Riski dan Maira langsung menaruh handphonenya untuk tidur. Tetapi sebelum tidur Maira pergi ke kamar mandinya terlebih dahulu karena harus mencuci mukanya. Setelah selesai mencuci mukanya, Maira kembali lagi ke kamarnya lalu langsung tidur di atas kasurnya. Sementara Riski yang sudah di atas kasur, tiba-tiba perutnya merasa lapar sekali. Akhirnya Riski kembali bangun dari tidurnya dan pergi ke dapur, untung saja dia masih mempunyai stok mie di dapurnya. Riski pun langsung memasak mie gorengnya tersebut. Sambil menunggu mienya matang dia membukakan bumbunya itu dan dimasukkan ke dalam piring.
Tidak lama kemudian mie yang dimasak Riski sudah matang. Riski kembali lagi ke ruangan depan dan langsung memakan mienya itu sambil menonton televisi. Setelah mie yang Riski makan sudah habis, dia pun menaruh piringnya terlebih dahulu dan kembali lagi menonton televisi. Beberapa lama Riski menonton televisi, Riski merasa matanya sangat mengantuk sekali, dia pun langsung pergi ke kasurnya
Setelah menchatting Riski, Maira keluar dari kamarnya dan masuk ke dalam kamar. Maira yang mandi merasa segar sekali rasanya ingin lama-lama di kamar mandi, tetapi dia harus berangkat ke kampusnya. Beberapa menit kemudian, Maira sudah selesai mandinya. Dia memakai pakaian kuliahnya sekaligus bersiap-siap untuk berangkat ke kampusnya. Sementara Riski dia baru ingat kalau jas hujan milik Ari belum dipulangkan. Akhirnya Riski pun keluar dari tempat kostnya dan berjalan ke tempat kost Ari untuk mengembalikan jas hujannya.“Ari Ari ini gua Riski,” kata Riski yang berteriak di depan kost Ari.Tidak lama kemudian Ari membukakan pintunya itu karena mendengar suara Riski memanggil dirinya.“Iya bro ada apa ?”“Ini gua mau balikin jas hujan lu yang gua pinjem kemaren,” ucap Riski sambil memberikan jas hujannya kepada Ari.“Oh iya bro gua juga sekalian deh mau balikin uang lu yang gua pinjem kemaren, sorry ya gua tela
“Tapi kalau tenda gitu kita bawa ngga sayang ?” tanya Maira kepada Riski.“Ngga tau aku juga sayang soalnya kalau di Solo itu sesuai vila sama panitianya aja sih kan kita juga belum ngumpul gitu ya.”“Iya sih sayang iya udah yu kita lanjut ke kantin.”“Ayo sayang.”Selesai melihat pengumumannya di mading, mereka berdua melanjutkan perjalanannya untuk pergi ke kantin kampusnya lalu sesampainya di kantin Riski dan Maira memesan bakso karena sudah lama sekali tidak memakan bakso di sini.“Bu pesen bakso ya 2 sama es tehnya 2 dibungkus,” pesan Riski kepada penjual bakso di kantin kampusnya.“Mau bakso apa mas ?” tanya penjualnya karena di sini banyak macam-macam bakso.“Bakso telurnya 1, kamu mau bakso apa sayang ?”“Yang satu bakso daging bu.”“Baik jadi yang 1 bakso telur yang satu bakso daging ya.”“Iya
Riski bersama Maira berjalan ke tempat dekannya. Sementara orang suruhan Farel memberi kode kepada Farel dengan cara memberikan jempolnya. Farel yang melihat kejadian dari jauh merasa senang karena rencana kali ini berhasil kembali. Riski dan Maira yang sudah berada di depan ruangannya, Riski pun mengetuk pintunya sedangkan Maira menunggunya di dekat ruangan dekan.“Permisi,” kata Riski sambil mengetuk pintu ruangan dekan.“Iya masuk,” jawab dekan yang sedang membuka laptopnya.Riski masuk ke dalam ruangannya dan langsung bertanya kepada dekannya tersebut, sebenarnya Riski sangat deg-degan sekali karena takut dia terkena masalah.“Misi pak, apakah bapa memanggil saya ?”“Panggil kamu ? Perasaan saya ngga panggil kamu deh memang siapa yang nyuruh kamu ke sini saya aja dari tadi ngurusin perkejaan saya.”“Tadi pak ada orang yang ngehampirin saya terus bilang kalau saya disuruh ke ruangan ba
