“Kamera, rolling, action!” ucap seorang sutradara muda bernama Michael mengarahkan sepasang pria dan wanita yang akan beradu akting.
Seluruh kamera sudah tertuju pada pasangan itu. Lampu telah siap menyoroti mereka, dan orang orang yang menonton pun terlihat sangat antusias menyaksikan proses syuting web series itu.
Adegan hari ini berada di dalam sebuah perpustakaan di sebuah kampus kecil di kota London. William Vinclet, nama dari aktor utama yang membintangi web series kali ini.
Saat ini William sedang berakting duduk sambil membaca buku di sebuah meja yang ada di dalam perpustakaan. Di samping pria itu, terdapat rak buku yang berjejer rapi. Dan tepat di sela sela buku yang tersusun di dalam rak itu, seorang gadis tengah mengintip kegiatan William. Gadis manis dengan kuncir dua dan kacamata itu terlihat sangat terpesona dengan ketampanan William, kedua pipinya bersemu merah, matanya membulat memperhatikan gerak gerik William.
Sadar ada yang memperhatikan, William menghentikan kegiatannya, lalu akhirnya berjalan perlahan menuju rak buku. Ia mengecek semuanya satu persatu, hingga akhirnya langkahnya terhenti tepat di rak ketiga. Ia melihat gadis berkacamata yang tadi tengah memperhatikannya. Karena penasaran dengan wanita itu, William berjalan mendekat perlahan, namun gadis itu segera berlari menjauh. Tanpa berkata sepatah katapun, ia meninggalkan William yang nampak kebingungan.
"CUT! Bagus Eliana, pertahankan aktingmu. Kita lanjut lagi setelah makan siang,” ucap sang sutradara mengakhiri adegan itu. Gadis berkacamata itu diperankan oleh aktris pendatang baru bernama Eliana Clark.
Akhirnya beberapa orang yang menonton memilih membubarkan diri untuk makan siang, dan juga sebagian staff sudah meninggalkan lokasi syuting untuk beristirahat. Sedangkan, William memilih kembali ke ruang ganti yang berada tepat di samping perpustakaan dengan diikuti oleh asistennya yang bernama Christy.
Sesampainya di ruang ganti, ternyata Eliana sudah berada di sana. Gadis bersurai coklat itu sedang duduk menatap cermin besar dihadapannya. Kemudian, William menghampiri Eliana dan duduk disebelahnya. Christy dengan sigap mengelap wajah William yang berkeringat menggunakan tissue. Lalu Christy memberi sebotol air pada William. William meraihnya dengan senang hati.
“Kau ingin makan apa siang ini, Will?” tanya Christy.
“Aku ingin pizza, tanpa keju, Chris,” jawab William, Christy mengangguk dan berjalan meninggalkan mereka. Pandangan William kini beralih ke arah Eliana yang sedang menyandarkan tubuhnya di kursi.
“Aktingmu sudah banyak kemajuan, El.”
Eliana yang mendengar ucapan William, melirik sekilas pada pria berambut hitam legam itu sebelum akhirnya kembali menatap pantulan bayangannya di cermin.
“Ya, ini semua karenamu. Terima kasih karena sudah memberiku arahan yang baik, Will."
“Tidak masalah. Oh ya, di mana Joe? Bukankah setelah ini ada adeganmu bersamanya?” tanya William yang memang sedari tadi tidak melihat Joe menampakkan batang hidungnya.
“Ia sedang dalam perjalanan menuju kesini.”
“Eliana, bagaimana kalau nanti malam kita berlatih? Aku hanya ingin membangun chemistry denganmu,” ajak William, Eliana nampak berpikir. Namun sepertinya Eliana sudah memiliki janji dengan Joe, kekasihnya.
“Entahlah, Joe mungkin akan mengajakku makan bersama malam ini. Kami sudah lama tidak memiliki quality time berdua,” jawab Eliana. Yang ditanggapi anggukan dari William. Lalu William beralih mengambil ponselnya yang ada di saku celana jeansnya. Karena Angela tiba-tiba menghubunginya. William akhirnya meninggalkan ruangan itu untuk menerima panggilan dari Angela, sang kekasih.
"Ya, baby?" sahut William ketika mendengar suara Angela dibalik telepon.
