Home / Romansa / Satu Laki-Laki Empat Istri / Pengkhianatan Kresna

Share

Pengkhianatan Kresna

Author: Kim Sumi Ryn
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Jadi, Mas enggak salah kan, dulu selingkuh sama kamu?" tanya Rendra dengan senyum getir. Mengingat dulu dirinya serasa diabaikan Kresna.

Tessa perlahan duduk di samping suaminya. Repleks dua tangan putih bersih itu memeluk tubuh Rendra. "Mas," desah Tessa lembut.

"Ya, kan, Sayang. Mas enggak salah? Ini udah lama, Tes. Dan kamu udah tahu semuanya." Rendra menghela napas.

"Aku tahu, Mas, tapi sebenernya aku enggak percaya kalau Kak Ena bisa sampai kayak gini."

"Kamu hanya melihat cover. Bukan orang yang sebenarnya," sahut Rendra putus asa. Mengingat istrinya yang berhijab itu memang tidak mungkin mengkhianati. Rendra bahkan selalu merasa nyaman dekat Kresna. Perempuan itu selalu bisa menyejukkan hatinya.

"Mas terlalu cepet menyimpulkan. Kak Ena mungkin difitnah." Tessa melepas pelukan, lalu mengelus tangan Rendra. "Mas kenal Kak Ena. Dia enggak mungkin mengkhianati Mas. Kak Ena juga yang ngajarin aku buat setia."

Rendra melihat dua mata Tessa. Perempuan yang sering kali polos i
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Mantan yang Mengganggu

    "Jangan! Kamu jangan jujur dong! Biarin aja Kresna di rumah sakit. Lebih bagus anaknya meninggal sekalian," ketus Wanda. "Kamu tega, Wan. Kamu bener-bener udah cemburu buta." Alando berdiri dan mendekati perempuan yang sedang menyedapkan tangan itu. "Emangnya kenapa? Aku enggak mau, ya sampai anak itu lahir dan dia lebih disayang Mas Rendra ketimbang anak yang ada di kandungan aku sekarang!" "Tapi enggak kitu juga caranya. Oke, aku enggak bakal ngasih tahu Pak Rendra, karena aku juga enggak mau kehilangan Kresna, tapi untuk gugurin kandungannya, aku enggak bisa!" tegas Alando. "Kenapa?" Wanda menatap Alando yang nampak serius. "Please, Wan! Kamu itu manusia, harusnya kamu punya hati. Kita enggak bisa bunuh anak yang enggak bersalah." Alando kemudian melangkah meninggalkan Wanda yang memutar bola mata jengah. Tadi pagi tepatnya, Kresna pingsan dan Alando langsung membawanya ke rumah sakit. Dokter mengatakan Kresna hanya kelelahan dan kandungannya juga lemah. Alando tadinya mau

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Rela Kehilangan

    "Kakak ...." Dengan lirih Tessa melangkah masuk ruang perawatan Kresna. Kresna yang sedang berbaring lekas bangun lalu duduk. "Tessa!" pekiknya bahagia. Tessa duduk di samping Kresna. Perempuan di ranjang RS itu langsung memeluk Tessa. Tangisnya pecah tak kala ibu satu anak itu membalas pelukan Kresna. "Kakak," lirih Tessa ikut sedih, "kakak baik-baik aja, kan? Kakak diapain sama si Al?" Begitulah Tessa, dia sama sekali tidak berpikir Kresna telah melakukan kesalahan. "Dia jahat, Tes ...." Tangis Kresna menghentikan ceritanya sebentar. Tessa hanya bisa menepuk-nepuk bahu Kresna demi membuat madunya itu membaik. "Kakak sabar, ya ... aku yakin Kakak enggak melakukan itu dengan sengaja," cetus Tessa semakin membuat Kresna yakin kalau si Al sudah melakukan sesuatu. Tessa jadi makin bingung saat mendengar Kresna nangis seperti orok yang baru saja poop. Ah, bukan begitu. Kresna malah lebih mirip anak ayam yang kehilangan induknya. Duh, makin parah. Maksudnya, Kresna nangisnya sampai

