Tanpa dikomando, William langsung menerobos masuk ke dalam rumah Eliana. Karena memang unit milik William berada tepat di samping Eliana. William memang sudah biasa keluar masuk rumah Eliana. Bisa di bilang mereka sudah cukup dekat.
William lalu duduk di sofa yang berada di ruang tengah, sementara Eliana hanya menatap William kesal.
“Ck! Seorang William Vinclet ternyata orang yang tidak punya sopan santun, ya!” cibir Eliana. William hanya tersenyum lebar sambil memamerkan gigi giginya yang putih.
“Kita sudah berteman selama lebih dari satu tahun, kau tidak perlu berlagak seperti orang asing, El.”
“Jika bukan karena kau yang membuka jalanku menjadi seorang aktris, akan kulaporkan kau karena telah menerobos rumahku tanpa ijin!” Eliana mendengus kesal, ia menjatuhkan dirinya di atas sofa tepat di samping William duduk. Sementara mata William mengikuti gerak tubuh Eliana.
William dan Eliana memang sudah berteman sejak Eliana pindah ke appartment ini, tepatnya setelah Eliana debut sebagai model. William jugalah yang meminta sutradara untuk merekrut Eliana dalam web series ini. Menurut William, Eliana memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi seorang aktris terkenal.
“Kau tidak keluar bersama Joe?” tanya William yang tengah melihat lihat lemari es Eliana untuk sekedar mencari Snack atau bir.
“Dia sedang ada urusan!” Eliana menyilangkan kakinya hingga kaki jenjangnya yang hanya mengenakan hotpants itu terekspose.
“Ah, kau hanya punya ini disini?” tanya William yang tidak menemukan benda yang ia cari di dalam lemari es Eliana, William hanya menemukan beberapa buah es krim dan strawberry di dalamnya.
“Kau pikir aku ada waktu untuk sekedar berbelanja untuk mengisi lemari es ku?” tukas Eliana sebal. Sesungguhnya Eliana hanyalah seorang model yang tinggal sendirian di kota ini.
Eliana bisa saja menyewa seorang asisten rumah tangga, namun Eliana pikir belum waktunya. Karena ia belum memiliki banyak job, berbeda dengan William yang memang memiliki jadwal padat. Sehingga segala keperluannya sudah ada yang mengurus.
Lagi pula Eliana sudah sepuluh tahun tinggal di kota ini seorang diri. Jadi ia pasti sudah terbiasa mengurus semuanya. Juga, Eliana adalah lulusan sekolah tinggi model ternama dan pernah tinggal di asrama selama beberapa tahun. Ia juga belajar mengenai nutrisi dan sudah memiliki program olahraga sendiri. Sehingga ia sudah tahu apa yang harus ia lakukan untuk menjaga berat badannya.
“Ayo keluar, El!” ajak William yang mulai merasa bosan berada di rumah Eliana. Eliana membulatkan matanya mendengar ajakan William.
“Apa katamu? Keluar?”
“Ya, tentu!”
“Tidak, tidak, tidak!” tolak Eliana.
“Kenapa?” tanya William bingung.
“Kau tidak takut akan tersebar rumor yang tidak benar tentang kita? Hey! Ingat! Kau itu aktor terkenal, Will!” cegah Eliana.
“Tapi, El. Kau kan bisa memakai penyamaran seperti topi dan masker. Lagipula bukankah rumor itu bagus untuk popularitas kita berdua?” William tersenyum penuh arti, sementara Eliana masih berpikir keras.
Rumor memang bisa membuat namanya naik, tapi ini bukanlah yang ia inginkan. Ia tak ingin menjadi artis yang penuh dengan sensasi ataupun drama. Ia hanya ingin menjadi artis yang dikenal karena bakat yang ia miliki.
Eliana nampak berpikir, namun berada di kamar seharian memang membuatnya cukup bosan. Terlebih lagi, Joe tidak bisa menemaninya di rumah. Karena Joe memiliki job hari ini.
‘Mungkin tidak apa apa jika aku keluar sebentar?’ pikir Eliana yang mulai tergiur ajakan William untuk pergi berbelanja.
