Home / Pendekar / Satria Roh Suci / Istana Mulai Hancur

Share

Istana Mulai Hancur

Author: Pancur Lidi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Belum sempat pula Rawai Tingkis keluar dari ruang penjara Pangeran Nundru, seorang pria baru saja muncul dari langit-langit Istana, menerobos masuk ke dalam.

Ketika kakinya memijak lantai, semua benda yang ada di dalam ruangan itu terlempar ke segala arah.

Danur Jaya terpaksa melindungi Pangeran Nundru dari benda-benda tersebut, sementara Rawai Tingkis hanya menggunakan gagang pedangnya untuk menangkis beberapa logam yang mengarah ke wajahnya.

“Rupanya ada orang luar yang datang ke pulau ini?” pria itu kemudian tertawa lebar, sesekali dia terlihat menghisap udara dalam-dalam, “Kebetulan sekali, aku sudah mulai bosan di tempat ini, aku ingin bermain-main dengan kalian sebelum …” pria itu kemudian mengarahkan telapak tangan ke depan, “ sebelum kalian semua mati!”

“Apa kalian prjurit Indra Pura?” tanya pria asing itu lagi. “Ah, dalam beberapa bulan ke depan, Indra Pura harus tunduk kepada kami, jika tidak dia akan bernasip sama dengan pulau ini.”

“Kami tidak akan tunduk kepada manusia te
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Satria Roh Suci   Jurus Ke Tiga

    Danur Jaya menoleh ke belakang, tapi sosok Pandur juga belum muncul. “Paman Pandur! Apa kau baik-baik saja?”“Aku baik-baik saja?” Pandur berjalan merangkak dari celah reruntuhan, kakinya kini terluka karena kejatuhan batu besar, tapi baginya ini hanyalah masalah kecil.Pada akhirnya, tiga orang itu keluar dari dalam istana, menunggu Rawai Tingkis di halaman bangunan tersebut dengan perasan yang campur aduk.“Jika dia adalah Satria Roh Suci,” ucap Pangeran Nundru, “dia tidak akan kalah. Dia adalah tujuanku selama ini.”“Jangan kau samakan dirinya dengan manusia terkutuk itu,” timpal Danur Jaya, “Rawai Tingkis berbeda dari mereka semua, dia tidak sama seperti yang kau pikirkan. Dia adalah Rawai Tingkis, dia tidak akan menjadi seperti apa yang kau inginkan, Pangeran Nundru.”“Jadi begitu …” Pangeran Nundru hanya tersenyum pahit saat mendengar ucapan Senopati Danur Jaya.Sungguh sangat disayangkan, jika saja Rawai Tingkis saat itu masih berada di dalam pengawasannya, atau jika saja Rawai

  • Satria Roh Suci   Permintaan

    Di dalam Istana itu, Rawai Tingkis berjalan dari lorong ke lorong, ruangan demi ruangan yang runtuh, hanya untuk mendapatkan belati pembunuh roh suci.Namun, sampai beberapa saat lamanya, dia tidak menemukan benda tersebut, sementara di luar Istana, tiga orang masih menunggu dirinya dengan perasaan yang gelisah.Tidak ada yang tahu bagaimana kondisi Rawai Tingkis di dalam istana tersebut, tidak ada yang tahu apakah dirinya masih hidup atau sudah mati.Lebih lagi, istana ini tampaknya mulai akan runtuh total.“Ini gawat,” ucap Danur Jaya, dia berniat untuk menyusul Rawai Tingkis, tapi dicegah oleh Pandur.Pandur menjelaskan kepada pemuda itu bahwa saat ini tidak ada yang bisa mereka lakukan, lebih dari itu kemungkinan besar Danur Jaya malah akan menjadi beban bagi Rawai Tingkis.Danur Jaya akhirnya hanya pasrah menunggu kemunculan Rawai Tingkis. Dia sesekali, menatap ke arah puncak Istana yang mulai bergetar.Di sisi lain, Rawai Tingkis masih kesulitan menemukan ruangan, tapi beberapa