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Suami Baru

    Mata Kresna menahan perih. Perempuan yang kini sedang melangkah masuk ke rumahnya itu tampak santai saja, mengabaikan tatapan penuh amarah Kresna. "Apa kabar?" tanya Wanda dengan senyum sinis. "Katanya kamu sakit." "Mbak peduli?!" Kresna balas bertanya tak kalah sengit. "Oh, jelas," sahut Wanda meremehkan, "aku khawatir banget sama bayi kamu. Ya, takut aja gitu, saking lemahnya akhirnya keguguran." Kresna naik pitam. Dirinya yang sedang duduk mengubah posisi untuk berdiri, kakinya perlahan melangkah mendekati Wanda. "Jaga, ya ucapan, Mbak! Mbak kan juga lagi hamil, harusnya Mbak bisa jaga lisan Mbak." Kresna tegas berbicara sambil menaik turunkan napas. Jelas amarah sangat memuncak di hatinya, Kresna sudah tahu semua rencana licik madunya ini. Dasar ular! Kresna rasanya ingin mengumpat langsung pada Wanda. Tetapi, Kresna masih berusaha menahan amarah. Ia tidak mau sampai meledakkan amarah pada madunya itu. "Hem, siapa ya yang harusnya menjaga?" Wanda bertanya dengan nada meled

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Pilihan yang Sulit

    "Aku enggak mau melakukan tindakan bodoh kayak gitu, Wan!" Alando berkata tegas ketika sedang naik mobil bersama Wanda. Tepat setelah insiden penolakan Kresna satu minggu lalu, Alando memang tidak mengejar Kresna lagi. Terlebih matanya kini bisa memandang senyum indah sang mantan, walau dari kejauhan. Itu sudah cukup mengobati perih akibat melihat air matanya tempo hari. "Kamu enggak lihat," sahut Wanda sambil menunjuk ke depan sana. Di sana ada Kresna yang sedang duduk bertiga dengan Kanti dan Tessa. Mereka tampak berbincang bahagia di restoran milik Kanti. Soal masalah dengan Rendra, Alando mengira mereka pasti sudah baikan. "Memangnya apa?" Alando melirik Wanda heran. Ya, heran orang bahagia kok dijulidid? "Kamu itu buta atau kenapa sih? Si Kresna itu bahagia di atas penderitaan kamu. Kamu sayang sama dia, kan? Kamu cinta dia, tapi dia malah nolak kamu mentah-mentah. Kamu bilang apa kemarin? Dia sampai bentak-bentak kamu? Dasar enggak tahu diri" ketus Wanda kesal. "Dia membe

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Kesalahan Akibat Cemburu

    Tessa memeluk istri pertama suaminya yang masih gemetar. "Mbak, tenang, ya?" "Aku takut, Tes ...." Wanda merasa aneh, kenapa jadi begini? Harusnya Wanda senang karena sudah berhasil menabrak Kresna dan dokter juga mengatakan kalau bayi istri suaminya itu sudah tiada. Tetapi, Wanda malah menjadi sangat ketakutan membayangkan dia akan membui di penjara setelah ini. Kresna sudah berada di ruang operasi sekarang. Lalu, Rendra laki-laki itu sudah on the way ke rumah sakit. Hal ini juga menambah rasa takut Wanda. Dia takut sekali sang suami akan marah. Enggak sanggup Wanda merasakan panasnya tamparan Rendra juga dinginkan tembok penjara. Tubuh Wanda serasa mengigil, membayangkan saja dia tidak sanggup, apalagi harus menjalani hari-hari di penjara. Tidak! Wanda pasti akan merindukan hari-harinya bersama Rendra, pekerjaan juga semua yang sudah ia dapat sekarang. Mata yang sudah melelehkan bulir bening itu menatap Tessa sendu. "Tes ... bagaimana ini? Aku enggak mau di penjara ...." "Eng

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Dapatkan Lelaki Lain

    "Kamu cari cadangan aja!" saran Kanti. Tessa menaikan satu alis. "Siapa yang mau sama janda anak satu?" Suara Tessa diiringi dengan tatapannya yang tiba-tiba jadi kosong. "Sebenernya aku males sih muji kamu. Tapi ya, Tes, kamu tuh cantik masih muda, pasti ada lah cowok yang mau sama kamu." Kanti bukan mau membuat Tessa hengkang dari pernikahan ini, seperti kelicikan yang dilakukan Wanda. Hanya saja, dia juga kasihan pada Tessa. Ya, sebagai perempuan, dia juga merasakan apa yang dipikirkan madunya ini. "Mbak, yakin?" Tessa malah tampak tidak percaya. "Iya, jadi wanti-wanti aja kalau semisal Mas Rendra ninggalin kita, kita itu udah punya cadangan, enggak sakit-sakit amatlah istilahnya." Sesaat Tessa diam. Pikirannya justru berkelana pada kata-kata Kresna dulu saat ngobrol dengannya. "Tapi, Mbak, nanti kalau gitu kita mengkhianati Mas Rendra dong." Polosnya Tessa, dia memang begitu. Hatinya juga masih mencintai Rendra sih, jadi agak susah kalau semisal ditinggalkan. Mewek palingan

