Share

Bab 7

Author: BalqizAzzahra
last update Last Updated: 2025-02-21 08:31:15

🍁🍁🍁

Maria duduk di sofa ruang tamu dengan wajah penuh kekhawatiran. Matanya menatap tajam ke arah putranya, David, yang duduk di seberangnya dengan ekspresi keras kepala. Pembicaraan ini harus segera dilakukan, sebelum David dan Zoya bertindak terlalu jauh.

"David, kasihanilah istrimu, Clara," ujar Maria dengan suara yang bergetar. "Dia sangat menderita melihatmu terus bersama wanita itu. Setiap malam dia menangis, setiap hari dia hidup dalam bayang-bayang pengkhianatanmu. Sudah cukup, Nak. Putuskan hubunganmu dengan Zoya."

David menarik napas panjang, lalu menggeleng dengan mantap. "Aku tidak bisa, Bu. Aku mencintai Zoya, dan... dia sedang mengandung anakku."

Maria terperanjat. Mata tuanya melebar dalam keterkejutan. "Apa?" suaranya hampir tak keluar.

David menunduk, merasa bersalah tetapi tetap teguh pada pendiriannya. "Zoya hamil, Bu. Aku tidak bisa meninggalkannya dalam keadaan seperti ini. Anak itu adalah darah dagingku."

Maria merasakan dadanya sesak. Ia tak pernah menyangka bahwa anaknya akan terjerumus sejauh ini. "David! Bagaimana bisa kau melakukan ini? Anak hasil zina bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan! Kau sudah menghancurkan pernikahanmu, menghancurkan hati Clara! Apa kau bahkan peduli padanya?"

David menatap ibunya dengan sorot mata yang sulit ditebak. "Aku peduli, Bu. Tapi perasaanku juga nyata. Aku tidak bisa mengabaikan Zoya dan anak yang dikandungnya."

Maria tak mampu menahan air matanya. Ia menangis, meratapi pilihan buruk yang dibuat anaknya.

Di ambang pintu, tanpa mereka sadari, Clara berdiri dengan tubuh gemetar. Ia datang hendak menyajikan teh untuk ibu mertuanya, tetapi kini ia justru mendengar kenyataan yang menghancurkan hatinya.

Mata Clara membelalak, tubuhnya melemah, dan dunia seakan berputar dengan cepat. Ia merasa sesak, napasnya terengah-engah. Dan dalam sekejap, tubuhnya limbung.

"Clara!" Maria berteriak panik saat menoleh dan melihat menantunya jatuh pingsan di lantai.

David bergegas menghampiri istrinya, wajahnya berubah pucat. "Clara! Sayang, bangun!"

Maria menangis lebih keras. Hatinya semakin pedih melihat Clara yang begitu rapuh akibat ulah putranya. "Lihat apa yang telah kau lakukan, David! Kau telah menghancurkan istrimu!"

David hanya bisa memeluk tubuh Clara yang tak sadarkan diri, perasaan bersalah mulai menyelimutinya. Ia kini dihadapkan pada kenyataan pahit yang harus ia hadapi: keputusan yang ia buat tidak hanya menghancurkan satu hati, tetapi banyak hati sekaligus.

Di dalam ruangan yang penuh ketegangan itu, hanya isak tangis Maria yang menggema, sementara Clara masih tergeletak tak sadarkan diri di pelukan suaminya yang mulai merasakan dampak dari keputusannya sendiri.

***

Clara membuka matanya perlahan. Cahaya putih dari lampu di langit-langit kamar rumah sakit membuatnya menyipitkan mata. Semua terasa buram dan samar, tapi suara isakan pelan mulai terdengar jelas. Saat penglihatannya mulai fokus, ia melihat dua sosok di samping ranjangnya—Maria, ibu mertuanya, dan David, suaminya. Wajah mereka penuh kesedihan. Mata David memerah, air matanya mengalir tanpa henti. Begitu pula dengan Maria, yang menggenggam tangannya erat, seolah takut kehilangan.

"Clara… syukurlah kamu sadar…" suara Maria bergetar penuh haru. Namun, Clara hanya diam, membisu.

