Eliana menatap Joe yang duduk tepat di sampingnya. Ia merasa takut jika harus melakukan adegan ranjang bersama William yang merupakan pemeran utama pria. Selain karena ia memang belum pernah melakukan adegan itu, Ia juga takut akan menyakiti hati Joe. Meski begitu, Eliana tahu jika ia harus profesional dalam bekerja.
“M ... Maksudmu, adegan ranjang sungguhan, Sherly?!” tanya Eliana polos.
Sherly dan pemain lainnya terkekeh mendengar pertanyaan Eliana yang polos, “Tentu saja tidak, Eliana. Kalian hanya berpura pura saja, kami tidak akan menampilkan adegan ranjang secara eksplisit. Karena target penonton kami adalah remaja,” jelas Sherly.
Eliana menghela napas lega, ia bersyukur karena tidak akan menampilkan adegan ranjang sungguhan. Itu artinya ia takkan melukai perasaan Joe, walaupun Joe pasti bisa bersikap profesional. Karena itu hanyalah sebuah akting belaka.
Akhirnya usai rapat mendadak itu, seluruh staff dan pemain kembali ke lokasi syuting yang kini berada di halaman kampus. Sore itu cuaca sudah cukup gelap sehingga syuting harus dilaksanakan secepatnya. Sekarang saatnya adegan Joe bersama Eliana.
Syutingpun dimulai dengan Eliana yang sedang membaca buku sambil berjalan, lalu tanpa sengaja ia bertabrakan dengan Joe yang berjalan berlawanan arah dengannya. Hingga membuat buku yang Ia bawa terjatuh ke tanah. Joe dengan sigap mengambil buku itu, diikuti dengan Eliana yang membungkuk untuk mengambil bukunya. Tanpa sengaja tangan mereka bersentuhan, hingga membuat mereka bertatapan. Mata mereka beradu pandang selama beberapa detik. Kemudian mereka menyadarkan diri masing masing. Dan Eliana segera mengambil bukunya dari tangan Joe.
“Maaf,” ucap Eliana sambil menunduk. Eliana memerankan karakter gadis yang pendiam dan pemalu.
Eliana mulai melangkahkan kakinya, namun tangan Joe sudah menahannya. Sehingga membuat Eliana menoleh ke arahnya.
“Aku sepertinya baru pertama kali melihatmu ...” Eliana tak menggubris perkataan Joe. Dan segera berlari memunggunginya.
“Hei! Tunggu!” teriak Joe sambil menatap punggung Eliana yang semakin menjauh.
“Cut! Bagus! Syuting kita akhiri sampai di sini saja. Sepertinya akan turun hujan,” perintah sutradara mengakhiri syuting hari itu. Karena memang langit sudah menjadi gelap.
Seluruh staff yang bertugas akhirnya dengan cepat membereskan peralatan syuting karena takut terkena hujan. Sedangkan beberapa pemain ada yang memilih pulang, dan ada juga yang kembali ke ruang ganti untuk berganti pakaian atau mengambil barang mereka.
Eliana, William dan Joe memilih kembali ke ruang ganti untuk mengambil barang mereka yang mereka tinggalkan di sana lalu berganti pakaian.
Tiba tiba Christy menghampiri William yang sedang menatap pantulan dirinya di cermin.
“Will, Angela mencarimu!”
William menoleh ke arah pintu, dan benar saja Angela sudah berdiri di ambang pintu. William segera menghampiri Angela, Angela langsung berlari dan memeluk tubuh tegap William.
Untunglah beberapa pemain lain sudah pulang dan di dalam sana hanya ada Joe, Eliana dan Christy yang memang sudah mengetahui hubungan mereka.
“Aku rindu sekali padamu, Will!” bisik Angela manja. William mencubit pipi gadis berambut blonde itu dengan gemas.
“Aku juga, honey!”
