Home / Romansa / Save Me Mr. Cool. / Dan masalah datang.

Share

Dan masalah datang.

Author: Ellina Exsli
last update Last Updated: 2021-04-24 23:44:22

===================================

Raiden menaikkan satu alisnya saat berita tentang dirinya menjadi pencarian pertama di seluruh situs internet. Terlebih kabar yang beredar tentang ia yang menyembunyikan hubungan percintaannya pada media. Raiden membaca beberapa komentar tentang fotonya bersama dengan seorang wanita asing yang terlihat cukup cantik. Komentar baik, buruk dan ada juga yang hanya menanggapi dengan emotion cukup membuat Raiden gerah.

"Dia cukup berani mencari masalah denganku. Apa dia cukup waras untuk memposting fotoku?" Raiden menatap lagi komputer yang berada di depan matanya.

"Jangan terlalu lelah bekerja sayang, aku mencintaimu, Kekasihku."

Raiden tersenyum tipis pada kata-kata yang tertera diantara fotonya dengan wanita yang tak ia kenal. Namun entah kenapa wajah wanita tersebut begitu familiar untuknya.

"Xeena Gilhive," ucap Raiden menyebut nama akun media sosial di layar monitornya.

Raiden memijit pelan kedua pelipisnya. Memikirkan semua hal yang datang silih beganti dalam hidupnya. Ingatan beberapa kabar buruk tentang imagenya kembali terbayang. Tak pernahnya Raiden membawa atau mengatakan pada seluruh kerabatnya tentang seorang wanita membuat keluarganya cukup khawatir. Hingga akhirnya Raiden memilih keluar dan hidup sendirian. Tak cukup hanya itu, bahkan media juga tak kalah sering memojokkannya jika itu tentang wanita. Jawaban Raiden yang sama sekali tak membuat mereka puas berubah menjadi kabar miring hingga saat ini.

"Gay? Aku seorang gay bagi mereka," ucap Raiden diantara senyum tipisnya yang terlihat tampan untuk wajahnya.

Ya, kabar tentang Raiden yang seorang gay tersebar luas di media. Dan Raiden hanya diam menanggapi kabar tersebut. Tak pernah menyangkal atau pun mengakui. Diamnya Raiden cukup membuat kabar tersebut kian melenceng. Mereka semua benar-benar menganggap Raiden seorang gay. Kini, setelah sekian tahun publik diam, kabar tentang dirinya kembali menjadi topik bahan utama di media. Bedanya, kali ini mereka mulai penasaran dengan sosok wanita yang menyandang gelar kekasih seorang jutawan London.

Gemparnya foto tersebut cukup membuat beberapa saham milik Raiden melonjak pesat. Rasa ingin tahu dari media cukup membuat beberapa perusahaan yang ia miliki naik begitu saja. Bahkan seluruh pegawai dari Horrods memanfaatkan kabar tersebut dengan baik. Mengubah seluruh tampilan toko kelas atas dengan nuansa pastel dan pernak-pernik indah layaknya bunga sakura yang tengah mekar. Dan jawaban mereka cukup mengesankan saat para pembeli datang dan menanyakan konsep baru yang mereka miliki.

"Karena pemilik perusahaan kami tengah jatuh cinta,"

Itu adalah jawaban mudah dan cukup membuat para pembeli tersenyum. Diluar dugaan, semua pakaian dan perhiasan couple yang dibandrol dengan harga fantastis itu begitu mudah terjual. Bahkan baru beberapa jam yang lalu para manager kantornya kualahan dengan pesanan barang yang di minta oleh pembeli. Penjualan Horrods meningkat sebanyak tujuh puluh sembilan persen. Itu semua belum termasuk dengan mall besar lainnya. Hotel bintang 5, resort dan semua aset yang Raiden miliki melonjak pesat. Bahkan Raiden bingung mengatakan kabar miring tentangnya ini sebuah petaka atau sebuah hadiah dalam hidupnya.

Tiga puluh menit saat foto tersebut baru saja terunggah, orang kepercayaan Raiden langsung menghandle segalanya. Awalnya Raiden cukup pusing untuk menyangkal semua kabar tersebut hingga merasa perlu menyiapkan konferensi pers. Namun pagi ini, semua berbalik seratus delapan puluh derajat dan Raiden hanya bisa memantau semua kabar dan perkembangan sahamnya. Bahkan Raiden telah mengirimkan sepuluh orang terbaiknya untuk mencari tahu tentang wanita yang mengaku sebagai kekasihnya.