Hatinya terasa kosong. Kosong tapi sekaligus penuh dengan sesuatu yang menyakitkan, sesuatu yang menghancurkan setiap sudut jiwanya. Kenyataan itu kembali terbayang dalam kepalanya—Zoya hamil.

Zoya, perempuan itu, selingkuhan David, telah mengandung anak dari pria yang Clara cintai. Anak yang selama ini ia dambakan, yang selama ini ia doakan dalam setiap sujudnya, tetapi tak pernah Tuhan berikan kepadanya. Sekarang, justru perempuan lain yang mengandung darah daging David. Sungguh ironi yang kejam.

Clara menelan ludah. Ada benjolan di tenggorokannya yang membuatnya sulit bernapas. Jari-jarinya yang pucat menggenggam selimut putih di atas tubuhnya, berusaha mencari pegangan. Tapi tidak ada yang bisa menggenggam hatinya yang kini terasa hampa.

"Sayang… maaf… aku…" David terisak, suaranya pecah di udara yang terasa begitu berat. Ia mencoba menyentuh tangan Clara, tetapi Clara menarik tangannya. Gerakan kecil itu seolah membentuk dinding yang tak kasat mata di antara mereka.

Maria ikut menangis lebih keras. "Clara, anakku… jangan seperti ini. Kami sangat khawatir…"

Namun, Clara tetap diam. Bibirnya terkunci rapat, seperti enggan mengeluarkan sepatah kata pun. Ia takut jika ia berbicara, tangisnya akan pecah. Ia takut jika ia mulai berbicara, ia tidak akan pernah bisa berhenti meluapkan sakit hatinya.

David pasti tidak akan meninggalkan Zoya. Clara tahu itu. Zoya memiliki sesuatu yang selama ini tidak bisa ia berikan kepada David—seorang anak. Itu adalah kuasa terbesar yang kini dimiliki perempuan itu. Tidak peduli seberapa banyak David memohon maaf, tidak peduli seberapa dalam kesedihannya saat ini, kenyataannya tidak akan berubah. Ada seorang anak yang akan lahir dari hubungan terlarang mereka.

Clara merasa marah, tetapi lebih dari itu, ia merasa kalah. Bagaimana mungkin ia memenangkan hati suaminya, jika kini Zoya memiliki sesuatu yang mengikat David lebih erat daripada pernikahan mereka?

Dalam pikirannya yang kacau, Clara bertanya-tanya—apakah masih ada tempat untuknya di hati pria itu? Apakah masih ada alasan baginya untuk tetap bertahan? Atau, apakah ini saatnya untuk melepaskan semua, meski itu berarti menyerahkan pria yang paling ia cintai kepada perempuan lain?

Air mata yang selama ini ia tahan akhirnya jatuh, mengalir tanpa bisa ia cegah. Tapi Clara tetap tidak bersuara. Hanya diam. Hanya membiarkan dirinya tenggelam dalam luka yang seakan tak akan pernah bisa sembuh.

***

Clara duduk di tepi ranjangnya yang luas, menatap bayangan dirinya di cermin besar di sudut kamar. Mata sembabnya mencerminkan betapa pilu hatinya. Seakan dunia tengah mengujinya dengan cobaan yang tak kunjung usai. Hidup yang selama ini tampak sempurna bagi orang lain, nyatanya penuh kepalsuan dan penderitaan. Untuk apa punya harta melimpah, rumah megah, aset yang tak terhitung jumlahnya, jika suaminya sendiri tidak setia?

David, lelaki yang dulu ia pikir adalah cinta sejatinya, kini menjadi sumber luka terdalam dalam hidupnya. Kepercayaannya hancur saat ia mengetahui perselingkuhan suaminya dengan seorang wanita muda bernama Zoya. Betapa sakit hatinya melihat David menghabiskan waktu dengan wanita itu, sementara dirinya hanya bisa menangis dalam kesendirian. Clara merasa seperti manusia paling tidak beruntung di dunia.