"Kapan kau selesai syuting? Aku ingin berbicara denganmu." Suara Angela terdengar parau. William berpikir pasti gara-gara Alice lagi. Angela selalu bercerita mengenai masalahnya dengan Kakaknya itu pada William. Dan William hapal betul jika Angela sudah terdengar seperti ini, tak lain adalah karena Alice.
"Sore nanti sepertinya sudah selesai, apa yang terjadi padamu?"
"Aku baru saja menonton acara streaming yang dilakukan Alice. Dia menjawab pertanyaan penggemar mengenai status dalam keluarganya. Dan kau tahu apa yang ia jawab, Will?"
"Apa?" sahut William penasaran.
William mendengar Angela terisak. "Ia mengatakan kalau ia anak tunggal dalam keluarganya, hiks ..."
William tertegun mendengar perkataan Angela. Bagaimanapun William begitu mengerti kondisi Alice sebagai penyanyi sekaligus Kakak dari kekasihnya itu.
"Tenanglah Angela, Alice mengatakan itu bukan tanpa alasan. Ia seorang penyanyi terkenal, akan sangat merepotkan jika penggemarnya mengetahui kalau kau adalah adik kandungnya," jawab William berusaha menenangkan Angela.
Angela terdiam, namun sedetik kemudian ia menyahut. "Aku mengerti itu, Will. Entah mengapa aku merasa sakit mendengarnya."
"Sudah tidak perlu sedih, Angela. Ia akan tetap menjadi Kakakmu tanpa harus seluruh dunia mengetahuinya."
Perkataan William sungguh membuat hati Angela tenang. Ia sangat bersyukur memiliki kekasih seperti William yang selalu membuatnya bisa melupakan setiap masalah dalam hidupnya.
Tak lama kemudian, Joe datang bersama asisten pribadinya. Ia berjalan melewati William yang sedang menelepon Angela. Joe menyapa William, namun William dengan sengaja mengabaikannya. Hal itu menimbulkan tanda tanya di kepala Joe.
Setelah itu, Joe memasuki ruang ganti dan melihat Eliana yang sedang makan siang. Ia menghampiri kekasihnya itu dan mengambil kursi untuk duduk di depannya.
"Maaf aku baru datang, El."
"Tidak apa-apa Joe. Lagipula adeganmu setelah makan siang." Eliana menjawab sambil melahap sandwich tuna kesukaannya. Joe mengambil tisu dari meja dan mengelap bibir kekasihnya yang belepotan saus itu.
"Makan yang benar, baby. Hari ini mungkin aku mengelapnya dengan tisu. Tapi selanjutnya aku akan mengelapnya dengan bibirku."
Ucapan Joe membuat Eliana tersedak, dengan cepat Joe memberikan minum pada Eliana sambil terkekeh melihat ekspresinya yang menggemaskan.
"Jangan macam macam padaku, Joevanka Kent!"
"Baiklah yang mulia Eliana Clark," sahut Joe masih terkekeh geli.
***
Setelah makan siang, Sherly yang merupakan penulis naskah ingin berbicara dengan para pemain. Sherly akan membicarakan mengenai perubahan adegan dalam web series.
Saat ini seluruh pemain sudah berada di dalam ruangan sutradara. Setelah melihat seluruh pemain sudah lengkap, wanita berkacamata kotak itu pun memulai pembicaraan.
“Aku meminta kalian berkumpul di sini karena ada sedikit perubahan adegan dalam film ini. Aku sudah membicarakan ini dengan sutradara, dan ia setuju. Kami akan menampilkan adegan ranjang dalam web series kali ini, ini sengaja dilakukan untuk menarik minat penonton. Apalagi ini akan menjadi web series dewasa pertama yang diperankan oleh William, penonton pasti akan sangat tertarik dengan web series kita kali ini,” ucap Sherly.
"Apa?! Adegan ranjang?!" teriak Eliana dan William hampir bersamaan. Mereka saling bertatapan satu sama lain. Terkejut, itulah yang mereka rasakan saat ini.
Seketika terdengar riuh di dalam ruangan itu yang berasal dari para pemain web series. Pikiran mereka mulai terbayang adegan ranjang seorang William Vinclet dengan Eliana Clark. Web series kali ini pasti akan sukses besar dibanding yang sebelumnya.
Sanggupkah Eliana dan William melakukan adegan ranjang di depan kamera?
