Share

Ketahuan Berduaan

Penulis: Kim Sumi Ryn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Mata Rendra membelalak saat melihat pemandangan yang di luar dugaannya. Ternyata benar, seseorang memang tidak bisa dinilai dari penampilan. Kresna yang sangat alim bagi Rendra, berpakaian tertutup, mampu mengkhianatinya dengan berduaan bersama laki-laki lain.

Inginnya Rendra langsung menyentak istrinya itu. Namun, dia berusaha tenang saat melihat istri sedang berhadapan dengan seorang laki-laki di kamar mandi. Entah siapa laki-laki itu.

"Kresna!" panggil Rendra dengan suara tegas, tapi mengandung kepedihan yang dia tahan.

"Mas!" Wanita berhijab itu berseru sambil membalik badan dan matanya langsung melotot.

"Kamu ikut, Mas! Mas butuh penjelasan atas ini semua!" Rendra membalik badan dan segera keluar kamar mandi. Kejujuran istrinya akan terlihat setelah ini, setelah Kresna memilih antara Kresna jujur dan mengejar Rendra atau justru dia tetap bertahan dengan mantannya itu.

Kresna memang merasa yang dilihat Rendra akan menimbulkan kesalahpahaman, lekas dia langsung menumpahkan air
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Aksi Penculikan

    "Terus gimana?" Tessa menatap sendu pada Kresna. Dia jadi ikut prihatin dengan apa yang terjadi pada madunya itu. "Aku enggak tahu," lirih Kresna menunduk, "tadi Mas Rendra tanya sama aku, aku ceritain semuanya." "Termasuk masa lalu Kakak?" "Enggak, Tes. Aku enggak mau bongkar aib aku. Allah udah baik nutup semua, termasuk menghadirkan laki-laki baik yang mau menerima aku yaitu Mas Rendra." Tessa jadi ikut diam. Jujur, sebagai perempuan dan istri Rendra dirinya merasa sakit hati, mungkin karena merasa cemburu karena perempuan di depannya ini begitu memuja suaminya. Ah, tapi Tessa bisa apa, mereka kan memang berbagi suami. "Yang bikin aku tambah bingung, Tes." Kresna beralih menatap Tessa, mengabaikan tatapan madunya yang juga ikut sedih. "Aku bingung, aku kayak lagi diuji banget karena kehadiran si Al. Aku enggak mau perasaan lama aku balik lagi." "Dia kan udah jadi mantan kakak, lagian dia juga jahat sama kakak," sahut Tessa polos. "Kamu bener, tapi setelah tadi Mas Rendra te

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Istri yang Selingkuh

    Alando menatap perempuan di sampingnya duduk. Mobil yang ia kemudikan ini sudah melaju jauh dan bahkan sudah meninggalkan kota Surabaya. Alando menghela napas. Betapa dia sudah nekad sekarang. Alando berharap setelah ini Kresna bisa dia miliki selamanya. "Sabar, ya, Sayang." Dengan halus Alando mengelus lembut surai rambut Kresna yang terurai, setelahnya kembali dia menyetir meski mulutnya masih mengoceh. "Setelah ini kamu enggak akan menderita lagi karena harus menjalani pernikahan poligami, aku bakal menjadikan kamu satu-satunya istri di hidup aku, Kres." Mobil pun kembali melaju, hingga setelah beberapa jam kendaraan beroda empat itu sampai di tempat yang Alando katakan pada Wanda sebelum ini. Ya, villa miliknya sendiri, tempat yang tidak akan mengusik kebersamaannya bersama Kresna. Alando lekas menggendong perempuan yang masih memejamkan mata itu, membawanya menuju kamar utama. Alando lalu membaringkan Kresna dengan hati-hati di kasur berseprai putih. Senyum Alando muncul tak

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Pengkhianatan Kresna

    "Jadi, Mas enggak salah kan, dulu selingkuh sama kamu?" tanya Rendra dengan senyum getir. Mengingat dulu dirinya serasa diabaikan Kresna. Tessa perlahan duduk di samping suaminya. Repleks dua tangan putih bersih itu memeluk tubuh Rendra. "Mas," desah Tessa lembut. "Ya, kan, Sayang. Mas enggak salah? Ini udah lama, Tes. Dan kamu udah tahu semuanya." Rendra menghela napas. "Aku tahu, Mas, tapi sebenernya aku enggak percaya kalau Kak Ena bisa sampai kayak gini." "Kamu hanya melihat cover. Bukan orang yang sebenarnya," sahut Rendra putus asa. Mengingat istrinya yang berhijab itu memang tidak mungkin mengkhianati. Rendra bahkan selalu merasa nyaman dekat Kresna. Perempuan itu selalu bisa menyejukkan hatinya. "Mas terlalu cepet menyimpulkan. Kak Ena mungkin difitnah." Tessa melepas pelukan, lalu mengelus tangan Rendra. "Mas kenal Kak Ena. Dia enggak mungkin mengkhianati Mas. Kak Ena juga yang ngajarin aku buat setia." Rendra melihat dua mata Tessa. Perempuan yang sering kali polos i