Namun, semakin lama ia tenggelam dalam kesedihan, semakin besar tekadnya untuk bertindak. Dia tidak bisa membiarkan Zoya merebut suaminya begitu saja. Dia tidak boleh menyerah dan membiarkan dirinya dipermalukan. Jika selama ini David terpikat oleh pesona Zoya, maka Clara harus menunjukkan bahwa dirinya lebih berharga. Ia harus mencuri kembali perhatian suaminya, mengingatkan David bahwa rumah tangga mereka masih ada, bahwa ia masih layak diperjuangkan.

"Nak, minum obatmu dulu," ucap Maria yang melangkah masuk ke dalam kamar Clara sambil membawa nampan berisi sebotol air dan obat-obatan.

"Bu, jangan repot-repot. Aku bisa mengambilnya sendiri nanti," ucap Clara.

"Aku tidak merasa direpotkan, aku senang bisa merawat mu." Maria mengelus rambut menantunya lembut. "Bersabarlah nak, aku yakin semua masalah dalam rumah tanggamu ini akan segera selesai. Kamu wanita kuat." Maria mencoba memberikan nasihat positif untuk mengajarkan hati dan jiwa Clara yang sedang lemah.

"Aku akan berusaha sebaik mungkin, Bu." janji Clara.

Maria, sosok ibu mertua yang selama ini menjadi tempatnya bersandar di tengah badai. Maria memutuskan untuk tinggal bersama mereka, bukan hanya untuk merawat Clara, tetapi juga untuk mengawasi gerak-gerik David. Wanita tua itu tidak bisa tinggal diam melihat anaknya menghancurkan rumah tangganya sendiri. Ia tahu betapa Clara mencintai David dan bagaimana menantunya itu telah berjuang mempertahankan pernikahan mereka. Sebagai seorang ibu, Maria ingin memastikan bahwa David sadar akan kesalahannya sebelum semuanya terlambat.

Kehadiran Maria membawa sedikit ketenangan bagi Clara. Ada seseorang yang memahami lukanya, yang peduli dan ingin membantunya melewati masa sulit ini. Namun, itu saja tidak cukup. Ia harus menemukan cara agar David kembali melihatnya seperti dulu, mencintainya seperti saat mereka pertama kali jatuh cinta. Apakah dia harus berubah menjadi sosok yang lebih menarik? Atau menunjukkan betapa berartinya dirinya dalam kehidupan David?

Clara sadar bahwa ini bukan hanya tentang memenangkan kembali suaminya, tetapi juga tentang menghargai dirinya sendiri. Jika David tetap memilih Zoya meski ia telah berjuang, maka mungkin ia harus berpikir ulang apakah pernikahan ini masih layak dipertahankan. Namun, sebelum menyerah, ia akan mencoba. Ia akan melakukan apa pun agar tidak kalah dari Zoya.

Malam itu, Clara menatap dirinya di cermin, menghapus air matanya, dan mengangkat dagunya dengan mantap. Ia tidak akan membiarkan kesedihan menguasai hidupnya lagi. Jika David masih memiliki hati untuknya, ia akan menemukannya kembali. Jika tidak, ia akan mencari jalan untuk bahagianya sendiri.

Dan untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir, Clara merasakan secercah harapan. Ia tidak akan kalah, tidak kali ini.

Bersambung....

Related chapters

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 8

    🍁🍁🍁 Clara berdiri di depan cermin, menatap pantulan dirinya. Gaun satin merah yang membalut tubuhnya begitu pas, memperlihatkan setiap lekuk yang sempurna. Rambutnya tergerai indah, wangi parfum mahal menyelimuti tubuhnya. Ia tahu dirinya masih menarik. Ia tahu suaminya, David, dulu tak bisa mengalihkan pandangan saat melihatnya berdandan seperti ini. Tapi itu dulu. Dengan langkah perlahan, ia mendekati tempat tidur, tempat David berbaring sambil menatap layar ponselnya. Entah apa yang sedang dilihatnya, tapi sejak beberapa bulan terakhir, kebersamaan mereka terasa begitu hambar. Malam-malam yang dulu penuh gairah kini hanya tersisa sunyi dan jarak yang kian melebar. Clara naik ke ranjang, mendekatkan tubuhnya pada suaminya. Tangannya menyentuh bahu David, kemudian turun perlahan ke dadanya. “Sayang,” bisiknya, suaranya penuh kelembutan, “sudah lama sekali kita tidak bersama. Aku merindukanmu.” David menghela napas dan menurunkan ponselnya. Ia menatap Clara sejenak, lalu mema