  • Satria Roh Suci   Ketidak Adilan

    Setelah perpisahan itu, Rawai Tingkis dan Danur Jaya kembali ke Istana. Danur Jaya langsung bergegas melaporkan situasi yang terjadi di Pulau Tengkorak, sementara Rawai Tingkis langsung pergi ke rumah Empu Lanar untuk menyempurnakan pedangnya.Melihat belati pembunuh roh suci di tangannya, mata Empu Lanar terbuka lebar. Ini pertama kali dalam hidupnya melihat senjata tersebut.“7 logam yang dijadikan satu,” ucap Empu Lanar, “aku akan menciptakan senjata terbaik untuk membunuh monster berwujud manusia.”“Senjata yang tidak akan melukai manusia,” sambung Rawai Tingkis.“Ya, benar …senjata yang tidak akan melukai manusia, tapi berdampak buruk kepada satria suci.”Empu Lanar segera menyuruh bawahannya untuk menyiapkan segala sesuatu demi menciptakan senjata yang diingkan Rawai Tingkis.Dia mengeluarkan sebuah tungku aneh, dan menurut dirinya tungku perapian ini adalah pusaka turun temurun dari warisan keluarganya.Hampir tidak pernah pusaka itu digunakan oleh Empu Lanar, tapi hari ini, tu

  • Satria Roh Suci   Harapan Empu Lanar

    Pada akhirnya, Rawai Tingkis diberi pakaian baja yang menutupi seluruh tubuhnya. Pada bagian kaki, ada rantai yang bisa membatasi pergerakan Rawai Tingkis, sementara pada bagian lehernya ada pula kalung yang terhubung pada rantai, dan rantai itu terikat pada tangannya.Di sini, Rawai Tingkis terlihat begitu menyedihkan sekali. Dia dianggap sebagai tawanan hina bahkan lebih hina dari para pemberontak.Danur Jaya masih berusaha menyadarikan Prabu Dera mengenai keputusannya menjatuhkan hukuman terhadap Rawai tingkis, tapi Prabu Dera menutup mata akan kebenaran, dan berdalih jika Rawai Tingkis bisa membahayakan keselamatan rakyat Indra Pura.Menanggapi hal ini, Danur Jaya merasa begitu geram dengan pemerintahan Indra Pura saat ini. Prabu Dera dianggapnya lebih buruk dibandingkan dengan Pangeran Nundru itu sendiri.Selain menggunakan pakaian baja yang begitu berat, Rawai Tingkis diberikan tempat tidur berupa penjara terasing.Penjara itu berada di belakang halaman Istana Indr Pura, dan di

  • Satria Roh Suci   Putri Polos

    Sementara itu, Sang Patih dan Senopati Santa tampaknya masih tidak puas jika Rawai Tingkis hanya dipenjara dan dikenakan pakaian logam berat.Mereka berdua ingin lebih dari hanya sekedar hukuman, mereka ingin mengendalikan Rawai Tingkis.Keduanya terus memikirkan cara bagaimana untuk menguasai Rawai Tingkis, bahkan kedua orang itu membicarakan hal ini kepada Prabu Dera, tapi Prabu Dera tidak menanggapi mereka.“Hukuman Rawai Tingkis sudah lebih dari cukup, jangan menambah hukuman yang lain!” ucap Prabu Dera.Sang Patih dan Senopati Santa akhirnya kembali berdiskusi, masih memikirkan cara paling efektif untuk menguasai Rawai Tingkis.Karena Rawai Tingkis bodoh, harusnya mengendalikan remaja itu lebih mudah, pikir mereka berdua.Tidak hanya akan mengurangi ancaman masa depan Indra Pura, tapi jika mereka bisa mengendalikan Rawai Tingkis seperti anjing peliharaan, kemungkinan besar Indra Pura akan menjadi salah satu negeri paling maju di dunia, bahkan menjadi pengusa benua Sundaland.“Kal

