Home / Romansa / Scarlet / The whir of bullets

Share

The whir of bullets

Author: Cristi Rottie
last update Last Updated: 2021-02-05 22:53:55

        Dengan cepat Scarlet meluncur di seutas tali besi itu. Dia melayang di udara dengan berpegangan pada tali yang membawanya ke gedung yang ada di depannya. Saat Scarlet berada di depan gedung itu, dia melepaskan pegangannya dan mendaratkan kakinya di atas gedung. 

    Bagaikan seorang yang ahli dalam segala hal, dia membuka pintu dan mematikan alarm pengaman dengan sebuah alat kecil yang di hubungkan ke mesin alarm. Pintu terbuka tanpa mengaktifkan alarm pengaman.

    Scarlet memakai kacamata inframerah agar bisa melihat di dalam kegelapan. Cahaya merah yang berad,a di sudut atas dinding itu membuat langkahnya terhenti. Dia mengatur langkahnya agar CCTV tidak dapat menjangkau dirinya. 

    Setelah berhasil lolos, dengan cepatnya Scarlet menuju ke ruangan tempat penyimpanan file sesuai dengan denah lokasi yang diingatnya. 

    Tak ada sesuatu yang terjadi dengan misinya kali ini, dengan mudahnya Scarlet mendapatkan dokumen yang di tugaskan untuknya. Setiap melewati pintu dan kamera CCTV dia dengan mudahnya masuk dan keluar tanpa membuat alarm pengaman berbunyi.

    Scarlet kembali melalui jalan yang dia lewati tadi dan segera membawa dokumen yang di curinya ke markas. 

    “Hebat! Aku tahu kau bisa menyelesaikan setengah misimu ini,” ucap bosnya saat memegang dokumen yang baru saja diambil dari tangan Scarlet.

    “Setengah? Sejak kapan misi yang diberikan padaku hanya setengah? Apa maksud, bos?” tanya Scarlet bingung.

    “Sejak sekarang. Sudahku bilang misimu kali ini bukan seperti misi-misi sebelumnya. Ini adalah misi berantai yang ditugaskan secara khusus oleh bos besar. Setelah ini ada misi yang lain lagi yang harus kamu lakukan, dan kali ini kamu akan menyukainya.”

    “Kali ini, tugasmu adalah membunuh seorang jenderal dan buronan yang akan mereka pindahkan ke penjara pusat,” lanjut bosnya menekan tombol yang ada di keyboard komputer, menunjukkan foto seorang lelaki dengan seragam yang memukau.

    “Inikah jenderalnya? Baiklah aku mengerti.”

    “Dengarkan dulu penjelasanku, Scar. Namanya adalah Alexander Johanson, dia adalah Jenderal yang sangat tangguh dan licik. Strateginya untuk mengalahkan musuh tidak boleh kau remehkan.”

    “Kalau dia memang seorang jenderal yang seperti itu. Kenapa tugas seperti ini masih memerlukannya?”

    “Yang di kawalnya itu bukanlah penjahat biasa. Dia adalah seorang penjahat dengan segudang kejahatan. Lelaki ini adalah orang yang sangat penting bagi bos mafia besar di negara ini.”

    “Tidakku sangka misi kali ini sangat menarik. Baik, aku mengerti sekarang,”  

    “Dengarkan dulu perkataanku. Aku tau kemampuanmu sangat hebat, tapi dalam hal ini kamu harus berhati-hati. Kedua orang yang akan kau bunuh memegang peran yang sangat penting di dunia militer dan mafia, jadi jangan remehkan hal ini.”

    “Baik bos, aku mengerti.”

    “Semua perlengkapanmu sudah di siapkan. Kau akan berangkat besok.”

    “Baik bos.”

    ***

    Sesuai dengan misinya, Keesokan harinya Scarlet segera berangkat ke negara tujuannya untuk menjalankan misinya. Lengkap dengan peralatannya Scarlet berdiri di atas bukit tempat yang akan di lewati kedua lelaki yang harus di bunuhnya.

    “Sangat panas, membuat darahku semakin mendidih ingin membunuh kalian berdua,” ucap Scarlet sambil melihat dengan teropong kecil yang di tempelkan di depan matanya.