    Last Updated : 2025-02-21
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 9

    Pintu rumah terbuka perlahan, Clara melangkah masuk dengan wajah kusut serta raut kelelahan yang sulit disembunyikan. Clara menarik napas panjang sebelum menutup pintu di belakangnya. Langkahnya berat, seolah beban yang dipikulnya terlalu besar untuk ditanggung sendirian.Maria, ibu mertuanya, yang sedang duduk di ruang tamu, langsung menoleh begitu mendengar suara pintu terbuka. Wajahnya penuh kekhawatiran. Semalaman ia dan David, suami Clara, mencarinya ke berbagai tempat, tetapi tak ada jejak yang bisa ditemukan."Dari mana saja kamu, Clara?" tanya Maria dengan nada lembut, namun penuh keprihatinan. Matanya menelusuri wajah menantunya yang tampak begitu letih.Clara menunduk, menghindari tatapan ibu mertuanya. "Aku pergi ke rumah temanku," jawabnya lirih. "Aku sedang butuh ketenangan sebentar."Maria menghela napas. Ia sudah menebak sesuatu pasti terjadi antara Clara dan David. "Kalian bertengkar tadi malam, bukan?" duganya dengan nada penuh pengertian.Clara tak langsung menjawab.

    Last Updated : 2025-02-21
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 10

    Clara melangkah masuk ke dalam kafe dengan langkah ragu. Aroma kopi yang khas memenuhi ruangan, bercampur dengan suara pelan musik akustik yang mengalun di latar belakang. Ia menoleh ke arah salah satu sudut ruangan, dan di sanalah Erick duduk, menunggunya dengan tatapan tajam yang sulit diartikan.Dengan hati berdebar, Clara menghampiri meja itu dan duduk di hadapannya. Erick tampak tenang, tetapi ada sesuatu dalam sorot matanya yang membuat Clara merasa gelisah."Apa yang mau kamu sampaikan?" tanya Clara, suaranya datar tetapi penuh waspada.Erick menarik napas dalam sebelum menjawab, "Maukah kamu menjadi kekasihku lagi? Aku masih mencintaimu sama seperti dulu."Clara membelalakkan mata. Ia tidak menduga Erick akan langsung mengatakan hal seperti itu tanpa basa-basi. Ia merasa lidahnya kelu, tetapi kemudian ia memaksakan diri untuk berbicara. "Apa kamu gila? Aku sudah bersuami, kamu tahu kan?"Erick mengangguk pelan, tetapi bukannya surut, ia justru menatap Clara lebih dalam. "Aku t

    Last Updated : 2025-02-22
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 11

    Clara melangkah masuk ke dalam kantor suaminya, David. Tumit sepatunya berdetak di lantai marmer yang mengkilap, menggema di antara keheningan yang tiba-tiba menyelimuti ruangan. Para pegawai yang sedang bekerja menghentikan aktivitas mereka, menoleh ke arahnya dengan tatapan pilu. Ia bisa merasakan bisik-bisik di antara mereka, sorot mata mereka yang mencerminkan iba.Mungkin mereka semua sudah tahu. Mungkin mereka telah melihat sendiri bagaimana suaminya, pria yang telah bersamanya bertahun-tahun, kini beralih pada wanita lain. Wanita secantik dan sebaik Clara, diselingkuhi oleh pria yang pernah ia percaya sepenuh hati.Matanya langsung tertuju pada seorang wanita yang berdiri di tengah ruangan dengan sikap angkuh, seolah dia adalah ratu di tempat ini. Zoya. Wanita itu tampak begitu nyaman, bahkan lebih dari pemilik kantor yang sebenarnya. Dengan gaun elegan yang membalut tubuhnya, dengan raut wajah penuh kemenangan, seakan menegaskan bahwa tempat ini, juga suaminya, kini adalah mil