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Mantan yang Mengganggu

    "Jangan! Kamu jangan jujur dong! Biarin aja Kresna di rumah sakit. Lebih bagus anaknya meninggal sekalian," ketus Wanda. "Kamu tega, Wan. Kamu bener-bener udah cemburu buta." Alando berdiri dan mendekati perempuan yang sedang menyedapkan tangan itu. "Emangnya kenapa? Aku enggak mau, ya sampai anak itu lahir dan dia lebih disayang Mas Rendra ketimbang anak yang ada di kandungan aku sekarang!" "Tapi enggak kitu juga caranya. Oke, aku enggak bakal ngasih tahu Pak Rendra, karena aku juga enggak mau kehilangan Kresna, tapi untuk gugurin kandungannya, aku enggak bisa!" tegas Alando. "Kenapa?" Wanda menatap Alando yang nampak serius. "Please, Wan! Kamu itu manusia, harusnya kamu punya hati. Kita enggak bisa bunuh anak yang enggak bersalah." Alando kemudian melangkah meninggalkan Wanda yang memutar bola mata jengah. Tadi pagi tepatnya, Kresna pingsan dan Alando langsung membawanya ke rumah sakit. Dokter mengatakan Kresna hanya kelelahan dan kandungannya juga lemah. Alando tadinya mau

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Rela Kehilangan

    "Kakak ...." Dengan lirih Tessa melangkah masuk ruang perawatan Kresna. Kresna yang sedang berbaring lekas bangun lalu duduk. "Tessa!" pekiknya bahagia. Tessa duduk di samping Kresna. Perempuan di ranjang RS itu langsung memeluk Tessa. Tangisnya pecah tak kala ibu satu anak itu membalas pelukan Kresna. "Kakak," lirih Tessa ikut sedih, "kakak baik-baik aja, kan? Kakak diapain sama si Al?" Begitulah Tessa, dia sama sekali tidak berpikir Kresna telah melakukan kesalahan. "Dia jahat, Tes ...." Tangis Kresna menghentikan ceritanya sebentar. Tessa hanya bisa menepuk-nepuk bahu Kresna demi membuat madunya itu membaik. "Kakak sabar, ya ... aku yakin Kakak enggak melakukan itu dengan sengaja," cetus Tessa semakin membuat Kresna yakin kalau si Al sudah melakukan sesuatu. Tessa jadi makin bingung saat mendengar Kresna nangis seperti orok yang baru saja poop. Ah, bukan begitu. Kresna malah lebih mirip anak ayam yang kehilangan induknya. Duh, makin parah. Maksudnya, Kresna nangisnya sampai

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Suami Baru

    Mata Kresna menahan perih. Perempuan yang kini sedang melangkah masuk ke rumahnya itu tampak santai saja, mengabaikan tatapan penuh amarah Kresna. "Apa kabar?" tanya Wanda dengan senyum sinis. "Katanya kamu sakit." "Mbak peduli?!" Kresna balas bertanya tak kalah sengit. "Oh, jelas," sahut Wanda meremehkan, "aku khawatir banget sama bayi kamu. Ya, takut aja gitu, saking lemahnya akhirnya keguguran." Kresna naik pitam. Dirinya yang sedang duduk mengubah posisi untuk berdiri, kakinya perlahan melangkah mendekati Wanda. "Jaga, ya ucapan, Mbak! Mbak kan juga lagi hamil, harusnya Mbak bisa jaga lisan Mbak." Kresna tegas berbicara sambil menaik turunkan napas. Jelas amarah sangat memuncak di hatinya, Kresna sudah tahu semua rencana licik madunya ini. Dasar ular! Kresna rasanya ingin mengumpat langsung pada Wanda. Tetapi, Kresna masih berusaha menahan amarah. Ia tidak mau sampai meledakkan amarah pada madunya itu. "Hem, siapa ya yang harusnya menjaga?" Wanda bertanya dengan nada meled