    Dari jauh terlihat beberapa mobil yang berderet berjalan cepat, menyapu jalanan yang berdebu. Angin yang berhembus membawa hangatnya suhu saat itu ke permukaan kulit wajahnya.

    “Yang di tunggu-tunggu akhirnya muncul juga,” ucap Scarlet tersenyum kecil lalu menurunkan teropong kecil yang di pegangnya.

    Scarlet mengeluarkan sebuah alat kecil seperti remote kontrol sambil melihat sekali lagi dengan teropong kecil di tangan yang satunya lagi.

    “Oke, ini hadiah penyambutanku untuk kalian. Semoga kalian menikmatinya,” ucap Scarlet dengan wajah penuh bangga.

    Perlahan jempol jarinya menekan ke alat pemicu yang ada di tangannya, dan seketika itu juga sebuah ledakan yang sangat besar menghancurkan beberapa mobil yang melewati jalanan yang sudah di pasangkan dengan bom pengendali sejak awal.

    Beberapa mobil yang terkena ledakan hancur dan terbalik, terlihat asap pekat hitam dan api yang menyala di sepanjang jalan itu. Dengan cepat Scarlet memikul tas ranselnya dan memakai helm yang berada di atas motor besarnya. Dia dengan cepat menjalankan motornya menuju ke beberapa mobil yang sudah hampir terbakar.

    Suara mesin motor yang terdengar menyeruak di telinga membuat Scarlet semakin mantap mempercepat kendaraan yang di bawanya.

    Saat hampir mendekati tempat kejadian, dua orang lelaki keluar dengan keadaan yang terluka dari mobil yang terbalik di depannya.

    “Aku akan lihat bagaimana kalian bisa lolos dari peluruku,” ucap Scarlet datar.

    Scarlet melepaskan kedua tangannya yang memegang kemudi motor lalu mengambil kedua pistol yang di selipkan di samping pahanya. Dengan cepat dia mengarahkan kedua pistol yang di pegangnya ke arah ke dua lelaki itu dan menembakkan beberapa kali peluru ke tubuh dua orang yang di pikirnya adalah sang jenderal dan tahanan yang adalah orang terpenting bagi bos mafia.

    Kedua orang itu terjatuh tak sadarkan diri. Scarlet menyimpan kembali kedua pistol yang di pegangnya dan mengambil kembali ahli kemudinya, dia membelokkan motor yang di bawanya menjauh dari tempat kejadian itu.

    Sebuah ledakan besar terjadi seiring dengan menjauhnya Scarlet dari tempat itu. Asap tebal berwarna gelap membaur di udara, kepingan-kepingan mobil yang terlempar melayang di udara dan berjatuhan di sekitarnya sehingga membuat Scarlet berkali-kali harus menghindari kepingan-kepingan mobil itu.

    Saat merasa dirinya sudah jauh dari tempat itu, dia menghentikan motornya dan melihat ke belakang, ke arah tempat ledakan terjadi.

    “Hanya seperti itu saja? Ini sangat mudah, tidak menarik sama sekali,” ucap Scarlet memandang pemandangan yang membuatnya sedikit kecewa dengan misinya kali ini.

    Merasa semua misinya berhasil dengan mudah, Scarlet bahkan tidak menyangka kalau sebuah helikopter mendekatinya. 

    “Sayang sekali, kalian datang terlambat.”

    Belum sempat Scarlet menjalankan motornya, beberapa tembakan yang meleset di samping tubuhnya membuat dia terkejut. Dengan cepat dia menjalankan motornya menghindari peluru yang di tembakan ke arahnya dari helikopter yang mengejarnya di udara.

    Desingan peluru yang memburunya membuat Scarlet sedikit kesulitan harus mengendalikan motornya di medan yang sedikit berbatu dan berpasir itu. Sedikit saja salah mengendalikan motornya, tubuhnya bisa terlempar bersamaan dengan motornya.

    Sementara itu helikopter yang memburunya tidak pernah berhenti untuk membuatnya tertembak. Aksi kejar-kejaran itu tidak ada habisnya sehingga membuat Scarlet semakin kesal.