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Bertemu Duda

    "Kamu yakin, Ta?" Tessa mengamati baju merah terang nan seksi yang sedang ia kenakan. Dirinya sedang bercermin sekarang. "Yakinlah." Tata santai saja sambil ngemil keripik singkong. Dia juga mengamati penampilan Tessa. "Cantik lo, body lo makin bohay. Cocoklah!" Tessa menoleh ke belakang, melihat Tata yang berdiri dari sofa. Dia lalu menghampiri Tessa dan menarik baju Tessa agar naik ke bahu, tali dress maksudnya. "Cocok!" puji Tata, "lo emang cantik dari lahir, jadi cocok pake apa pun juga." "Bisa aja. Makasih." Tessa menatap Tata. "Tapi, kita mau ngapain sih ini?" "Ya, dinner gitulah. Masa lo enggak pernah tahu gimana kencan. Ah, jangan-jangan karena lama jadi ibu-ibu lo lupa lagi cara hidup anak muda." Tata menatap selidik pada Tessa. Dia merasa tidak ada yang salah dengan temannya ini. Tessa tampak cantik, tubuhnya subur. Heran saja kenapa mau bertemu duda? "Oh, iya-iya tahulah, cuma aku gugup aja. Ini aku enggak mengkhianati suami aku, kan?" Suara tawa Tata mengisi apart

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Pasangan yang Sempurna

    "Aku ...." Tessa tidak tahu harus jawab apa. Laki-laki di depannya kini tentunya sangat dia kenal. "Mbak yang mau ketemu sama saya?" Oni terus bertanya membuat Tessa semakin kebingungan. "Kamu sendiri, ngapain di sini, On?" Tessa balik bertanya. Entahlah, dia tidak mau menjawab pertanyaan Oni, takut nanti dilaporkan kepada Rendra. "Oh ...." Oni lalu duduk di depan Tessa. "Saya disuruh temen saya, ketemu perempuan, katanya dia mau ngasih saya hadiah. Ya, buat hiburan malam-malam." "Oh, udah ketemu perempuannya?" "Udah." Oni menjawab dengan senyum kecil. Lucu memang, majikannya ini tampak tidak tahu kalau Oni sudah membuka kejujuran keberadaan Tessa di sini. "Oh, cantik?" Konyolnya pertanyaan Tessa, tapi hanya itu yang melintas di pikirannya. "Sangat, dan saya udah suka sama dia dari dulu." "Oh, beruntung ya, kamu?" Tessa melukis senyum menambah keindahan wanita itu di mata Oni. "Enggak kok, Mbak, malah saya masuk kategori laki-laki yang kurang beruntung." "Lho, kenapa? Bukan

Latest chapter

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Suami yang Mencurigakan

    "Mas, aku capek kayak gini terus!" Tessa mengeluhkan perasaannya yang sudah lama dipendam. Sejak kejadian Rendra yang mencurigakan, semakin banyak kejadian-kejadian aneh yang menurut Tessa tidak wajar. Lelaki itu sering pulang telat, kalau pulang kadang marah-marah. Sering pergi dengan alasan keluar kota. Dua tahun berlalu sejak Rendra mengumumkan istrinya sekarang hanya satu, yaitu Tessa. Namun, bagi Tessa lelaki itu tetap seperti memiliki lebih dari satu istri. Dia tidak punya banyak waktu untuk Tessa. "Mas!" Tessa menghentakkan kaki, menghampiri suaminya yang sedang memakai dasi. "Mas dengerin aku enggak sih?!" "Hm." Rendra tetap fokus memakai dasi. "Mas kenapa sih enggak mau dengerin aku?! Aku bilang ini itu, Mas cuma jawab iya-iya aja, tapi kok Mas enggak melakukan yang aku bilang." "Mas harus apa?" Rendra tampak sedikit geram. Entahlah, suaminya itu kini lebih sering tampak masam, tidak seperti dulu. "Mas ke mana aja? Kenapa sekarang baru pulang? Satu bulan lebih lho, Ma