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Pilihan yang Sulit

    "Aku enggak mau melakukan tindakan bodoh kayak gitu, Wan!" Alando berkata tegas ketika sedang naik mobil bersama Wanda. Tepat setelah insiden penolakan Kresna satu minggu lalu, Alando memang tidak mengejar Kresna lagi. Terlebih matanya kini bisa memandang senyum indah sang mantan, walau dari kejauhan. Itu sudah cukup mengobati perih akibat melihat air matanya tempo hari. "Kamu enggak lihat," sahut Wanda sambil menunjuk ke depan sana. Di sana ada Kresna yang sedang duduk bertiga dengan Kanti dan Tessa. Mereka tampak berbincang bahagia di restoran milik Kanti. Soal masalah dengan Rendra, Alando mengira mereka pasti sudah baikan. "Memangnya apa?" Alando melirik Wanda heran. Ya, heran orang bahagia kok dijulidid? "Kamu itu buta atau kenapa sih? Si Kresna itu bahagia di atas penderitaan kamu. Kamu sayang sama dia, kan? Kamu cinta dia, tapi dia malah nolak kamu mentah-mentah. Kamu bilang apa kemarin? Dia sampai bentak-bentak kamu? Dasar enggak tahu diri" ketus Wanda kesal. "Dia membe

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Kesalahan Akibat Cemburu

    Tessa memeluk istri pertama suaminya yang masih gemetar. "Mbak, tenang, ya?" "Aku takut, Tes ...." Wanda merasa aneh, kenapa jadi begini? Harusnya Wanda senang karena sudah berhasil menabrak Kresna dan dokter juga mengatakan kalau bayi istri suaminya itu sudah tiada. Tetapi, Wanda malah menjadi sangat ketakutan membayangkan dia akan membui di penjara setelah ini. Kresna sudah berada di ruang operasi sekarang. Lalu, Rendra laki-laki itu sudah on the way ke rumah sakit. Hal ini juga menambah rasa takut Wanda. Dia takut sekali sang suami akan marah. Enggak sanggup Wanda merasakan panasnya tamparan Rendra juga dinginkan tembok penjara. Tubuh Wanda serasa mengigil, membayangkan saja dia tidak sanggup, apalagi harus menjalani hari-hari di penjara. Tidak! Wanda pasti akan merindukan hari-harinya bersama Rendra, pekerjaan juga semua yang sudah ia dapat sekarang. Mata yang sudah melelehkan bulir bening itu menatap Tessa sendu. "Tes ... bagaimana ini? Aku enggak mau di penjara ...." "Eng

Bab terbaru

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Suami yang Mencurigakan

    "Mas, aku capek kayak gini terus!" Tessa mengeluhkan perasaannya yang sudah lama dipendam. Sejak kejadian Rendra yang mencurigakan, semakin banyak kejadian-kejadian aneh yang menurut Tessa tidak wajar. Lelaki itu sering pulang telat, kalau pulang kadang marah-marah. Sering pergi dengan alasan keluar kota. Dua tahun berlalu sejak Rendra mengumumkan istrinya sekarang hanya satu, yaitu Tessa. Namun, bagi Tessa lelaki itu tetap seperti memiliki lebih dari satu istri. Dia tidak punya banyak waktu untuk Tessa. "Mas!" Tessa menghentakkan kaki, menghampiri suaminya yang sedang memakai dasi. "Mas dengerin aku enggak sih?!" "Hm." Rendra tetap fokus memakai dasi. "Mas kenapa sih enggak mau dengerin aku?! Aku bilang ini itu, Mas cuma jawab iya-iya aja, tapi kok Mas enggak melakukan yang aku bilang." "Mas harus apa?" Rendra tampak sedikit geram. Entahlah, suaminya itu kini lebih sering tampak masam, tidak seperti dulu. "Mas ke mana aja? Kenapa sekarang baru pulang? Satu bulan lebih lho, Ma

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Berusaha Menghindar

    "Selamat pagi, Mbak." Senyum manis terbit dari laki-laki berparas tampan. Bukan membalas senyuman Oni, Tessa malah memutar bola mata, menunjukkan sikap yang benar-benar berbeda dari biasanya. "Bapak menyuruh saya untuk mengantar Mbak, katanya Mbak mau ke pasar pagi ini," tutur Oni lembut tanpa sedikitpun curiga dengan sikap Tessa. Belum Tessa menjawab, Rendra yang tiba-tiba keluar dari rumah langsung menimpali. "Iya, Sayang. Mas khawatir kalau kamu belanja sendirian. Biar Oni yang mengantar kamu." Rendra menyentuh bahu Tessa. Perempuan itu menoleh dengan alis bertaut. "Kenapa harus Oni? Kan ada sopir lain?" "Kang Dodi lagi cuti, biar Mas nyetir sendiri, yang penting kamu ada yang nemenin." Tessa diam, dan raut wajahnya yang diamati Rendra, membuat laki-laki itu kebingungan. "Kamu kenapa, Sayang? Lagi berantem sama Oni?" tanya Rendra lembut. "Enggak." Tessa menghela napas. Rasanya gagal untuk dia bisa menjauhi asisten pribadi suaminya itu. "Ya udah." Rendra mengalihkan tatap