Di tengah tengah kemesraan mereka, Joe dan Eliana bergegas untuk pergi. Eliana bergelayut manja di lengan Joe. Ketika mereka melewati William dan Angela, Eliana berkata.
“Bye, see you later!” pamit Eliana yang kini mengenakan jaket bulu tebal berwarna putih dan sebuah topi di kepalanya. Namun tangan Eliana ditahan oleh Angela.
“Kalian akan pergi kemana?” tanya Angela dengan mengenggam tangan Eliana.
“Kami akan makan malam, apa kalian mau ikut?” sela Joe tiba tiba, hal itu membuat Eliana memanyunkan bibirnya. Bagaimana tidak, Eliana berencana malam ini hanya ingin makan malam berdua saja dengan Joe. Karena memang mereka sudah lama tak menghabiskan waktu bersama selain di lokasi syuting. Namun Joe dengan mudahnya mengajak mereka ikut.
“Baiklah, kami ikut!” sahut William tiba tiba. Hal itu membuat mood Eliana semakin memburuk ketika William mengiyakan ajakan kekasihnya itu. Ayolah, William! Kau ini benar benar tidak peka ya?
Akhirnya mereka berempat sepakat untuk bertemu di sebuah restaurant yang rencananya akan Eliana dan Joe datangi. Mereka datang terpisah dengan menggunakan mobil masing masing.
Setelah sampai di restaurant tempat Eliana dan Joe biasa makan malam, mereka langsung masuk ke dalam ruangan VIP yang sudah dipesan sebelumnya. Karena mengingat status mereka sebagai public figure. Mereka hanya ingin makan malam dengan tenang, tanpa harus diganggu oleh penggemar yang melihat mereka. Para penggemar itu pasti akan meminta foto atau tanda tangan mereka.
“Kau ingin makan apa, Baby?” tanya Joe pada Eliana yang masih menunjukkan muka masam. Joe tampak tidak menyadari perubahan mood Eliana.
“Aku sedang tidak berselera, Joe!” jawab Eliana ketus. Sontak hal ini membuat Angela dan William menatap Eliana. Angela yang memang sangat peka, langsung mengerti begitu melihat wajah Eliana yang masam.
“Maaf jika kami mengganggu acara kalian. Will, bagaimana kalau kita cari tempat lain saja?” ajak Angela pada William yang sedang meneguk segelas wine. William menaikkan sebelah alisnya, bingung.
“Kenapa?” tanyanya polos. Angela mencubit pinggang William sebagai kode untuk segera pergi dari sana sehingga Eliana dan Joe dapat menghabiskan waktu berdua saja.
“Awh! sakit ... Kenapa kau mencubitku?” teriak William.
“Kau ini benar – benar ...” Angela gemas dengan tingkah laku kekasihnya yang sangat tidak peka itu.
“Tidak apa apa, kalian makanlah bersama kami, aku hanya sedikit tidak berselera karena perkataan sutradara tadi siang,” jawab Eliana berbohong. Angela mengernyitkan dahinya.
“Memangnya sutradara mengatakan apa?”
“Ah, itu ia ingin memiliki adegan ranjang pada web series kali ini.” Jawaban William sukses membuat Angela membulatkan matanya. Karena menurut Angela, ini pertama kalinya William mendapatkan adegan ranjang.
“Adegan ranjang?!”
“Iya, tapi kau tenang saja, Angela! Bukan adegan ranjang sungguhan seperti yang kau bayangkan. Ini hanya berpura pura,” sahut Eliana yang mengira Angela akan salah paham.
Angela mengangguk mengerti walaupun di dalam hatinya masih ada perasaan sedikit mengganjal. William yang menangkap kegelisahan di wajah Angela, segera menggenggam tangan kekasihnya itu.
“Tidak perlu khawatir,” ucapnya pelan yang membuat Angela sedikit tenang.
Di sela – sela makan malam mereka,William meminta ijin untuk pergi ke toilet. Di tengah perjalanannya, tanpa sengaja ia berpapasan dengan Eliana yang juga habis dari toilet. Mata mereka sempat beradu selama beberapa detik. Hal ini membuat keduanya merasakan debaran di dalam dada mereka.