  • Satria Roh Suci   Tuah Senjata

    Namun di sisi lain, Putri Selasih Ayu memiliki rencana lain selain mengikuti rencana yang diberikan oleh Senopati Santa.Dari informasi yang didapatkannya, Rawai Tingkis berasal dari desa Air Tenam, dan memiliki hubungan dengan seorang gadis remaja seusia mereka.Sebelum membunuh Rawai Tingkis, Selasih Ayu berniat membuat Rawai Tingkis merasakan kepedihan karena kehilangan seorang Ayah. Tentu saja dengan menculik teman kecil Rawai Tingkis di desa Air Tenam.“Aku dengar dia memiliki nama yang sama denganku,” ucap Putri Selasih Ayu. “Sayang sekali, aku akan membuat gadis itu menderita.”Di sisi lain, Senopati Danur Jaya berhasil membawakan darah Rawai Tingkis kepada Empu Lanar.Secawan darah yang akan dijadikan bahan baku pembuatan pedang pembantai Roh Suci.“Menyempurnakan pedang ini membutuhkan waktu dua kali purnama, tapi jika harus membuat pengikat antara pedang dengan tuannya, akan dibutuhkan waktu yang lebih lama lagi.”“Jadi berapa lama pedang ini akan selesai?” tanya Danur Jaya.

  • Satria Roh Suci   Saling Memperebutkan

    Dua bulan purnama telah berlalu, Emu Lanar telah selesai menciptakan pedang pembantai roh suci, dn sekarang hanya tinggal menciptakan segel darah atau pengikat antara pedang dan Rawai Tingkis.Jadi hari ini dia pergi ke bagian dalam rumahnya, sebuah goa yang berada di bawah lantai.Di dalam goa hanya ada kegelapan dan keheningan, dan jika bukan karena obor yang dibawa oleh Sang Empu, dapat dipastikan tidak ada yang dapat dilihat di dalam goa tersebut.Di tengah goa ada altar, tempat duduk yang akan digunakan oleh Empu Lanar menjalani tapa prata.Dia meminta semua bawahannya untuk berjaga di luar, dan membuat sebuah pedang yang mirip dengan pedang Pembantai Roh Suci.Bawahan yang terdiri dari belasan orang itu, segera menuruti perintah sang Empu, jadi mereka langsung menggunakan logam yang paling bagus di rumah ini, untuk menciptakan sebuah pedang yang sangat mirip dengan pedang di tangan Empu Lanar.Empu Lanar sepertinya merasa, jika sebelum pedang ini disempurnakan, prajurit Indra P

  • Satria Roh Suci   Kedatangan Utusan

    “Kenapa kalian berkumpul di sini?” tanya Rawai Tingkis, “aku tidak akan melarikan diri.”Remaja itu mengendus kesal, seraya menatap satu persatu wajah para prajurit yang sedang memperhatikan dirinya.Melihat kondisi Rawai Tingkis yang baik-baik saja, para prajurit perlahan mulai membubarkan diri, pergi meninggalkan penjara itu.Sampai beberapa saat kemudian, Danur Jaya kembali menjenguk Rawai Tingkis, dengan makanan di tangannya.Remaja itu memberikan informasi terkait pedang pembantai roh suci yang dipesan Rawai Tingkis.“Lebih lama dari yang aku duga,” gumam Rawai Tingkis. “Bagaimana dengan desa Air Tenam?”“Aku telah mengamankannya,” ucap Rawai Tingkis, “tapi aku tidak tahu sampai kapan, karena kemungkinan Senopati Santa akan mengirim prajurit level tinggi ke desa tersebut.”“Danur Jaya, jika mereka sampai menyentuh desaku, kau tahu baju besi ini tidak akan menghentikanku.”Danur Jaya hanya tersenyum pahit, dia tahu persis apa yang akan terjadi, jika Rawai Tingkis sampai menggila.