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Menjaga Jarak

    Tessa terus tertawa merasakan geli di pinggang karena sang suami yang terus menyentuh area tersebut dengan gelitikan. Sementara Rendra terus melakukan itu tanpa mempedulikan Tessa yang meminta berhenti. Untuk malam pertama mereka, keduanya menginap di hotel tempat mereka mengadakan resepsi. "Mas, udah stop!" pinta Tessa yang tidak diindahkan oleh Rendra. "Enggak," sahut Rendra manja lalu memeluk Tessa, kembali mencubit pinggang sang istri. "Ih, Mas geli." Tessa mau beranjak dari ranjang kalau saja Rendra tidak kembali memeluknya. "Mas ih," seru Tessa kemudian kembali merasakan kegelian karena tingkah Rendra. Dia kembali tertawa kecil. "Kayak belut deh kamu, enggak mau diem," kata Rendra menjawil pipi Tessa. "Abis Masnya enggak mau diem, kan geli." Tessa jadi waspada dengan tangan Rendra yang sudah bersiap mencubitnya lalu. "Hayo-hayo, mau ke mana?" "Mas!" Tessa berusaha mengeluarkan tubuhnya dari kukungan Rendra. "Apa, Sayang?" Rendra melukis senyum lalu mengecup lembut dahi T

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Rahasia

    Oni masih terdiam di balik kemudi. Dia mendapatkan kepercayaan Rendra untuk menjaga sesuatu yang hatinya tidak ingin melakukan itu. Ini tentang perempuan yang dia cintai, namun tidak bisa dia jaga. Laki-laki bermata kecil itu menghembuskan napas lelah. Kenapa bisa seperti ini? Tessa yang seharusnya terluka bukan Oni. "Ayo kita berangkat!" Rendra masuk mobil. "Baik, Pak." Oni manut dan sampai beberapa menit mobil melaju, hatinya masih tidak nyaman mengingat rahasia yang sedang dia simpan bersama dengan sang majikan. "Iya-iya, Sayang. Ini Mas lagi di perjalanan kok." "Iya, Mas langsung ke butiknya." Suara majikannya membuat Oni kembali menghembuskan napas lelah. Bagaimana ini? Rasanya Oni tidak mungkin mengatakan semua rahasia ini pada Tessa. Bisa hilang perkerjaannya. Laki-laki itu ingin mengutuk diri sendiri. Ini masalah majikannya, kenapa harus Oni yang merasakan pusing? Tessa? Siapa Tessa? Perempuan itu adalah istri majikannya. Oni tidak berhak mencampuri urusan rumah tangga

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Perempuan Spesial

    Pelukan hangat sang istri membuat Rendra mengusap sudut mata yang perlahan terasa basah. Dia mengelus lembut kepala perempuan yang lemah itu. "Mas," panggilnya lirih. Rendra lalu menurunkan pandang, melihat perempuan yang mendongkak itu kini jadi bermata sayu. Dia mengulas senyum, lalu kembali memeluk erat. "Mas, jangan pernah tinggalkan aku, ya?" Suaranya lirih dan serak. Rendra tahu kalau perempuan itu menangis. Dengan sigap Rendra kembali memeluknya. "Iya, Sayang. Mas akan selalu ada buat kamu, jangan sedih, ya?" Getaran tubuh perempuan dalam pelukannya semakin menambah perih di hati Rendra. Bagaimana ini? *** Sebelas tahun lalu, jalanan Amerika yang sudah sepi membuat seorang perempuan terpaksa berjalan sendiri malam itu. Di salah satu kota di negara tersebut malam-malam memang tidak seramai dalam film-film Hollywood. Rendra yang saat itu sedang mengendarai mobil menuju apartemen, dia melihat perempuan tersebut. Merasa khawatir karena melihatnya sendirian, Rendra sengaja me