"Jadi apa yang harus aku lakukan? Menyingkirkanmu atau menarikmu dalam masalah yang kau ciptakan?" Raiden menatap selembar foto yang baru saja ia print dari komputernya.

Senyum terkembang di bibir Raiden saat telepon genggamnya bergetar. Raiden mengangkat telepon tersebut dan berharap kabar baik telah menunggunya.

"Apa yang kau temukan?" tanya Raiden langsung.

"....."

"Aozora Xeena Gilhive, nama dan yang bagus. Berasal dari keluarga Gilhive,"

"...."

"Paragues Apartement?" senyum Raiden terkembang sesaat.

"Beli seluruh apartement Paragues dan cari tahu semua tentangnya."

"...."

"Semua, aku tak ingin ada satu pun yang terlewat."

"Aku ingin kabar tentangnya segera,"

"...."

"Ya, aku percayakan semua padamu."

Telepen tertutup dan Raiden semakin tersenyum.

"Ternyata dia hanyalah orang miskin. Semua wanita sama saja. Hanya menginginkan harta dan kekuasaan. Baiklah, akan kutunggu kabar selanjutnya. Baru akan bertindak untuk menyelesaikan masalah ini,"

***

Pagi ini Xeena bangun dengan lesu. Jadwalnya adalah melamar pekerjaan dan menghadiri beberapa interview. Xeena siap dengan rok pendek dan pakaian kerjanya. Menyiapkan beberapa hal yang ia perlukan dan memakan sebuah roti untuk sarapan paginya. Xeena baru saja akan keluar dari apartement, saat sebuah bel membuatnya harus membukakan pintu dengan cepat.

"Ya, siapa?" Xeena membuka pintu dan di hadapkan dengan dua orang yang menggunakan pakaian formal serba hitam.

"Nona Aozora," sapa salah satu dari kedua orang tersebut.

"Ya, saya sendiri. Ada perlu apa?" tanya Xeena sopan.

Xeena mengerutkan dahinya saat salah satu dari orang tersebut mengambil foto Xeena tanpa permisi.

"Apa yang anda lakukan!" tanya Xeena tegas.

"Ah, maaf Nona Aozora. Kami memberitahukan bahwa pemilik apartement Paragues telah menjual seluruh apartement di kawasan ini. Dan kami datang kesini karena Nona telah telat membayar apartement. Maaf jika kami mengambil foto Nona tanpa ijin. Namun pemilik apartement yang baru menginginkan foto anda,"

Xeena sedikit merasa aneh saat orang tersebut mengatakan tentang pemilik apartement menginginkan fotonya. Namun Xeena tak ingin mengambil pusing. "Saya akan segera membayarnya. Mohon berikan saya waktu sedikit lagi,"

Kedua orang tersebut mengangguk. "Baiklah, jika begitu kami permisi."

Xeena hanya menutup pintu dan menyandarkan tubuhnya pada pintu yang telah tertutup. Mengingat tawaran Vio yang akan meminjamkan uang untuk sewa apartementnya yang telah menunggak. Xeena juga tak bisa menyerahkan uang hasil kerja sambilannya karena membutuhkan uang untuk sehari-hari. Xeena menatap jam dinding yang terus berdetak, seketika Xeena ingat sesuatu dan langsung menyambar tasnya lalu pergi.

Xeena menyusuri jalan dan mulai sedikit heran saat tatapan orang mulai menatapnya dari atas hingga bawah. Namun karena waktu telah memburunya agar tidak telat, Xeena tak begitu memperhatikan tatapan dari orang-orang di sekelilingnya. Xeena terus bergegas melangkah menuju salah satu perusahaan besar di kota London. Menunggu untuk sesi interview yang akan ia jalani.

Lagi-lagi Xeena heran saat semua orang menatapnya heran. Hingga suatu kenyataan membuat Xeena terhempas dan terduduk lemas.

"Maaf, kami tak mempunyai tempat yang sesuai dengan anda, Nona. Kami takut pada kekasih anda, Mr. Raiden."