“Eliana,” panggil William pelan, Eliana menghentikan langkahnya. Ia membalikkan tubuhnya untuk menatap William.
“Maaf karena telah mengganggu kalian,” sambung William masih dengan nada pelan.
“Huh! Ternyata kau peka juga ya. Apa kau tahu? Aku sudah menunggu lama untuk bisa berdua saja dengan Joe. Kau kan tahu kita selalu selesai syuting malam hari!” dengus Eliana.
William tersenyum melihat wajah Eliana yang cemberut, karena bagi William hal itu sangat menggemaskan. William berjalan menghampiri Eliana. Ia membungkukkan tubuhnya agar wajahnya sejajar dengan wajah Eliana. Lalu ia berkata.
“Jangan marah nona manis, kau terlihat lebih cantik ketika tersenyum,” godanya pelan lalu bersmirk. Hal itu membuat Eliana mematung. Dan dengan mudahnya William berjalan meninggalkan Eliana yang masih syok dengan apa yang barusan ia dengar.
“K ... kenapa dia berkata seperti itu? Dan apa apaan dengan senyumnya itu?!” gumam Eliana kesal namun ada sedikit rasa senang di hatinya.
Eliana melanjutkan jalannya sambil mencoba menenangkan jantungnya yang berdegup kencang. Memang pesona seorang William Vinclet sangat menguji iman.
***
Hari ini syuting ditunda karena sudah lebih dari satu bulan ini para staff dan artis belum mendapat libur. Sehingga sutradara akhirnya memberi mereka libur. Libur satu hari dalam satu bulan adalah hal paling berharga bagi mereka.
Eliana memilih bermalas malasan di dalam rumahnya. Eliana tinggal di dalam sebuah appartment mewah bernomor unit 420. Eliana memilih berbaring di atas ranjangnya sambil membuka akun sosial medianya. Namun tiba tiba ia diganggu oleh suara bel yang berbunyi.
Dengan malas, Eliana beranjak dari kasurnya dan membuka pintu. Seketika ia terkejut ketika melihat William sudah berdiri di balik pintunya dengan senyuman jahil.
“William?!”
Tanpa dikomando, William langsung menerobos masuk ke dalam rumah Eliana. Karena memang unit milik William berada tepat di samping Eliana. William memang sudah biasa keluar masuk rumah Eliana. Bisa di bilang mereka sudah cukup dekat. William lalu duduk di sofa yang berada di ruang tengah, sementara Eliana hanya menatap William kesal. “Ck! Seorang William Vinclet ternyata orang yang tidak punya sopan santun, ya!” cibir Eliana. William hanya tersenyum lebar sambil memamerkan gigi giginya yang putih. “Kita sudah berteman selama lebih dari satu tahun, kau tidak perlu berlagak seperti orang asing, El.” “Jika bukan karena kau yang membuka jalanku menjadi seorang aktris, akan kulaporkan kau karena telah menerobos rumahku tanpa ijin!” Eliana mendengus kesal, ia menjatuhkan dirinya di atas sofa tepat di samping William duduk. Sementara mata William mengikuti g
Eliana membeku membaca isi artikel itu. Ia begitu syok membaca berita tak benar mengenai dirinya itu. Tring! Tring! Tring! Tiba tiba saja ponsel Eliana dipenuhi notifikasi dari sosial media miliknya. Ternyata ratusan orang menghujami direct message dan kolom komentar miliknya. Eliana membuka notifikasi itu dan seketika darahnya mendidih membaca komentar komentar jahat itu. ‘Apa kau benar sedang berkencan dengan William Vinclet?’ ‘Eliana Clark, sebaiknya kau jangan macam macam dengan William. Atau kami akan membuat hidupmu tidak tenang!’ ‘Jangan ambil William kami! Dasar wanita murahan! Tak punya harga diri!’ ‘Lihat wajahnya! yang seperti itu sangat tidak cocok dengan William kami!’ ‘Tidak mungkinkan William berkencan dengan Tante T