Eliana menatap Joe yang duduk tepat di sampingnya. Ia merasa takut jika harus melakukan adegan ranjang bersama William yang merupakan pemeran utama pria. Selain karena ia memang belum pernah melakukan adegan itu, Ia juga takut akan menyakiti hati Joe. Meski begitu, Eliana tahu jika ia harus profesional dalam bekerja. “M ... Maksudmu, adegan ranjang sungguhan, Sherly?!” tanya Eliana polos. Sherly dan pemain lainnya terkekeh mendengar pertanyaan Eliana yang polos, “Tentu saja tidak, Eliana. Kalian hanya berpura pura saja, kami tidak akan menampilkan adegan ranjang secara eksplisit. Karena target penonton kami adalah remaja,” jelas Sherly. Eliana menghela napas lega, ia bersyukur karena tidak akan menampilkan adegan ranjang sungguhan. Itu artinya ia takkan melukai perasaan Joe, walaupun Joe pasti bisa bersikap profesional. Karena itu hanyalah sebuah akting belaka. Akhirn
Tanpa dikomando, William langsung menerobos masuk ke dalam rumah Eliana. Karena memang unit milik William berada tepat di samping Eliana. William memang sudah biasa keluar masuk rumah Eliana. Bisa di bilang mereka sudah cukup dekat. William lalu duduk di sofa yang berada di ruang tengah, sementara Eliana hanya menatap William kesal. “Ck! Seorang William Vinclet ternyata orang yang tidak punya sopan santun, ya!” cibir Eliana. William hanya tersenyum lebar sambil memamerkan gigi giginya yang putih. “Kita sudah berteman selama lebih dari satu tahun, kau tidak perlu berlagak seperti orang asing, El.” “Jika bukan karena kau yang membuka jalanku menjadi seorang aktris, akan kulaporkan kau karena telah menerobos rumahku tanpa ijin!” Eliana mendengus kesal, ia menjatuhkan dirinya di atas sofa tepat di samping William duduk. Sementara mata William mengikuti g
Eliana membeku membaca isi artikel itu. Ia begitu syok membaca berita tak benar mengenai dirinya itu. Tring! Tring! Tring! Tiba tiba saja ponsel Eliana dipenuhi notifikasi dari sosial media miliknya. Ternyata ratusan orang menghujami direct message dan kolom komentar miliknya. Eliana membuka notifikasi itu dan seketika darahnya mendidih membaca komentar komentar jahat itu. ‘Apa kau benar sedang berkencan dengan William Vinclet?’ ‘Eliana Clark, sebaiknya kau jangan macam macam dengan William. Atau kami akan membuat hidupmu tidak tenang!’ ‘Jangan ambil William kami! Dasar wanita murahan! Tak punya harga diri!’ ‘Lihat wajahnya! yang seperti itu sangat tidak cocok dengan William kami!’ ‘Tidak mungkinkan William berkencan dengan Tante T
Karena ponselnya yang sedari tadi berdering, ternyata manajernyalah yang meneleponnya. Joe tak menjawab panggilan itu . Dan kembali memperhatikan apa yang dilakukan oleh William. Joe berdecih melihat kelakuan temannya itu. Joe memang sudah hapal betul dengan tingkah William yang sering berkencan dengan beberapa teman artisnya. Tentu saja karena William tampan dan kaya raya. Semua wanita pasti akan takluk dengan ketampanan William yang sungguh di atas rata rata. “Cih, anak itu selalu saja berbuat ulah!” gumam Joe kesal dengan kelakuan William, apalagi kali ini kekasihnya sedang terlibat rumor tidak jelas dengan pria itu.*** Hari ini pihak agency melakukan klarifikasi mengenai rumor yang beredar. Hal ini membuat seluruh media semakin heboh. Tentu saja karena kedua agency mengiyakan rumor tersebut. "Ya, dalam video itu memang benar adalah kedua artis kami,"
Pagi ini seluruh media kembali dihebohkan dengan berita skandal video syur yang diduga adalah William Vinclet dan Eliana Clark. Seluruh media sosial William dan Eliana sudah dibanjiri oleh para netizen yang meminta klarifikasi dari William dan Eliana. Sosial media agency keduanya pun tak luput dari serbuan netizen yang mencari berita kebenarannya. Karena jika memang video itu benar adalah mereka berdua, maka tamatlah riwayat keduanya. Eliana yang syok dengan berita ini hanya bisa mengurung dirinya di kamar. Jujur saja, ia benar benar tak habis pikir dengan berita bodoh semacam itu lagi. Eliana dan William tak pernah melakukan seperti apa yang ada di dalam video itu apalagi sampai memvideokannya. Itu sama saja dengan melanggar kontrak yang telah Eliana tanda tangani. Dan itu artinya karirnya bisa saja hancur dan agency akan langsung memecatnya bahkan ia harus membayar denda karena telah melanggar kontrak tersebut.