Xeena hanya terpaku pada jawaban resepsionis yang mengatakan itu semua. Xeena sedikit bingung dengan semuanya. Dengan semua pandangan orang-orang terhadapnya dan alasan penolakan kerjanya. Xeena keluar dari gedung besar tersebut dengan gontai. Tak menanyakan semua alasan atau pun lelaki yang mereka sebut sebagai kekasihnya.

Entah keberapa kalinya Xeena di tolak dari seluruh lamaran kerja yang ia datangi. Xeena hanya duduk termenung di sebuah bangku taman dengan semua kertas lamaran kerja yang sama sekali tak ada perusahaan yang mau menerimanya.

"Kesalahan apa yang telah aku lakukan hingga aku tak di terima kerja dimana pun? Dan ada dengan semua pandangan orang-orang itu? Apakah aku ini lelucon bagi mereka?" Xeena bergumam kesal dengan nasibnya.

"Merasa putus asa? Bagaimana rasanya?"

Suara lembut namun dingin itu terdengar jelas di telinga Xeena. Xeena menoleh dan dihadapkan dengan wanita cantik yang tersenyum sinis padanya.

"Kau," ucap Xeena mengingat wajah wanita di hadapannya.

"Aku Angela. Mantan dari tunangan yang kau rebut kemarin malam. Menggelikan, melihatmu seperti ini. Bukankah dunia sangat sempit, Xeena?" tanya Angela dingin.

Xeena terdiam. Ingatan tentang kejadian saat di Cameroon cafe kembali terbayang. "Apa maumu?" tanya Xeena langsung.

"Melihatmu hancur. Dan apa ini? Kau hanya gadis rendahan? Dimana kata-katamu yang meyakinkan untuk memberikan uang ganti untuk Jave? Nyatanya kau hanyalah sampah di perusahaan tempat ayahku bekerja!" Angela tersenyum penuh kepuasan karena berhasil membuat Xeena terpojok.

"Maaf, tapi bukankah itu keterlaluan?"

Angela tersenyum sinis. "Keterlaluan? Kau menghancurkan hubunganku dengan Jave. Memecatmu dari perusahaan dan menghubungi semua teman kolega ayahku agar kau tak diterima kerja dimana pun selama itu di London. Itu sebanding dengan rasa sakitku!"

Xeena berjengkit pada suatu kenyataan yanh baru saja ia tahu. "Ah, jadi semua ulahmu?"

"Hahaha, tentu saja. Kau pikir siapa lagi? Kau tiba-tiba dipecat dari perusahaan hanya karena terlambat datang? Yang benar adalah aku membuatmu dipecat lewat tangan ayahku!"

Xeena merasa amarahnya memuncak. Ingatan tentang perkataan sahabatnya, Vio kembali terulang. "Jangan pernah bermain-main dengan hati seseorang, Na." Xeena tersenyum tipis saat sadar perkataan sahabatnya tengah jadi kenyataan pahit yang harus ia terima.

Xeena bangun dan menatap Angela lembut. "Jave, aku kembalikan dia padamu. Maksudku, aku juga telah berakhir dengannya. Dan maaf atas semua kesalahanku," Xeena membungkukkan badannya sedikit lalu pergi daru taman begitu saja.

"Apa? Hei," Angela berteriak saat Xeena tetap berjalan meninggalkannya.

Xeena melangkah gontai dan memandang semua berkas di tangannya. "Ya ampun, pantas saja semua terasa sulit. Jika aku dari keluarga kaya, apakah semua akan jadi sedikit mudah?"

Xeena tersenyum getir pada suatu kenyataan pahit. Keluarganya hancur berantakan. Ayah dan ibunya bercerai dan tak lagi memperhatikannya. Xeena juga tak ingin bergantung pada kedua orangtuanya hingga memutuskan untuk hidup sendiri. Dengan semua uang pas-pasan dan hidup jauh dari kata mapan. Xeena cukup bahagia saat Violette, orang yang berbeda kelas darinya masih mau bersahabat dengannya. Banyaknya hutang budi pada Vio, membuat Xeena memutuskan untuk tak lagi merepotkan sahabatnya kecuali jika memang tak bisa di tunda.