Karena ponselnya yang sedari tadi berdering, ternyata manajernyalah yang meneleponnya. Joe tak menjawab panggilan itu . Dan kembali memperhatikan apa yang dilakukan oleh William. Joe berdecih melihat kelakuan temannya itu. Joe memang sudah hapal betul dengan tingkah William yang sering berkencan dengan beberapa teman artisnya. Tentu saja karena William tampan dan kaya raya. Semua wanita pasti akan takluk dengan ketampanan William yang sungguh di atas rata rata. “Cih, anak itu selalu saja berbuat ulah!” gumam Joe kesal dengan kelakuan William, apalagi kali ini kekasihnya sedang terlibat rumor tidak jelas dengan pria itu.*** Hari ini pihak agency melakukan klarifikasi mengenai rumor yang beredar. Hal ini membuat seluruh media semakin heboh. Tentu saja karena kedua agency mengiyakan rumor tersebut. "Ya, dalam video itu memang benar adalah kedua artis kami,"
Pagi ini seluruh media kembali dihebohkan dengan berita skandal video syur yang diduga adalah William Vinclet dan Eliana Clark. Seluruh media sosial William dan Eliana sudah dibanjiri oleh para netizen yang meminta klarifikasi dari William dan Eliana. Sosial media agency keduanya pun tak luput dari serbuan netizen yang mencari berita kebenarannya. Karena jika memang video itu benar adalah mereka berdua, maka tamatlah riwayat keduanya. Eliana yang syok dengan berita ini hanya bisa mengurung dirinya di kamar. Jujur saja, ia benar benar tak habis pikir dengan berita bodoh semacam itu lagi. Eliana dan William tak pernah melakukan seperti apa yang ada di dalam video itu apalagi sampai memvideokannya. Itu sama saja dengan melanggar kontrak yang telah Eliana tanda tangani. Dan itu artinya karirnya bisa saja hancur dan agency akan langsung memecatnya bahkan ia harus membayar denda karena telah melanggar kontrak tersebut.
William menatap Hans serius, lalu berkata, “Maafkan aku Hans! lain kali aku akan hati hati." “Bukan berhati hati! Kau seharusnya menghentikan kebiasaanmu itu! Kau selalu saja bermain dengan para wanita! Cepat atau lambat karirmu akan hancur, Will!” Hans nampak tidak puas mendengar jawaban William. Ia meneguk kopi di tangannya dengan kasar. Melihat Hans yang mulai kesal, William memilih tak menggubris perkataan pria berkacamata bulat itu, dan ia memilih pergi meninggalkannya. Sementara Hans hanya bisa mendengus kesal dengan perilaku artisnya itu. Tiba tiba Ia teringat pada kejadian sepuluh tahun yang lalu. Ketika William baru saja debut menjadi aktor dan Hans ditugaskan untuk menjadi manajernya. "Hansel Scott, kau akan menjadi manajer dari William Vinclet!" ucap Smith kala itu. Saat itu Hans baru bekerja selama dua bulan sebagai kepala divisi Marketing. Pria berusia 30 tahun itu
