Share

Menangislah Bocah Malang

Sudah tiga hari lamanya mereka meninggalkan Istan Indra Pura, dan perjalanan ini membuat Senopati Danur Jaya mengalami emosi yang naik turun karena ulah Rawai Tingkis.

Bagaimana tidak, selain buta arah, Rawai Tingkis ini acap kali memesan makanan terlampau banyak setiap kali singgah di kedai makanan, padahal dia tidak membawa uang sama sekali.

Belum lagi dia akan tertidur di sembarang tempat, yang tentu saja akan membuat perjalanan ini semakin bertambah lama.

Sampai di suatu hari, mereka tiba di sebuah desa yang telah luluh lanta. Tidak ada rumah yang layak huni di desa tersebut, dan tampaknya ada yang melakukan kerusakan belum lama ini.

Rawai Tingkis berjalan ke arah bangunan yang masih mengepulkan asap tipis, lalu menarik satu kayu di balik atap rumah.

Sedetik kemudian, mata remaja itu mendadak tertutup, sebelum kemudian menarik nafas panjang.

“Apa yang terjadi?” tanya Senopati Danur Jaya.

Rawai Tingkis tidak menjawab, melainkan pergi ke bangunan yang lain, dan melakukan hal yang sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
quite l
waduh mas thor, itu last kalimat deep banget.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status