"Hah, bukankah dunia ini cukup tak adil?" Xeena menghela napas kasar dan menatap langit London yang cerah.

Untuk sekian detik Xeena tersenyum. Lalu kembali menatap orang-orang di sekelilingnya yang menatapnya aneh. "Apa aku terlihat aneh? Kenapa mereka semua menatapku begitu?" Xeena memperhatikan sekitarnya dan menatap beberapa pria aneh yang mengenakan pakaian formal serba hitam juga kaca mata hitam yang terlihat serasi. Xeena mengingat dua orang yang datang pagi ini ke apartemennya. Dan ya, mereka semua terlihat mirip. Hanya saja dua orang tersebut tak menggunakan kaca mata hitam.

Xeena menunduk dan melangkah pelan. Sesekali mencoba menoleh kebelakang dengan hati-hati. Nyatanya orang-orang tersebut tetap mengikuti Xeena, kemana pun Xeena pergi. "Shit, what the hell! Apa aku telah melakukan kesalahan besar? Apa ini juga ulah Angela? Damn, ini benar-benar merepotkan."

Xeena terus melangkah dan lebih cepat. Hingga seseorang yang berlari menubruk tubuhnya. Xeena terhuyung namun orang yang menubruknya terjatuh. Teriakan "Pencuri" dari orang-orang di kejauhan membuat Xeena sadar. Dengan cepat Xeena menarik rambut orang tersebut, dan menarik tangannya kebelakang. Beberapa orang menolong Xeena saat Xeena berteriak minta tolong. Hingga akhirnya polisi membawa pelaku dan Xeena mendapatkan sebuah tas hitam di tangannya.

Dua orang Asing datang dan menghampiri Xeena. Orang itu bernapas lega dan meminta tas tersebut dari tangan Xeena. Xeena tersenyum saat tahu mereka lah yang berteriak minta tolong saat tas mereka dicuri. Xeena memberikan tas di tangannya dan tersenyum manis. Anehnya dua orang di depannya saling mencoba mengingat sambil memperhatikan wajah Xeena. Hingga salah satunya membuka handphone lalu menunjukkan pada orang di sebelahnya. Detik berikutnya mereka tersenyum dan memandang Xeena segan.

"Boku wa Raiden-san aijin dasuke? Namae wa? (Bukankah kamu kekasih Mr. Raiden? Siapa namamu?)" ucap pria setengah baya dan menunduk badannya sedikit pada Xeena.

Xeena bingung dan tak mengerti bahasa jepang yang mereka bawakan hanya bisa tertawa kecil dan ikut menundukkan badan. "Ah, sial. Dari sekian banyaknya bahasa, kenapa harus bahasa jepang? Tunggu dulu, dia bilang, namae. Bukankah itu nama? Aku pikir tak jauh berbeda dari name bahasa London."

Dengan tersenyum dan penuh percaya diri Xeena menyebutkan namanya. "Aozora Xeena Gilhive. You can call me, Xeena."

Dua orang tersebut tersenyum dan mengangguk. "Anata wa kawai desu, kare wa anata o sentaku shita baai machigatte imasen,( Kau cantik, tak salah jika ia memilihmu,)" kali ini wanita di samping lelaki tersebut yang berbicara pada Xeena.

Xeena lagi-lagi hanya bisa tersenyum kecil. "Apa lagi yang mereka katakan? Tunggu dulu, tadi dia menyebut kata kawai kan? Itu artinya cantik. Tentu saja, aku orang yang cantik.

Xeeba tersenyum lebar dan dengan bangga mengucapkan terimakasih. "Yes, ofcourse. Thank you,"

Dua orang di depan Xeena tersenyum dan saling berbisik. Membuat Xeena menjadi salah tingkah karena takut mengartikan kata-kata mereka. Hingga akhirnya wanita di samping pria tengah baya tersebut memberikan sebuah kartu nama pada Xeena. Xeena hanya menerimanya dan menundukkan badannya.

"Go kyoryuku, arigatogozaimasu. Watashi wa hontoni moichido anata ni ataidesu. Yororshiku ne, watashi wa ima ikanakereba nari masen. Watashi, wa negette imasu anata ga kekkon shimasu. ( Terimakasih atas bantuannya. Aku sangat berharap dapat bertemu lagi denganmu. Senang bertemu denganmu dan aku harus pergi sekarang. Aku berharap kalian cepat menikah.)"