    Tiba-tiba satu peluru meluncur ke helm yang di pakainya, untung saja semua peralatan dan perlengkapan yang di pakainya adalah perlengkapan yang berkualitas. Peluru yang meluncur ke helm yang di pakainya terpantul, tapi suara bising yang menusuk di telinganya membuat pendengarannya terganggu. 

    “Cukup! Kalian memburuku seperti seekor hewan, baik ... akan kubuat kalian menyesal!” 

    Dengan kekesalannya Scarlet memutar balik motor yang di kendarainya mendekati helikopter yang mengejarnya dengan kecepatan penuh. Sambil menghindari peluru yang menembaknya, Scarlet mengambil satu kesempatan memindah posisinya di arah yang tidak terpantau peluru dari helikopter.

    Seorang lelaki yang duduk di ambang pintu helikopter dengan senjata mesin yang di pegangnya merasa kesulitan dengan posisi Scarlet yang sudah berada di belakang mereka. 

    Saat merasa berada pada posisi yang aman, dia menghentikan motornya dan mengambil pistol andalannya lalu mengarahkannya ke arah baling-baling helikopter. Scarlet fokus membidik dan menunggu saat yang tepat agar tembakannya tepat sasaran. Begitu mendapatkan bidikkan yang bagus dia menembakkan satu peluru ke arah baling-baling helikopter. Hanya dengan satu tembakkan yang tepat sasaran menghilangkan keseimbangan helikopter itu.

    Belum puas dengan kekesalannya, Scarlet menembak bagian mesin helikopternya berkali-kali dan mengakibatkan helikopter itu meledak di atas udara.

    Puing-puing yang hancur, melayang dan berjatuhan dari atas udara. Scarlet tersenyum penuh dengan kemenangan melihat hancurnya helikopter yang menyebabkan pendengarannya terganggu.

Related chapters

  • Scarlet   A pair of beautiful eyes

    Setelah menyelesaikan misinya, Scarlet kembali ke hotel. Telinganya yang sejak tadi berdengung membuatnya sulit mendengarkan suara-suara yang ada di sekitarnya. Bahkan dering panggilan masuk di Hpnya tidak di hiraukannya karena semakin lama telinganya merasakan kesakitan. Dia membasuh wajahnya di dalam kamar mandi dan membersihkan dirinya dari semua kotoran yang menempel pada tubuhnya. Kebiasaan yang sering di lakukan Scarlet saat menyelesaikan misinya adalah dengan merendam tubuhnya di dalam bathup sampai akhirnya dia tertidur sendiri. Belum lama dia tertidur, keringat mulai keluar dari pori-pori kulitnya. Mimpi yang membuatnya tersiksa setiap kali dia tertidur adalah kenyataan yang dia bawa sampai ke alam bawa sadarnya. Memimpikan bagaimana dia besarkan dan dilatih dengan cara yang kejam, memimpikan bagaimana dia membunuh sahabat yang tumbuh besar bersamanya. Begitu potongan-potongan mimpi itu menunjukkan Scarlet membunuh seora

    Last Updated : 2021-02-06
  • Scarlet   Be strong in order to get what you want

    Saat Scarlet hendak pergi dengan motornya, lelaki yang mengikutinya berlari dan menghadangnya dengan nafas yang tersengal-sengal. Ia bahkan tidak mempercayai apa yang dilihatnya. Bagaimana mungkin seorang wanita bisa mengalahakan semua pria itu. “No-nona, apa kau yang melakukan hal itu kepada mereka?” tanya lelaki itu keheranan. “Berhentilah mengikutiku jika kau tidak ingin menjadi salah satu dari mereka!” ucap Scarlet sambil memainkan gas motornya, memaksa lelaki itu untuk menghindar dari hadapannya. Scarlet pergi meninggalkan lelaki itu dengan motornya yang melaju. Di tengah keramaian kendaraan di jalanan, dia berhenti di tepi jalan jembatan gantung dan turun dari motornya sambil memperhatikan cahaya lampu dari bangunan-bangunan yang menjadi penerang di tengah gelapnya malam. Baru kali ini Scarlet menikmati gemerlap malam dengan santai tanpa misi-misi berdarah yang selama ini dia lakukan. “Hmm ....” Sc