Joe mematung begitu melihat layar laptop yang tengah menampilkan sebuah video yang memutar Eliana. Video itu memutar video syur Eliana dan William yang sedang ramai dibicarakan. Baru saja Joe ingin mengutak atik video itu, seseorang menginterupsinya dari belakang. "Siapa kau?!" Suara berat seorang pria menggema di dalam ruangan itu. Joe menoleh ke arah sumber suara, ia melihat sesosok pria berkacamata kotak dan berambut keriting berdiri dengan menatapnya tajam. Joe menebak itu adalah Benedict, adik Jenny. Belum sempat Joe berkata-kata, pria itu sudah meneriakinya lagi. "Menjauh dari sana!" Benedict berjalan cepat ke arah meja belajarnya dan menutup layar laptopnya keras. Ia mendorong Joe dengan kasar, hingga membuatnya tersungkur ke lantai. "Brengsek! Bisakah kau sedikit tenang?! Kita bisa membicarakan ini baik baik!" Joe berusaha menahan emosinya, tangannya mengepal kuat-kuat. Jika buka
William bergegas menuju tempat duduknya. Ia melihat dua buah gelas, namun salah satunya telah kosong. Dengan cepat ia meneguk gelas yang masih berisi minuman itu. Rasa asam dan manis ia rasakan pada indera pengecapnya. "Dia salah minum milikku!" gumam William. Ia dapat dengan mudah membedakan antara minuman beralkohol dan bukan. Akhirnya William kembali ke lantai dansa, dan mendapati Eliana sedang bersama beberapa pria. Eliana yang polos seketika berubah menjadi liar. Eliana tanpa risih menari bersama para pria itu. William hanya memperhatikan dari jauh, matanya tertuju pada sesosok pria yang dikenalnya. Tiba tiba, pria itu merangkul pundak Eliana yang terkespos. Karena mantel bulu tebalnya ia tinggalkan di kursi, dan Eliana hanya mengenakan sebuah dress selutut berwarna hitam. Eliana tampak tidak menyukai hal itu, dengan kasar ia melepas tangan pria lancang tersebut. "Lepas!"
"Angela!” ucap William terkejut melihat Angela. William nampak panik, karena memang sedang ada Eliana di dalam rumahnya. Dan William tahu betul jika Angela pasti tak akan menyukainya. Angela langsung menerobos masuk dan memeluk kekasihnya itu. “Kenapa kau tak mengabariku jika ingin kesini?” tanya William. Angela tak menjawab karena ia menangkap sosok Eliana di meja makan William tengah menyantap sandwich. Angela melirik tajam ke arah William sebelum akhirnya menghampiri Eliana yang sama terkejutnya. “Hai, Eliana.” “A-Angela! A-aku bisa jelaskan ini.” Eliana nampak kikuk, namun Angela dengan santai duduk dihadapannya. Dan meneguk gelas yang berisi air yang ada di atas meja. “It’s okay, Eliana. William pasti butuh bersenang-senang juga,” ucap Angela datar.
Mobil yang dikendarai Eliana bertabrakan dengan mobil yang berlawanan arah dengannya. Tubuh Eliana terbentur dashboard mobil dengan keras. Ia kehilangan kesadarannya karena terlalu banyak kehilangan darah.Begitu pula dengan pengemudi mobil yang terlibat kecelakaan dengan Eliana. Jika saja ia tak membanting stir. Kecelakaan yang dialami Eliana pasti lebih parah dari ini. Pria itu keluar dari mobil dengan kepala bercucuran darah.Dengan tertatih, ia berjalan menghampiri mobil Eliana yang rusak parah. Dan seketika ia terkejut kala melihat Eliana yang sudah tak sadarkan diri.“Eliana?” pekik pria berambut coklat yang sepertinya mengenal gadis itu.Tak berapa lama, orang-orang yang melintas langsung menolong mereka dan segera melarikannya ke Rumah Sakit terdekat.***William dan Joe yang mendengar kabar kecelakaan Eliana segera menuju ke Rumah Sakit. Mereka sangat khawatir dengan kondisi Eliana. Mereka bahkan tak menghirauka