Pria tengah baya itu meraih tangan Xeena dan menyalami Xeena sopan. Xeena bingung dan hanya bisa tersenyum manis. Lalu wanita di sebelah pria tersebut memeluk tubuh Xeena sesaat dan membuat Xeena semakin bingung. Lalu mereka pergi meninggalkan Xeena dan melambaikan tangannya. Xeena balas melambaikan tangannya dan memasang wajah manis.

Ah, hari yang panjang. Aku bahkan bertemu orang asing. Namun kenapa mereka membawa-bawa nama Raiden? Siapa itu Raiden? Ah masa bodoh. Aku harus pulang. Xeena memasukkan kartu nama dari orang asing tersebut kedalam dompetnya tanpa membacanya dulu. Xeena kembali melangkah dan tersenyum karena suasana hatinya membaik dengan cepat.

Namun Xeena sadar akan sesuatu. Dia tengah diikuti. Oleh pria-pria dengan pakaian serba hitam. Hingga akhirnya Xeena merasa takut dan langsung membuka handphonenya. Memencet nomor Vio dan langsung menelepon Vio sambil berlari

"Viooooo, help me. Help me. Help me,"

Belum selesai berbicara, Xeena sudah menutup telepon genggamnya dan terus berlari. Sayangnya orang-orang dengan pakaian serba hitam itu juga ikut berlari mengejar Xeena. Berkali-kali Xeena menyumpah karena rasa takutnya dan sesekali menoleh kebelakang. Semua berkas ditangannya berantakan hingga Xeena hanya menggenggam handphonenya saja. Semua lenyap karena ketakutan Xeena. Xeena terus berlari diantara keramaian. Berharap para orang aneh tersebut tak lagi mengikutinya.

Related chapters

  • Save Me Mr. Cool.   Apa yang terjadi!

    "Viooooo, help me. Help me. Help me,"Belum selesai berbicara, Xeena sudah menutup telepon genggamnya dan terus berlari. Sayangnya orang-orang dengan pakaian serba hitam itu juga ikut berlari mengejar Xeena. Berkali-kali Xeena menyumpah karena rasa takutnya dan sesekali menoleh kebelakang. Semua berkas ditangannya berantakan hingga Xeena hanya menggenggam handphonenya saja. Semua lenyap karena ketakutan Xeena. Xeena terus berlari diantara keramaian. Berharap para orang aneh tersebut tak lagi mengikutinya.Dengan langkah pasti Xeena memasuki sebuah hotel mewah termahal yang ada di London. Langkahnya semakin cepat saat mengetahui orang-orang berbaju hitam tersebut masih mengejarnya. Xeena berlari dan langsung masuk kesebuah lift. Sialnya pintu lift tersebut tak kunjung tertutup meski Xeena memencet tombol berkali-kali. Para pria ber

    Last Updated : 2021-04-24
  • Save Me Mr. Cool.   Awal yang rumit.

    Raiden menatap monitor di depannya dengan senyum tipis. Sebuah foto gadis kecil yang terlihat lucu membuatnya tersenyum tanpa sebab. Raiden terus menatap monitornya dan melihat semua foto yang baru saja orang kepercayaannya kirimkan."Aozora Xeena Gilhive," gumam Raiden pelan sambil menatap foto gadis kecil tersebut. "... gadis lucu yang penuh dengan kejutan."Sebuah ketukan pelan di pintu kantornya membuat Raiden terkejut. Dengan cepat Raiden mematikan monitornya dan bersikap seperti biasanya."Masuk," ucap Raiden.Seorang pria tengah baya masuk dan menghormat pada Raid

    Last Updated : 2021-04-24
  • Save Me Mr. Cool.   Touch.

    "Hei, apa yang kau lihat?" tanya Raiden lembut di telinga Xeena.Pipi Xeena bersemu merah saat tubuh Raiden semakin dekat. Mata Xeena tertuju pada tubuh Raiden yang begitu dekat dengan tubuhnya. Glek! Xeena menelan air liurnya menyaksikan oto-otot perut Raiden yang terbentuk indah. "Demi apa pun, kenapa pria mesum di depanku ini memiliki tubuh yang seksi? Oh, otot itu ... bolehkah aku menyentuhnya?"Tanpa sadar tangan Xeena terulur mendekati perut Raiden. Raiden yang tengah memperhatikan itu menaikkan satu alisnya. Tersenyum tipis saat melihat rona merah di wajah Xeena. Grep! Raiden menangkap dan menggenggam tangan Xeena.