    Last Updated : 2025-02-22
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 12

    🍁🍁🍁Malam itu, angin berhembus kencang di atas jembatan tua yang sepi. Bulan samar-samar tertutup awan, seakan enggan menyaksikan penderitaan seorang wanita yang berdiri di tepi pagar jembatan, menatap ke dalam kegelapan di bawahnya. Clara menggenggam pagar besi dengan erat, hatinya bergejolak dalam keputusasaan. Air matanya sudah kering, namun luka di hatinya semakin menganga.Pernikahannya dengan David yang dulu penuh cinta kini hancur berkeping-keping. Perselingkuhan yang dilakukan suaminya telah mencabik-cabik hatinya hingga ia merasa tak lagi punya tempat di dunia ini. Tak ada gunanya bertahan. Tak ada lagi alasan untuk hidup.Saat ia hendak melangkah ke jurang kegelapan, tiba-tiba sebuah tangan kuat menariknya ke belakang. Tubuhnya terhuyung, dan dalam sekejap ia terjatuh ke dalam dekapan seseorang. Clara mendongak, dan matanya bertemu dengan sepasang mata penuh kepedulian. Itu Erick."Clara, apa yang sedang kamu lakukan?" suara Erick bergetar, mencerminkan keterkejutan dan k

    Last Updated : 2025-02-22
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 13

    🍁🍁🍁Clara mencoba untuk menata Hidupnya yang semula hancur berkeping-keping akibat pengkhianatan David. Dia tak mau lagi menangisi pria yang telah memilih menikah lagi dengan Zoya. Baginya, semua sudah berlalu, dan tak ada gunanya terus meratapi nasib. Kini saatnya dia fokus pada dirinya sendiri, membahagiakan dirinya tanpa perlu mengandalkan siapa pun.Dengan uang yang selama ini ia simpan untuk masa depan bersama David, Clara memutuskan untuk menggunakannya. Apa gunanya menimbun uang untuk seseorang yang telah mengkhianatinya? Apalagi, dia tahu bahwa Zoya juga menghabiskan uang David dengan seenaknya. Maka, Clara pun memutuskan untuk memanjakan dirinya, mengubah penampilan agar terlihat lebih fresh, muda, dan cantik.Langkah pertamanya adalah pergi ke salon rambut. Ia memilih potongan rambut baru yang lebih modern, mencerminkan kepribadiannya yang kini lebih percaya diri dan mandiri. Tak hanya itu, ia juga memilih warna rambut yang berbeda dari sebelumnya, sesuatu yang lebih bera

    Last Updated : 2025-02-22
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Prolog

    🍁🍁🍁 Hujan turun deras di luar, menampar kaca jendela dengan irama yang kacau. Langit malam menghitam pekat, seakan turut menggambarkan suasana hati Clara yang diliputi kekecewaan. Dia berdiri di depan meja makan, kedua tangannya terkepal di sisi tubuhnya, menahan gemetar yang perlahan merayap ke sekujur tubuhnya. Di hadapannya, David duduk dengan ekspresi kosong, matanya merah, bukan karena tangis, tetapi karena amarah yang dipendam terlalu lama. “David, aku sudah bilang padamu. Aku sudah periksa ke dokter spesialis. Tidak ada yang salah denganku, aku subur. Kita hanya perlu bersabar dan berusaha lebih keras lagi agar bisa punya anak,” suara Clara bergetar, mencoba menjelaskan untuk kesekian kalinya. David menegakkan tubuhnya, menatap istrinya dengan sorot mata yang sulit diartikan. “Lima tahun, Clara. Lima tahun kita menikah, dan masih belum ada tanda-tanda. Kamu pikir aku bisa terus bersabar?” Clara menggigit bibirnya, menahan air mata yang mengancam jatuh. “Bersabarlah, D

    Last Updated : 2025-02-20
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 1