    Last Updated : 2021-02-08
  • Scarlet   Hearing problems

    “Sudah aku katakan padamu, jangan lagi mengulangi kesalahan yang sama. Mematikan semua kontak dan radarmu setelah menyelesaikan misimu,” teriak seorang lelaki berwajah garang yang adalah bosnya sendiri saat Scarlet baru saja sampai ke markas mereka. Yah, bukannya di sambut dan di puji atas keberhasilannya menyelesaikan misinya, malah dimarahi karena tidak mengaktifkan alat pelacaknya. Saat ocehan kasar keluar dari mulut bosnya, telinga Scarlet berdengung sehingga membuatnya tidak bisa mendengarkan dengan jelas apa yang baru saja di katakannya. Namun dia tau kalau di setiap kesalahan yang dia lakukan selalu ada hukuman yang menantinya di dalam ruangan penyiksaan itu. “Baik bos, aku mengerti,” ucap Scarlet seolah tau apa yang di katakan bosnya. Scarlet segera pergi meninggalkan bosnya, mengacuhkan perkataan yang belum terselesaikan dari

    Last Updated : 2021-02-08
  • Scarlet   Party

    “Baiklah, aku mengerti,” ucap Scarlet singkat lalu segera meninggalkan wanita itu sendirian. Selama beberapa hari tidak sadarkan diri membuat tubuh Scarlet semakin berenergi. Dia berjalan memasuki ruangan bosnya untuk melaporkan kembali misinya, karena saat bosnya mengoceh, pendengarannya sedang terganggu. Jadi tidak ada satu pun perkataan bosnya bisa dia mengerti. Saat Scarlet masuk ke dalam ruangan itu, bosnya sudah menunggunya dengan duduk bersandar di sandaran kursi. “Kau sudah sadar?” “Terima kasih, Bos. Berkat bos aku masih baik-baik saja sampai sekarang,” ucap Scarlet menjatuhkan dirinya di sofa yang empuk. Ia menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, membunyikan tulang lehernya yang telah lama tertidur kaku di atas ranjang. “Sikap santaimu ini membuatku semakin kesal, Scar. Bagaimana kau bisa bersantai sedangkan aku yang kena imbasnya dari bos

    Last Updated : 2021-02-08
  • Scarlet   A pair of familiar eyes

    “Kartu undangan? ... oh, ada padaku.” Scarlet merogoh ke dalam tasnya, berharap kartu undangannya ada di dalam tas pestanya. Dan tentu saja seperti perkataan bosnya bahwa semua persiapannya sudah di siapkan. Scarlet mengeluarkan kartu undangan berwarna gold dan menyerahkannya kepada pengawal itu. “Silakan masuk, Mrs. Pattinson. Maaf atas ketidaknyamanannya.” Scarlet berjalan melewati pintu yang telah di bukakan oleh pengawal itu. Acara pesta yang luar biasa pengamanannya. Tentu saja hal itu harus di lakukan karena banyak orang-orang penting yang hadir di dalam sana. Suara alunan musik klasik terdengar di ruangan yang besar itu. Saat ia masuk, penerima tamu yang berdiri di samping pintu menyambutnya dengan sopan dan memberikan sebuah topeng untuk di gunakannya saat itu. Semua tamu yang ada di dalam sudah menggunakan topeng mereka masing-masing. Scarlet pun segera memakai topeng yang di berikan

    Last Updated : 2021-02-08
  • Scarlet   Get into a trap

    Dengan kekesalannya, Scarlet berjalan menuju toilet untuk menenangkan dirinya sebentar dan juga tentu saja untuk memasang alat pelacak yang telah di tempelkan di kerah kemeja Don Carlos. Ia mengeluarkan alat pendengar kecil dan memasangkannya di telinganya untuk mendengar apa yang dilakukan oleh Don Carlos. Tebakannya benar kalau Don Carlos pasti akan menemui Alexander untuk bernegosiasi lagi. Melalui alat pendengar itu Scarlet bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, dan sepertinya kedua lelaki itu sudah tidak berada di dalam ruangan yang bising dengan suara musik. Dari percakapan mereka Don Carlos menawarkan kebebasan anaknya untuk di tukarkan dengan kekayaan miliknya, tapi Alexander menolaknya dengan serius. Melalui perkataan Alexander yang terdengar sedikit samar-samar membuat Scarlet tertegun saat menyadari suara Alexander sedikit tak asing di telinganya. Dia segera keluar dari toilet dan mencari keberadaan Alexander yang sebenarnya. Scarlet be