“Baiklah, aku akan bersiap siap,” jawab Eliana mengalah. William mengangguk senang dan kembali ke rumahnya untuk berganti pakaian dan mengambil dompetnya yang tertinggal.
William sudah menunggu Eliana di dalam mobilnya yang terparkir di basement. William mengenakan topi hingga membuat rambut hitamnya tertutup dan juga masker hitam menempel di mulutnya. Ia menghubungi manajernya untuk melapor kemana ia akan pergi. William adalah artis besar, ia tak bisa pergi kemanapun tanpa sepengetahuan manajernya. Hal ini untuk mencegah terjadinya sesuatu yang tidak tidak pada William.
“Ya! aku akan hati hati. Ya! kau tak perlu khawatir. Baik! aku akan menghubungimu nanti,” jawab William malas. Mendengar dari jawaban William, manajer pasti tengah khawatir dan sedang mengoceh di sana.
William memang selalu saja berbuat ulah, sehingga membuat manajer dan pihak agency yang menaunginya kwalahan untuk mengurus setiap masalah yang ia buat.
Terlebih lagi, William adalah aktor yang terkenal sebagai playboy. Banyak selebriti yang sudah berkencan dengannya dan hampir terlibat skandal. Namun, karena pengaruh agency William yang besar, semua itu dapat dibereskan dengan mudah.
Meski terkenal sebagai seorang playboy, popularitas William semakin naik dan begitu digilai remaja wanita.
Tak berapa lama Eliana masuk ke dalam mobil William. Eliana memakai masker berwarna hitam, dan surai coklat bergelombangnya di masukkan kedalam topi. Tak lupa juga sebuah kacamata bulat bertengger di hidungnya yang mancung.
Suhu di sana sudah menjadi lebih dingin, karena memang musim dingin hampir tiba. Eliana mengenakan mantel bulu tebal berwarna putih begitu pula dengan William yang mengenakan jaket panjang tebal berwarna hitam.
Dengan cepat William melajukan mobilnya menuju salah satu pusat perbelanjaan kecil di kota itu.
“Ingat, Will! Hanya berbelanja!” ucap Eliana mengingatkan.
William mengangguk, ia mengambil troly untuk menaruh barang belanjaannya, dan akhirnya Eliana langsung memilih milih barang yang akan dibelinya dengan ditemani William.
Eliana mengambil barang barang untuk kebutuhan sehari hari. Sementara William memilih untuk mendorong kan troly untuk Eliana. Ia memang sengaja ingin menemani Eliana berbelanja saja.
Eliana tampak sangat senang berbelanja dengan William. Sudah lama sekali ia tidak berbelanja bersama seseorang. Selama ini ia hanya pergi seorang diri ataupun meminta tolong pada petugas kebersihan di appartmentnya. Sedangkan, Joe tidak pernah bisa menemaninya, karena posisi Joe yang merupakan artis terkenal.
Joe juga tidak ingin status hubungannya dengan Eliana diketahui publik. Karena Joe memiliki image yang polos dan belum pernah berpacaran. Ia juga tak ingin Eliana yang merupakan artis baru harus terlibat skandal kencan dengan dirinya. Itu sangat tidak baik untuk karir Eliana yang baru seumur jagung.
Joe juga di kenal sebagai pria yang sangat dingin di kalangan wanita yang menjadi rekan artisnya. Sungguh berbanding terbalik dengan William yang sangat mudah bergaul dan pandai menggoda wanita.
CKREK! CKREK! CKREK!
Tanpa William dan Eliana sadari, seseorang tengah memotret kegiatan mereka dari jauh.
***
Usai berbelanja, mereka akhirnya kembali ke appartment. William membawakan barang belanjaan milik Eliana ke dalam rumah Eliana.
Karena sudah membeli makanan dari luar, akhirnya William memutuskan untuk makan dahulu di rumah Eliana. William sebenarnya sudah menolak, tapi Eliana memaksa William untuk makan di rumahnya sebagai bentuk ucapan terima kasih. Karena memang tidak memungkinkan untuk makan di luar. Setengah jam kemudian barulah William kembali ke rumahnya.
