Share

24. Jalan menuju jurang.

Pov. Sri

Mas Hadi benar-benar suami payah, diminta cariin pinjaman aja nggak bisa. Bibah juga bikin kesal, dikasih ponsel untuk mainan. Ehh malas dicemplungin di aquarium. Untung anak sendiri, kalau anak orang lain udah tak, hih!

Sampai siang aku masih saja mundar-mandir seperti setrikaan kusut. Kupegang ponsel Mas Hadi yang butut.

Ponsel seri miomi yang harga barunya tidak sampai dua juta. Jangankan untuk foto, untuk buka aplikasi sosial media aja, leletnya minta ampun. Kameranya juga buram tak sebagus kamera dari ponselku yang rusak itu.

Aku berpikir keras, memutar otak. Aku harus membeli ponsel keluaran terbaru. Malu dong, seorang Sri Widiastuti, jika memakai ponsel kuno, lelet binti jadul.

Setelah berpikir hampir satu jam, akhirnya aku menemukan sebuah ide. Aku bergegas ke rumah Mbak Wulan. Teman sosialitaku di kampung sebelah, Mbak Wulan terkenal kaya dan dia memang membuka 'koperasi' peminjaman uang dengan bunga yang cukup tinggi.

Tak masalah! Asalkan aku bisa beli
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status