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Berusaha Menghindar

    "Selamat pagi, Mbak." Senyum manis terbit dari laki-laki berparas tampan. Bukan membalas senyuman Oni, Tessa malah memutar bola mata, menunjukkan sikap yang benar-benar berbeda dari biasanya. "Bapak menyuruh saya untuk mengantar Mbak, katanya Mbak mau ke pasar pagi ini," tutur Oni lembut tanpa sedikitpun curiga dengan sikap Tessa. Belum Tessa menjawab, Rendra yang tiba-tiba keluar dari rumah langsung menimpali. "Iya, Sayang. Mas khawatir kalau kamu belanja sendirian. Biar Oni yang mengantar kamu." Rendra menyentuh bahu Tessa. Perempuan itu menoleh dengan alis bertaut. "Kenapa harus Oni? Kan ada sopir lain?" "Kang Dodi lagi cuti, biar Mas nyetir sendiri, yang penting kamu ada yang nemenin." Tessa diam, dan raut wajahnya yang diamati Rendra, membuat laki-laki itu kebingungan. "Kamu kenapa, Sayang? Lagi berantem sama Oni?" tanya Rendra lembut. "Enggak." Tessa menghela napas. Rasanya gagal untuk dia bisa menjauhi asisten pribadi suaminya itu. "Ya udah." Rendra mengalihkan tatap

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Menjaga Jarak

    Tessa terus tertawa merasakan geli di pinggang karena sang suami yang terus menyentuh area tersebut dengan gelitikan. Sementara Rendra terus melakukan itu tanpa mempedulikan Tessa yang meminta berhenti. Untuk malam pertama mereka, keduanya menginap di hotel tempat mereka mengadakan resepsi. "Mas, udah stop!" pinta Tessa yang tidak diindahkan oleh Rendra. "Enggak," sahut Rendra manja lalu memeluk Tessa, kembali mencubit pinggang sang istri. "Ih, Mas geli." Tessa mau beranjak dari ranjang kalau saja Rendra tidak kembali memeluknya. "Mas ih," seru Tessa kemudian kembali merasakan kegelian karena tingkah Rendra. Dia kembali tertawa kecil. "Kayak belut deh kamu, enggak mau diem," kata Rendra menjawil pipi Tessa. "Abis Masnya enggak mau diem, kan geli." Tessa jadi waspada dengan tangan Rendra yang sudah bersiap mencubitnya lalu. "Hayo-hayo, mau ke mana?" "Mas!" Tessa berusaha mengeluarkan tubuhnya dari kukungan Rendra. "Apa, Sayang?" Rendra melukis senyum lalu mengecup lembut dahi T

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Rahasia

    Oni masih terdiam di balik kemudi. Dia mendapatkan kepercayaan Rendra untuk menjaga sesuatu yang hatinya tidak ingin melakukan itu. Ini tentang perempuan yang dia cintai, namun tidak bisa dia jaga. Laki-laki bermata kecil itu menghembuskan napas lelah. Kenapa bisa seperti ini? Tessa yang seharusnya terluka bukan Oni. "Ayo kita berangkat!" Rendra masuk mobil. "Baik, Pak." Oni manut dan sampai beberapa menit mobil melaju, hatinya masih tidak nyaman mengingat rahasia yang sedang dia simpan bersama dengan sang majikan. "Iya-iya, Sayang. Ini Mas lagi di perjalanan kok." "Iya, Mas langsung ke butiknya." Suara majikannya membuat Oni kembali menghembuskan napas lelah. Bagaimana ini? Rasanya Oni tidak mungkin mengatakan semua rahasia ini pada Tessa. Bisa hilang perkerjaannya. Laki-laki itu ingin mengutuk diri sendiri. Ini masalah majikannya, kenapa harus Oni yang merasakan pusing? Tessa? Siapa Tessa? Perempuan itu adalah istri majikannya. Oni tidak berhak mencampuri urusan rumah tangga

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Perempuan Spesial

    Pelukan hangat sang istri membuat Rendra mengusap sudut mata yang perlahan terasa basah. Dia mengelus lembut kepala perempuan yang lemah itu. "Mas," panggilnya lirih. Rendra lalu menurunkan pandang, melihat perempuan yang mendongkak itu kini jadi bermata sayu. Dia mengulas senyum, lalu kembali memeluk erat. "Mas, jangan pernah tinggalkan aku, ya?" Suaranya lirih dan serak. Rendra tahu kalau perempuan itu menangis. Dengan sigap Rendra kembali memeluknya. "Iya, Sayang. Mas akan selalu ada buat kamu, jangan sedih, ya?" Getaran tubuh perempuan dalam pelukannya semakin menambah perih di hati Rendra. Bagaimana ini? *** Sebelas tahun lalu, jalanan Amerika yang sudah sepi membuat seorang perempuan terpaksa berjalan sendiri malam itu. Di salah satu kota di negara tersebut malam-malam memang tidak seramai dalam film-film Hollywood. Rendra yang saat itu sedang mengendarai mobil menuju apartemen, dia melihat perempuan tersebut. Merasa khawatir karena melihatnya sendirian, Rendra sengaja me