Sesampainya di dalam kamarnya. Ia di kejutkan oleh seorang wanita yang sedang duduk di sofa rumahnya. Wanita berambut blonde itu menatap William sambil tersenyum lalu menghambur ke dalam pelukannya.
“Mengapa kau tidak menghubungiku jika datang, Angela,” ucap William pelan, ia mengecup puncak kepala gadis itu.
“Ku dengar dari Christy kau sedang libur. Jadi ku sempatkan untuk datang. Tapi ternyata kau tak ada. Lalu aku ke rumah Eliana, ia juga tak ada. Jadi aku tunggu saja kau di sini.”
“Ah itu, maaf aku tadi keluar sebentar untuk minum kopi,” bohong William.
Angela percaya pada perkataan kekasihnya itu. William tak bermaksud membohongi Angela, karena Angela pasti akan marah besar padanya. Angela adalah wanita yang sangat pencemburu, William hanya tak ingin bertengkar dengan kekasihnya itu.
“Apa kau sudah menemui doktermu, Angela?” tanya William.
Tangan William masih melingkar di pinggang ramping Angela. Angela mengangguk dan menyandarkan kepalanya di dada bidang milik William. Ia memejamkan matanya, menikmati irama dari detak jantung William.
“Anak pintar.” William mengecup lembut bibir Angela, sontak Angela membalas kecupan itu dan melingkarkan tangannya di pundak William.
***
Malam telah tiba, Eliana sedang membaca majalah di atas ranjangnya. Tiba tiba Peter, manajer Eliana menelepon.
“Halo!"
“Eliana! Apa benar tadi siang kau keluar bersama William?!” teriak Peter tiba tiba. Eliana terhenyak, bagaimana Peter bisa tahu? Eliana kan tidak bilang ke siapa siapa kalau ia pergi keluar bersama William, apakah mungkin William yang mengatakan itu pada Peter?
“I ... Iya Peter, aku pergi berbelanja dengan William,” jawabnya terbata bata, ia takut dimarahi oleh manajernya itu.
“Kenapa kau tak bilang padaku?! Kau sudah baca artikel mengenai dirimu?!”
“A ... Artikel apa?!”
“Kau baca saja sendiri! Kau ini kenapa berbuat semaumu! Ingat! Kau ini artis baru, kau harus bisa menjaga imagemu! Jangan pernah terlibat skandal, skandal itu bisa menghancurkan karirmu dalam sekejap! Jika kau ingin lama di dunia hiburan, jauhi skandal!”
“Maaf ... “
“Sudahlah! Aku akan mengurus ini!”
Setelah mengomel, Peter langsung menutup teleponnya. Eliana terdiam lalu cepat cepat ia mencari berita apa yang sebenarnya sedang beredar. Seketika ia terkejut, sebuah artikel mengenai dirinya dan William yang tadi siang sedang berbelanja tengah menjadi topik pembicaraan yang sedang hangat di berbagai media.
‘Artis terkenal William Vinclet tertangkap kamera sedang berbelanja dengan seorang wanita dan mereka memasuki sebuah appartment mewah di kawasan Kensington. Wanita dengan masker dan topi itu diduga adalah Eliana Clark. Lawan mainnya di web series terbarunya. Diketahui hubungan keduanya cukup dekat dan lebih dari sekedar teman, mereka dicurigai telah tinggal bersama. Mungkinkah William Vinclet dan Eliana Clark memiliki sebuah hubungan?’