    Last Updated : 2021-02-08
  • Scarlet   Action on the highway

    Scarlet terbatuk menahan sakit di tenggorokannya yang hampir patah akibat cengkeraman itu. Sementara lelaki yang di tusuknya tersandar di dinding kamar. Lelaki itu sekarat, ia menahan darah di perutnya yang masih mengalir begitu deras dan mencoba meraih pistol yang ada di lantai. Namun langkah Scarlet lebih cepat darinya, tangan lelaki itu di hentikan oleh injakkan kaki Scarlet yang kuat. Scarlet memungut pistolnya dan membidiknya tepat ke atas dahi lelaki yang sudah tidak berdaya di bawahnya. “Si-siapa kamu? Siapa yang menyuruhmu?” “Hmp ... apa hanya ini kemampuan dari seorang jenderal yang terkenal dengan kelicikannya?” “Ha ha ha ... apa seorang jenderal yang licik bisa dengan mudahnya di bunuh oleh gadis sepertimu?” “Apa lelaki yang bersamamu itu adalah Alexander?” “Meskipun kau tau, kau tidak akan bisa membunuhnya dengan mudah.”

    Last Updated : 2021-02-08
  • Scarlet   Nathania

    “Hmm ... agen C 17,” ucap Nathania tersenyum kecil melihat Scarlet. “Agen D 13, benarkan?” “Ya, kau benar,” jawabnya tertawa kecil. “Apa ada yang lucu?” “Tidak ada. Bagaimana dengan lelaki yang ada di dalam rumah itu? Apa kau membunuhnya?” “Aku tidak yakin kalau dia sudah mati, tapi beberapa tusukan dariku bisa membuat nyawanya berada di ujung tanduk. Kalau nasibnya beruntung mungkin saja dia koma beberapa bulan.” “Dia mungkin bisa menambah masalahmu jika masih hidup.” “Tidak apa-apa. Lebih banyak masalah lebih bagus.” “Scar, apa sekarang kita akan kembali ke markas?” “Kita? Apa maksudnya dengan kita?” tanya Scarlet melihatnya dengan wajah datar. “Scar, sejak aku menolongmu, kita sudah jadi partner,” jawab Nathania dengan wajah yang bingung bercampur kekesalan karena sikap Scarlet yang

    Last Updated : 2021-02-08

Latest chapter

  • Scarlet   Kiss

    “Em, Nona ... kau membawaku di hotel?” Scarlet tak punya pilihan lain selain menempatkan Richard di sampingnya dan membiarkan lelaki itu hidup sedikit lama agar bisa mendapatkan apa yang dia inginkan. Apalagi berita tentang masalah yang dia sebabkan di penjara Colorida sudah tersebar di seluruh media masa. Ia terpaksa harus ekstra hati-hati dalam menunjukkan dirinya di depan publik jangan sampai dikenali oleh orang lain. Ia melepaskan borgol di pergelangan tangannya dan mengaitkannya di tiang besi ranjang, membiarkan Richard duduk di atas ranjang dengan nyaman. “Hubungi Don Carlos dan minta dia menemuiku sendirian,” ucapnya melirik ke arah telepon yang terletak di atas meja kecil yang tak jauh dari Richard. “Apa kau tak takut Don Carlos akan menemukan lokasi kita berdua.” “Aku hanya ingin dia tau kalau kau masih hidup dan bersama dengan or