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Meresmikan Pernikahan

    Kresna menyusut air mata yang keluar dari sudut matanya. Perempuan itu baru saja tertawa melihat tingkah si Andi, wartawan menyebalkan itu pergi karena malu. Semuanya pertanyaan berhasil dijawab Oni. Bahkan, saat Aski bangun, bayi itu entah kenapa memanggil Oni papa.Wah, memang betul-betul suatu keajaiban. Kresna senang bisa melihat Tessa kembali tersenyum lagi. Keduanya juga memang merasa lega.Rendra mengambil pisang goreng. "Acting kamu bagus, On," ucapnya lalu memakan pisang goreng."Iya, apalagi pas kamu bilang mau bergaya pas difoto si Andi waktu di supermarket. Aku pengen buang air lho lihat kamu cium Tessa. Tessa kamu kaget, ya, dicium pipi sama Oni, itu mata kayak mau keluar. On, kamu mesum juga ternyata?" Kresna menimpali sambil kembali terkekeh kecil.Oni hanya mengulas senyum malu-malu. Dia bukan sengaja melakukan itu, tapi memang perintah Rendra. Ya, kalau pun Rendra tidak menyuruh, mungkin Oni akan sukarela melakukan

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Istri Asisten Rendra

    Tessa sedikit menerka-nerka orang yang sedang membelakangi Tessa tersebut. Sepertinya kenal, tapi Tessa kenal di mana?"Kakak tunggu di sini aja," pinta Tessa sambil melirik Kresna, "biar aku yang nyamperin dia.""Nanti kalau kamu diapa-apain, gimana?" Kresna tentu merasa khawatir, meski jarak laki-laki itu tidak sampai sepuluh meter dari mereka."Tenang aja, Kak. Deket kok. Kakak bisa teriak kalau aku di apa-apain. Lagian ini masih di depan rumah." Tessa menepuk pelan bahu Kresna.Perempuan di sampingnya pun membentuk bulat jari telunjuk dan jempolnya. "Oke," sahut Kresna pelan.Dari jarak yang sekitar satu meter Kresna mengawasi Tessa yang mendekati laki-laki berkemeja itu."Maaf," kata Tessa membuat laki-laki itu menoleh."Oh, Hallo, Mbak Tessa. Perkenalkan saya Andi wartawan dari televisi GEATv." Laki-laki itu langsung mengulurkan tangan.Dengan canggung Tessa meraihnya, denga

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Istri yang Selingkuh

    "Maaf, Pak Rendra, apa betul anda sudah menceraikan dua istri anda sekaligus?" Di acara konferensi pers yang di selenggarakan pihak Purnama Grup. Rendra betul-betul langsung dicecar masalah pribadinya.Rendra menahan Oni dengan tangannya saat laki-laki itu hendak berbicara. Rendra tahu, pertanyaan ini terlalu sensitif, karena sebetulnya konferensi pers diselenggarakan untuk peluncuran produk baru dari Purnama Grup."Baik, setelah tadi saya menjelaskan tentang produk baru yang kami luncurkan. Saya berharap produk baru ini bisa laris di pasaran. Pun bisa memberi manfaat terutama untuk konsumen dan perusahaan kami. Untuk pertanyaan yang sodara tanyakan kepada saya, saya akan jawab ...."Suara jepretan kamera terdengar, para wartawan bahkan ada yang saling berbisik, seolah gosip-gosip seperti ini memang nikmat untuk diperbincangkan."Saya dan istri-istri saya, hubungan kami baik-baik saja, dan perpisahan yang kami lakukan pun dil

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Pilih Satu Saja

    "Mbak ...." Tessa berujar lirih sambil melihat istri pertama suaminya sedang terbaring lemas di ranjang rumah sakit.Perempuan itu bisa ada di sini karena telah melakukan percobaan bunuh diri. Wanda mencoba menyilet pergelangan tangannya. Untung saja Rendra keburu datang dan melihat sang istri tergolek lemah dengan pergelangan tangan yang mengeluarkan darah.Sementara, di sudut ruangan itu Rendra sedang mengamati pemandangan halaman rumah sakit di balik jendela. Entah apa yang dipikirkan laki-laki itu. Tessa sendiri hanya menoleh sekilas lalu kembali menatap Wanda. Pucat dan kurus, berbeda sekali dengan Wanda yang sering dia lihat selama ini."Mbak, Mbak harus sehat, ya? Aku kangen lho, kangen lihat Mbak yang selalu cantik." Tessa tidak kuasa menahan tangis melihat perempuan yang terbaring itu hanya bisa menatap kosong.Wanda sudah siuman sejak satu hari dia dirawat di rumah sakit. Baru saja perempuan itu keluar rumah sakit sekaran

DMCA.com Protection Status