Ketika sudah selesai berdoa dan memberi amanat singkat, mereka semua langsung berangkat secara bersama ke tempat perkemahan yang sudah disiapkan menggunakan motor masing-masing atau ada juga yang menggunakan mobil. Di dalam perjalanan menuju perkemahan, Riski dan Maira mengobrol-ngobrol di motornya.“Seru yah sayang, aku baru pertama kali kaya gini,” kata Maira yang baru pertama kali perkemahan di luar karena biasanya Maira itu hanya kemah di dalam sekolahnya saja.“Sama aku juga sayang baru pertama kali kaya gini seru banget ya ternyata, nanti di tempat kemahnya kita foto-foto ya sayangku.”“Pasti dong sayang itu mah harus apalagi kalau tempat kemahnya bagus.”Tidak terasa Riski dan teman-teman sefakultasnya sudah sampai di tempat perkemahannya, mereka semua langsung disuruh mengumpul terlebih dahulu oleh ketuanya.“Ayo kumpul semuanya kita pembagian regu dulu ya,” teriak ketuanya kepada semuanya yan
“Sayang aku ke tempat kelompok aku lagi ya takut nanti malah ke mana-mana kelompok aku.”“Iya sayang aku juga ke tenda ya dadah.”Riski dan Maira berpisah untuk ke tempat kelompoknya masing-masing. Di tempat tenda, Riski yang baru sampai langsung ditanyakan oleh Roni.“Udah lu berduaannya bro ?” tanya Roni yang melihat Riski datang ke tendanya.“Udah dong bro tadi gua abis foto-foto di air terjun,” jawab Riski sambil duduk di sebelah Roni.“Hah air terjun ? Di mana bro ? Gua baru tau kalau di sini ada air terjun,” kata Roni yang masih belum tahu kalau di sini itu terdapat air terjun yang sangat indah.“Itu di sana tuh ada tau beneran terus air terjunnya juga behh bagus banget bersih lagi airnya juga bener-bener bening, nih gua kasih liat hasil fotonya,” Riski mengeluarkan handphonenya itu dan menunjukkan hasil fotonya kepada Roni. Roni yang melihat foto-foto di handphone
Lalu Riski kembali lagi bergabung dengan kelompoknya, sedangkan ketuanya itu menutup acaranya.“Berhubungan acara ini sudah selesai, saya tutup acara ini dan mengucapkan banyak terima kasih yang sudah mengikuti perlombaannya. Sekarang kalian boleh bubar dan berisitirahat di tendanya masing-masing.”Semua mahasiswa langsung bubar dari tempat kumpulnya dan kembali lagi ke tenda.“Behh selamat bro lu menang memang keren deh temen gua ini,” kata Roni yang mengucapkan selamat kepada Riski.“Yah selamat ya bro kita bangga sama lu, sorry tadi gua sempet ngga percaya sama suara lu.”“Santai aja kali bro kan memang gua ngga pernah nyanyi sama sekali, lagian ini juga hadiah buat kelompok kita bukan buat gua doang.”Di saat Riski sedang berada teman-temannya di tenda, tiba-tiba Maira menghampiri Riski untuk mengucapkan selamat kepadanya.“Sayang selamat yah kamu menang loh, aku ngga nyangka k