    🍁🍁🍁Clara duduk di ruang tamu dengan tatapan kosong, matanya terpaku pada jam dinding yang terus berdetak. Pukul sepuluh malam, dan sekali lagi David belum pulang. Ini bukan pertama kalinya—sudah berbulan-bulan pria itu sering menghabiskan malam di luar rumah, terutama saat akhir pekan. Dulu, mereka selalu menghabiskan waktu bersama, pergi makan malam, atau sekadar menonton film di rumah sambil berbincang ringan. Tapi sekarang, semua itu tinggal kenangan.David berubah. Dia menjadi dingin, cuek, dan seolah tak lagi peduli pada Clara. Saat di rumah pun, dia lebih banyak menghabiskan waktu di kamar kerja atau sibuk dengan ponselnya. Setiap kali Clara mencoba mendekatinya, pria itu selalu memiliki alasan untuk menghindar.Malam itu, saat Clara akhirnya mendengar suara kunci pintu diputar, hatinya berdebar. David masuk dengan wajah lelah, tanpa menatapnya, dia langsung berjalan menuju kamar. Clara menarik napas dalam, mengumpulkan keberanian untuk berbicara. Dia tak bisa terus berpura-

    Last Updated : 2025-02-20

Latest chapter

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 13

    🍁🍁🍁Clara mencoba untuk menata Hidupnya yang semula hancur berkeping-keping akibat pengkhianatan David. Dia tak mau lagi menangisi pria yang telah memilih menikah lagi dengan Zoya. Baginya, semua sudah berlalu, dan tak ada gunanya terus meratapi nasib. Kini saatnya dia fokus pada dirinya sendiri, membahagiakan dirinya tanpa perlu mengandalkan siapa pun.Dengan uang yang selama ini ia simpan untuk masa depan bersama David, Clara memutuskan untuk menggunakannya. Apa gunanya menimbun uang untuk seseorang yang telah mengkhianatinya? Apalagi, dia tahu bahwa Zoya juga menghabiskan uang David dengan seenaknya. Maka, Clara pun memutuskan untuk memanjakan dirinya, mengubah penampilan agar terlihat lebih fresh, muda, dan cantik.Langkah pertamanya adalah pergi ke salon rambut. Ia memilih potongan rambut baru yang lebih modern, mencerminkan kepribadiannya yang kini lebih percaya diri dan mandiri. Tak hanya itu, ia juga memilih warna rambut yang berbeda dari sebelumnya, sesuatu yang lebih bera

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 12

    🍁🍁🍁Malam itu, angin berhembus kencang di atas jembatan tua yang sepi. Bulan samar-samar tertutup awan, seakan enggan menyaksikan penderitaan seorang wanita yang berdiri di tepi pagar jembatan, menatap ke dalam kegelapan di bawahnya. Clara menggenggam pagar besi dengan erat, hatinya bergejolak dalam keputusasaan. Air matanya sudah kering, namun luka di hatinya semakin menganga.Pernikahannya dengan David yang dulu penuh cinta kini hancur berkeping-keping. Perselingkuhan yang dilakukan suaminya telah mencabik-cabik hatinya hingga ia merasa tak lagi punya tempat di dunia ini. Tak ada gunanya bertahan. Tak ada lagi alasan untuk hidup.Saat ia hendak melangkah ke jurang kegelapan, tiba-tiba sebuah tangan kuat menariknya ke belakang. Tubuhnya terhuyung, dan dalam sekejap ia terjatuh ke dalam dekapan seseorang. Clara mendongak, dan matanya bertemu dengan sepasang mata penuh kepedulian. Itu Erick."Clara, apa yang sedang kamu lakukan?" suara Erick bergetar, mencerminkan keterkejutan dan k

