia diijinkan untuk meng-klaim sesuatu yang berharga seperti Arga sebagai m

  • Scarred Hearts   Perasaan yang Tidak Menentu

    Annanda menciumnya.Ulangi.Annanda menciumnya.Roger that!Arga sampai sama sekali tidak bergerak saking kagetnya ia. Ia hanya berdiri mematung di sana seperti orang bodoh, dengan bibir sedikit membuka karena syok. Jangan salah paham. Ini tentu saja bukan kali pertama ia ciuman, oke?! Walaupun bersetubuh lebih sering ia lakukan daripada berciuman, tetap saja ia bukannya orang yang sama sekali tidak memiliki pengalaman dalam hal ini!Reaksinya yang hanya terpaku diam semata-mata dikarenakan syok! Sama sekali bukan karena ia tidak tahu harus melakukan apa dengan tangan, bibir, dan anggota tubuhnya yang lain. Otaknya benar-benar blank. Seperti kartu memori yang tidak sengaja ter-format dan kini kosong melompong. Ia tidak bisa memikirkan apapun selain tubuh Annanda yang lebih pendek darinya berjinjit untuk meraih Arga yang tidak kepikiran untuk menunduk. Harumnya yang manis dan terkecap sampai ke belakang tenggorokan Arga. Hangat bibirnya...Annanda mengeluarkan suara pelan yang teredam

  • Scarred Hearts   Susah Dijelaskan, Mending Ciuman

    Hari sudah sore. Matahari sudah sangat condong di ufuk barat, hampir sepenuhnya tenggelam. Waktu berlalu dengan cepat ketika kau mendongkol sepanjang hari.Arga bermaksud untuk pulang. Sungguh. Ia bahkan telah mengambil jalan memutar untuk keluar lewat gerbang belakang karena Mahesa memberitahu bahwa Anna menunggunya di gerbang depan. Ia tidak ingin melihat wajah anak itu untuk sementara ini.Ia tidak ingin...."...."Anna mendongak ketika mendengar suara langkah kaki yang mendekatinya. Mata cokelat hangat itu bertemu dengan obsidian gelap milik Arga. Anak lelaki itu menahan keinginannya untuk segera berpaling dan lari. Atau berjalan mendekat untuk menghampiri gadis itu. Tidak, tidak. Coret kalimat yang terakhir. Arga tidak ingin menghampiri Annanda. Sama sekali tidak.Sepertinya ada sesuatu yang tercermin dalam ekspresi Arga, karena setelah beberapa saat berdiri diam dan memandangnya tanpa ekspresi, Annanda akhirnya memalingkan pandangan sedikit, sebelum membuka mulut untuk bicara.

  • Scarred Hearts   Friends with Benefit

    Ren sesungguhnya tidak benar-benar serius ketika ia menawarkan diri untuk berbicara pada Annanda.Annanda, meski ia adalah seorang gadis dan tubuhnya jauh lebih kerempeng daripada Ren, tetap saja menakutkan bagi anak laki-laki tersebut mengingat Ren pernah melihat sendiri bagaimana ia menyeret seorang kakak kelas dengan begitu brutalnya hingga hair extention kakak kelas tersebut lepas semua.Annanda sangat ganas. Muka juteknya sama sekali tidak menolong kesan pertama yang Ren miliki tentangnya.Namun Ren sudah terlanjur berkata pada Mahesa bahwa ia akan menemui Annanda. Ia tidak suka berbohong pada orang lain, terlebih pada sahabatnya sendiri.Maka, ketika Bastian dan Mahesa membereskan bola-bola basket yang mereka gunakan untuk latihan sebelumnya, Ren menyandang tas punggung di sebelah bahunya dan melangkah menuju gerbang depan sekolah.Ren melihat seseorang sedang berdiri di depan gerbang, memunggunginya. Namun orang tersebut jelas bukan Annanda.Dilihat sekilas pun, walau Ren hany