    Last Updated : 2021-04-24
  • Save Me Mr. Cool.   Secret.

    "Tak penting bagi hidupnya. Jika seperti itu, maka aku akan membuat diriku begitu penting untuk hidupmu, Xeena." Rex tersenyum yakin mengatakan itu semua. Seyakin langkahnya untuk mendekati Xeena lebih jauh.***Raiden menatap seluruh penjuru toko yang baru saja ia datangi. Berharap sosok Xeena berdiri disana dan tetap menunggunya. Namun semua hanyalah harapan kosong karena sampai detik ini, Raiden sama sekali tak melihat Xeena. Raiden berjalan menyusuri toko lain dan melihat teliti. Menajamkan pandangannya dan mengingat sosok Xeena yang telah datang bersamanya."Kemana dia pergi? Apa aku terlalu lama menyelesaikan urusanku?"

    Last Updated : 2021-04-24
  • Save Me Mr. Cool.   Meet you.

    "Mari kita lihat, apa yang coba kau sembunyikan dariku, Xeena."Mobil Raiden melaju meninggalkan Paragues apartemen. Hari semakin malam namun Raiden masih duduk di ruangan kerjanya. Beberapa informasi yang baru saja masuk, membuatnya tersenyum tipis."Aozora Xeena Gilhive, mempunyai masa lalu yang buruk namun lucu,"Raiden kembali membaca informasi yang baru saja ia terima."Pffffff, hahaha ... ya ampun, aku tak tahan lagi,"Raiden memegang perutnya sambil menghapus air matanya. Tawa lepas yang baru saja Raiden lakukan tanpa

    Last Updated : 2021-04-24
  • Save Me Mr. Cool.   Violette Party.

    Raiden tersenyum mengingat kejadian siang ini. Percakapannya dengan keluarga Chasiel cukup membuatnya menemukan sedikit Informasi tentang Xeena. Raiden berjalan menatap ramainya kota London dari jendela ruang kerjanya. Segelas wine ditangannya menemani dinginnya malam namun hati Raiden sedikit menghangat saat kembali mengingat percakapan siang ini.*Flashback *"Apakah kalian hanya berdua?" tanya Raiden hati-hati.Violette menatap Raiden sambil menggeleng. "Sahabat wanitaku baru saja pergi," Raiden tersenyum tipis. "Ah, wanita yang kulihat sedan

    Last Updated : 2021-04-24
  • Save Me Mr. Cool.   Mr. Diktator.

    "Rex Benedict Acacio. Ah, jadi kau juga pergi menemuinya saat bertemu denganku di cafe beberapa hari lalu? Aozora Xeena Gilhive adalah tunangan dari Raiden Agera Calisto. Bukan Rex Benedict Acacio atau siapa pun itu!""A-agera,""Apakah kau sangat menyukai Rex?"Xeena bangun dan mendekati Raiden. "A-agera ini tak seperti yang kau lihat. Aku bisa jelaskan,"Raiden bangun dan menatap Xeena yang lebih rendah dari tubuhnya. "Benarkah? Apa yang akan kau jelaskan?""A-aku,"Raiden

    Last Updated : 2021-04-24
  • Save Me Mr. Cool.   Ketahuan.

    Xeena memandang aneh pada Raiden yang tengah duduk dan tersenyum. Kehilangan kontrak atau batalnya kerjasama harusnya membuat Raiden kesal. Tapi yang dilihat Xeena justru sebaliknya. Astaga, dia ini kenapa? Apakah dia masih waras? Dia baru saja membatalkan kontrak yang akan terjadi. Itu berarti dia kehilangan milyaran dolar untuk keuntungan perusahaannya. Aku benar-benar tak mengerti pikirannya. "Xeena," Raiden menoleh dan memanggil Xeena pelan."Ya, Pak.""Berhenti memanggilku Pak. Kita pergi sekarang,""Kemana?" tanya Xeena dengan wajah polos.