Maira yang mengobrol-ngobrol dengan temannya, tiba-tiba Farel menguping obrolannya tersebut. Farel merasa kesal sekali dengan Riski karena Riski selalu dipuji-puji banyak orang apalagi Maira selalu memuji Riski. “Kenapa sih Riski selalu dipuji-puji terus baru juga juara lomba di sini lagian suaranya biasa aja malah bagusan gua.” Farel sudah tidak tahan mendengar obrolan Maira dengan temannya itu. Akhirnya Farel pun memilih untuk meninggalkan tempatnya tersebut. Beberapa menit mereka semua beristirahat, ketua menyuruh semuanya untuk berkumpul kembali di lapangan karena acara selanjutnya akan dimulai.“Untuk semua kelompok tolong berkumpul kembali di lapangan karena acara akan segera saya mulai,” teriak ketuanya menggunakan speaker.Semua mahasiswa yang mendengar itu, langsung pergi ke lapangan untuk berkumpul kembali. Setelah semuanya sudah berkumpul, ketuanya itu memulai acaranya.“Hallo semuanya, acara selanjutnya adalah games menc
Namun Farel baru ingat kalau nomor whatsapp dirinya diblokir oleh Maira, akhirnya Farel pun memilih untuk cepat-cepat kembali ke tempat perkemahannya untuk meminjam handphone kepada teman sejurusannya yang bernama Darma.“Darma minjem hp lu dong?” ucap farel kepada temannya karena dia ingin mengirim foto tadi kepada Maira.“Lah memangnya buat apa bro bukannya lu punya hp sendiri?” kata darma yang bingung dengan Farel.“Hp gue mati bro soalnya gue mau chatting ibu gua yang ada di rumah,” ucap Farel yang berbohong kepada temannya tersebut.“Iya udah nih bro jangan lama-lama ya soalnya gua juga mau pakai tuh hpnya, kalau udah nanti kasih tau gua yah,” ucap Darma yang berpesan kepada Farel agar tidak berlama-lama menggunakan handphonenya.”Yah bro slow aja kali ah, kaya baru kenal sama gua aja, nanti gua balikin kalau rusak gua gantiin deh.”“Haha oke siap Rel.”Farel
Riski pun langsung meninggalkan tempatnya dan masuk ke dalam kamarnya untuk mengganti pakaian olahraganya dengan kaos biasa. Setelah Riski mengganti pakaiannya, Riski penasaran dengan PS 5 yang dia pesan sudah dikirim apa belum. Ternyata pesanannya masih berada di tempat jualnya. Riski pun sangat heran sampai-sampai dia berbicara sendiri di dalam kamarnya, “kok aneh banget ya kenapa belum dikirim-kirim juga PS 5 gua, gua udah ngga sabar nih tapi lama banget pengemasannya.” Riski yang bingung, dia langsung menanyakan tokonya perihal pesanan yang dia pesan.Riski : hallo, saya mau tanya kenapa ya PS 5 yang saya pesan belum dikirim-kirim?Riski pun menunggu balasannya tetapi tidak dibalas-balas. Riski menjadi curiga dengan tokonya karena takut dia ditipu, tetapi dia harus tetap berpikir positif dan menunggu barangnya sampai rumah saja. Setelah Riski bermain handphonenya, Riski baru ingat kalau ada film power rangers. Riski langsung keluar dari kamarnya untuk m
Beberapa menit Maira, Hilda, dan Dewi beristirahat di kantin, Maira pun mengajak semuanya kembali lagi ke ruangan sebelum bel berbunyi. Sesampainya mereka di ruangan, Maira mengobrol dengan Dewi dan Hilda di tempat duduknya.“Dew lu udah belajar belum ?” tanya Maira kepada Dewi karena melihat Dewi santai.“Udah dong tadi malam gua baca-baca sama latihan soal juga, oh iya lu nanya kuis kan ?”“Iya kuis, mantap rajin banget lu Dew. Kalau lu udah belum Hil ?”“Gua udah Sin pas tadi malam, tapi itu juga baru baca dikit doang soalnya pusing kalau baca banyak banget.”“Sama gua juga Hil gua malah ngantuk baca materi tapi untung aja udah sempet baca.”“Kalau mau latihan soal aja Sin Hil, kalau baca memang pasti ngantuk,” Dewi yang memberi saran kepada Maira dan Hilda.“Iya juga ya tapi malam gua udah ngantuk banget, semoga deh yang kita baca keluar semua.”