Eliana membeku membaca isi artikel itu. Ia begitu syok membaca berita tak benar mengenai dirinya itu. Tring! Tring! Tring! Tiba tiba saja ponsel Eliana dipenuhi notifikasi dari sosial media miliknya. Ternyata ratusan orang menghujami direct message dan kolom komentar miliknya. Eliana membuka notifikasi itu dan seketika darahnya mendidih membaca komentar komentar jahat itu. ‘Apa kau benar sedang berkencan dengan William Vinclet?’ ‘Eliana Clark, sebaiknya kau jangan macam macam dengan William. Atau kami akan membuat hidupmu tidak tenang!’ ‘Jangan ambil William kami! Dasar wanita murahan! Tak punya harga diri!’ ‘Lihat wajahnya! yang seperti itu sangat tidak cocok dengan William kami!’ ‘Tidak mungkinkan William berkencan dengan Tante T
Karena ponselnya yang sedari tadi berdering, ternyata manajernyalah yang meneleponnya. Joe tak menjawab panggilan itu . Dan kembali memperhatikan apa yang dilakukan oleh William. Joe berdecih melihat kelakuan temannya itu. Joe memang sudah hapal betul dengan tingkah William yang sering berkencan dengan beberapa teman artisnya. Tentu saja karena William tampan dan kaya raya. Semua wanita pasti akan takluk dengan ketampanan William yang sungguh di atas rata rata. “Cih, anak itu selalu saja berbuat ulah!” gumam Joe kesal dengan kelakuan William, apalagi kali ini kekasihnya sedang terlibat rumor tidak jelas dengan pria itu.*** Hari ini pihak agency melakukan klarifikasi mengenai rumor yang beredar. Hal ini membuat seluruh media semakin heboh. Tentu saja karena kedua agency mengiyakan rumor tersebut. "Ya, dalam video itu memang benar adalah kedua artis kami,"
Pagi ini seluruh media kembali dihebohkan dengan berita skandal video syur yang diduga adalah William Vinclet dan Eliana Clark. Seluruh media sosial William dan Eliana sudah dibanjiri oleh para netizen yang meminta klarifikasi dari William dan Eliana. Sosial media agency keduanya pun tak luput dari serbuan netizen yang mencari berita kebenarannya. Karena jika memang video itu benar adalah mereka berdua, maka tamatlah riwayat keduanya. Eliana yang syok dengan berita ini hanya bisa mengurung dirinya di kamar. Jujur saja, ia benar benar tak habis pikir dengan berita bodoh semacam itu lagi. Eliana dan William tak pernah melakukan seperti apa yang ada di dalam video itu apalagi sampai memvideokannya. Itu sama saja dengan melanggar kontrak yang telah Eliana tanda tangani. Dan itu artinya karirnya bisa saja hancur dan agency akan langsung memecatnya bahkan ia harus membayar denda karena telah melanggar kontrak tersebut.
William menatap Hans serius, lalu berkata, “Maafkan aku Hans! lain kali aku akan hati hati." “Bukan berhati hati! Kau seharusnya menghentikan kebiasaanmu itu! Kau selalu saja bermain dengan para wanita! Cepat atau lambat karirmu akan hancur, Will!” Hans nampak tidak puas mendengar jawaban William. Ia meneguk kopi di tangannya dengan kasar. Melihat Hans yang mulai kesal, William memilih tak menggubris perkataan pria berkacamata bulat itu, dan ia memilih pergi meninggalkannya. Sementara Hans hanya bisa mendengus kesal dengan perilaku artisnya itu. Tiba tiba Ia teringat pada kejadian sepuluh tahun yang lalu. Ketika William baru saja debut menjadi aktor dan Hans ditugaskan untuk menjadi manajernya. "Hansel Scott, kau akan menjadi manajer dari William Vinclet!" ucap Smith kala itu. Saat itu Hans baru bekerja selama dua bulan sebagai kepala divisi Marketing. Pria berusia 30 tahun itu
Joe mematung begitu melihat layar laptop yang tengah menampilkan sebuah video yang memutar Eliana. Video itu memutar video syur Eliana dan William yang sedang ramai dibicarakan. Baru saja Joe ingin mengutak atik video itu, seseorang menginterupsinya dari belakang. "Siapa kau?!" Suara berat seorang pria menggema di dalam ruangan itu. Joe menoleh ke arah sumber suara, ia melihat sesosok pria berkacamata kotak dan berambut keriting berdiri dengan menatapnya tajam. Joe menebak itu adalah Benedict, adik Jenny. Belum sempat Joe berkata-kata, pria itu sudah meneriakinya lagi. "Menjauh dari sana!" Benedict berjalan cepat ke arah meja belajarnya dan menutup layar laptopnya keras. Ia mendorong Joe dengan kasar, hingga membuatnya tersungkur ke lantai. "Brengsek! Bisakah kau sedikit tenang?! Kita bisa membicarakan ini baik baik!" Joe berusaha menahan emosinya, tangannya mengepal kuat-kuat. Jika buka
William bergegas menuju tempat duduknya. Ia melihat dua buah gelas, namun salah satunya telah kosong. Dengan cepat ia meneguk gelas yang masih berisi minuman itu. Rasa asam dan manis ia rasakan pada indera pengecapnya. "Dia salah minum milikku!" gumam William. Ia dapat dengan mudah membedakan antara minuman beralkohol dan bukan. Akhirnya William kembali ke lantai dansa, dan mendapati Eliana sedang bersama beberapa pria. Eliana yang polos seketika berubah menjadi liar. Eliana tanpa risih menari bersama para pria itu. William hanya memperhatikan dari jauh, matanya tertuju pada sesosok pria yang dikenalnya. Tiba tiba, pria itu merangkul pundak Eliana yang terkespos. Karena mantel bulu tebalnya ia tinggalkan di kursi, dan Eliana hanya mengenakan sebuah dress selutut berwarna hitam. Eliana tampak tidak menyukai hal itu, dengan kasar ia melepas tangan pria lancang tersebut. "Lepas!"