Latest chapter

  • Satria Roh Suci   END

    Di saat bersamaan, Rawai Tingkis menyernag Kelelawar Hitam dengan seluruh energi mistik yang dimilikinya.Kecepatannya masih tetap sama, tapi daya hancurnya menjadi sedikit berkurang, dan ini karena tubuhnya terlalu dibebani oleh teknik baru yang dimilikinya saat ini.Lima orang Manusia Murni mencoba melakukan sesuatu atas perintah Ki Langit Hitam untuk mengakhiri nyawa Kelelawar Hitam, tapi mereka bahkan tidak dapat mendekati pria jahat itu.Sekarang mereka tahu kekuatan Rawai Tingkis jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mereka semua.Kesombongan mereka selama ini, akhirnya dijatuhkan oleh kenyataan yang memalukan.Bukan hanya lima orang itu, Putri Intan Kumala sendiri juga tidak mampu berhadapan langsung dengan Kelelawar Hitam.“Apa sekarang kalian menyadarinya?” tanya Ki Sundur Langit. “Rawai Tingkis mungkin tidak membutuhkan pengakuan dari orang lain, tapi aku yakin, sekarang kalian mengakui kekuatannya!”Kelimanya langsung terdiam, tidak lagi menjawab ataupun berbuat sesuatu unt

  • Satria Roh Suci   Menuju Akhir

    Kedatangan Camar Putih membuat perubahan pada jalannya pertempuran antara Rawai Tingkis dan Kelelawar Hitam.Kedatangannya sama seperti kedatangan Ki Sundur Langit dan Ki Langit Hitam untuk membantu para Manusia Murni dalam mengalahkan Beruang Salju.Dua Satria Roh Suci kini menghadapi serangan demi serangan dari pihak Rawai Tingkis.Berkat kedatangan Camar Putih pula, Kelelawar Hitam untuk pertama kalinya setelah menggunakan Ulat Dari Neraka, terkena tebasan Rawai Tingkis.“Aku akan melindungimu!” ucap Camar Putih.“Baiklah, aku mengerti!” Rawai Tingkis melaju cepat ke arah Kelelawar Hitam, sementara Camar Putih bertugas menahan semua serangan bola mistik yang dilempar musuhnya.“Aku tidak akan membiarkan dirimu menguasai Benua ini,” ucap Camar Putih, sembari melepaskan beberapa serangan berbentuk sayap putih yang berputar seperti gasing.Boom.Setiap bola mistik diledakan sebelum menyentuh tubuh Rawai Tingkis dengan sayap-sayap putih tersebut.“Camar Putih, kau selalu menghalangi re

  • Satria Roh Suci   Begitu Sengit

    Ki Langit Hitam dan Ki Sundur Langit, memasang kuda-kuda sebelum kemudian mulai menyerang Beruang Salju.Dua larik cahaya keluar dari telapak tangan dua pria tua tersebut, melesat cepat ke arah Beruang Salju.Mendapati serangan itu, Beruang Salju terpaksa menangkis serangan lawan dengan teknik pertahanan dinding es miliknya.Boom.Ledakan kecil terjadi di atas istana es, menggetarkan bagian puncak dari bangunan es tersebut.Saat Beruang Salju berniat melakukan perlawanan, dua petinggi Padepokan Surya telah berada di depannya, dan melancarkan serangan pisik.Suah.Beruang Salju melesat ke samping, menghindari pukulan Ki Langit Hitam, di saat yang sama, Ki Sundur Langit menyapukan tendangan cepat ke arah wajah Petinggi Penjaga Dunia tersebut.Boom.Tubuh Beruang Salju melesat cepat, meninggalkan Istana Es, dan jatuh terhempas di permukaan tanah yang gersang.Dia bangkit, lalu melepaskan dua bole energi ke arah lawannya. Sayangnya, dua serangan itu dapat dihindari oleh Ki Sundur Langit d