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 11

    Clara melangkah masuk ke dalam kantor suaminya, David. Tumit sepatunya berdetak di lantai marmer yang mengkilap, menggema di antara keheningan yang tiba-tiba menyelimuti ruangan. Para pegawai yang sedang bekerja menghentikan aktivitas mereka, menoleh ke arahnya dengan tatapan pilu. Ia bisa merasakan bisik-bisik di antara mereka, sorot mata mereka yang mencerminkan iba.Mungkin mereka semua sudah tahu. Mungkin mereka telah melihat sendiri bagaimana suaminya, pria yang telah bersamanya bertahun-tahun, kini beralih pada wanita lain. Wanita secantik dan sebaik Clara, diselingkuhi oleh pria yang pernah ia percaya sepenuh hati.Matanya langsung tertuju pada seorang wanita yang berdiri di tengah ruangan dengan sikap angkuh, seolah dia adalah ratu di tempat ini. Zoya. Wanita itu tampak begitu nyaman, bahkan lebih dari pemilik kantor yang sebenarnya. Dengan gaun elegan yang membalut tubuhnya, dengan raut wajah penuh kemenangan, seakan menegaskan bahwa tempat ini, juga suaminya, kini adalah mil

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 10

    Clara melangkah masuk ke dalam kafe dengan langkah ragu. Aroma kopi yang khas memenuhi ruangan, bercampur dengan suara pelan musik akustik yang mengalun di latar belakang. Ia menoleh ke arah salah satu sudut ruangan, dan di sanalah Erick duduk, menunggunya dengan tatapan tajam yang sulit diartikan.Dengan hati berdebar, Clara menghampiri meja itu dan duduk di hadapannya. Erick tampak tenang, tetapi ada sesuatu dalam sorot matanya yang membuat Clara merasa gelisah."Apa yang mau kamu sampaikan?" tanya Clara, suaranya datar tetapi penuh waspada.Erick menarik napas dalam sebelum menjawab, "Maukah kamu menjadi kekasihku lagi? Aku masih mencintaimu sama seperti dulu."Clara membelalakkan mata. Ia tidak menduga Erick akan langsung mengatakan hal seperti itu tanpa basa-basi. Ia merasa lidahnya kelu, tetapi kemudian ia memaksakan diri untuk berbicara. "Apa kamu gila? Aku sudah bersuami, kamu tahu kan?"Erick mengangguk pelan, tetapi bukannya surut, ia justru menatap Clara lebih dalam. "Aku t

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 9

    Pintu rumah terbuka perlahan, Clara melangkah masuk dengan wajah kusut serta raut kelelahan yang sulit disembunyikan. Clara menarik napas panjang sebelum menutup pintu di belakangnya. Langkahnya berat, seolah beban yang dipikulnya terlalu besar untuk ditanggung sendirian.Maria, ibu mertuanya, yang sedang duduk di ruang tamu, langsung menoleh begitu mendengar suara pintu terbuka. Wajahnya penuh kekhawatiran. Semalaman ia dan David, suami Clara, mencarinya ke berbagai tempat, tetapi tak ada jejak yang bisa ditemukan."Dari mana saja kamu, Clara?" tanya Maria dengan nada lembut, namun penuh keprihatinan. Matanya menelusuri wajah menantunya yang tampak begitu letih.Clara menunduk, menghindari tatapan ibu mertuanya. "Aku pergi ke rumah temanku," jawabnya lirih. "Aku sedang butuh ketenangan sebentar."Maria menghela napas. Ia sudah menebak sesuatu pasti terjadi antara Clara dan David. "Kalian bertengkar tadi malam, bukan?" duganya dengan nada penuh pengertian.Clara tak langsung menjawab.

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 8

    🍁🍁🍁 Clara berdiri di depan cermin, menatap pantulan dirinya. Gaun satin merah yang membalut tubuhnya begitu pas, memperlihatkan setiap lekuk yang sempurna. Rambutnya tergerai indah, wangi parfum mahal menyelimuti tubuhnya. Ia tahu dirinya masih menarik. Ia tahu suaminya, David, dulu tak bisa mengalihkan pandangan saat melihatnya berdandan seperti ini. Tapi itu dulu. Dengan langkah perlahan, ia mendekati tempat tidur, tempat David berbaring sambil menatap layar ponselnya. Entah apa yang sedang dilihatnya, tapi sejak beberapa bulan terakhir, kebersamaan mereka terasa begitu hambar. Malam-malam yang dulu penuh gairah kini hanya tersisa sunyi dan jarak yang kian melebar. Clara naik ke ranjang, mendekatkan tubuhnya pada suaminya. Tangannya menyentuh bahu David, kemudian turun perlahan ke dadanya. “Sayang,” bisiknya, suaranya penuh kelembutan, “sudah lama sekali kita tidak bersama. Aku merindukanmu.” David menghela napas dan menurunkan ponselnya. Ia menatap Clara sejenak, lalu mema