William menatap Hans serius, lalu berkata, “Maafkan aku Hans! lain kali aku akan hati hati." “Bukan berhati hati! Kau seharusnya menghentikan kebiasaanmu itu! Kau selalu saja bermain dengan para wanita! Cepat atau lambat karirmu akan hancur, Will!” Hans nampak tidak puas mendengar jawaban William. Ia meneguk kopi di tangannya dengan kasar. Melihat Hans yang mulai kesal, William memilih tak menggubris perkataan pria berkacamata bulat itu, dan ia memilih pergi meninggalkannya. Sementara Hans hanya bisa mendengus kesal dengan perilaku artisnya itu. Tiba tiba Ia teringat pada kejadian sepuluh tahun yang lalu. Ketika William baru saja debut menjadi aktor dan Hans ditugaskan untuk menjadi manajernya. "Hansel Scott, kau akan menjadi manajer dari William Vinclet!" ucap Smith kala itu. Saat itu Hans baru bekerja selama dua bulan sebagai kepala divisi Marketing. Pria berusia 30 tahun itu
Joe mematung begitu melihat layar laptop yang tengah menampilkan sebuah video yang memutar Eliana. Video itu memutar video syur Eliana dan William yang sedang ramai dibicarakan. Baru saja Joe ingin mengutak atik video itu, seseorang menginterupsinya dari belakang. "Siapa kau?!" Suara berat seorang pria menggema di dalam ruangan itu. Joe menoleh ke arah sumber suara, ia melihat sesosok pria berkacamata kotak dan berambut keriting berdiri dengan menatapnya tajam. Joe menebak itu adalah Benedict, adik Jenny. Belum sempat Joe berkata-kata, pria itu sudah meneriakinya lagi. "Menjauh dari sana!" Benedict berjalan cepat ke arah meja belajarnya dan menutup layar laptopnya keras. Ia mendorong Joe dengan kasar, hingga membuatnya tersungkur ke lantai. "Brengsek! Bisakah kau sedikit tenang?! Kita bisa membicarakan ini baik baik!" Joe berusaha menahan emosinya, tangannya mengepal kuat-kuat. Jika buka
William bergegas menuju tempat duduknya. Ia melihat dua buah gelas, namun salah satunya telah kosong. Dengan cepat ia meneguk gelas yang masih berisi minuman itu. Rasa asam dan manis ia rasakan pada indera pengecapnya. "Dia salah minum milikku!" gumam William. Ia dapat dengan mudah membedakan antara minuman beralkohol dan bukan. Akhirnya William kembali ke lantai dansa, dan mendapati Eliana sedang bersama beberapa pria. Eliana yang polos seketika berubah menjadi liar. Eliana tanpa risih menari bersama para pria itu. William hanya memperhatikan dari jauh, matanya tertuju pada sesosok pria yang dikenalnya. Tiba tiba, pria itu merangkul pundak Eliana yang terkespos. Karena mantel bulu tebalnya ia tinggalkan di kursi, dan Eliana hanya mengenakan sebuah dress selutut berwarna hitam. Eliana tampak tidak menyukai hal itu, dengan kasar ia melepas tangan pria lancang tersebut. "Lepas!"