Maira yang merasa kesal dengan Riski, akhirnya dia pun terpaksa mendorong Riski sampai jatuh dan langsung menaiki motornya kembali untuk pulang ke rumahnya.Dii saat Maira sedang berada di kamar mandi, Maira baru ingat kalau hari ini adalah hari Jumat. Maira merasa sangat senang sekali karena setiap hari Jumat kampus akan pulang lebih cepat dari pada hari yang lainnya tetapi di hari Jumat seperti biasanya dan hanya di kurangi waktu jam nya di karenakan anak cowonya yang pada mau sholat Jumat. Maira pun langsung cepat-cepat mandinya agar tidak terlambat masuk ke kampus.Selesainya Maira mandi, dia kembali lagi ke kamarnya untuk memakai seragam kampus tetapi Maira sangat bingung karena seragam kampusnya tidak ada. Akhirnya Maira pergi keluar kamarnya dan memanggil ibunya yang sedang berada di dalam kamar untuk menanyakan tentang seragam kampus dirinya.“Tokkk...tokkk, ibu ini Maira,” ucap Maira sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar ibunya.Ibu yang
Mereka berdua langsung mabar pubg di dalam ruangannya tanpa mengajak teman-teman yang lainnya. Di saat Riski dan Doni masih mabar, tiba-tiba bel pun berbunyi.“Gimana bro udah bel nih,” kata Riski yang masih saja memainkan games pubgnya.“Udahin dulu aja bro lagian bukan rank ini jadi tenang aja.”“Oh iya ya, iya udah deh gua keluar aja dari gamesnya.”Lalu mereka berdua menyudahinya mabarnya dan Doni kembali lagi ke tempat duduknya sendiri karena takut dosennya datang. Tidak lama kemudian, dosen Riski pun masuk sekalian diikuti mahasiswa dari ruangan lain yang membantu dosennya membawakan paket. Dosen Riski langsung menyuruh salah satu muridnya untuk membagikan buku paketnya satu-satu dan setelah itu mata kuliah langsung dimulai. Di mata kuliah terkahir ini Riski mendapatkan mata kuliah daerah. Riski pun langsung fokus ke mata kuliahnya walaupun udaranya sangat panas sekali.Dosen penggantinya pun langsung memul
“Aduh gua belum belajar lagi bro gimana yah,” ucap Riski kepada teman sebangkunya karena dia panik belum belajar.“Sama gua juga bro kan Miss aja ngadain kuisnya dadakan gimana kita mau belajar,” ucap teman sebangkunya Riski yang merasa bingung juga harus bagaimana mengerjakan soal kuisnya.“Iya udah deh gua pasrah aja mana gua kaga ngerti bahasa Inggris.”“Jangan pasrah bro nanti kita kerja sama aja ya biar gampang.”“Oke bro.”Riski dan temannya pun mengumpulkan buku tulisnya di meja dosen. Setelah bukunya sudah terkumpul semua, dosen Riski langsung membagikan kertas kuisnya kepada semua muridnya. Riski merasa deg-degan karena dia takut tidak bisa terisi soalnya walaupun temannya mengajak bekerja sama.Setelah Riski mendapatkan kertas soalnya, Riski dan temannya berkerja sama. Untung saja teman sebangkunya Riski dia pintar berbahasa inggris. Di saat Riski sedang mengerjakan soalny
“Iya pak kenapa ? Ada masalah apa pak sama anak ini ?” tanya dosen BK kepada pak satpamnya. “Ini Bu dia telat masuk sekolahnya dia datang sekitar 7.15 jadi pagar udah saya tutup,” ucap pak satpam sekolah Maira yang berusaha menjelaskan. “Oh iya udah makasih banyak pak, bapak kembali lagi aja ke pos biar saya yang ndosens anak ini.” “Siap bu.” Lalu pak satpam sekolah Maira kembali lagi ke gerbang sekolah sambil memindahkan motor Maira ke parkiran. Maira yang sedang berada di ruang BK, dia pun keringat dingin dan langsung ditanya oleh dosen BKnya. “Kamu ruangan berapa ?” tanya dosen BK kepada Maira, untung saja Maira ditanya oleh dosen yang baik hati. “Saya ruangan 7 Bu,” jawab Maira yang menunduk karena takut apalagi Maira baru pertama kali masuk BK. “Oh pantas saja saya baru lihat muka kamu,” ucap dosen BK Maira yang sambil menulis sesuatu di dalam buku besar. “Iya bu.” “Nama kamu siapa terus kenapa bisa telat b