Eliana terkejut bukan main ketika mendengar penawaran dari Angela. Netranya menatap gadis dengan rambut blonde itu lekat-lekat. Sungguh, ia sama sekali tak menyangka bahwa kata-kata seperti itu akan meluncur dari bibir Angela, temannya sendiri.“K-kau bicara apa Angela? Jangan bercanda!” tukas Eliana.Angela berdecih mendengar perkataan Eliana. “Apa aku terlihat seperti sedang bercanda, El?”Eliana terdiam.“Walaupun kau temanku, aku tidak akan tinggal diam jika sesuatu yang telah menjadi milikku terancam direbut orang lain. Kau tahu, aku orang yang ambisius, kan?” ujar Angela.Perkataan Angela barusan sukses membuat Eliana terdiam.“Baiklah, jika kau tak ingin menjawab sekarang. Kau bisa menghubungiku jika berminat. Kau tahu nomor teleponku, kan?” Angela bangkit dari duduknya dan berjalan pergi meninggalkan gadis berambut coklat itu."Tunggu, Angela. Kau mungkin telah salah pah
Hingga tanpa sadar Joe memperdalam ciumannya pada gadis itu. Dan terjadilah hal yang seharusnya tidak mereka lakukan.***Joe terbangun dari tidurnya kala mendengar ponselnya berdering. Kepalanya masih terasa berputar-putar. Ia memperhatikan sekelilingnya yang tampak asing. Ini bukanlah kamarnya atau pun kamar Eliana.Karena terlalu syok, ia sampai mengabaikan ponselnya yang terus berdering sedari tadi.“Kau sudah bangun?” Suara seorang gadis yang baru saja keluar dari toilet. Gadis itu hanya memakai piyama mandinya.“A-apa yang kita lakukan semalam?!” tanyanya terkejut bercampur bingung.Jenny menghampiri Joe dan duduk didekatnya. Ia mengamati tiap senti dari wajah pria tampan di sampingnya itu.“Kau sungguh tidak ingat?!” Jari jemari Jenny mengelus wajah Joe secara perlahan, hingga membuat pria itu merinding seketika.Joe menggeleng sambil beringsut dari tempatnya berbaring, berusaha agar s
Baru saja bibir mereka akan bersentuhan, Eliana tiba-tiba membuka matanya. Ia terkejut ketika melihat William berada di depan wajahnya, sangat dekat. Refleks Eliana mendorong tubuh William dan menjauh darinya. “A-apa yang kau lakukan?!” Eliana ketakutan melihat William. William tersenyum tipis dan malah semakin mendekatkan wajahnya ke Eliana, bahkan ia naik ke atas ranjang Eliana. Ia menatap Eliana dalam, pandangannya begitu menghangatkan. Eliana berusaha menahan degup jantungnya yang bergemuruh. Nafasnya tercekat ketika wajah William hanya tinggal berjarak beberapa centi lagi dari wajahnya. “Mau dilanjutkan?” bisik William dengan suara berat yang terdengar seksi. Mendengar hal itu membuat tubuh Eliana merinding seketika. Entah mengapa tubuhnya seperti membeku, tak bisa berkutik dihadapan pria seperti vampire ini. “W-Will, j-jangan macam-macam.” Eli
"Angela!” ucap William terkejut melihat Angela. William nampak panik, karena memang sedang ada Eliana di dalam rumahnya. Dan William tahu betul jika Angela pasti tak akan menyukainya. Angela langsung menerobos masuk dan memeluk kekasihnya itu. “Kenapa kau tak mengabariku jika ingin kesini?” tanya William. Angela tak menjawab karena ia menangkap sosok Eliana di meja makan William tengah menyantap sandwich. Angela melirik tajam ke arah William sebelum akhirnya menghampiri Eliana yang sama terkejutnya. “Hai, Eliana.” “A-Angela! A-aku bisa jelaskan ini.” Eliana nampak kikuk, namun Angela dengan santai duduk dihadapannya. Dan meneguk gelas yang berisi air yang ada di atas meja. “It’s okay, Eliana. William pasti butuh bersenang-senang juga,” ucap Angela datar.