  • Scarlet   The temptation of Richard

    “Jangan bercanda! Tembak mereka,” teriak Scarlet dengan suara lantang. Richard segera mengambil pistol yang berada di samping paha Scarlet dan mulai menembak mobil di belakang mereka. Namun tak ada satupun mobil yang terhalang karena tembakannya selalu meleset saat Scarlet membelokkan motornya untuk menghindari hujan peluru dari belakang. Merasa kesal dengan kemampuan menembak Richard, Scarlet memerintahkan Richard untuk memegang kemudi motor dari belakang. “Apa yang akan kau lakukan?” tanya Richard yang bingung dengan posisi mereka saat itu. “Berikan pistolnya padaku dan bawa motornya,” ucap Scarlet mengambil pistolnya. Richard dengan cepat membungkukkan badannya ke samping untuk meraih pegangan setir motor yang ada di depan. Sedangkan Scarlet yang telah melepaskan tangannya dari setir m

  • Scarlet   Failed assassination mission

    Di dalam tong sampah Scarlet mulai merasakan kalau tong yang ia masuki sedang bergerak. Seorang petugas kebersihan mulai mendorong tong sampah yang di masuki Scarlet dan membawanya ke bagian belakang dapur untuk membuang semua sampah ke saluran pembuangan. Saat petugas sampah membuka penutup tong, Scarlet dengan cepat berdiri sehingga membuat petugas kebersihan itu terkejut. Ia memegang kepalanya dan memutar dengan kuat sehingga petugas tersebut segera meninggal. Scarlet keluar dari dalam tong itu dan membersihkan kotoran yang menempel di pakaiannya. Ia mengangkat petugas kebersihan itu dan melemparkannya ke dalam saluran pembuangan sampah agar tidak diketahui orang lain. Di atas dinding terdapat sebuah lorong kecil tempat saluran udara yang menghubungkan ke beberapa ruangan di dalam penjara itu. Ia mendorong tong sampah yang ada di sampingnya dan menaikinya. Melalui saluran udara itu Scarlet masuk dan merayap di dala

  • Scarlet   Prison on an arid mountain Colorida

    Ia berjalan kembali ke dapur menemui Nathania dan membereskan piring makanannya. Scarlet menariknya keluar dari rumahnya dan mengunci pintu rumahnya. Ia keluar dari bagasi di samping rumahnya dengan motor hitam besarnya. Ia keluar dari halaman rumahnya diikuti dengan Nathania yang membawa mobilnya dari belakang. Scarlet dengan cepat membawa motornya, menyelip di antara mobil-mobil yang berada di jalanan. Ia berusaha menjauhi mobil Nathania agar tidak sampai bersamaan dengannya di depan gedung besar yang merupakan samaran dari markas mereka. Namun keahliannya Nathania dalam membawa mobil dan mengetahui jalur-jalur jalan membuatnya bisa mengejar motor Scarlet. Keduanya sampai di depan gedung besar secara bersamaan. Scarlet mengacuhkannya dan berjalan memasuki gedung itu sampai menuju ke dalam markas mereka. Saat mereka berdua masuk, bos sudah menunggu kedatangan mereka dengan wajahnya yang datar. “Scar ... apa kau sudah menem

  • Scarlet   Memories from the past that gripped

    “Warnanya adalah warna favoritku. Ukurannya juga sangat cocok di badanku.” Scarlet menghentikan langkahnya saat mendengar ucapan dari Nathania. Dia terpaku, ekspresinya yang tadi dingin berubah menjadi murung. “Aku ingin sekali memenuhi seluruh lemari pakaianku dengan warna biru ini,” ucapnya lagi melihat ke arah Scarlet. Ada penyesalan terlihat dari ekspresi wajah Scarlet. Ia membalikkan badannya dan berjalan meninggalkan Nathania tanpa berargumen lagi. Niatnya yang tadinya ingin menghajar Nathania malah berubah saat mendengar perkataan Nathania. Setiap perkataan yang di lontarkan Nathania serasa tak asing di telinganya. Sebuah ingatan dari masa lalu yang membuatnya merasakan sesuatu yang menyayat hatinya sehingga ia memilih untuk pergi meninggalkan wanita yang baru ia kenal itu. Scarlet berdiri di samping jendela kaca, sorot matanya yang kosong membayangkan kembali setiap ingatan-in