    Last Updated : 2021-04-24

Latest chapter

  • Save Me Mr. Cool.   Epilog.

    Bukankah cinta itu benar-benar nyata keindahannya? Saat kita mencintai seseorang, kita akan selalu menyebut namanya meski matanya tak pernah tertuju pada kita. Saat kita mencintai seseorang, kita akan selalu bersikap tegar dan berdiri dengan senyum dan mengatakan bahwa aku baik-baik saja. Meski itu luka, meski itu air mata dan meski itu derita yang ia tawarkan.Aku, Aozora Xeena Gilhive, aku akhiri kisahku dengan goresan tinta emas yang ia suguhkan. Segala kemewahan dan sangkar emas yang ia tawarkan padaku hingga mematahkan sayapku untuk terbang. Dia, tetap seakan tak tersentuh dan tetap utuh layaknya salju yang tak akan mencair meski di musim panas.Aku tak ingin seperti ini. Sendiri dan sepi. Hingga aku memutuskan untuk meraihnya dalam sangkar emas yang ia ciptakan. Aku akan m

  • Save Me Mr. Cool.   Ending.

    Satu tahun kemudian semua kehidupan seakan berubah. Banyak hal yang terjadi hingga kebahagiaan begitu terpancar di wajah mereka. Rex tersenyum penuh sayang saat mata itu kecil yang bening itu menatapnya tanpa berkedip."Panggil aku Daddy." Rex menatap bayi laki-laki yang tengah menatapnya.Xeena menggeleng dan mengusap rambut anak kecil tersebut. "Kau membuatnya takut, Rex."Rex tersenyum. "Kau dengar kan jagoan? Panggil aku Daddy karena aku adalah Daddymu.""Omong kosong apa yang kau katakan pada Putraku, Rex!" potong Raiden tiba-tiba saat Raiden baru saja pulang dan mendengar semua kata-kata Rex.Rex menoleh. "Kenapa? Bukankah itu benar? Dia sangat mirip denganku." Rex menggendong

  • Save Me Mr. Cool.   Save Me, mr cool.

    Raiden melangkah pelan lalu kemudian mempercepat langkahnya. Xeena yang melihat itu berlari mempersempit jarak di antara mereka. Saat Raiden merentangkan kedua tangannya, Xeena masuk dalam pelukan Raiden. Mereka saling memeluk erat tanpa memperhatikan sekitarnya.Tak ada kata yang terucap. Keduanya saling diam hingga mereka kembali duduk di sebuah cafe dan saling berhadapan. Raiden tersenyum tipis dan menatap mata Xeena lekat."Kenapa kau menyusulku?" tanya Raiden memecah kebisuan."Itu,"Xeena diam dan tak melanjutkan kata-katanya. Apa yang harus ia katakan? Bukankah aneh jika ia langsung mengatakan bahwa dirinya mencintai Riaden.

  • Save Me Mr. Cool.   Semua berakhir.

    Raiden menatap tiket pesawat di tangannya lalu membalikkan badannya. Duduk di bangku antrian dan menatap kosong di depan."Semua telah berakhir, Raiden. Semua telah berakhir. Kau dapatkan apa yang kau tuai," batin Raiden.***Sedangkan di dalam pesta. Xeena menoleh kebelakang saat sosok Raiden berjalan gontai meninggalkan pestanya. Xeena terpaku pada kotak cincin yang berada di lantai tak jauh darinya. Xeena melangkah dan memungut kotak itu. Membukanya dan menatap lama."Agera," ucap Xeena lirih."Kau menyesali keputusanmu?" tanya Rex jelas.Xeena menoleh dan mencoba menyembunyikan kotak cincin d

  • Save Me Mr. Cool.   Pertunangan.

    Xeena menutup pintu kamarnya dan memegang dadanya. Detak jantungnya bahkan belum berdetak normal semenjak ia bertemu Raiden. Sangat tak disangka, Raiden menautkan tangannya erat. Hal itu membuat hati Xeena terenyuh. Xeena menatap tangannya, pada sebuah cincin pernikahan yang masih terpasang di jarinya."Kau datang lebih cepat dari yang aku pikirkan. Dan kita bertemu lebih cepat dari yang aku duga."Xeena Bejalan menuju meja riasnya dan melepaskan cincin di jarinya. "Tidak. Semua telah berakhir. Aku telah berusaha selama ini. Dan aku harus kuat di depan matamu. Bahwa kau memang sudah tak berarti di hidupku!"Xeena diam sesaat, menetralkan rasa sakit yang menjalar di hatinya. Ini sudah sangat lama, usaha yang Xeena lakukan untuk melupakan Raiden terlihat sia-sia hari ini. Nyatanya

  • Save Me Mr. Cool.   Pertemuan.