  • Satria Roh Suci   Para Tetua Muncul

    Serangan besar yang dilakukan oleh Rawai Tingkis dan Kelelawar Hitam, telah menyebabkan banyak kerusakan di sekitar mereka berdua.Namun dua orang itu, masih menolak untuk menyerah, meskipun salah satunya mengalami luka yang cukup serius, yaitu Kelelawar Hitam.Kelelawar Hitam memiliki energi mistik yang berlimpah, membuat dia percaya dapat mengalahkan Rawai Tingkis dalam segala kondisi yang dialaminya saat ini.Andaipun hanya memiliki satu tangan dan satu mata saja, Kelelawar Hitam masih percaya dapat menumbangkan Rawai Tingkis.Di sisi lain, Rawai Tingkis memiliki pertahanan pisik yang lebih baik, berkat pengobatan yang dilakukan oleh Naga Kecil.Namun demikian, energi mistik yang dimiliki pemuda itu berada jauh di bawah Kelelawar Hitam.Dua Roh Suci yang ada pada tubuh Rawai Tingkis, terbilang berusia muda, apa lagi Naga Kecil yang baru saja lahir beberapa waktu yang lalu. Energi mistik ke dua Roh Suci ini masih digolongkan kelas menengah, dan tidak dapat disandingkan oleh Energi M

  • Satria Roh Suci   Kedatangan Lima Manusia Murni

    Tidak pernah dirasakan oleh Kelelawar Hitam sensasi dan juga pengalaman seperti ini saat menghadapi musuh-musuhnya, kecuali hari ini.Dia tidak pernah takut, tapi hari ini dia melihat siapa yang kuat, dan siapa yang menjadi penguasa dari kalangan Roh Suci.Namun perasaan itu segera ditepisnya, dia tidak ingin jatuh dalam perangkap Rawai Tingkis.Kelelawar Hitam mengira, ini hanyalah permainan ilusi saja, mungkin ada kekuatan lain yang dimiliki oleh Rawai Tingkis, untuk mengendalikan pikirannya.Namun sayangnya, dia memang melihat sisi lain dari Rawai Tingkis.Sementara itu, Beruang Salju merasakan gejolak kekuatan Rawai Tingkis, dan tidak bisa tinggal diam saat ini.“Ini akan gawat, aku harus membantunya,” ucap Beruang Salju.Pria itu menaikan satu telunjuknya ke langit, lalu energi dingin menggumpal di ujung telunjuknya.Tidak selang beberapa lama, sesuatu yang sangat menakjubkan muncul di langit.Putri Intan Kumala menatap ke langit, dan untuk sesaat wajahnya menjadi tegang, meskipu

  • Satria Roh Suci   Di Dalam Hutan

    Beruang Salju masih berusaha untuk menumbangkan Putri Intan Kumala, meskipun tadinya dia penuh dengan kepercayaan diri dapat mengalahkan Kumala, tapi kenyataanya dia butuh waktu lama untuk menjatuhkan gadis tersebut. Beruang Salju telah menggunakan segagala cara untuk menjatuhkan boneka gurita raksasa yang dikendalikan oleh Putri Intan Kumala, tapi sialnya dia tidak mampu melakukan itu. Setiap kali dia brhasil memotong satu bagian tangan gurita itu, maka ditempat yang sama, tangan lain akan tumbuh. Menghadapi persoalan semacam ini, membuat kepala Beruang Salju serasa akan pecah. Sejauh ini, dia telah menemukan banyak ide, dan menerapkannya, bahkan ide paling licik sekalipun telah dia gunakan. “Jika aku tahu sebelumnya kekuatan gadis ini, aku tidak akan memilih padang tandus sebagai lokasi pertemuan,” ucap Beruang Salju. Baru kini dia menyadari kesalahannya, dan keunggulan Putri Intan Kuamala. Dengan semua batu yang ada di padang tandus, menjadikan Putri Intan Kumala memiliki pa