  • Scarlet   Nathania

    “Hmm ... agen C 17,” ucap Nathania tersenyum kecil melihat Scarlet. “Agen D 13, benarkan?” “Ya, kau benar,” jawabnya tertawa kecil. “Apa ada yang lucu?” “Tidak ada. Bagaimana dengan lelaki yang ada di dalam rumah itu? Apa kau membunuhnya?” “Aku tidak yakin kalau dia sudah mati, tapi beberapa tusukan dariku bisa membuat nyawanya berada di ujung tanduk. Kalau nasibnya beruntung mungkin saja dia koma beberapa bulan.” “Dia mungkin bisa menambah masalahmu jika masih hidup.” “Tidak apa-apa. Lebih banyak masalah lebih bagus.” “Scar, apa sekarang kita akan kembali ke markas?” “Kita? Apa maksudnya dengan kita?” tanya Scarlet melihatnya dengan wajah datar. “Scar, sejak aku menolongmu, kita sudah jadi partner,” jawab Nathania dengan wajah yang bingung bercampur kekesalan karena sikap Scarlet yang

  • Scarlet   Action on the highway

    Scarlet terbatuk menahan sakit di tenggorokannya yang hampir patah akibat cengkeraman itu. Sementara lelaki yang di tusuknya tersandar di dinding kamar. Lelaki itu sekarat, ia menahan darah di perutnya yang masih mengalir begitu deras dan mencoba meraih pistol yang ada di lantai. Namun langkah Scarlet lebih cepat darinya, tangan lelaki itu di hentikan oleh injakkan kaki Scarlet yang kuat. Scarlet memungut pistolnya dan membidiknya tepat ke atas dahi lelaki yang sudah tidak berdaya di bawahnya. “Si-siapa kamu? Siapa yang menyuruhmu?” “Hmp ... apa hanya ini kemampuan dari seorang jenderal yang terkenal dengan kelicikannya?” “Ha ha ha ... apa seorang jenderal yang licik bisa dengan mudahnya di bunuh oleh gadis sepertimu?” “Apa lelaki yang bersamamu itu adalah Alexander?” “Meskipun kau tau, kau tidak akan bisa membunuhnya dengan mudah.”

  • Scarlet   Get into a trap

    Dengan kekesalannya, Scarlet berjalan menuju toilet untuk menenangkan dirinya sebentar dan juga tentu saja untuk memasang alat pelacak yang telah di tempelkan di kerah kemeja Don Carlos. Ia mengeluarkan alat pendengar kecil dan memasangkannya di telinganya untuk mendengar apa yang dilakukan oleh Don Carlos. Tebakannya benar kalau Don Carlos pasti akan menemui Alexander untuk bernegosiasi lagi. Melalui alat pendengar itu Scarlet bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, dan sepertinya kedua lelaki itu sudah tidak berada di dalam ruangan yang bising dengan suara musik. Dari percakapan mereka Don Carlos menawarkan kebebasan anaknya untuk di tukarkan dengan kekayaan miliknya, tapi Alexander menolaknya dengan serius. Melalui perkataan Alexander yang terdengar sedikit samar-samar membuat Scarlet tertegun saat menyadari suara Alexander sedikit tak asing di telinganya. Dia segera keluar dari toilet dan mencari keberadaan Alexander yang sebenarnya. Scarlet be

  • Scarlet   A pair of familiar eyes

    “Kartu undangan? ... oh, ada padaku.” Scarlet merogoh ke dalam tasnya, berharap kartu undangannya ada di dalam tas pestanya. Dan tentu saja seperti perkataan bosnya bahwa semua persiapannya sudah di siapkan. Scarlet mengeluarkan kartu undangan berwarna gold dan menyerahkannya kepada pengawal itu. “Silakan masuk, Mrs. Pattinson. Maaf atas ketidaknyamanannya.” Scarlet berjalan melewati pintu yang telah di bukakan oleh pengawal itu. Acara pesta yang luar biasa pengamanannya. Tentu saja hal itu harus di lakukan karena banyak orang-orang penting yang hadir di dalam sana. Suara alunan musik klasik terdengar di ruangan yang besar itu. Saat ia masuk, penerima tamu yang berdiri di samping pintu menyambutnya dengan sopan dan memberikan sebuah topeng untuk di gunakannya saat itu. Semua tamu yang ada di dalam sudah menggunakan topeng mereka masing-masing. Scarlet pun segera memakai topeng yang di berikan

DMCA.com Protection Status