"Angela!” ucap William terkejut melihat Angela. William nampak panik, karena memang sedang ada Eliana di dalam rumahnya. Dan William tahu betul jika Angela pasti tak akan menyukainya. Angela langsung menerobos masuk dan memeluk kekasihnya itu. “Kenapa kau tak mengabariku jika ingin kesini?” tanya William. Angela tak menjawab karena ia menangkap sosok Eliana di meja makan William tengah menyantap sandwich. Angela melirik tajam ke arah William sebelum akhirnya menghampiri Eliana yang sama terkejutnya. “Hai, Eliana.” “A-Angela! A-aku bisa jelaskan ini.” Eliana nampak kikuk, namun Angela dengan santai duduk dihadapannya. Dan meneguk gelas yang berisi air yang ada di atas meja. “It’s okay, Eliana. William pasti butuh bersenang-senang juga,” ucap Angela datar.
Baru saja bibir mereka akan bersentuhan, Eliana tiba-tiba membuka matanya. Ia terkejut ketika melihat William berada di depan wajahnya, sangat dekat. Refleks Eliana mendorong tubuh William dan menjauh darinya. “A-apa yang kau lakukan?!” Eliana ketakutan melihat William. William tersenyum tipis dan malah semakin mendekatkan wajahnya ke Eliana, bahkan ia naik ke atas ranjang Eliana. Ia menatap Eliana dalam, pandangannya begitu menghangatkan. Eliana berusaha menahan degup jantungnya yang bergemuruh. Nafasnya tercekat ketika wajah William hanya tinggal berjarak beberapa centi lagi dari wajahnya. “Mau dilanjutkan?” bisik William dengan suara berat yang terdengar seksi. Mendengar hal itu membuat tubuh Eliana merinding seketika. Entah mengapa tubuhnya seperti membeku, tak bisa berkutik dihadapan pria seperti vampire ini. “W-Will, j-jangan macam-macam.” Eli
Mobil yang dikendarai Eliana bertabrakan dengan mobil yang berlawanan arah dengannya. Tubuh Eliana terbentur dashboard mobil dengan keras. Ia kehilangan kesadarannya karena terlalu banyak kehilangan darah.Begitu pula dengan pengemudi mobil yang terlibat kecelakaan dengan Eliana. Jika saja ia tak membanting stir. Kecelakaan yang dialami Eliana pasti lebih parah dari ini. Pria itu keluar dari mobil dengan kepala bercucuran darah.Dengan tertatih, ia berjalan menghampiri mobil Eliana yang rusak parah. Dan seketika ia terkejut kala melihat Eliana yang sudah tak sadarkan diri.“Eliana?” pekik pria berambut coklat yang sepertinya mengenal gadis itu.Tak berapa lama, orang-orang yang melintas langsung menolong mereka dan segera melarikannya ke Rumah Sakit terdekat.***William dan Joe yang mendengar kabar kecelakaan Eliana segera menuju ke Rumah Sakit. Mereka sangat khawatir dengan kondisi Eliana. Mereka bahkan tak menghirauka