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 7

    🍁🍁🍁 Maria duduk di sofa ruang tamu dengan wajah penuh kekhawatiran. Matanya menatap tajam ke arah putranya, David, yang duduk di seberangnya dengan ekspresi keras kepala. Pembicaraan ini harus segera dilakukan, sebelum David dan Zoya bertindak terlalu jauh. "David, kasihanilah istrimu, Clara," ujar Maria dengan suara yang bergetar. "Dia sangat menderita melihatmu terus bersama wanita itu. Setiap malam dia menangis, setiap hari dia hidup dalam bayang-bayang pengkhianatanmu. Sudah cukup, Nak. Putuskan hubunganmu dengan Zoya." David menarik napas panjang, lalu menggeleng dengan mantap. "Aku tidak bisa, Bu. Aku mencintai Zoya, dan... dia sedang mengandung anakku." Maria terperanjat. Mata tuanya melebar dalam keterkejutan. "Apa?" suaranya hampir tak keluar. David menunduk, merasa bersalah tetapi tetap teguh pada pendiriannya. "Zoya hamil, Bu. Aku tidak bisa meninggalkannya dalam keadaan seperti ini. Anak itu adalah darah dagingku." Maria merasakan dadanya sesak. Ia tak pernah

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 6

    🍁🍁🍁 David masuk ke dalam rumah dengan langkah cepat, matanya langsung mencari sosok Clara. Ia baru saja mendapat pesan dari Zoya bahwa istrinya telah menamparnya dan membuat keributan di rumahnya. Begitu David menemukan Clara di ruang tamu, duduk dengan wajah tanpa penyesalan, amarah David meledak begitu saja. "Apa yang sudah kamu lakukan, Clara?" suaranya meninggi, sorot matanya tajam menuntut penjelasan. Clara menoleh dengan tenang, menyilangkan tangannya di depan dada. "Aku hanya memberikan pelajaran untuk perempuan murahan seperti Zoya. Dia pantas mendapatkannya." David menghela napas panjang, mencoba mengendalikan emosinya. "Itu bukan alasan untuk menampar dan memakinya secara kasar! Apa kamu tidak berpikir dulu sebelum melakukan sesuatu?" Clara mendengus kesal. "Oh, jadi sekarang kamu membelanya? David, aku ini istrimu! Aku seharusnya menjadi prioritasmu, bukan dia!" Suaranya meninggi, kemarahannya terpancar jelas. "Ini bukan soal berpihak pada siapa. Ini soal bagai

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 5

    🍁🍁🍁Siang itu, Clara berdiri di depan pintu rumah Zoya dengan napas memburu. Tangannya terkepal, dadanya bergejolak. Amarah menguasai dirinya sejak ia tahu bahwa Zoya, sahabatnya sendiri, telah merebut David, suami dari sahabatnya, Rina. Tak ada yang bisa membenarkan pengkhianatan seperti ini. Tanpa basa-basi, Clara mengetuk pintu dengan keras. Tak lama, Zoya muncul dengan senyum tipis di bibirnya. Mata tajamnya menyorot Clara, seolah sudah tahu alasan kedatangannya. "Clara," sapanya dengan suara santai. "Ada apa?" Tanpa menunggu jawaban, Clara mendorong Zoya hingga perempuan itu terhuyung ke belakang. "Kamu benar-benar perempuan tak tahu malu!" bentaknya. "Dari semua pria yang ada di luar sana, kenapa kau harus merayu suamiku? Apa aku pernah berbuat salah padamu sampai kamu tega melakukan ini?" Zoya mengusap lengannya yang terkena dorongan tadi, namun ia tetap tersenyum. "David lebih menarik dibanding pria-pria lajang di luar sana. Dia memesona, dewasa, dan tahu bagaimana memp

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status