William bergegas menuju tempat duduknya. Ia melihat dua buah gelas, namun salah satunya telah kosong. Dengan cepat ia meneguk gelas yang masih berisi minuman itu. Rasa asam dan manis ia rasakan pada indera pengecapnya. "Dia salah minum milikku!" gumam William. Ia dapat dengan mudah membedakan antara minuman beralkohol dan bukan. Akhirnya William kembali ke lantai dansa, dan mendapati Eliana sedang bersama beberapa pria. Eliana yang polos seketika berubah menjadi liar. Eliana tanpa risih menari bersama para pria itu. William hanya memperhatikan dari jauh, matanya tertuju pada sesosok pria yang dikenalnya. Tiba tiba, pria itu merangkul pundak Eliana yang terkespos. Karena mantel bulu tebalnya ia tinggalkan di kursi, dan Eliana hanya mengenakan sebuah dress selutut berwarna hitam. Eliana tampak tidak menyukai hal itu, dengan kasar ia melepas tangan pria lancang tersebut. "Lepas!"
Joe mematung begitu melihat layar laptop yang tengah menampilkan sebuah video yang memutar Eliana. Video itu memutar video syur Eliana dan William yang sedang ramai dibicarakan. Baru saja Joe ingin mengutak atik video itu, seseorang menginterupsinya dari belakang. "Siapa kau?!" Suara berat seorang pria menggema di dalam ruangan itu. Joe menoleh ke arah sumber suara, ia melihat sesosok pria berkacamata kotak dan berambut keriting berdiri dengan menatapnya tajam. Joe menebak itu adalah Benedict, adik Jenny. Belum sempat Joe berkata-kata, pria itu sudah meneriakinya lagi. "Menjauh dari sana!" Benedict berjalan cepat ke arah meja belajarnya dan menutup layar laptopnya keras. Ia mendorong Joe dengan kasar, hingga membuatnya tersungkur ke lantai. "Brengsek! Bisakah kau sedikit tenang?! Kita bisa membicarakan ini baik baik!" Joe berusaha menahan emosinya, tangannya mengepal kuat-kuat. Jika buka
William menatap Hans serius, lalu berkata, “Maafkan aku Hans! lain kali aku akan hati hati." “Bukan berhati hati! Kau seharusnya menghentikan kebiasaanmu itu! Kau selalu saja bermain dengan para wanita! Cepat atau lambat karirmu akan hancur, Will!” Hans nampak tidak puas mendengar jawaban William. Ia meneguk kopi di tangannya dengan kasar. Melihat Hans yang mulai kesal, William memilih tak menggubris perkataan pria berkacamata bulat itu, dan ia memilih pergi meninggalkannya. Sementara Hans hanya bisa mendengus kesal dengan perilaku artisnya itu. Tiba tiba Ia teringat pada kejadian sepuluh tahun yang lalu. Ketika William baru saja debut menjadi aktor dan Hans ditugaskan untuk menjadi manajernya. "Hansel Scott, kau akan menjadi manajer dari William Vinclet!" ucap Smith kala itu. Saat itu Hans baru bekerja selama dua bulan sebagai kepala divisi Marketing. Pria berusia 30 tahun itu
Pagi ini seluruh media kembali dihebohkan dengan berita skandal video syur yang diduga adalah William Vinclet dan Eliana Clark. Seluruh media sosial William dan Eliana sudah dibanjiri oleh para netizen yang meminta klarifikasi dari William dan Eliana. Sosial media agency keduanya pun tak luput dari serbuan netizen yang mencari berita kebenarannya. Karena jika memang video itu benar adalah mereka berdua, maka tamatlah riwayat keduanya. Eliana yang syok dengan berita ini hanya bisa mengurung dirinya di kamar. Jujur saja, ia benar benar tak habis pikir dengan berita bodoh semacam itu lagi. Eliana dan William tak pernah melakukan seperti apa yang ada di dalam video itu apalagi sampai memvideokannya. Itu sama saja dengan melanggar kontrak yang telah Eliana tanda tangani. Dan itu artinya karirnya bisa saja hancur dan agency akan langsung memecatnya bahkan ia harus membayar denda karena telah melanggar kontrak tersebut.