  • Satria Roh Suci   Kebangkitan Rawai Tingkis

    Bola-bola energi yang dilempar dengan mudah oleh Kelelawar Hitam, tapi menghasilkan dampak yang sangat mengrikan.Dari sini, terlihat betapa hebatnya Kelelawar Hitam sebenarnya, dan dari sini pula terlihat betapa kuatnya Roh Suci pada saat itu.Kekuatan sebesar Kelelawar Hitam bahkan tidak mampu menaklukan Roh Suci tanpa bantuan Satria Roh Suci dan Manusia Murni di jamannya.“Akan kuundang binatang kegelapan,” ucap Kelelawar Hitam.Dia melakukan sebuah gerakan, yang tidak jelas, tapi di ujung gerakan itu, dia mengarahkan telapak tangannya ke atas.Sedetik kemudian, kepulan asap muncul dari telapak tangan itu, lalu tepat di atas kepalanya, sekitar dua atau tiga depa tingginya, asap itu membentuk lingkaran besar.Belum tahu apa yang terjadi atau apa yang akan dilakukan oleh Kelelawar Hitam itu, tapi auranya sudah menyebar ke segala arah, dan berhasil menekan mental Rawas Kalat dan Danur Jaya.“Kalian akan menjadi santapan siang ini!”Dan, tiba-tiba.Goar… mahluk hitam besar muncul dari

  • Satria Roh Suci   Kekuatan Terbesar

    Sementara itu, Rawas Kalat dan Danur Jaya masih berjibaku sengit melawan Kelelawar Hitam yang mencoba menemukan keberadaan Rawi Tingkis.Dua pemuda mati-matian menahan Kelelawar Hitam, mencoba melakukan yang terbaik meski kerap mendapatkan luka pada bagian tubuh mereka.Sesekali akan terlihat debu jamur raksasa menghiasi udara siang ini, ketika salah satu dari mereka dihempas kasar ke permukaan tanah.Jangan bertanya berapa banyak darah yang dikeluarkan dari dalam tubuhnya, sebab luka yang diterima ke dua pemuda itu tiada terhitung jumlahnya.Menghadai manusia yang memiliki energi mistik dalam jumlah besar, memang sangat menyulitkan.Bahkan, nyawa mereka kini seolah berada di ujung tanduk, hanya menunggu kematian saja.Sayangnya, tekad dan semangat juang ke dua pemuda itu tidak dapat dianggap remeh.Jatuh bangun hal biasa, kini keduanya mulai bersahabat dengan luka-luka.Setelah kehabisan anak panah, Danur Jaya terpaksa menggunakan busur panah untuk bertarung. Busur itu dijadikan sema

  • Satria Roh Suci   Danur Jaya dan Rawas Kalat

    Kelelawar Hitam menepis seluruh api yang menyelimuti dirinya dengan asap hitam, lalu berdiri setelah jatuh di atas tumpukan kerikil. Dia memandang Rawas Kalat dengan penuh emosi.“Kalian juga bagian dari pencurian Seruling Emas-““Memangnya kenapa?” timpal Rawas Kalat.Mendengar jawaban itu, wajah Kelelawar Hitam menjadi padam, dia menahan nafasnya dengn rahang yang mengeras, lalu dia berkata, “kalau begitu, kau juga harus mati!”Kelelawar Hitam langsung berubah menjadi asap dan menggempur Rawas Kalat dari segala sisi.Asap hitam secara alami mungkin tidak dapat menghantam tubuh manusia, tapi tidak dengan asap hitam milik Kelelawar Hitam.Asap itu terasa sangat keras sehingga membuat Rawas Kalat begitu kesulitan untuk menahan semua serangan Kelelawar Hitam.Dalam sebuah momen, Rawas Kalat mencoba memukul asap tersebut, tapi tangannya malah terjebak oleh asap itu.Dia tidak bisa menarik tangannya, seolah melekat kuat dalam kepulan asap.Di saat yang sama pula, muncul asap menyerupai ma

DMCA.com Protection Status