Share

Ini Belum Berakhir

Ronggo, pemuda itu menatap Rawai Tingkis dengan pandangan yang berbeda. Seolah dari sinar matanya ada dendam dan penyesalan yang bercampur menjadi satu. Ada amarah tapi juga ada simpati yang disembunyikan olehnya.

Tatapan yang membuat Rawai Tingkis merasa bimbang untuk mengakhiri hidup pemuda tersebut.

“Aghkkk!” Rawai Tingkis menusukan mata pedangnya, dan kini Ronggo terlihat menutup mata.

Begitu aneh jika seorang mesin pembunuh seperti Ronggo menutup mata saat menemui ajalnya.

Namun.

“Rawai Tingkis …?” Ronggo berkata serak, saat mengetahui bahwa mata pedang Rawai Tingkis tidak menembus batang lehernya, hanya menikam tanah yang berada dua jari dari leher pemuda tersebut.

“Pergilah!” ucap Rawai Tingkis.

Remaja itu menarik lagi pedangnya, lalu melangkahkan kaki untuk pergi meninggalkan Ronggo.

Sementara itu, Ronggo menatap punggung Rawai Tingkis yang perlahan hilang di balik puing-puing bangunan.

“Bukan kami, bukan kami orang yang terpilih …tapi dirimu, Rawai Tingkis …” ucap Ronggo, lal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Fatullah Dul
membacanya sampai bab ini,kayaknya ceritanya akan membosankan
goodnovel comment avatar
Mamen Gonzales
Senopati Kauman nih kayaknya,,, pliss donk, master. adegan aksinya ditambah. jgn kebanyakan dialog. mumpung masih perang. hehehe
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status