    Satu tahun berlalu sejak kejadian itu. Raiden terpuruk dalam rasa kehilangan. Hatinya merasa kosong sejak ia tak dapat menemukan Xeena. Raiden bahkan membayar beberapa orang mencari keberadaan Xeena di London namun tak ada yang dapat menemukan Xeena. Xeena menghilang dan tak ada satupun yang bisa menghubunginya.Berkali-kali Raiden mendatangi Violette dan Nathan namun nyatanya mereka berdua bungkam. Ketakutan Raiden semakin menjadi saat Rex ikut menghilang bersamaan dengan hilangnya Xeena. Ancaman yang Rex berikan selalu terngiang di telinga Raiden. Hal itu membuat Raiden tak dapat hidup dengan tenang.Seperti malam ini, Raiden terjaga dari tidurnya dan duduk termangu dengan segelas wine di tangannya. Ingatannya kembali pada masa saat tangannya menggenggam tangan Xeena."Na, aku

  • Save Me Mr. Cool.   Perpisahan.

    Raiden tertunduk lesu dan berpikir. Menimbang semua pilihan dan dampak untuk hidupnya. Sekilas wajah Xeena terbanyang, senyum itu, tawa itu, akankah dia akan merindukannya?""Tidak, kontrak itu masih berjalan. Keluarga Xeena tak akan mampu membayar denda yang aku minta." ucap Raiden dalam hati."Kenapa kau melakukan ini padaku?" tanya Raiden lirih.Michael tertawa. "Kenapa kau lakukan itu pada Anakku?"Raiden mendongak mendapati pertanyaan yang sama. "Aku tak tahu apa maksudmu,""Jangan berpura-pura lagi. Kau tak pernah menikah dengan anakku! Semua hanya kontrak!"Deg! Mata Raiden terbelalak sesaat. Pandangannya luruh dengan tawa ke

  • Save Me Mr. Cool.   Hancur.

    Satu minggu setelah pertengkaran itu, Raiden terlihat sangat sibuk. Xeena pun terlihat sama. Pagi ini, Raiden menatap menu sarapan paginya yang dibuatkan oleh Xeena. Raiden duduk di meja makan dan menatap Xeena yang terlihat menikmati makanannya tanpa sepatah kata pun."Aku minta maaf," ucap Raiden dingin memecah kebisuan.Xeena mendongak, menatap Raiden sesaat lalu kembali pada makanannya..Merasa tak ada tanggapan, Raiden menatap Xeena lama. "Kau tak dengar?""..." Xeena tetap diam."Jangan mendiamkan aku Xeena! Kau seperti orang bisu yang tak bisa bicara! Kau bahkan sudah mengabaikanku selama satu minggu!"Xeena meletakkan sendok

  • Save Me Mr. Cool.   Luka!

    Raiden melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Kata-kata rex terngiang jelas di telinganya."Tidak!Dia hanya milikku." batin Raiden keras. Raiden mendesah kasar dan berpikir lagi secara logis. "Bukankah ini yang aku mau? Aku tak inginkan Xeena berada di sisiku. Tapi aku juga tak ingin Xeena menjadi milik siapa pun. Aku tak ingin ada satu orangpun memiliki dirinya."Raiden terus saja berpikir tanpa memperhatikan semua hal yang Rebecca bicarakan. Hatinya terasa nyeri saat membayangkan xeena tersenyum dalam pelukan Rex. "Haruskah aku melepaskanmu? Bukankah ini yang aku inginkan. Aku sangat yakin bahwa ini yang aku inginkan. Aku tak ingin ada cinta di hatimu, aku tak ingin kau memiliki perasaan itu. Karena kita hanya sebatas kontrak. Ya, kita hanya sebatas kontrak. Dan hal yang kulakukan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status