Eliana terkejut bukan main ketika mendengar penawaran dari Angela. Netranya menatap gadis dengan rambut blonde itu lekat-lekat. Sungguh, ia sama sekali tak menyangka bahwa kata-kata seperti itu akan meluncur dari bibir Angela, temannya sendiri.“K-kau bicara apa Angela? Jangan bercanda!” tukas Eliana.Angela berdecih mendengar perkataan Eliana. “Apa aku terlihat seperti sedang bercanda, El?”Eliana terdiam.“Walaupun kau temanku, aku tidak akan tinggal diam jika sesuatu yang telah menjadi milikku terancam direbut orang lain. Kau tahu, aku orang yang ambisius, kan?” ujar Angela.Perkataan Angela barusan sukses membuat Eliana terdiam.“Baiklah, jika kau tak ingin menjawab sekarang. Kau bisa menghubungiku jika berminat. Kau tahu nomor teleponku, kan?” Angela bangkit dari duduknya dan berjalan pergi meninggalkan gadis berambut coklat itu."Tunggu, Angela. Kau mungkin telah salah pah
Hingga tanpa sadar Joe memperdalam ciumannya pada gadis itu. Dan terjadilah hal yang seharusnya tidak mereka lakukan.***Joe terbangun dari tidurnya kala mendengar ponselnya berdering. Kepalanya masih terasa berputar-putar. Ia memperhatikan sekelilingnya yang tampak asing. Ini bukanlah kamarnya atau pun kamar Eliana.Karena terlalu syok, ia sampai mengabaikan ponselnya yang terus berdering sedari tadi.“Kau sudah bangun?” Suara seorang gadis yang baru saja keluar dari toilet. Gadis itu hanya memakai piyama mandinya.“A-apa yang kita lakukan semalam?!” tanyanya terkejut bercampur bingung.Jenny menghampiri Joe dan duduk didekatnya. Ia mengamati tiap senti dari wajah pria tampan di sampingnya itu.“Kau sungguh tidak ingat?!” Jari jemari Jenny mengelus wajah Joe secara perlahan, hingga membuat pria itu merinding seketika.Joe menggeleng sambil beringsut dari tempatnya berbaring, berusaha agar s
Baru saja bibir mereka akan bersentuhan, Eliana tiba-tiba membuka matanya. Ia terkejut ketika melihat William berada di depan wajahnya, sangat dekat. Refleks Eliana mendorong tubuh William dan menjauh darinya. “A-apa yang kau lakukan?!” Eliana ketakutan melihat William. William tersenyum tipis dan malah semakin mendekatkan wajahnya ke Eliana, bahkan ia naik ke atas ranjang Eliana. Ia menatap Eliana dalam, pandangannya begitu menghangatkan. Eliana berusaha menahan degup jantungnya yang bergemuruh. Nafasnya tercekat ketika wajah William hanya tinggal berjarak beberapa centi lagi dari wajahnya. “Mau dilanjutkan?” bisik William dengan suara berat yang terdengar seksi. Mendengar hal itu membuat tubuh Eliana merinding seketika. Entah mengapa tubuhnya seperti membeku, tak bisa berkutik dihadapan pria seperti vampire ini. “W-Will, j-jangan macam-macam.” Eli
"Angela!” ucap William terkejut melihat Angela. William nampak panik, karena memang sedang ada Eliana di dalam rumahnya. Dan William tahu betul jika Angela pasti tak akan menyukainya. Angela langsung menerobos masuk dan memeluk kekasihnya itu. “Kenapa kau tak mengabariku jika ingin kesini?” tanya William. Angela tak menjawab karena ia menangkap sosok Eliana di meja makan William tengah menyantap sandwich. Angela melirik tajam ke arah William sebelum akhirnya menghampiri Eliana yang sama terkejutnya. “Hai, Eliana.” “A-Angela! A-aku bisa jelaskan ini.” Eliana nampak kikuk, namun Angela dengan santai duduk dihadapannya. Dan meneguk gelas yang berisi air yang ada di atas meja. “It’s okay, Eliana. William pasti butuh bersenang-senang juga,” ucap Angela datar.