Mobil yang dikendarai Eliana bertabrakan dengan mobil yang berlawanan arah dengannya. Tubuh Eliana terbentur dashboard mobil dengan keras. Ia kehilangan kesadarannya karena terlalu banyak kehilangan darah.Begitu pula dengan pengemudi mobil yang terlibat kecelakaan dengan Eliana. Jika saja ia tak membanting stir. Kecelakaan yang dialami Eliana pasti lebih parah dari ini. Pria itu keluar dari mobil dengan kepala bercucuran darah.Dengan tertatih, ia berjalan menghampiri mobil Eliana yang rusak parah. Dan seketika ia terkejut kala melihat Eliana yang sudah tak sadarkan diri.“Eliana?” pekik pria berambut coklat yang sepertinya mengenal gadis itu.Tak berapa lama, orang-orang yang melintas langsung menolong mereka dan segera melarikannya ke Rumah Sakit terdekat.***William dan Joe yang mendengar kabar kecelakaan Eliana segera menuju ke Rumah Sakit. Mereka sangat khawatir dengan kondisi Eliana. Mereka bahkan tak menghirauka
Eliana terkejut bukan main ketika mendengar penawaran dari Angela. Netranya menatap gadis dengan rambut blonde itu lekat-lekat. Sungguh, ia sama sekali tak menyangka bahwa kata-kata seperti itu akan meluncur dari bibir Angela, temannya sendiri.“K-kau bicara apa Angela? Jangan bercanda!” tukas Eliana.Angela berdecih mendengar perkataan Eliana. “Apa aku terlihat seperti sedang bercanda, El?”Eliana terdiam.“Walaupun kau temanku, aku tidak akan tinggal diam jika sesuatu yang telah menjadi milikku terancam direbut orang lain. Kau tahu, aku orang yang ambisius, kan?” ujar Angela.Perkataan Angela barusan sukses membuat Eliana terdiam.“Baiklah, jika kau tak ingin menjawab sekarang. Kau bisa menghubungiku jika berminat. Kau tahu nomor teleponku, kan?” Angela bangkit dari duduknya dan berjalan pergi meninggalkan gadis berambut coklat itu."Tunggu, Angela. Kau mungkin telah salah pah
Hingga tanpa sadar Joe memperdalam ciumannya pada gadis itu. Dan terjadilah hal yang seharusnya tidak mereka lakukan.***Joe terbangun dari tidurnya kala mendengar ponselnya berdering. Kepalanya masih terasa berputar-putar. Ia memperhatikan sekelilingnya yang tampak asing. Ini bukanlah kamarnya atau pun kamar Eliana.Karena terlalu syok, ia sampai mengabaikan ponselnya yang terus berdering sedari tadi.“Kau sudah bangun?” Suara seorang gadis yang baru saja keluar dari toilet. Gadis itu hanya memakai piyama mandinya.“A-apa yang kita lakukan semalam?!” tanyanya terkejut bercampur bingung.Jenny menghampiri Joe dan duduk didekatnya. Ia mengamati tiap senti dari wajah pria tampan di sampingnya itu.“Kau sungguh tidak ingat?!” Jari jemari Jenny mengelus wajah Joe secara perlahan, hingga membuat pria itu merinding seketika.Joe menggeleng sambil beringsut dari tempatnya berbaring, berusaha agar s
Baru saja bibir mereka akan bersentuhan, Eliana tiba-tiba membuka matanya. Ia terkejut ketika melihat William berada di depan wajahnya, sangat dekat. Refleks Eliana mendorong tubuh William dan menjauh darinya. “A-apa yang kau lakukan?!” Eliana ketakutan melihat William. William tersenyum tipis dan malah semakin mendekatkan wajahnya ke Eliana, bahkan ia naik ke atas ranjang Eliana. Ia menatap Eliana dalam, pandangannya begitu menghangatkan. Eliana berusaha menahan degup jantungnya yang bergemuruh. Nafasnya tercekat ketika wajah William hanya tinggal berjarak beberapa centi lagi dari wajahnya. “Mau dilanjutkan?” bisik William dengan suara berat yang terdengar seksi. Mendengar hal itu membuat tubuh Eliana merinding seketika. Entah mengapa tubuhnya seperti membeku, tak bisa berkutik dihadapan pria seperti vampire ini. “W-Will, j-jangan macam-macam.” Eli
"Angela!” ucap William terkejut melihat Angela. William nampak panik, karena memang sedang ada Eliana di dalam rumahnya. Dan William tahu betul jika Angela pasti tak akan menyukainya. Angela langsung menerobos masuk dan memeluk kekasihnya itu. “Kenapa kau tak mengabariku jika ingin kesini?” tanya William. Angela tak menjawab karena ia menangkap sosok Eliana di meja makan William tengah menyantap sandwich. Angela melirik tajam ke arah William sebelum akhirnya menghampiri Eliana yang sama terkejutnya. “Hai, Eliana.” “A-Angela! A-aku bisa jelaskan ini.” Eliana nampak kikuk, namun Angela dengan santai duduk dihadapannya. Dan meneguk gelas yang berisi air yang ada di atas meja. “It’s okay, Eliana. William pasti butuh bersenang-senang juga,” ucap Angela datar.