  • Scarred Hearts   Menghindar, Mengabaikan

    Saran Niko untuk meminta maaf berputar-putar di benak Annanda seperti lebah yang mendengung mengganggu.Haruskah ia melakukannya? Namun, Annanda tidak pernah memilikiskillyang baik dalam membangun komunikasi dengan orang lain. Ia tidak tahu bagaimana harus mendekati Arga yang terlihat sekali sedang menghindarinya dan masih kesal padanya.Lama-lama, Annanda jadi pusing sendiri. Hatinya terus menerus mendesaknya untuk mendekat dan menyapa, namun, kata-kata tidak mau keluar dari bibirnya.Alhasil, beberapa kali berpapasan dengan Arga, ia selalu terdiam dan membeku di tempat sembari memaku pandangan pada sang pemuda namun ia tidak mengatakan apapun.Arga hanya menatapnya sekilas sembari mengangkat sebelah alis. Meliha

  • Scarred Hearts   Yuk, Pacaran

    "Jadi?"Niko mengangkat kepalanya sedikit. Ia baru sadar Annanda menuntunnya ke sebuah ruangan yang jauh dari keramaian. Tidak ada siapapun di sini. Hanya meja dan kursi yang ditumpuk-tumpuk dan kardus-kardus yang entah berisi apa. Sepertinya ini ruang kelas lama yang dialihfungsikan sebagai gudang.Annanda menunggu jawaban dengan tangan disilangkan di depan dada. Ekspresinya sedatar permukaan meja, namun, Niko hampir bisa melihat api tak kasat mata berkobar di belakang tubuhnya.Niko menelan ludah sembari berpikir alangkah beruntungnya ia karena belum juga dihajar hingga detik itu."Anna," ucap Niko. "Mau jadi pacarku, nggak?"Ia mungkin akan dihajar di detik selanjutnya.

  • Scarred Hearts   Hasrat untuk Melindungi

    "Jadi, Anna." Mahesa bertanya padanya ketika pesanan mereka telah terhidang di meja. "Menurutmu, Arga bagaimana?""Keras kepala dan agak gila," sahut Annanda cepat. "Juga sangat menyebalkan. Bukan kombinasi sifat yang bagus."Sebastian terkekeh senang. "Ini pertama kali aku mendengar pendapat semacam itu tentang Arga. Biasanya, orang akan berkata ia ramah, baik hati, tidak sombong, blablabla.""Ini juga pertama kali Arga mengejar-ngejar seseorang sampaiseperti itu," timpal Ren.Sebastian mengangguk setuju. "Biasanya dia yang dikejar-kejar.""Arga masih dikejar-kejar, kok." Ren mengunyah roti melon miliknya. "Kemarin sekitar empat atau lima kali ke belakang gedung. Pas

  • Scarred Hearts   Overprotektif?

    Orang yang terakhir muncul adalah Mahesa Saputra. Ia membawa duacup cappuchinodi masing-masing tangan. Ia tinggi, tenang dan kalem. Pembawaannya dewasa dan tampak seperti tidak banyak bicara. Ia mengulurkan salah satucuppada Annanda dengan senyum kecil yang teduh. Annanda otomatis menerimanya karena entah kenapa orang ini seperti memiliki aura lembut seperti ia tidak akan mencelakai bahkan seekor nyamuk pun. "Thanks," ucap Annanda pelan. "Sama-sama, Annanda." "Panggil saja Anna," ralat gadis itu. Mahesa mengangkat sebelah alis, namun memutuskan untuk tidak berkomentar. "Anna,

  • Scarred Hearts   Alasan untuk Membela Diri

    "Arga," panggil Ren. "Orang yang kamu kejar-kejar setiap hari itu benar-benar parah." Ren melihat bagaimana Annanda menyeret seorang siswi lain tanpa ampun sepanjang koridor sekolah. Di siang bolong. Gadis liar macam apa yang bisa berlaku seperti itu? "Hm?" Arga menggumam tidak peduli. "Oh, dia pasti punya alasan sendiri, kok." "Meski begitu, tetap saja dia itu barbar sekali," bantah Ren. Arga mengangkat sebelah alisnya. "Ren, apa kamu pernah di-bully?" "Tentu saja enggak! Kalau ada yang berani berpikir begitu, ia bakal menyesal seumur hidup dan-" Kesadaran nampak di wajah remaja berwajah imut itu. "Dia di-bully

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status