William bergegas menuju tempat duduknya. Ia melihat dua buah gelas, namun salah satunya telah kosong. Dengan cepat ia meneguk gelas yang masih berisi minuman itu. Rasa asam dan manis ia rasakan pada indera pengecapnya. "Dia salah minum milikku!" gumam William. Ia dapat dengan mudah membedakan antara minuman beralkohol dan bukan. Akhirnya William kembali ke lantai dansa, dan mendapati Eliana sedang bersama beberapa pria. Eliana yang polos seketika berubah menjadi liar. Eliana tanpa risih menari bersama para pria itu. William hanya memperhatikan dari jauh, matanya tertuju pada sesosok pria yang dikenalnya. Tiba tiba, pria itu merangkul pundak Eliana yang terkespos. Karena mantel bulu tebalnya ia tinggalkan di kursi, dan Eliana hanya mengenakan sebuah dress selutut berwarna hitam. Eliana tampak tidak menyukai hal itu, dengan kasar ia melepas tangan pria lancang tersebut. "Lepas!"
Joe mematung begitu melihat layar laptop yang tengah menampilkan sebuah video yang memutar Eliana. Video itu memutar video syur Eliana dan William yang sedang ramai dibicarakan. Baru saja Joe ingin mengutak atik video itu, seseorang menginterupsinya dari belakang. "Siapa kau?!" Suara berat seorang pria menggema di dalam ruangan itu. Joe menoleh ke arah sumber suara, ia melihat sesosok pria berkacamata kotak dan berambut keriting berdiri dengan menatapnya tajam. Joe menebak itu adalah Benedict, adik Jenny. Belum sempat Joe berkata-kata, pria itu sudah meneriakinya lagi. "Menjauh dari sana!" Benedict berjalan cepat ke arah meja belajarnya dan menutup layar laptopnya keras. Ia mendorong Joe dengan kasar, hingga membuatnya tersungkur ke lantai. "Brengsek! Bisakah kau sedikit tenang?! Kita bisa membicarakan ini baik baik!" Joe berusaha menahan emosinya, tangannya mengepal kuat-kuat. Jika buka
William menatap Hans serius, lalu berkata, “Maafkan aku Hans! lain kali aku akan hati hati." “Bukan berhati hati! Kau seharusnya menghentikan kebiasaanmu itu! Kau selalu saja bermain dengan para wanita! Cepat atau lambat karirmu akan hancur, Will!” Hans nampak tidak puas mendengar jawaban William. Ia meneguk kopi di tangannya dengan kasar. Melihat Hans yang mulai kesal, William memilih tak menggubris perkataan pria berkacamata bulat itu, dan ia memilih pergi meninggalkannya. Sementara Hans hanya bisa mendengus kesal dengan perilaku artisnya itu. Tiba tiba Ia teringat pada kejadian sepuluh tahun yang lalu. Ketika William baru saja debut menjadi aktor dan Hans ditugaskan untuk menjadi manajernya. "Hansel Scott, kau akan menjadi manajer dari William Vinclet!" ucap Smith kala itu. Saat itu Hans baru bekerja selama dua bulan sebagai kepala divisi Marketing. Pria berusia 30 tahun itu
Pagi ini seluruh media kembali dihebohkan dengan berita skandal video syur yang diduga adalah William Vinclet dan Eliana Clark. Seluruh media sosial William dan Eliana sudah dibanjiri oleh para netizen yang meminta klarifikasi dari William dan Eliana. Sosial media agency keduanya pun tak luput dari serbuan netizen yang mencari berita kebenarannya. Karena jika memang video itu benar adalah mereka berdua, maka tamatlah riwayat keduanya. Eliana yang syok dengan berita ini hanya bisa mengurung dirinya di kamar. Jujur saja, ia benar benar tak habis pikir dengan berita bodoh semacam itu lagi. Eliana dan William tak pernah melakukan seperti apa yang ada di dalam video itu apalagi sampai memvideokannya. Itu sama saja dengan melanggar kontrak yang telah Eliana tanda tangani. Dan itu artinya karirnya bisa saja hancur dan agency akan langsung memecatnya bahkan ia harus membayar denda karena telah melanggar kontrak tersebut.