Share

Part 74

Sementara itu di daerah Ancol, Kania sedang bersiap-siap menuju ke pabrik baja ketika terdengar ponselnya berdering dari dalam tas.

Kring! Kring! Kring! Kring!

Gegas Kania merogoh ponselnya dari dalam tas untuk mengetahui siapa yang meneleponnya pagi-pagi, IBU tulisan yang tertangkap netranya. 

[Halo, Bu. Ada apa pagi-pagi telepon Kania? Tumben?!]

Kania mengawali pembicaraan di telepon dengan ibunya yang sudah beberapa waktu tidak berbincang dengan melalui telepon.

[Ish, dasar kamu ini Kania, nggak sopan! Masa orang tua telepon dibilang tumben? Kamu itu yang tumben, sudah hampir dua minggu nggak telepon ibu dan ayah. Biasa paling lama tiga hari kamu nggak telepon, kamu baik-baik aja 'kan?] 

Terdengar suara Citra mengomel panjang lebar pada anak perempuan satu-satunya itu.

Kania yang sedang merias wajahnya hanya meringis mendapat omelan dari ibunya sepagi ini.

[Iya, maaf, Bu. Kania bercanda, jangan marah lagi y

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status