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Meresmikan Pernikahan

    Kresna menyusut air mata yang keluar dari sudut matanya. Perempuan itu baru saja tertawa melihat tingkah si Andi, wartawan menyebalkan itu pergi karena malu. Semuanya pertanyaan berhasil dijawab Oni. Bahkan, saat Aski bangun, bayi itu entah kenapa memanggil Oni papa.Wah, memang betul-betul suatu keajaiban. Kresna senang bisa melihat Tessa kembali tersenyum lagi. Keduanya juga memang merasa lega.Rendra mengambil pisang goreng. "Acting kamu bagus, On," ucapnya lalu memakan pisang goreng."Iya, apalagi pas kamu bilang mau bergaya pas difoto si Andi waktu di supermarket. Aku pengen buang air lho lihat kamu cium Tessa. Tessa kamu kaget, ya, dicium pipi sama Oni, itu mata kayak mau keluar. On, kamu mesum juga ternyata?" Kresna menimpali sambil kembali terkekeh kecil.Oni hanya mengulas senyum malu-malu. Dia bukan sengaja melakukan itu, tapi memang perintah Rendra. Ya, kalau pun Rendra tidak menyuruh, mungkin Oni akan sukarela melakukan

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Istri Asisten Rendra

    Tessa sedikit menerka-nerka orang yang sedang membelakangi Tessa tersebut. Sepertinya kenal, tapi Tessa kenal di mana?"Kakak tunggu di sini aja," pinta Tessa sambil melirik Kresna, "biar aku yang nyamperin dia.""Nanti kalau kamu diapa-apain, gimana?" Kresna tentu merasa khawatir, meski jarak laki-laki itu tidak sampai sepuluh meter dari mereka."Tenang aja, Kak. Deket kok. Kakak bisa teriak kalau aku di apa-apain. Lagian ini masih di depan rumah." Tessa menepuk pelan bahu Kresna.Perempuan di sampingnya pun membentuk bulat jari telunjuk dan jempolnya. "Oke," sahut Kresna pelan.Dari jarak yang sekitar satu meter Kresna mengawasi Tessa yang mendekati laki-laki berkemeja itu."Maaf," kata Tessa membuat laki-laki itu menoleh."Oh, Hallo, Mbak Tessa. Perkenalkan saya Andi wartawan dari televisi GEATv." Laki-laki itu langsung mengulurkan tangan.Dengan canggung Tessa meraihnya, denga

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Istri yang Selingkuh

    "Maaf, Pak Rendra, apa betul anda sudah menceraikan dua istri anda sekaligus?" Di acara konferensi pers yang di selenggarakan pihak Purnama Grup. Rendra betul-betul langsung dicecar masalah pribadinya.Rendra menahan Oni dengan tangannya saat laki-laki itu hendak berbicara. Rendra tahu, pertanyaan ini terlalu sensitif, karena sebetulnya konferensi pers diselenggarakan untuk peluncuran produk baru dari Purnama Grup."Baik, setelah tadi saya menjelaskan tentang produk baru yang kami luncurkan. Saya berharap produk baru ini bisa laris di pasaran. Pun bisa memberi manfaat terutama untuk konsumen dan perusahaan kami. Untuk pertanyaan yang sodara tanyakan kepada saya, saya akan jawab ...."Suara jepretan kamera terdengar, para wartawan bahkan ada yang saling berbisik, seolah gosip-gosip seperti ini memang nikmat untuk diperbincangkan."Saya dan istri-istri saya, hubungan kami baik-baik saja, dan perpisahan yang kami lakukan pun dil

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Pilih Satu Saja

    "Mbak ...." Tessa berujar lirih sambil melihat istri pertama suaminya sedang terbaring lemas di ranjang rumah sakit.Perempuan itu bisa ada di sini karena telah melakukan percobaan bunuh diri. Wanda mencoba menyilet pergelangan tangannya. Untung saja Rendra keburu datang dan melihat sang istri tergolek lemah dengan pergelangan tangan yang mengeluarkan darah.Sementara, di sudut ruangan itu Rendra sedang mengamati pemandangan halaman rumah sakit di balik jendela. Entah apa yang dipikirkan laki-laki itu. Tessa sendiri hanya menoleh sekilas lalu kembali menatap Wanda. Pucat dan kurus, berbeda sekali dengan Wanda yang sering dia lihat selama ini."Mbak, Mbak harus sehat, ya? Aku kangen lho, kangen lihat Mbak yang selalu cantik." Tessa tidak kuasa menahan tangis melihat perempuan yang terbaring itu hanya bisa menatap kosong.Wanda sudah siuman sejak satu hari dia dirawat di rumah sakit. Baru saja perempuan itu keluar rumah sakit sekaran

DMCA.com Protection Status