William bergegas menuju tempat duduknya. Ia melihat dua buah gelas, namun salah satunya telah kosong. Dengan cepat ia meneguk gelas yang masih berisi minuman itu. Rasa asam dan manis ia rasakan pada indera pengecapnya. "Dia salah minum milikku!" gumam William. Ia dapat dengan mudah membedakan antara minuman beralkohol dan bukan. Akhirnya William kembali ke lantai dansa, dan mendapati Eliana sedang bersama beberapa pria. Eliana yang polos seketika berubah menjadi liar. Eliana tanpa risih menari bersama para pria itu. William hanya memperhatikan dari jauh, matanya tertuju pada sesosok pria yang dikenalnya. Tiba tiba, pria itu merangkul pundak Eliana yang terkespos. Karena mantel bulu tebalnya ia tinggalkan di kursi, dan Eliana hanya mengenakan sebuah dress selutut berwarna hitam. Eliana tampak tidak menyukai hal itu, dengan kasar ia melepas tangan pria lancang tersebut. "Lepas!"
Joe mematung begitu melihat layar laptop yang tengah menampilkan sebuah video yang memutar Eliana. Video itu memutar video syur Eliana dan William yang sedang ramai dibicarakan. Baru saja Joe ingin mengutak atik video itu, seseorang menginterupsinya dari belakang. "Siapa kau?!" Suara berat seorang pria menggema di dalam ruangan itu. Joe menoleh ke arah sumber suara, ia melihat sesosok pria berkacamata kotak dan berambut keriting berdiri dengan menatapnya tajam. Joe menebak itu adalah Benedict, adik Jenny. Belum sempat Joe berkata-kata, pria itu sudah meneriakinya lagi. "Menjauh dari sana!" Benedict berjalan cepat ke arah meja belajarnya dan menutup layar laptopnya keras. Ia mendorong Joe dengan kasar, hingga membuatnya tersungkur ke lantai. "Brengsek! Bisakah kau sedikit tenang?! Kita bisa membicarakan ini baik baik!" Joe berusaha menahan emosinya, tangannya mengepal kuat-kuat. Jika buka
William menatap Hans serius, lalu berkata, “Maafkan aku Hans! lain kali aku akan hati hati." “Bukan berhati hati! Kau seharusnya menghentikan kebiasaanmu itu! Kau selalu saja bermain dengan para wanita! Cepat atau lambat karirmu akan hancur, Will!” Hans nampak tidak puas mendengar jawaban William. Ia meneguk kopi di tangannya dengan kasar. Melihat Hans yang mulai kesal, William memilih tak menggubris perkataan pria berkacamata bulat itu, dan ia memilih pergi meninggalkannya. Sementara Hans hanya bisa mendengus kesal dengan perilaku artisnya itu. Tiba tiba Ia teringat pada kejadian sepuluh tahun yang lalu. Ketika William baru saja debut menjadi aktor dan Hans ditugaskan untuk menjadi manajernya. "Hansel Scott, kau akan menjadi manajer dari William Vinclet!" ucap Smith kala itu. Saat itu Hans baru bekerja selama dua bulan sebagai kepala divisi Marketing. Pria berusia 30 tahun itu
Pagi ini seluruh media kembali dihebohkan dengan berita skandal video syur yang diduga adalah William Vinclet dan Eliana Clark. Seluruh media sosial William dan Eliana sudah dibanjiri oleh para netizen yang meminta klarifikasi dari William dan Eliana. Sosial media agency keduanya pun tak luput dari serbuan netizen yang mencari berita kebenarannya. Karena jika memang video itu benar adalah mereka berdua, maka tamatlah riwayat keduanya. Eliana yang syok dengan berita ini hanya bisa mengurung dirinya di kamar. Jujur saja, ia benar benar tak habis pikir dengan berita bodoh semacam itu lagi. Eliana dan William tak pernah melakukan seperti apa yang ada di dalam video itu apalagi sampai memvideokannya. Itu sama saja dengan melanggar kontrak yang telah Eliana tanda tangani. Dan itu artinya karirnya bisa saja hancur dan agency akan langsung memecatnya bahkan ia harus membayar denda karena telah melanggar kontrak tersebut.