Setelah itu Riski dan Maira yang habis menyuruh orang, mereka berdua langsung meninggalkan tamannya dan pergi ke tempat ruangannya karena kebetulan sebentar lagi mata kuliah selanjutnya akan segera dimulai. Sesampainya di ruangan Riski dan Maira yang baru sampai langsung duduk bersama di bangkunya lalu mengobrol kembali sambil menunggu dosennya yang belum datang ke ruangannya. Riski pun langsung memberikan nomor rekeningnya kepada ayahnya itu agar ayahnya bisa mentransfer sekarang juga. Ayah yang melihat nomor rekeningnya langsung mentransfer senilai 20 juta kepada toko PS 5 yang Riski beli. Setelah mentransfer, ayah pun langsung berangkat ke kantor secara buru-buru karena ada meeting pagi iin. Akhirnya Farel pun memilih untuk menguping percakapannya saja. Farel yang mengupingnya ia jadi tahu kalau Riski dan Maira sedang mencari tau dalang dibalik semua permasalahan ini, Farel langsung pergi dari tempat taman takut ketahuan dengan Riski dan Maira. Riski yang melihat ayahnya sudah be
“Ayah ini kartu ATMnya, ibu belum selesai yah,” ucap Riski sambil memberikan kartu ATMnya kepada ayahnya itu. “Kamu beli sepatu yang mana nak, iya nih lama banget ibu kamu belanjanya udah setengah jam lebih loh,” kata ayah yang melihatkan jam kepada anaknya itu. “Iya udah kita duduk dulu aja yu yah di sana mumpung lagi sepi.” Riski dan ayah langsung ke tempat duduk untuk menunggu ibunya di situ. Baru saja mereka duduk di dalam mall, ibu sudah selesai dan menghampiri anak beserta suaminya yang sedang duduk. “Udah nih Bu ?” “Udaj yah, yuk kita makan dulu aja sebelum keburu malam banget,” ajak ibu untuk makan terlebih dahulu karena waktu juga sudah menunjukkan pukul 19.45. “Ayo Bu ayah Riski juga lapar nih.” Orang tua Riski menggandeng anaknya dan pergi ke McD yang berada di dalam mall tersebut untuk makan terlebih dahulu sebelum pulang. Setelah sampai tempat makannya, ternyata sangat ramai sekali. Untung saja masih ada beberapa t
“Ibu masak apa Bu ?” Maira yang melihat ada ayam yang belum diapa-apakan. “Ini ibu masak ayam krispy makannya kamu lanjutin bikin tepung krispynya ibu mau nyiapin buat ngegorengnya dulu.” “Iya Bu sini, kok tumben Bu masak ayam krispy,” ucap Rani sambil membuat tepung krispynya. “Sekali-kali nak mumpung ada uang.” “Enak banget tuh bu jadi pengen cepat-cepat Maira makan ayam krispynya.” “Sabar sayang, Alhamdulillah nak kan ayah kamu juga baru gajian jadi kali-kali ibu masak yang enak.” Maira pun melanjutkan kembali membantu ibunya tanpa banyak tanya. Beberapa menit kemudian, makanannya pun sudah jadi. Maira langsung mencoba ayam krispynya yang dibuatkan oleh ibunya. “Hmmm enak banget Bu ayam krispynya krauk krauk gitu,” ucap Maira sambil memakan krispy dari ayamnya. “Bagus dong nak berarti kita berhasil bikinnya ayo pakai nasi makannya jangan ditambul gitu.” “Siap ibu ini Maira ambil nasinya.” Maira pun la